PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 1945 (UUD 1945) harus dilakukan secara berkesinambungan, maka untuk
ekonomi nasional dewasa ini menunjukan arah yang semakin menyatu dengan
ekonomi regional maupun internasonal yang dapat menunjukan dan juga dapat
Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami krisis moneter tahun
1997/1998 sebagai dampak dari krisis ekonomi global. Badai krisis yang
Tenggara juga tidak luput dari krisis moneter, namun secara faktual Indonesia
yang paling lama melaksanakan proses pemulihan ekonomi. Hal ini disebabkan
1
Supaijo. Aspek-Aspek Hukum Perdata Dalam Penyaluran Kredit Perbankan Kepada
Masyarakat. Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung Jurnal Asas, Vol.3, No.1, Januari
2011, hlm 13
1
2
oleh parahnya tingkat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.2 Saat itu roda
perekonomian seakan mati suri, bisnis cenderung berjalan ditempat dan banyak
pelaku bisnis terpaksa gulung tikar , termasuk usaha kecil dan menengah. Selain
penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien
dana dari masyarakat luas lebih dikenal dengan istilah funding yaitu
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dan
aktifitas perbankan yang kedua memberi pinjaman ke masyarakat atau yang lebih
dikenal dengan istilah kredit atau lending. Dalam bisnis lembaga keuangan dan
Sebagai pondasi utama, idealnya kedua hal tersebut harus menjiwai setiap
aktivitas perbankan. Mulai dari iklan produk perbankan sampai aneka transaksi
Lembaga keuangan memiliki misi dan fungsi yang khusus, yaitu sebagai
ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Djumhana, 1996: 86). Dalam
sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat. Hal ini berarti kehadiran
perbankan tidak sematamata bertujuan bisnis tetapi ada misi lain yaitu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk pihak yang sangat penting untuk
desain, proses produksi dan pemasaran bagi UMKM yang mendapatkan kredit
bank. Sebenarnya peran perbankan ini sudah lama disadari oleh pemerintah sejak
awal pemerintahan Orde Baru. Hal tersebut tercerminkan oleh dua skema kredit
khusus pagi pengusaha kecil, yakni KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) dan
KIK (Kredit Investasi Kecil). Sejak itu hingga sekarang sudah banyak skema
kredit khusus lainnya yang pernah (atau masih) dijalankan seperti KUK (Kredit
5
Ruddy Tri Santosa, Mengenal Dunia Perbankan, Andi Offset. Yogyakarta, 1996, hlm 2
4
Usaha Kecil) dan yang terakhir sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) dan sampai saat ini pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) adalah
KUR (Kredit Usaha Rakyat). Dalam kalimat ini, dalam membantu permodalan
UMKM, pemerintah Indonesia sudah banyak mengeluarkan dana sejak awal Orde
Baru hingga saat ini, baik dengan menggunakan sendiri dana dari APBN maupun
Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 4
Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Mikro, bahwa
Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dan untuk miningkatkan tata kelola yang baik (good governance)
bagi usaha bank seperti yang ternyata dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun
1999 Tentang Bank Indonesia Pasal 25 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Dalam
1992 tentang Perbankan. Dalam Pasal ini dinyatakan sebagai prinsip sehingga
bersifat umum tanpa dijelaskan hati-hati itu sikap batin atau sikap lahir yang
6
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Salemba, Jakarta,
2012, hlm. 137.
5
1998 yang memuat tentangdalam pemberian kredit atau pembiayaan, Bank wajib
dalam pemberian kredit walaupun pihak bank tersebut memberikan kredit dengan
kredit macet.7
kreditur menjadi lemah, apalagi jika kredit itu diajukan tanpa adanya agunan,
kreditur setelah perjanjian kredit sangat lemah sekali. Tanpa adanya agunan
bagaimana cara pembayaran kredit itu sampai kredit tersebut lunas, sedangkan
penelitian yang berjudul Aspek Hukum Perikatan Pada Perjanjian Kredit Usaha
Mikro Dan Kecil Dalam Pelaksanaan Prinsip Kehati-Hatian Pada PT. BNI KK
B. Permasalahan
1. Bagaimana Kedudukan Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Usaha Mikro Dan
Kecil Pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan?
7
Dhaniswara K. Harjono, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Pusat Pengembangan Hukum Dan
Bisnis Indonesia, Jakarta, 2009, hlm, 73
6
mikro dan kecil pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan?
3. Bagaimana Aspek Hukum Perikatan Pada Perjanjian Kredit Usaha Mikro Dan
Kecil Dalam Pelaksanaan Prinsip Kehati-Hatian Pada PT. BNI KK PLN UIP
C. Tujuan Penelitian
usaha mikro dan kecil pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan.
kredit usaha mikro dan kecil pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota
Medan.
