Anda di halaman 1dari 71

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini industri perbankan terus berkembang dengan pesatnya,

sehingga sektor ini menjadi sektor andalan dalam pengembangan perekonomian

daerah maupun nasional. Sektor perbankan itu sendiri merupakan salah satu dari

sekian sektor jasa yang ada dan berkembang saat ini,sehingga pengelolaan dan

pengembangan industri perbankan sangat memerlukan manajemen dan

pengoptimalan dalam ruang lingkup kerjanya seperti, penyaluran pembiayaan

yang efektif.

Lembaga keuangan (Financial Institution) merupakan suatu badan usaha yang

melakukan kegiatan di bidang keuangan dengan menghimpunan dana dari

masyarakat dalam bentuk simpananan dan menyalurkan kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Meski dalam peraturan

lembaga keuangan bahwa diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan,

namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan. Dalam

kenyataannya, kegiatan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi

perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa.1

Bila lembaga keuangan didasarkan kepada aspek-aspek syariah, maka akan

menjadi lembaga keuangan syariah yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang

menurut undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1


1
A.Muhammad Mirsah, Pengaruh Pembiayaan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Muamalat
Dengan Sistem Mudharabah Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Di Kel. Wolo Kec.
Wolo Kab. Kolaka, Skripsi , (Kolaka: Stai Almawaddah Warrahmah Kolaka, 2016), Tidak
Dipublikasikan, h. 1
1
2

menyatakan bahwasanya perbankan syariah adalah “segala sesuatu yang

menyangkut tentang Bank syariah dan Unit Usaha syariah, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya”.2

Seperti yang kita ketahui bahwa Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa lainnya dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip

syariah islam serta memiliki tata cara operasional yang disesuaikan dengan

ketentuan islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara

islam.3

Salah satu contoh lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariah ialah

Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan bank umum pertama yang

beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sehingga tinjauan terhadap

peluang bisnis dan strategi operasionalnya tidak hanya dikaji dari peluang-peluang

bisnis bank konvensional, tetapi juga perlu dikaji dari masalah khusus yang

bersifat khusus bank islam.4

Konsep permodalan yang diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia dalam

mengembangkan perannya ini mengacu pada teori perputaran modal yang

dikemukakan oleh Wirtz bahwa perputaran modal akan menghasilkan saham,

keuntungan, cadangan umum dan laba dari setiap usaha. Wujud usaha menurut
2
Irfadilla. “Peranan Perbankan Syariah Dalam MendorongUsaha Kecil Dan Menengah
Menurut Tinjauan Ekonomi Islam (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Tbk Jln. Jend. Sudirman
Pekanbaru)”, Skripsi, (Riau: UNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTAN SYARIF KASIM, 2011),
Tidak Dipublikasikan, h. 7
3
Mukhtaram Ayyubi. “Pengaruh Produk Bank Muamalat Terhadap PertumbuhanUsaha
Mikro kecil Menengah Di Kota Palopo”, Jurnal Al Amwal, Vol I. Nomor 1, 2016, H. 2
4
Irfadilla, op.cit, h. 7
3

teori ini dalam prakteknya berupa modal kerja primer, normal, musiman, siklus

dan darurat. Teori ini yang kemudian menjadi dasar Bank Muamalat Indonesia

(BMI) memainkan peranannya untuk mengelola modal dana pihak ketiga dengan

cara menyalurkannya melalui produknya,yakni pembiayaan murabahah.5 Dalam

hal ini penulis akan memberikan total pembiayaan murabahah untuk 4 (empat)

tahun terakhir yang tertuang dal am table sebagai berikut:

Tabel 1.1
Total Pembiayaan Murabahah

Total Pembiayaan
Tahun Murabahah Pertumbuhan
(Triliun)
2013 2.007.951 571.242
2014 2.329.282 321.331
2015 2.135.463 193.820
2016 1.635.000 480
6
Sumber: Laporan Tahunan Bank Muamalat Indonesia
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa pembiayaan murabahah Bank Muamalat

Indonesia untuk 4 (empat) tahun terakhir mengalami penurunan pertumbuhan

disebabkan karena kondisi ekonomi yang belum kondusif.

Dengan konsep yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia tetap

mengembangkan perannya untuk mengelola dana pihak ketiga dengan

memberikan bantuan kepada masyarakat dalam bentuk penyaluran dana atau yang

sering dikatakan dengan pembiayaan untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat khususnya bagi masyarakat menengah dengan sebutan Usaha Mikro

kecil Menengah (UMKM). Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian besar sektor

5
Mukhtaram Ayyubi, op.cit, h. 2
6
Laporan Tahunan Bank Muamalat, (Online), http://www.bankmuamalat.co.id (Diakses
31 Desember 2017)
4

ekonomi didukung oleh sektor usaha kecil dan menengah. Usaha Mikro Kecil

Menengah saat ini menjadi pusat perhatian dari pemerintah dan masyarakat umum

karena memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi. Usaha Mikro

Kecil Menengah sebagai sarana untuk menciptakan lapangan kerja dan

mendorong kemajuan perekonomian serta menciptakan sektor swasta didalam

masyarakat.7

Sangat sulit membayangkan saat Indonesia memasuki liberalisasi

ekonomi,tanpa melibatkan lembaga keuangan. Pelaku Usaha Mikro Kecil

Menengah yang harus berhadapan head to head dengan pengusaha lain akan

menghadapi masalah pada biaya modal yang sulit di dapatkan oleh pelaku Usaha

Mikro Kecil Menengah itu sendiri, karena tidak sedikit dari pelaku Usaha Mikro

Kecil Menengah yang menggunakan modal sendiri.

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Produk Pembiayaan Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil

Dan Menengah Di Kolaka (Studi Kasus Pada Nasabah Bank Muamalat Indonesia

Capem Kolaka Periode 2013-2016)”

B. Rumusan Masalah

7
Aldesta Nurika Perwitasari Tunas, ”Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro kecil MenengahDi Kota Depok”, (Bogor: Universitas Pertanian
Bogor, 2014), Tidak Dipublikasikan, h. 11
5

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang telah dikemukakan tersebut,

maka penulis merumuskan masalah pokok yang akan dijadikan obyek

pembahasan dalam penelitian ini, yaitu apakah ada pengaruh produk pembiayaan

Bank Muamalat Indonesia terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah di kolaka?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembiayaan murabahah

berpengaruh terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada

nasabah Bank Muamalat Indonesia Capem Kolaka?

D. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh yang ditimbulkan dari produk pembiayaan terhadap

pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

H0 :Tidak ada pengaruh yang ditimbulkan dari produk pembiayaan terhadap

pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

E. Manfaat Penelitian

Penulisan penelitian mengenai pengaruh produk pembiayaan mudharabah

terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di kolaka akan

memberikan manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis
6

Sebagai informasi dalam mengetahui pengaruh dari produk pembiayaan

terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di kolaka.

2. Manfaat bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan, terutama yang terkait

dengan masalah penulisan dan sebagai syarat mendapat gelar kesarjanaan.

3. Manfaat bagi Pembaca

Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan penambah wawasan

terutama pihak yang ingin mengetahui pengaruh produk pembiayaan terhadap

pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

4. Manfaat bagi Dunia Pendidikan

diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya terkait

produk pembiayaan murabahah terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah terkhusus pada lingkup Fakultas Syariah dan Ekonomi Bisnis

Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka.

5. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang produk pembiayaan dan

pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

6. Manfaat Bagi Pihak Bank

Diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian

pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan mengoptimalkan

lagi pembiayaan yang diberikan sehingga dapat membantu pertumbuhan usaha

yang menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Capem Kolaka.

F. Definisi Operasional dan Pembatasan Penelitian


7

1. Definisi Operasional

Untuk memahami penelitian ini, penulis memberikan penjelasan sebagai

berikut:

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah seperti yang dijelaskan dalam

Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.

