PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BMT Merupakan kependekan dari Baitul Maal wa Tamwil atau dapat juga
ditulis dengan baitul maal wa baitul tanwil. Secara harfiah/lughowi baitul maal
berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Baitul Maal
sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni
kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka
luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun
maupun kerugian. Prinsip yang umum adalah siapa yang ingin mendapatkan hasil
ataupun perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun takut mengambil risiko.2
1
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil. (Yogyakarta:UII Press Yogyakarta,
2004), hal.126
2
Amir machmud dan Rukmana, Bank syaiah teori, kebijakan dan studi empiris di Indonesia
(Jakarta: Erlangga, 2010), hal.131
1
Padahal risiko yang diterima dalam praktik dunia perbankan adalah kemungkinan
terjadinya serangkaian peristiwa bersifat negatif dan tidak diinginkan terjadi dapat
kegiatan usaha beresiko tersebut, bank tidak akan memperoleh retrun sebagai
imbal hasilnya.
Bisnis Bank berkaitan satu sama lain. Tidak ada satu Risiko pun yang
berdiri sendiri. Inilah salah satu yang menjadi alasan mengapa Bank sebaiknya,
bahkan seharusnya memiliki sebuah sistem yang bersifat padu atau teintegrasi
Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata risiko itu, namun secara
akan terjadinya akibat buruk yang merugikan, seperti kasus yang biasa terjadi
suku bunga, dan lain-lain. Semua itu sangat merugikan kegiatan perbankan
metodologi pengelolaan risiko sehinga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali
pada batas yang dapat diterima serta menguntungkan bank. Risiko dalam konteks
maupun yang tidak dipekirakan yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan
permodalan bank.5
3
Robert Tampubolon, Risk Management pendekatan kualitatif untuk bank komersial,(Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2004)hal.4
4
Amir machmud dan Rukmana, Bank syaiah teori…….,hal131
5
Vertizal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking,(Jakarta :Bumi AKsara,2010), hal.941
2
Secara umum, risiko-risiko yang melekat pada aktivitas fungional bank
syaiah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis risiko, yaitu risiko pembiayaan,
risiko pasar; terdiri dari forex risk, interest risk, liquidity risk dan price risk, serta
risiko operasional; terdiri dari transactional risk, compliane risk, strategic risk,
kelola perusahaan yang baik sekarang ini sudah menjadi suatu kewajiban.
Mulai dari resiko yang jarang terjadi hinngga yang sering terjadi mulai dari yang
berdampak rendah hingga yang berdampak serius, baik terhadap proses kerja,
dari tindakan korporasi yang bisa menimbulkan potensi kerugian perusahaan ini.
Dalam aplikasinya perusahaan harus mampu menangani setiap risiko yang ada
manajemen risiko yang kuat, good corporate governance yang kokoh, penerapan
kepada nasabah. Dalam setiap aspek kegiatan bisnis yang dilakukan bank atau
6
Adiwarman Karim, bank islam.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004) hal.260
7
Amir machmud dan Rukmana, Bank syaiah teori…….,hal.132
3
BMT harus selalu memfokuskan pada keempat hal tersebut. Di sisi lain bank atau
bmt harus menyadari bahwa pengelolaan manajemen risiko yang baik merupakan
tersendiri yaitu terlihat padea namanya. UGT adalah kependekan dari usaha
gabungan terpadu, maksud dari UGT sendiri adalah bertujuan untuk merangkul
8
Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan syariah, (Jakarta: Kencana, 2009) hal 441
4
bersama-sama menjalankan kegiatan perekonomian yang sesuai dengan prinsip
syariah.
mudharabah berjangka atau deposito. Produk lain yang diandalakan BMT UGT
Sidogiri adalah jasa layanan transfer yakni layanan pengiriman uang bagi
BMT UGT setempat kepada santri yang tengah menempuh pendidikan di Podok
Sidogiri. Menurut Abdul Majid, kini koperasi BMT UGT telah memilki 39 unit
layanan di seluruh kabupaten/ kota Jawa Timur dan pada tahun 2010 ditargetkan
bertambah menjadi 100 cabang. Omsetnya pun mengalai peningkatan dari tahun
ketahun, dimana pada tahun 2005 senilai Rp. 43 miliar naik menjadi 89 miliar
pada tahun 2006 dan tahun lalu tercapai Rp. 180 miliar lebih. Peningkatan omset
diikuti peningkatan asset yang tercatat Rp. 13 miliar pada 2005 lantas naik
menjadi Rp. 30 miliar pada 2006 dan tahun lalu mencapai Rp. 51 miliar. Dan
didukung jaringan alumni ponpes Sidogiri sebanyak 30.000 orang lebih, hingga
akhir 2007 koperasi tersebut memiliki anggota 216 orang anggota biasa dan luar
41 persen dari Rp. 1,069 triliun di tahun 2013 menjadi Rp. 1,509 triliun ditahun
9
Bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-6.html, diakses 19 Mei 2015
5
2014. Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 40 persen dari Rp. 664 milyar di tahun
2013 menjadi Rp. 927 milyar di tahun 2014. Kemudian pembiayaan juga
tahun 2013 menjadi Rp. 919 milyar di tahun 2014. Sedangkan untuk pembiayaan
bermasalah / NPF mengalami kenaikan 0,4 persen dari 2,9 persen di tahun 2013
Sehingga perlu diterapkan manajemen yang baik, yang dapat meminimalisir risiko
yang akan timbul dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh BMT. Berdasarkan
B. Fokus penelitian
Dari uraian latar belakang diatas, maka pokok yang akan menjadi kajian
C. Tujuan Penelitian
10
m. hidayatulloh.com/berita/berita-dari-anda/read/read/2015/02/22/39340/bmt-ugt-sidogiri-aset-
rp-2-triliun-ingin-jadi-koperasi-nasional-html#.VcbMFDNZ5Kw.