usaha mikro dan kecil dalam pelaksanaan prinsip kehati-hatian pada PT. BNI
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Penelitian ini merupakan hasil dari studi ilmiah yang dapat
hukum pada umumnya dan ilmu Hukum berkaitan dengan aspek hukum
perikatan pada perjanjian kredit usaha mikro dan kecil dalam pelaksanaan
prinsip kehati-hatian
7
2. Manfaat praktis. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau bahan
E. Keaslian Penulisan
baik secara fisik maupun online tidak ditemukan berkaitan dengan judul tersebut
di atas, namun ada beberapa judul terkait dengan Perjanjian Kredit Usaha Mikro
Sumatera Utara Medan (2018), dengan judul penelitian Penerapan Prinsip Kehati-
Hatian Dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Pada BANK (Studi Pada PT.Bank
bank Sumut
Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini,
maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, dan
F. Metode Penelitian
Metode penting dalam suatu penelitian sebab dari metode yang digunakan
akan memperoleh data, informasi, serta penjelasan mengenai segala sesuatu yang
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jenis penelitian
Hukum Perikatan Pada Perjanjian Kredit Usaha Mikro Dan Kecil Dalam
Pelaksanaan Prinsip Kehati-Hatian Pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I
Kota Medan.8
2. Sifat Penelitian
tertentu dan pada saat tertentu, atau peristiwa hukum yang terjadi di dalam
Perjanjian Kredit Usaha Mikro Dan Kecil Dalam Pelaksanaan Prinsip Kehati-
Hatian Pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan. Demikian juga
penelitian. Dalam penelitian ini, penulis ingin menemukan dan memahami gejala-
gejala yang diteliti dengan cara penggambaran yang jelas untuk mendekati objek
3. Sumber Data
disajikan untuk tujuan tertentu.10 Data juga dapat diartikan sebagai semua
keterangan yang diperoleh dari orang yang dijadikan informan maupun yang
berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk
9
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2010, hlm. 9.
10
Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm.57
10
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto adalah subjek dari mana data itu
di peroleh.11 Sumber data meliputi dua jenis yaitu sumber data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Sumber data primer, yaitu data yang di ambil dari sumber pertama yang ada di
lapangan.12 Terkait dengan masalah yang di teliti, maka data primer di peroleh
dari PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan, yang berkompeten
dengan masalah yang di teliti yakni tentang Aspek Hukum Perikatan Pada
Perjanjian Kredit Usaha Mikro Dan Kecil Dalam Pelaksanaan Prinsip Kehati-
Hatian Pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1) Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yang akan di gunakan dalam
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta, 2013, hlm.129
12
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format 2 Kuantitatif dan Kualitatif,
Airlangga University Press, Surabaya, 2005, hlm.128.
11
Teknik dan alat pengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti akan
masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau
13
Mustika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Nasional, Yogyakarta,
2004, hlm. 2-3
14
Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi Bisnis, UII Press, Yogyakarta, 2005, hlm. 34
12
lebih berhadapan secara fisik. Wawancara di lakukan untuk memperoleh data atau
Wawancara secara garis besar di bagi menjadi dua, yakni wawancara tidak
5. Analisis data
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna
fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks.Adanya terdapat regulitas atau
persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti, kesemuanya tidak dapat
15
Burhan Bungin., Op.Cit., hlm 160
16
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosda, Bandung, 2006, hlm. 120
17
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis
danMetodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.
53
18
Sulistyo Basuki, Metode Penelitian, Jakarta, Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006, hlm. 7
13
mengurutkan data ke dalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang gejala dan fakta yang terdapat
deduktif, yaitu cara berpikir yang dimulai dari hal-hal yang umum untuk
19
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2007,
hlm. 103
20
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2014,
hlm. 10
21
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2010, hlm 109
14
G. Tinjauan Pustaka
1. Perjanjian Kredit
perbankan; Kredit adalah : Penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian pokok. Arti
rill ialah bahwa terjadinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh
jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan
sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil, 20-99 orang
tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja
22
Hermansah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2005, hlm. 71
23
Tri Wismiarsi, Hambatan Ekspor UKM Indonesia: Penerbit Buku Kompas, 2008, hlm 6
15
3. Prinsip Kehati-Hatian
dengan fungsi pengawasan bank dan manajemen bank. Prudent dapat juga
bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib bersikap
Hal ini disebutkan dalam Pasal 2 UU Nomor 10 tahun 1998 sebagai perubahan
hatian adalah asas terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dalam arti harus selalu konsisten dalam
ini harus dijalankan oleh bank bukan hanya karena dihubungkan dengan
dananya kepada masyarakat yaitu sebagai bagian dari sistem moneter yang
24
Permadi Gandapraja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2004, hlm.21.
25
Hermansyah, Op.Cit., hlm 13
16
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang tiap bab dibagi
pula atas beberapa sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud dari
penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara singkat
adalah, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan awal dari penulisan yang berisikan latar belakang.
penulisan.
USAHA MIKRO DAN KECIL PADA PT. BNI KK PLN UIP RING
Bab ini berisikan Pemberian Kredit Usaha Mikro dan Kecil pada PT.
BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan. Hak dan Kewajiban
Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Usaha Mikro dan Kecil pada PT.
BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan. Kedudukan para pihak
dalam perjanjian kredit usaha mikro dan kecil pada PT. BNI KK PLN
26
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2003, hlm 19
17
dalam pemberian kredit usaha mikro dan kecil pada PT. BNI KK PLN
dalam pemberian kredit usaha mikro dan kecil pada PT. BNI KK PLN
KOTA MEDAN
Bab ini berisikan perjanjian pemberian kredit usaha mikro dan kecil
pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan. Sanksi bagi
pada PT. BNI KK PLN UIP RING SUM-I Kota Medan. Aspek hukum
Bab ini merupakan bab terakhir dari isi skripsi ini. Pada bagian ini,