Berdasarkan pengertian di atas, pembiayaan yang peneliti maksud adalah

pembiayaan pada bank muamalat Indonesia yang menggunakan prinsip jual beli

yaitu, pembiayaan yang mengunakan akad murabahah.

b. Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan suatu usaha yang dijalani oleh

suatu badan usaha atau perorangan yang sifatnya produktif.

c. Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah yang dimaksud oleh peneliti

ialah meningkatnya pendapatan dan usaha nasabah setelah mengambil produk

pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat.

2. Pembatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian tentang pengaruh produk pembiayaan terhadap

pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah di kolaka perlu dibatasi, agar lebih

terarah dan mudah dipahami sesuai tujuan pembatasan. Oleh karena itu, peneliti

hanya akan meneliti pengaruh produk pembiayaan Bank Muamalat Indonesia


8

dengan sistem murabahah dalam hal pertumbuhan Usaha Mikro Kecil

Menengah setelah menggunakan produk pembiayaan Bank Muamalat Indonesia

Capem Kolaka.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari

produk pembiayaan terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah di

kolaka. untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh tersebut, maka penulis

menggunakan dua variabel yakni:

1. Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel bebas yang

mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah

produk pembiayaan yang diberi simbol X.

2. Variabel terikat (Dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Pertumbuhan

Usaha Mikro Kecil Menengah yang diberi simbol Y.

Produk pembiayaan Pertumbuhan USAHA


MIKRO KECIL DAN
(X) MENENGAH

H. Kerangka Pikir
9

Penulis menggambarkan kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1.1
Kerangka Pikir

BANK MUAMALAT

PEMBIAYAAN

MURABAHAH

PERTUMBUHAN
USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH

Bank Muamalat selaku lembaga keuangan syariah memiliki produk

pembiayaan yakni pembiayaan murabahah. Pembiayaan tersebut nantinya akan

disalurkan kepada nasabahnya yang nantinya membutuhkan. Nasabah yang

mengambil pembiayaan murabahah digunakan untuk menambah modal usahanya

setelah itu diadakanlah penelitian untuk mengetahui pengaruh dari pembiayaan

murabahah tersebut terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

BAB II
10

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian yang Relevan

Henita Sahani dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Pembiayaan

Mudharabah dan Murabahah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro kecil

Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur menunjukkan hasil bahwa

pembiayaan murabahah dan mudharabah mempunyai pengaruh positif terhadap

perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah nasabah BMT EL Syifa.8

Perbedaan penelitian ini dengan peneleitian terdahulu ialah,peneletian

terdahulu menggunakan dua variabel bebas yakni mudharabah dan murabahah,

sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yakni mrabahah

sebagai variabel bebas.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah sama-sama

menjadikan perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah sebagai variabel

terikat.

Mukhtaram Ayyubi dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Produk Bank

Muamalat Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro kecil Menengah Di Kota Palopo

menunjukkan hasil bahwa produk mudharabah Bank Muamalat Syariah berupa

modal kerja, investasi dan konsumtif secara simultan berpengaruh signifikan

positif terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Palopo. Dan

8
Henita Sahani, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro kecil Menengah(USAHA 10 MIKRO KECIL DAN MENENGAH) BMT
El-Syifa Ciganjur”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2015),
Tidak Dipublikasikan, h. 5
11

secara parsial produk tersebut telah diterapkan kepada setiap nasabah sebagai

upaya untuk meningkatkan pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota

Palopo.9

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah,

peneliti sama-sama mengkaji tentang pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah. Adapun perbedaan pada penelitian ini adalah, peneliti teradahulu

mengambil lokasi penelitian pada daerah Palopo sedangkan peneliti sekarang

mengambil lokasi di daerah Kolaka.

A.Muh. Mirsah dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Pembiayaan BMT

dengan Sistem Mudharabah Terhadap Tingkat Pendapatatan Masyarakat di

Kelurahan Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka menunjukkan hasil bahwa

tidak terdapat pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap tingkat pendapatan

masyarakat di kecamatan wolo kabupaten kolaka, dikarenkan ada batasan jumlah

nominal pinjaman minimal Rp. 500.000 dan maksimal Rp. 5.000.000, sehingga

dapat membatasi jumlah pendapatan dari hasil pengelolaan dana pinjaman

tersebut. Pembiayaan mudharabah memberikan sumbangan terhadap pendapatan

sebesar 68,89% dan sisanya yaitu 31,11% dipengaruhi oleh variabel lain.10

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah,

peneliti sama-sama mengkaji produk pembiayaan. Adapun perbedaan pada

penelitian ini adalah peneliti terdahulu mengkaji tentang tingkat pendapatan

9
Mukhtaram Ayyubi, op.cit, h. 9
10
A.Muh. Mirsah, op.cit, h.
12

masyarakat sedangkan peneliti sekarang mengkaji tentang pertumbuhan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah.

B. Kajian Teori

1. Pembiayaan murabahah

a. Pengertian pembiayaan murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual harus memberitahu harga

produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai

tambahannya.11

Pembiayaan dengan akad murabahah adalah pembiayaan berupa transaksi jual

beli barang sebesar harga perolehan barang ditambah margin keuntungan yang

disepakati para pihak (penjual dan pembeli).12

Sedangkan menurut partina, murabahah adalah tramsaksi jual beli dimana

bank membiayai pembelian barang yang diperlukan nasabah dengan system

pembayaran kemudian yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara bank

membeli atau memberikuasa kepada nasabah untuk membelikan barang yang

diperlukannya atas nama bank. Selanjutnya, pada saat yang bersamaaan bank

menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sebesar harga pokok

ditambah dengan sejumlah keuntungan atau mark-up untuk dibayar oleh nasabah

11
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, (cet .I; Jakarta: Gema
Insani,2001), h. 101
12
Ikatan Bakir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Cet. I; Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2014), h. 212
13

pada jangka waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan antar bank dengan

nasabah. 13

Berdasarkan beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan murabahah

adalah akad jual beli berdasarkan harga perolehan dan ditambah dengan margin

atau keuntungan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

b. Landasan hukum murabahah

QS. Al-Baqarah(2): 275

‫ٱَّلِذ يَن َيۡأ ُك ُلوَن ٱلِّر َبٰو ْا اَل َيُقوُم وَن ِإاَّل َك َم ا َيُقوُم ٱَّلِذ ي َيَتَخَّبُطُه ٱلَّش ۡي َٰط ُن ِم َن ٱۡل َم ِّۚس َٰذ ِل َك ِب َأَّنُهۡم َق اُلٓو ْا ِإَّنَم ا ٱۡل َبۡي ُع‬

‫ة ِّم ن َّرِّبِهۦ َف ٱنَتَهٰى َفَل ۥُه َم ا َس َلَف َو َأۡم ُر ٓۥُه ِإَلى ٱِۖهَّلل‬ٞ ‫ِم ۡث ُل ٱلِّر َبٰو ْۗا َو َأَح َّل ٱُهَّلل ٱۡل َبۡي َع َو َح َّر َم ٱلِّر َبٰو ْۚا َفَم ن َج ٓاَء ۥُه َم ۡو ِع َظ‬
‫َٰٓل‬
‫َو َم ۡن َعاَد َفُأْو ِئَك َأۡص َٰح ُب ٱلَّناِۖر ُهۡم ِفيَها َٰخ ِلُد وَن‬

Terjemahnya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.14
Dalam tafsir Al-Misbah, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang

yang makan riba, yakni yang bertransaksi dengan riba, baik dalam bentuk

memberi ataupun mengambil, tidak dapat berdiri, yakni melakukan aktivitas,

Ana Partina dan Alni Rahmawati, Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank, (ed.
13

I;Universitas Terbuka,2012), h. 3.38


14
Departemen Agama Republic Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya.(Depok: Shabiq), h.
47
14

melainkan seperti berdirinya orang yang dibingungkan oleh setan sehingga ia tak

perlu disebabkan oleh sentuhan-nya.15

Riba dari segi bahasa adalah penambahan, sementara para ahli hukum

mengemukakan kaidah yang sesaui dengan hadist rasul yang mengatakan “setiap

piutang mengandung manfaat (melebihi jumlah utang), maka itu adalah haram

(riba yang terlarang)”. Tidak mudah menjelaskan hakikat riba karena al-Qur’an

tidak menguraikan secara teperinci.16

c. Syarat-Syarat murabahah

Adapun syarat-syarat murabahah antara lain:

1) Penjual memberi tahu biaya kepada nasabah.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai rukun yang ditetapkan .

3) Kontrak harus bebas dari riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dngan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d), atau (e) tidak dipenuhi, pembeli

memiliki pilihan :

a) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

b) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang

dijual.

15
M.Quraish Shihab, Tafsir Almisbah, (Volume 1;Jakarta: Lentera Hati,2002), h.716
16
Ibid.,h.717
15

c) Membatalkan kontrak.17

d. Manfaat dan risiko murabahah

Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi murabahah memiliki manfaat dan

risiko yang harus diantisipasi. Murabahah member manfaat kepada bank syariah

yakni adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan

harga jual kepada nasabah, selain itu system murabahah sangat sederhana

memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah.

Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai

berikut:

1) Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran.

2) Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik

setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga

jual beli tersebut.

3) Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena

berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah

tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi.

4) Dijual; karena murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika kontrak

ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan

apapun terhadap asset miliknya tersebut, ternasuk untuk menjualnya. Jika

terjadi demikian risiko default akan besar.18

e. Mekanisme pembiayaan murabahah sebagai berikut:

17
Muhammad Syafi’I Antonio, op. cit, h. 102
18
Ibid., h. 107
16

1) Nasabah mengajukan permohonan kepada bank untuk membeli barang.

2) Bank dan nasabah melakukan negosiasi harga barang, persyaratan, dan cara

pembayaran.

3) Bank dan nasabah bersepakat melakukan transaksi dengan akad murabahah.

4) Bank membeli barang dari penjual/supplier sesuai spesifikasi yang diminta

nasabah.

5) Bank dan nasabah melakukan akad jual beli atas barang tersebut.

6) Supplier mengatarkan barang kepada nasabah.

7) Nasabah menerima barang dan dokumen.

8) Nasabah melakukan pembayaran sebesar pokok dan margin kepada bank

dengan mengangsur.19

2. Prinsip Pemberian Pembiayaan

Salah satu prinsip yang sering digunakan dalam evaluasi pembiayaan adalah

prinsip 5 C, yaitu:

a. Character, untuk mengetahui apakah nasabah tersebut jujur, beritikad baik, dan

tidak akan menyulitkan bank dikemudian hari.

b. Capacity, yakni penilaian kemampuan calon nasabah dalam bidang usahanya

atau kemampuan manajemen nasabah agar bank yakin bahwa usaha yang akan

diberikan tersebut dapat dikelola oleh orang-orang yang tepat.

c. Capital, yakni penilaian atas posisi keuangan calon nasabah pembiayaan secara

keseluruhan termasuk aliran kas, baik untuk masa lalu maupun proyeksi pada

masa yang akan datang.

19
Ikatan Bankir Indonesia, op.cit, h. 213
17

d. Condition of economy, yakni penialain atas kondisi pasar didalam negeri

maupun diluar negeri, baik masa lalu maupun masa akan datang, dilakukan

untuk mengetahui prospek pemasaran dari hasil usaha nasabah pembiayaan

yang dibiayai.

e. Collateral, yakni penilaian atas agunan yang dimiliki calon nasabah

pembiayaan.20

3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Mikro kecil Menengah merupakan kegiatan yang mampu memperluas

lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat,

dan dapat beRperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan

masyarakat, memdorong pertumbuhan ekonomin dan berperan dalam

memwujudkan stabilistas nasional.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha

Mikro Kecil Menengah sebagai berikut:

1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang.

2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai,atau menjadi bagian

20
Ibid., h. 205
18

baik langsung atau tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi criteria usaha kecil sebagai mana dimaksud dalam Undang-Undang.

3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai, atau menjadi

bagian,baik langsung mapun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar sebagaimana dimaksud dalam undang-undang.21

b. Kriteria-kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Kriteria usaha mikro adalah apabila memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp. 50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, mimiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000, sedangkan usaha kecil

memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000 sampai dengan paling banyak

Rp.500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki

hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000 sampai dengan paling banyak

Rp.2.500.000.000. dan usaha menengah kriterianya memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha , memiliki hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp.2.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000.22

c. Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan sifat atau kondisi

faktual yang melekat pada aktifitas usaha maupun perilaku pengusaha yang
21
Rio f.Wilantara dan Susilawati,Strategi dan Kebijakan Pengembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah,(cet.I;bandung :PT refika aditama,2016), h. 8
22
Ibid. h. 8
19

bersangkutan dalam menjalankan bisnisnya. Karakteristik ini yang menjadi ciri

pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan skala usahanya. Menurut Bank Dunia,

Usaha Mikro Kecil dan Menengah dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu

Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang), Usaha Kecil (jumlah karyawan 30

orang), dan Usaha Menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang).

Dalam perspektif usaha, Usaha Mikro Kecil dan Menengah diklasifikasikan

dalam empat kelompok, yaitu:

1) Usaha Mikro Kecil dan Menengah sektor informal, contohnya pedagang kaki

lima. para Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan kemampuan sifat

pengrajin namun kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengembangkan

usahanya.

2) Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah

yang mampu berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan

sub kontrak) dan ekspor.

3) Fast Moving Enterprise adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang

mempunyai kewirausahaan yang cakap dan telah siap bertransformasi menjadi

usaha besar.

d. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki peranan penting dalam

perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki proporsi

sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak

56,54 juta unit usaha mikro, kecil, dan menengah telah mampu membuktikan
20

eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter

melanda Indonesia di tahun 1998 usaha berskala kecil dan menengah yang mampu

bertahan dibandingkan perusahaan besar. Karena mayoritas usaha berskala kecil

tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam mata

uang asing. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar

yang secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling

berpotensi mengalami imbas krisis.

Peran penting Usaha Mikro Kecil dan Menengah tidak hanya berarti bagi

pertumbuhan di kotakota besar tetapi berarti juga bagi pertumbuhan ekonomi di

pedesaan. Berikut beberapa peran penting Usaha Mikro Kecil dan Menengah:

1) Usaha Mikro Kecil dan Menengah berperan dalam memberikan pelayanan

ekonomi secara luas kepada masyarakat, proses pemerataan dan peningkatan

pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mewujudkan

stabilitas nasional.

2) Krisis moneter 1998 -> Krisis 2008-2009 -> 96% UMKM tetap bertahan dari

goncangan krisis.

3) Usaha Mikro Kecil dan Menengah juga sangat membantu negara/pemerintah

dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UMKM juga banyak

tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat

mendukung pendapatan rumah tangga.

4) Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki fleksibilitas yang tinggi jika

dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar, sehingga UMKM

perlu perhatian khusus yang didukung oleh informasi akurat, agar terjadi link
21

bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen

daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

5) Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, sering dikaitkan dengan

masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat

kemiskinan, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang

tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi.

Perkembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang

signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut di

atas.

e. Kendala yang dihadapi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Dari beberapa hal yang telah dijelaskan diatas telah membuktikan begitu

besarnya peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah terhadap perekonomian

Indonesia, meskipun demikian bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah tidak

selalu berjalan mulus, masih banyak hambatan ataupun kendala, baik bersifat

internal maupun eksternal yang harus dihadapi para pelaku Usaha Mikro Kecil

dan Menengah.

Berikut ini beberapa kendala hambatan yang sering muncul dalam Usaha

Mikro Kecil dan Menengah:

1) Faktor Internal

a) Modal

(1)Sekitar 60-70% UMKM belum mendapat akses atau pembiayaan perbankan.


22

(2)Diantara penyebabnya, hambatan geografis. Belum banyak perbankan mampu

menjangkau hingga ke daerah pelosok dan terpencil. Kemudian kendala

administratif, manajemen bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah masih

dikelola secara manual dan tradisional, terutama manajemen keuangan.

Pengelola belum dapat memisahkan antara uang untuk operasional rumah

tangga dan usaha.

b) Sumber Daya Manusia (SDM)

(1)Kurangnya pengetahuan mengenai teknologi produksi terbaru dan cara

menjalankan quality control terhadap produk.

(2)Kemampuan membaca kebutuhan pasar masih belum tajam, sehingga belum

mampu menangkap dengan cermat kebutuhan yang diinginkan pasar.

c) Hukum

(1)Pada umumnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah masih berbadan

hukum perorangan.

d) Akuntabilitas

(a)Belum mempunyai sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik

2) Faktor Eksternal

(1)Iklim usaha masih belum kondusif. Koordinasi antar stakeholder Usaha Mikro

Kecil dan Menengah masih belum padu. Lembaga pemerintah, institusi

pendidikan, lembaga keuangan, dan asosiasi usaha lebih sering berjalan

masing-masing.

(2)Belum tuntasnya penanganan aspek legalitas badan usaha dan kelancaran

prosedur perizinan, penataan lokasi usaha, biaya transaksi/usaha tinggi,


23

infrastruktur, kebijakan dalam aspek pendanaan untuk Usaha Mikro Kecil dan

Menengah.

a) Infrastruktur

(1)Terbatasnya sarana dan prasarana usaha terutama berhubungan dengan alat-alat

teknologi.

(2)Kebanyakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah menggunakan teknologi yang

masih sederhana.

b) Akses

(1)Keterbatasan akses terhadap bahan baku, sehingga seringkali Usaha Mikro

Kecil dan Menengah mendapatkan bahan baku yang berkualitas rendah.

(2)Akses terhadap teknologi, terutama bila pasar dikuasai oleh perusahaan/grup

bisnis tertentu.

(3)Belum mampu mengimbangi selera konsumen yang cepat berubah, terutama

bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang sudah mampu menembus pasar

ekspor, sehingga sering terlibas dengan perusahaan yang bermodal lebih besar.

f. Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Melihat peranan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah tersebut terhadap

pertumbuhan ekonomi, maka perbankan mulai agresif menyalurkan pembiayaan

kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah, sehingga bisnis Usaha Mikro Kecil

dan Menengah tidak lagi dipandang sebagai kelas ke dua, terbukti penyaluran

kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah mengalami pertumbuhan yang

terlihat pada gambar yakni,

Gambar 2.2
24

Penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Periode 2011-2014

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Dari dua data tersebut kita bisa melihat, perhatian perbankan terhadap Usaha

Mikro Kecil dan Menengah semakin baik tiap tahunnya terlihat Kenaikan kredit

Usaha Mikro Kecil dan Menengah rata-rata mencapai 13.63% per tahun.

Tidak hanya itu kita melihat pula bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada

tahun 2011-2012 menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 60% dan

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Produk Domestik Bruto (PDB)

adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu

negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang da jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah terhadap

PDB nasional menurut harga berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp. 4321,8 Triliun

atau 58,05%, sedangkan tahun 2012 sebesar Rp. 4.869,5 triliun atau 59,08%.23

23
Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), (online), http://www.bi.go.id
(Diakses 19 Januari 2018)
25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan penelitian
26

Penelitian ini menggunakan Pendekatan analisis infarensi yakni berusaha

membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu

sampel. Pendekatan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan, peramalan,

pengambilan keputusan dari dua variabel atau lebih untuk mengetahui hubungan,

pengaruh, perbedaan antar variabel atau lebih.24

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif adalah jenis yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan

prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).25

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi pada Bank Muamalat Indonesia

Capem Kolaka, Sulawesi Tenggara. peneliti mengambil lokasi tersebut karena

lokasi tersebut merupakan tempat yang sangat tepat untuk dilakukannya penelitian

pengaruh produk pembiayaan terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah.

2. Waktu Penelitian 26

24
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Cet. I; Yogyakarta:
Pustaka Barupress, 2014), h. 46
25
V. Wiratna Sujarweni,Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Cet. I; Yogyakarta:
Pustaka Barupress, 2015), h. 12
27

Waktu yang direncanakan dalam penelitian ini yakni pada bulan februari

sampai pada bulan maret. Dan diharapkan peneliti mampu mengumpulkan data

yang dibutuhkan.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah

wilayah penelitian26. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang,

kejadian, atau minat yang ingin peneliti investigasi. Subkelompok atau sebagian

dari populasi yang terpilih sebagai sumber data disebut sampel penelitian. Dengan

mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat

digeneralisasikan terhadap populasi.27

Populasi yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah nasabah yang

mengambil pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia Capem

Kolaka. Dalam hal ini peneliti akan memberikan jumlah nasabah yang mengambil

pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia capem kolaka sebagai

berikut:

Tabel 3.2
Total Nasabah Pembiayaan Murabahah Tahun 2013-2016

Tahun Total Nasabah Pembiayaan


2013 25 orang
2014 13 orang
2015 6 orang
26
Azuar Juliandi,et.al., Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan Aplikasi, (Cet. I; Medan:
UMSU PRESS, 2014). h. 51
27
V. Wiratna Sujarweni, op.cit, h. 81
28

2016 7 orang
Total 38 orang
Sumber : laporan data nasabah pembiayaan

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

yang digunakan untuk penelitian. Sampel yang digunakan dari penelitian ini

adalah nasabah Bank Muamalat Indonesia yang mengambil pembiayaan

murabahah yaitu di kolaka. Untuk itu, dalam pengambilan sampel peneliti

menggunakan rumus slovin yaitu :

Keterangan:

n : Ukuran Sampel

N : Populasi

e : Presentasi kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih diinginkan/ taraf kepercyaan 95% / sig = 0.05.28

berdasarkan rumus diatas, maka dapat diperoleh sampel :

38
n= 2
= 34.70 dibulatkan 35
1+ 38 ( 0.05 )

maka dari hasil perhitungan rumus diatas dalam menentukan jumlah sampel

diperoleh sebanyak 35 sampel atau responden yang dibutuhkan dalam penelitian

ini.
28
V. Wiratna Sujarweni, op.cit, h. 66.
29

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel nasabah dengan cara non probability

sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu. 29

Kriteria-kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa yang berhak

menjadi sampel adalah pegusaha Usaha Mikro Kecil Menengah yang mengambil

pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia Capem Kolaka.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pengukuran

skala likert yang dibuat dalam bentuk pengisian ceklist. Dengan skala likert maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian

kemudian dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrumen

berupa pernyataan. Jawaban setiap item yang digunakan mempunyai gradasi

berupa kata-kata dan skor, antara lain:

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

R = Ragu-Ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1


29
Ibid., h. 72
30

Sedangkan teknik pengumpulan data pada peneletian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada para responden

untuk dijawab.30

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menulusuri data historis.

Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

data berupa jumlah nasabah pembiayaan mudharabahpada Bank Muamalat

Indonesia Capem Kolaka.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. 31

Data-data yang telah dikumpulkan diuji dengan aplikasi SPSS menggunakan

teknik sebagai berikut:

1. Uji Validitas

30
Ibid., h. 98
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, ( Bandung : Alfabeta, 2016), h. 332
31

Uji validitas merupakan suatu instrument yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan dan kesahan suatu instrumen, seberapa jauh ia dapat mengukur apa

hendak diukur.32

Uji validitas dilakukan dengan cara mengkolerasikan skor masing-masing butir

pertanyaan pada tiap-tiap variable dengan skor totalnya. Butir-butir pertanyaan

penelitian dikatakan valid jika rhitung > rtabel atau nilai signifikan <0,05.33

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji instrumen dengan ukuran suatu

kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

sutu bentuk kuesioner jika nilai alpha > 0,6 maka dinyatakan reliable:34

3. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana digunakan untuk menguji apakah satu variabel

dependent dan satu variabel independent memiliki pengaruh.35

Analisis regresi sederhana atau dalam bahasa inggris disebut dengan nama

simple linear regression digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh satu

variabel bebas atau variabel independent (X) terhadap variabel terikat atau

variabel dependent (Y) dengan model rumus persamaan sebagai berikut :

32
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, Cet. I; pustakaBarupress: Yogyakarta,
2014), h. 79
33
Ibid., h.83
34
V. Wiratna Sujarweni, op.cit, h. 110
35
Ibid., h. 117
32

Y = α +bX

Keterangan:

Y = pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

α= Konstanta

bX = Koefisien Regresi36

b. Uji Hipotesis

Uji statistik t adalah pengujian untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independent atau varaibel penjelas secara individual dalam

menerangkan varaibel dependent. Apabila nilai probabilitas siginifikan < 0.05

(5%), maka suatu variabel independet berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependent. Hipotesis diterima jika taraf sig (a) < 0,05 dan hipotesis ditolak jika

taraf sig (a) > 0.05.37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Bank Muamalat


36
Uji Regresi Linear Sederhana. (Online). http://www.spssindonesia.com (Diakses 12
Desember 2017)
37
V. Wiratna Sujarweni, op.cit, h. 229
33

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”) memulai

perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1

November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat

Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat

dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei

1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus berinovasi dan

mengeluarkan produk - produk keuangan syariah seperti Asuransi Syariah

(Asuransi Takaful), Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK

Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang

seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia. Selain itu produk Bank yaitu Shar-e

yang diluncurkan pada tahun 2004 juga merupakan tabungan instan pertama di

Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun 2011

tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)

sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia serta

layanan e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash

management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir produk syariah di

Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri perbankan syariah.


33
Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai

Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, Bank dengan percaya diri melakukan

Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga perbankan pertama di


34

Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi korporasi

tersebut semakin menegaskan posisi Bank Muamalat Indonesia di peta industri

perbankan indonesia.

Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin melebarkan sayap

dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia. Pada

tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala

Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di Indonesia serta satu-satunya yang

mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, Bank telah memiliki

325 kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional

Bank juga didukung oleh jaringan layanan yang luas berupa 710 unit ATM

Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, serta lebih dari

11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia Electronic Payment (MEPS).

Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat Indonesia

melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin meningkatkan awareness

terhadap image sebagai Bank syariah Islami, Modern dan Profesional. Bank pun

terus mewujudkan berbagai pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara

nasional maupun internasional. Hingga saat ini, Bank beroperasi bersama

beberapa entitas anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah

Indonesia Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah,

(DPLK Muamalat) yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana Pensiun

Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal Muamalat yang memberikan layanan untuk

menyalurkan dana Zakat, Infakdan Sedekah (ZIS).


35

Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi

entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang. Dengan

strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat Indonesia akan terus melaju

mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia

with Strong Regional Presence”.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi bank syariah terbaik dan termasuk dalam 10 besar bank di Indonesia

dengan eksistensi yang diakui di tingkat regional

b. Misi

Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan

dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-

hatian, keunggulan sumber daya manusia yang islami dan professional serta

orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh

pemangku kepentingan.38

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.3

Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Pembantu Kolaka

Profil Bank Muamalat. (Online). http://www.Bank Muamalat.co.id (Diakses 01 Januari


38

2018)
36

Fitrawan
Branch Manager

Syamsul Bahru Haerunnisa


Sub Branch Manager Operation Manager

Sulaemania
Sub Operation Spv

Ruslan & Iksan Muh. Syafruddin Sitha Fatmawati Rahayu Ika Dewi
Jaya R
RM Funding Customer Service Teller
AM Financing

Sumber: Bagan Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk cabang
Pembantu Kolaka
Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan

a. Branch Manager

1) Mengawasi serta melakukan koordinasi kegiatan operasional pada PT. Bank

Muamalat Indonesia Tbk Cabang Pembantu Kolaka.

2) Memimpin kegiatan pemasaran.

3) Memonitoring kegiatan operasional perusahaan.

4) Melakukan pengembangan kegiatan operasional.

b. Sub Branch Manager


37

1) penanggung jawab semua kegiatan keuangan dan perbankan di PT. Bank

Muamalat Cabang Pembantu Kolaka

2) Menandatangani berkas nasabah yang mengajukan pembiayaan yang telah

disetujui sebelumnya.

c. Operation Manager

d. Sub Branch Operation Supervisor

Mengawasi kegiatan operasional pada bank, seperti mengawasi

karyawannya dalam melayani nasabah.

e. Account Manager (AM) Financing

Bertugas memberikan penjelasan yang diperlukan oleh calon nasabah dan

melaksanakan tugas untuk pemrosesan pembiayaan.

f. Reletionship Manager (RM) Funding

Memberikan penjelasan kepada calon nasabah dan melaksanakan tugas

rekening pembiayaan.

g. Customer Service (CS)

Bertugas melayani pertanyaan ataupun keluhan nasabah baik secara

langsung maupun melalui via telepon serta melayani orang yang akan membuka

rekening.

h. Teller

Bertugas melayani transaksi nasabah seperti setor tunai, pengambilan

tunai, ataupun transaksi keuangan lainnya.39


39
Hasil Wawancara dengan ibu Sulaemania, pada tanggal 21 Februari 2017
38

4. Produk Bank Muamalat Indonesia Capem Kolaka

a. Tabungan

1) Tabungan iB Muamalat

Tabungan dalam mata uang rupiah yang dapat digunakan untuk beragam jenis

transaksi, memberikan akses yang mudah, serta manfaat yang luas. Tabungan

muamalat kini hadir dengan dua pilihan kartu ATM/ Debit yaitu Kartu Shar-e

Reguler dan Shar-e Gold.

2) Tabungan Muamalat iB Haji dan Umrah

Tabungan haji dalam mata uang rupiah dan valuta asing US Dollar yang

dikhususkan bagi Nasabah masyarakat muslim Indonesia yang berencana

menunaikan ibadah Haji dan Umrah.

3) Tabungan iB Muamalat Rencana

Tabungan iB Muamalat Rencana merupakan tabungan berjangka dalam mata

uang Rupiah, memiliki setoran rutin bulanan dan tidak bisa ditarik sebelum jangka

waktu berakhir kecuali penutupan rekening serta pencairan dana hanya bisa

dilakukan ke rekening sumber dana. Tabungan iB Muamalat Rencana dapat

membantu mewujudkan berbagai rencana Nasabah.

4) TabunganKu iB

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau bagi

nasabah dari semua kalangan masyarakat.

5) Tabungan iB Muamalat Prima


39

Tabungan iB Muamalat Prima merupakan tabungan yang didesain bagi

Nasabah yang ingin mendapatkan bagi hasil maksimal dan kebebasan

bertransaksi.

b. Deposito

1) Deposito Mudharabah

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan

memberikan hasil investasi yang optimal bagi Nasabah. Deposito Mudharabah

diperuntukan bagi Nasabah perorangan dan institusi yang memiliki legalitas

badan.

c. Pembiayaan

1) KPR iB Muamalat

KPR iB Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu Nasabah

untuk memiliki rumah tinggal/apartemen baru (indent/ready stock) maupun

secondary. Pembiayaan ini juga dapat digunakan untuk pengalihan take over KPR

dari bank lain, pembangunan, dan renovasi rumah tinggal. Diperuntukan bagi

perorangan (WNI) cakap hokum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55

tahun untuk karyawan, dan 60 tahun untuk wiraswasta atau profesional pada saat

jatuh tempo pembiayaan.

2) iB Muamalat Multiguna

Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan Nasabah dalam pembelian barang

halal (selain tanah, bangunan, mobil dan emas) serta sewa jasa yang dibolehkan

secara syariah (selain pembiayaan haji dan umroh).


40

Dalam proses pengelolaanya produk pembiayaan ini menggunakan akad

murabahah, dimana pihak bank memberikan modal pinjaman untuk nasabah

dalam hal pembelian suatu barang dan di tambah keuntungan di atur berdasarkan

kesepakatan.

3) iB Muamalat Pensiun

iB Muamalat Pensiun adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada para

pensiunan PNS/TNI/Polri/BUMN/ BUMD/Swasta untuk pembelian barang

konsumtif yang halal (termasuk rumah tinggal dan kendaraan bermotor) atau

sewa jasa halal (seperti keperluan pendidikan anak, umroh, wisata, dan lainnya)

dengan ketentuan pembayaran manfaat pensiun wajib dialihkan melalui Bank

Muamalat Indonesia.40

d. Prosedur permohonan pembiayaan

Tahap I (perlengkapan administrasi)

1. Memiliki nomor rekening Bank Muamalat Indonesia

2. Memiliki saldo tabungan

3. Mengisi formulir permohonan pembiayaan

4. Mengisi data analisa usaha

5. Menyerahkan foto copy KTP,KK

6. Menyerahkan foto copy surat jaminan

7. Survey lokasi

8. Menunggu informasi

Tahap II (jika permohonan disetujui)

1. Membaca akad
40
Bank Muamalat, op.cit
41

2. Membayar administrasi

3. Menyerahkan surat jaminan

4. Menandatangani realisasi pembiayaan

5. Menerima dana pembiayaan

5. Gambaran Responden dan Uji Data

Responden dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Muamalat Indonesia

capem kolaka yang mengambil pembiayaan murabahah. Hal ini sesuai dengan

metode pengambilan sampel yang dipakai yakni teknik purposive sampling yang

mana penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu,

sehingga sampel tidak diambil secara acak melainkan ditentukan sendiri oleh

peneliti.

Berdasarkan dari jumlah responden yang ditentukan sebesar 35 kuesioner yang

disebar kepada nasabah Bank Muamalat Indonesia capem kolaka, sehingga

peneliti akan menguraikan gambaran umum responden sebagai objek penelitian

tersebut satu per satu sebagai berikut:

a. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-Laki 17 49
Perempuan 18 51
42

Jumlah 35 100
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengambil

pembiayaan murabahah berdasarkan jenis kelamin yakni laki-laki sebanyak 17

orang atau 49% dan perempuan sebanyak 18 orang atau 51%. Hal ini

menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan produk pembiayaan

murabahah pada Bank Muamalat indonesia capem kolaka.

1) Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)
SD 0 0
SMP 4 12
SMA 20 57
Perguruan Tinggi 11 31
Tidak Sekolah 0 0
Jumlah 35 100

Dari tabel diatas menunjukkan hasil bahwa sampel yang diambil dari 5

golongan tingkat pendidikan untuk responden nasabah pembiayaan murabahah

yakni pendidikan terakhir SMP sebanyak 4 orang atau 12%, SMA sebanyak 20

orang atau 57%, dan perguruan tinggi sebanyak 11 orang atau 31% dan untuk SD

dan tidak sekolah sebanyak 0%.

2) Responden Berdasarkan usia

Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Persentase (%)
20 – 24 3 9
43

25 – 29 13 37
30 – 34 6 17
35 – 39 7 20
< 40 6 17
Jumlah 35 100
Dari tabel diatas menunjukkan hasil bahwa sampel yang diambil berdasarkan

kriteria usia responden yakni usia 20-24 tahun sebanyak 3 orang atau 9%, 25-29

tahun sebanyak 13 orang atau 37%, 30-34 tahun sebanyak 6 orang atau 17%, 35-

39 tahun sebanyak 7 orang atau 20%, dan 40 tahuan keatas sebanyak 6 orang atau

17% , sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang mengambil pembiayaan

murabahah berdasarkan kriteria usia lebih banyak pada usai antara 25-29 tahun.

3) Gambaran responden berdasarkan jenis usaha

Tabel 4.6
Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Jenis Usaha Jumlah Responden Persentase (%)
Pedagang
(sembako,kuliner,ruma 22 63
h makan)
Jasa 13 37
Jumlah 35 100
Dari tabel diatas menunjukkan hasil bahwa sampel yang diambil berdasarkan
kriteria jenis usaha yakni pedagang sebanyak 22 orang atau 63% dan jasa
sebanyak 13 orang atau 37%. Dari kedua jenis usaha tersebut kita mengetahui
bahwa yang paling banyak dalam mengambil pembiayaan murabahah ialah jenis
usaha pedagang.

4) Gambaran responden berdasarkan lama usaha yang ditekuni

Tabel. 4.7
Responden berdasarkan Lama Usaha yang Ditekuni
Lama Usaha Jumlah Responden Persentase (%)
44

1 – 3 tahun 9 26
4 – 6 tahun 10 28
< 7 tahun 16 46
Total 35 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdasarkan lama

usaha yang ditekuni yakni usaha 1-3 tahun sebanyak 9 orang atau 26%, 4-6 tahun

sebanyak 10 orang atau 28%, dan usaha diatas 7 tahun 16 orang atau sebanyak

46%, sehingga kita dapat mengetaui dengan jelas bahwa responden yang

mengambil pembiayaan murabahah paling banyak dengan usia usaha yang telah

berjalan diatas 7 tahun.

5) Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan sampel 35 responden dengan 7

pertanyaan tentang produk pembiayaan murabahah dan 7 pernyataan tentang

pertumbuhan UMKM . R tabel pada tingkat signifikan 5% yaitu untuk mengetahui

validitas dari pertanyaan yag akan diisi oleh masing-masing 35 responden.

Tabel 4.8
Validitas Kuesioner Pernyataan Produk Pembiayaan Murabahah
Pernyataan Murabahah R tabel R hitung Status
P1 0.3338 0.490 Valid
P2 0.3338 0.702 Valid
P3 0.3338 0.704 Valid
P4 0.3338 0.336 Valid
P5 0.3338 0.801 Valid
P6 0.3338 0.548 Valid
P7 0.3338 0.589 Valid
45

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa semua butir pernyataan variabel produk
pembiayaan murabahah dinyatakan valid hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
nilai koefisien korelasi rhitung > rtabel dengan N = 35 responden.

Tabel 4.9
Validitas Pernyataan Pertumbuhan UMKM
Pernyataan UMKM R tabel R hitung Status

P1 0.3338 0.614 Valid


P2 0.3338 0.569 Valid
P3 0.3338 0.686 Valid
P4 0.3338 0.809 Valid
P5 0.3338 0.699 Valid
P6 0.3338 0.811 Valid
P7 0.3338 0.542 Valid

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa semua butir pernyataan variabel produk
pembiayaan murabahah dinyatakan valid hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
nilai koefisien korelasi rhitung > rtabel dengan N = 35 responden.

6) Uji Reliabilitas

Tabel 4.10
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach alpha Status
Pembiayaan murabahah 0.708 Reliabel
Pertumbuhan UMKM 0.775 Reliabel

Dari tabel diatas, kita ketahui bahwa produk pembiayaan murabahah dan

pertumbuhan UMKM adalah reliabel, karena nilai dari cronbach alpha > 0.6

sehingga dapat dinyatakan bahwa data tersebut reliabel.


46

7) Uji Regresi Linear Sederhana

Metode regresi linear sederhana adalah suatu metode analisis yang

dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent

Dalam uji regresi sederhana model persamaan dari variabel pembiayaan

murabahah (X) terhadap variabel pertumbuhan UMKM dapar kita lihat dari hasil

output spss dibawah ini:

Gambar 4. 4
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 27.577 4.601 5.994 .000

pembiyaan
.346 .023 .121 2.101 .002
murabahah

a. Dependent Variable: pertumbuhan UMKM

Y= 27.577 + 0.346 X
a. Angka konstan dari undstandardized cofficients dalam kasus ini nilainya

sebesar 27.577. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti

bahwa jika tidak ada produk pembiayaan murabahah (X), maka nilai konsisten

pertumbuhan UMKM (Y) sebesar 27.577


47

b. Angka koefisien regresi nilainya sebesar 0.346 angka ini mengandung arti

bahwa setiap penambahan 1% tingkat produk pembiayaan (X), maka

pertumbuhan UMKM akan meningkat sebesar 0.346

8) Uji Signifikan (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel

independent terhadap variabel dependent dengan riteria:

a. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Jika t hiung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Atau

a. Jika nilai sig < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Jika nilai sig > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Gambar 4.5
Hasil Uji t
Variabel thitung Sig. Kesimpulan
Pembiayaan murabahah
berpengaruh terhadap
Pembiayaan pertumbuhan UMKM pada
Murabahah 2.101 .002
nasabah Bank Muamalat
Indonesia Capem Kolaka

Sumber: data diolah,2018

Berdasarkan hasil output diatas, kita ketahui nilai t hitung sebesar 2.101 > ttabel

2.035 dan signifikan 0.002 < 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, maka

dapat kita simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang ditimbulkan dari produk

pembiayaan terhadap pertumbuhan UMKM pada nasabah Bank Muamalat

Indonesia Capem Kolaka.


48

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM pada

nasabah Bank Muamalat cabang pembantu kolaka. Hal ini dinyatakan berdasarkan

hasil uji t pengaruh variabel pembiayaan murabahah terhadap pertumbuhan

UMKM pada nasabah Bank Muamalat cabang pembantu kolaka dimana nilai

thitung sebesar 2.101 > ttabel sebesar 2.035 dengan nilai signifikan 0.002 artinya <

0.05.

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan mukhtram ayyubi

dan henita sahani yang menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh

kepada pertumbuhan UMKM.

Dalam pembiayaan murabahah yang ditawarkan oleh PT. Bank Muamalat

Indonesia Capem Kolaka memiliki persyaratan yang tidaklah rumit untuk

diajukan dan sesuai dengan kebutuhan nasabahnya. Adapun persyaratn yang harus

dilengkapi oleh nasabah yakni melengkapi data diri seperti KTP, buku nikah dan

NPWP, memiliki jaminan seperti surat-surat berharga atau tanah. Sehingga

dengan adanya pembiayaan yang ditawarkan oleh pihak Bank Muamalat capem

kolaka dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM pada nasabah Bank Muamalat

capem kolaka.

BAB V

PENUTUP
49

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Produk Pembiayaan

Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kolaka (Studi

Kasus Pada Nasabah Bank Muamalat Indonesia Capem Kolaka Periode 2013-

2016) memberikan hasil bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap

pertumbuhan UMKM. Hal ini dinyatakan dengan hasil uji t (signifikan) dengan

nilai thitung > ttabel atau 2.101 > 2.035 dengan nilai signifikansi sebesar 0.002 < 0.05.

B. Saran

1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas faktor pendukung

dan jumlah responden yang lebih banyak dari penelitian yang telah dilakukan

oleh penulis.

2. Terkhusus kepada pihak bank agar sekiranya membuka kembali pembiayaan

agar bisa membantu masyarakat yang ingin membuka suatu usaha atau

menambah modal usaha serta meningkatkan promosi dan sosialisasi terkait

produk-produk yang dimiliki sehingga dapat menarik minat masyarakat lagi

untuk menjadi nasabah di Bank Muamalat Capem Kolaka.

49
DAFTAR PUSTAKA

Alquranul Karim
50

Ayyubi. Mukhtaram. Pengaruh Produk Bank Muamalat Terhadap

PertumbuhanUsaha Mikro kecil Menengah Di Kota Palopo”, Jurnal Al

Amwal, Vol I. Nomor 1,2016

F. Rio Wilantara dan Susilawati, 2016.Strategi dan Kebijakan Pengembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah,cet.I; bandung :PT refika aditama.

Irfadilla. Peranan Perbankan Syariah Dalam MendorongUsaha Kecil Dan

Menengah Menurut Tinjauan Ekonomi Islam (Studi Kasus PT. Bank

Muamalat Tbk Jln. Jend. Sudirman Pekanbaru), Skripsi, (Riau:

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, 2011)

Juliandi, Azuar et.al., Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan Aplikasi, Cet. I;

Medan: UMSU PRESS

Laporan Tahunan Bank Muamalat, (Online), http://www.bankmuamalat.co.id

(Diakses 31 Desember 2017)

Muhammad, A Mirsah. Pengaruh Pembiayaan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)

Muamalat Dengan Sistem Mudharabah Terhadap Tingkat Pendapatan

Masyarakat Di Kel. Wolo Kec. Wolo Kab. Kolaka, Skripsi , (Kolaka: Stai

Almawaddah Warrahmah Kolaka,2016)

Nurika, Aldesta Nurika Perwitasari Tunas. Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah

Terhadap Perkembangan Usaha Mikro kecil MenengahDi Kota Depok”,

(Bogor: Universitas Pertanian Bogor) Perwitasari Tunas, ”Analisis

Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro

kecil MenengahDi Kota Depok”, (Bogor: Universitas Pertanian Bogor,

2014)
51

Partina, Ana dan Rahmawati, Alni. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank

Profil Bank Muamalat. (Online). http://www.Bank Muamalat.co.id (Diakses 01

Januari 2018)

Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), (online),

http://www.bi.go.id (Diakses 19 Januari 2018)

Sahani, Henita. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap

Perkembangan Usaha Mikro kecil Menengah(USAHA MIKRO KECIL

DAN MENENGAH) BMT El-Syifa Ciganjur”, Skripsi, (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2015)

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Volume I; Jakarta: Lentera Hati

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kombinasi, Bandung : Alfabeta

Syafi’I, Muhammad Antonio, 2001 Bank Syariah dari teori ke praktek, cet .I;

Jakarta: Gema Insani Press

Tanaka, Ahmad, 2015. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi, Cet. III; Makassar:

Percetakan Media 99

Uji Regresi Linear Sederhana. (Online). http://www.spssindonesia.com (Diakses

12 Desember 2017)

widiyastuti, Indria. ”Analisis akuntansi penghimpunan dana dengan prinsip

wadiah dan mudharabah di perbankan syariah”,jurnal moneter, vol.1. no

1,2014
52

widiyatsari, Any.” Akad Wadiah dan Mudharabah dalam Penghimpunan Dana

Pihak Ketiga Bank Syariah”,jurnal ekonomi dan hukum islam, vol.3. no

1,2013

Wiratna, V Sujarweni, 2014. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Cet. I;

Yogyakarta: Pustaka Barupress

Wiratna, V Sujarweni, 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Cet. I;

Yogyakarta: Pustaka Barupress

Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

TAHUN PENELITIAN : 2018


53

Bulan
No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Tahap Pertama:
Penyusunan
Proposal Penelitian
a. Menyusun
1 Proposal Penelitian
b. Seminar Proposal
c. Perbaikan
Proposal Penelitian
Tahap Kedua: Pra
Penelitian
a. Penyusunan
2 Istrumen
Pengumpulan Data
b. Konsultasi
Tahap Ketiga:
Penelitian dan
Penulisan Skripsi
a.
Penelitian/Pengump
3 ulan Data
b. Analisis dan
Pengolahan Data
c. Penulisan Skripsi
d. Konsultasi
Tahap Keempat :
Penyerahan Skripsi
dan Konsultasi
4 a. Konsultasi
b. Perbaikan
c. Penyerahan
Skripsi

Lampiran 2

(isi surat dri LPPM)


54

Lampiran 3
55

Lampiran 4
56

Lampiran 5
57

PEDOMAN KUESIONER DENGAN NASABAH

Petunjuk Pengisian:

1. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan jujur dan benar

2. Bacalah terlebih dahulu pernyataan dengan cermat sebelum anda menjawab

3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dan berikan tanda ( √ ) pada jawaban

yang anda anggap paling benar.

4. Atas kesediaan anda untuk menjawab kuesioner ini terlebih dahulu saya

ucapakan terima kasih.

Data Responden

1. nama responden :

2. usia :

3. jenis kelamin :

4. pendidikan :

5.jenis usaha :

Keterangan:

 STS : sangat tidak setuju

 TS : Tidak Setuju

 RR : ragu-ragu

 S : Setuju
58

 SS : Sangat Setuju

Pernyataan untuk produk pembiayaan variable x

N ST T R S

o Pernyataan S S R S S

persyaratan awal

1 mengajukan pembiayaan

mudah saya penuhi

biaya administrasi pada


2
pembiayaan ringan

biaya pembiayaan yang

3 diterima mencukupi

kebutuhan usaha

keuntungan yang

didapatkan dari Bank


4
Muamalat tidak

memberatkan

jumlah angsuran yang

5 dibayarkan disesuaikan

dengan pendapatan

6 Jangka waktu pelunasan

pembiayaan yang

disepakati tidak
59

memberatkan

merasa puas dengan

7 pembiayaan yang ada pada

Bank Muamalat

Pernyataan Untuk Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah varibel y

N ST T R S

o Pernyataan S S R S S

omset/nilai penjualan
1
usaha meningkat

adanya kenaikan

konsumen/pembeli setelah

2 memperoleh pembiayaan

dari Bank Muamalat

Kolaka

Laba/keuntungan usaha

meningkat setelah

3 memperoleh pembiayaan

dari Bank Muamalat

Kolaka

pendapatan usaha
4
meningkat

5 aset/harta usaha meningkat


60

setelah memperoleh

pembiayaan dari Bank

Muamalat Kolaka

usaha mengalami

perkembangan setelah

6 memperoleh pembiayaan

dari Bank Muamalat

Kolaka

kondisi perekonomian

meningkat dan lebih


7
memenuhi kebutuhan

hidup dari sebelumnya

Lampiran 6: Hasil Koesioner

a. Variabel Produk Pembiayaan

No
respode
n p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 Total
1 4 5 4 4 3 3 4 27
2 4 5 4 4 5 4 5 31
3 4 5 4 4 5 4 5 31
4 4 4 4 4 4 4 4 28
5 4 4 4 4 4 4 4 28
6 4 2 4 4 3 4 4 25
7 3 4 5 4 5 4 4 29
8 4 4 4 4 3 3 4 26
9 4 4 4 4 4 4 4 28
10 4 5 5 4 5 4 4 31
11 4 5 5 4 5 4 4 31
12 3 4 4 4 4 4 4 27
13 4 5 4 4 5 4 5 31
61

14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 5 4 5 4 4 30
16 4 5 4 4 4 4 4 29
17 4 4 4 3 4 4 5 28
18 4 5 5 4 5 5 5 33
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 3 3 4 4 4 4 4 26
21 4 5 5 5 5 4 4 32
22 4 4 4 4 4 4 4 28
23 4 4 4 4 4 4 4 28
24 3 4 4 4 4 3 4 26
25 4 4 4 4 5 5 5 31
26 4 5 5 5 4 4 4 31
27 4 4 5 4 5 5 5 32
28 4 3 5 4 4 5 5 30
29 4 4 4 3 4 4 4 27
30 4 3 4 4 4 4 4 27
31 3 3 4 4 4 4 4 26
32 4 4 4 3 4 4 4 27
33 3 3 3 4 4 4 4 25
34 4 4 4 4 4 4 4 28
35 3 3 4 4 4 4 4 26

b. Variabel Pertumbuhan UMKM

No
respoden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total
1 5 4 4 4 4 4 4 29
2 4 3 4 4 4 4 5 28
3 4 3 4 4 4 4 4 27
4 3 4 4 4 3 4 3 25
5 4 4 4 4 4 4 4 28
6 4 4 4 4 4 4 4 28
7 4 5 4 4 4 4 3 28
8 3 3 3 3 3 3 3 21
9 4 3 4 3 3 4 4 25
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 5 4 4 4 4 4 4 29
12 4 4 4 4 4 4 4 28
13 4 3 4 4 4 4 4 27
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 5 4 4 4 3 4 4 28
16 4 3 4 4 4 4 4 27
62

17 4 4 4 5 4 4 4 29
18 3 4 4 3 4 4 3 25
19 3 3 3 3 3 3 3 21
20 4 4 4 4 3 4 4 27
21 4 4 4 4 4 4 4 28
22 4 4 4 5 4 4 4 29
23 4 4 4 4 4 4 4 28
24 4 4 4 4 4 4 4 28
25 4 4 4 5 4 4 4 29
26 4 4 4 4 3 4 4 27
27 4 4 4 4 4 4 4 28
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 4 4 4 4 4 4 4 28
30 4 4 4 5 5 5 4 31
31 3 4 3 4 4 4 5 27
32 4 4 4 4 4 4 4 28
33 4 5 4 5 4 4 4 30
34 3 4 4 4 4 4 5 28
35 4 4 4 4 4 4 4 28

Lampiran 7: Tabel Distribusi r


63

Lampiran 8 : Tabel F

d.f. TINGKAT SIGNIFIKANSI


dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1%
satu
10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05%
sisi
1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619
2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599
3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924
4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408
8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041
64

9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781


10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437
12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318
13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221
14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140
15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015
17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965
18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922
19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883
20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850
21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819
22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792
23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768
24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,467 3,745
25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,450 3,725
26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,435 3,707
27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690
28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674
29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659
30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646
31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633
32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738 3,365 3,622
33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733 3,356 3,611
34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728 3,348 3,601
35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591

Lampiran 9:

a.Hasil Uji Validitas Produk Pembiayaan Murabahah

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 Total

p1 Pearson
1 .417* .237 -.038 .073 .192 .272 .490**
Correlation

Sig. (2-tailed) .013 .171 .829 .678 .269 .114 .003

N 35 35 35 35 35 35 35 35
65

p2 Pearson
.417* 1 .356* .207 .485** -.090 .230 .702**
Correlation

Sig. (2-tailed) .013 .036 .233 .003 .608 .185 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p3 Pearson
.237 .356* 1 .350* .519** .367* .165 .704**
Correlation

Sig. (2-tailed) .171 .036 .039 .001 .030 .344 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p4 Pearson
-.038 .207 .350* 1 .158 .005 -.139 .336*
Correlation

Sig. (2-tailed) .829 .233 .039 .365 .978 .425 .049

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p5 Pearson
.073 .485** .519** .158 1 .518** .481** .801**
Correlation

Sig. (2-tailed) .678 .003 .001 .365 .001 .003 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p6 Pearson
.192 -.090 .367* .005 .518** 1 .575** .548**
Correlation

Sig. (2-tailed) .269 .608 .030 .978 .001 .000 .001

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p7 Pearson
Correlation .272 .230 .165 -.139 .481** .575** 1 .589**

Sig. (2-tailed) .114 .185 .344 .425 .003 .000 .000


66

N 35 35 35 35 35 35 35 35

Total Pearson
Correlation .490** .702** .704** .336* .801** .548** .589** 1

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .049 .000 .001 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Hasil Uji validitas Pertumbuhan UMKM

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

p1 Pearson
1 .185 .560** .348* .190 .376* .220 .614**
Correlation

Sig. (2-tailed) .288 .000 .040 .274 .026 .204 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p2 Pearson
.185 1 .330 .481** .282 .374* -.035 .569**
Correlation

Sig. (2-tailed) .288 .053 .003 .101 .027 .840 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p3 Pearson .560** .330 1 .420* .340* .671** .178 .686**


Correlation
67

Sig. (2-tailed) .000 .053 .012 .046 .000 .306 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p4 Pearson
.348* .481** .420* 1 .527** .587** .363* .809**
Correlation

Sig. (2-tailed) .040 .003 .012 .001 .000 .032 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p5 Pearson
.190 .282 .340* .527** 1 .621** .358* .699**
Correlation

Sig. (2-tailed) .274 .101 .046 .001 .000 .035 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p6 Pearson
.376* .374* .671** .587** .621** 1 .401* .811**
Correlation

Sig. (2-tailed) .026 .027 .000 .000 .000 .017 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

p7 Pearson
.220 -.035 .178 .363* .358* .401* 1 .542**
Correlation

Sig. (2-tailed) .204 .840 .306 .032 .035 .017 .001

N 35 35 35 35 35 35 35 35

total Pearson
.614** .569** .686** .809** .699** .811** .542** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001

N 35 35 35 35 35 35 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-


tailed).
68

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 10 : Uji Reliabilitas dan Regresi

a. Produk Pembiayaan Murabahah

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.708 7

b. Pertumbuhan UMKM

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.775 7
69

Lampiran 11 : Dokumentasi

Wawancara dengan Bapak Ruslan selaku AM Financing


70

Wawancara dengan Bapak Syamsul Bahru selaku Sub Branch Manager

Wawancara dengan Ibu Sulaemania selaku Sub Branch Operatyng Supervisor


71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anda mungkin juga menyukai