6
2. Mengetahui bagaimana pola pengelolaan manajemen risiko operasional di
D. Batasan Masalah
maka untuk memberikan arah yang jelas dalam penelitian ini penulis membatasi
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Akademisi
F. Definisi Istilah
digunaan dalam judul peelitian ini,maka diperlukan adanya penegasan istilah dari
penegasan istilah yang ada dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penegasan Konseptual
7
a) Implementasi
kegiatan.11
b) Manajemen
c) Risiko
11
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Semarang : CV Obor Pustaka.
2002)hal 70
12
Irmayanti hasan, Manajemen Operasional Persepektif Integratif,(Malang: UIN MALIKI
PRESS, 2011) hal 1
13
Fery N Idroes, Manajemen Risiko Perbankan(Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2008)hal 3
8
diperlukan suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan, diperlukan
d) Pembiayaan
direncanakan.15
e) Operasional
f) Risiko Pembiayaan
14
Ibid, hal 3
15
Muhammad, Manajemen pembiayaan(Yogyakarta:Akademi dab percetakan perusahaan YKPN,
2005)hal 17
16
Irmayanti hasan, Manajemen Operasional Persepektif Integratif,(Malang: UIN MALIKI
PRESS, 2011) hal 1
9
kepada bank. Singkat kata, credit risk adalah risiko kerugian bagi
g) Risiko Opeasional
delivery. Oleh karena itu risiko ini juga merembet ke produk dan
2. Penegasan operasional
BMT UGT Sidogiri Blitar. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan
Dalam mengarahkan penulisan skripsi ini untuk lebih sistematis dan sesuai
10
kandungan dari karya ilmiah ini, penulis membagi dalam lima bab yang masing –
masing bab terdiri dari susb bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
11
penelitian. Meliputi identifikasi risiko, pengukuran
BAB V : Penutup
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengerian Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage berarti control. Dalam
skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengetian tersebut, yaitu yang
dapat dipandang sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai seni artinya
ini merupakan ketrampilan dari seseorang. Dengan kata lain, penerapan ilmu
manajemen bersifat seni. Oleh karena itu, manajemken adalah sesuatu yang sangat
19
Yayat M.herujito, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT Grasindo,2001),hal 1
13
perusahaan, hotel, dan sebagainya. Jadi, manajer (manager) bisa terdiri dari
merupakan unsur manajemen yang pokok. Manusia tidak dapat disamakan dengan
terhadap keadaan sekeliling dapat menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan
mendalam serta sukar untuk diperhitungkan secara seksama. Oleh karena itu,
B. Pengertian Risiko
seseorang menyatakan bahwa ada risiko yang harus ditanggung jika mengerjakan
pekejaan tertentu. Misalnya :”Besepeda motor di atas jalan yang sangat ramai
yang dipahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam
20
Ibid..hal.2
21
Ibid , hal 6
22
Ibid , hal 7
14
percakapan sehari-hari.23 Risiko berhubungan dengan ketidak pastian. Ketidak
pastian ini terjadi oleh karena kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang
risiko (risk).
tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan
Risiko murni
kemungkinan menguntungkan.
23
Herman Darmawi , manajemen risiko (Jakarta :PT Bumi Aksara, 2002), hal17
24
Roony Kountur, Manajemen Risiko Operasional ,(Jakarta: PPM, 2004), hal 4
15
Seseorang yang menginvestasikan uangnya unuk mendirikan suatu
jika bisnis teebut tidak berjalan dengan lancar maka dia akan menderita
kerugian. Risiko seperti ini masuk pada kategori risiko spekulaif, yaitu
barang rusak, orang cedera, atau mungkin saja nyawa manusia yang
kerja.25
C. Manajemen Risiko
panjang lebar mengenai pengertian risiko” dan ketidak pastian”‟ untuk mencoba
membuat definisi “risiko” yang diharapkan cocok unuk analisis dalam masing-
25
Ibid..hal 5-6
16
menganut satu definisi saja (tunggal) yang bisa dipergunakan dalam masing-
menuju maksud yang sama.26.Ada banyak definisi manajemen risiko. yang saling
memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.
sistem pengelolaan dan pengendalian risiko yang dihadapi oleh bank yang terdiri
sistem dan pro[phe sedur operasional) dan organisasi yang ditujukan untuk
memelihara tingkat profitabilitas dan tingkat kesehatan bank yang telah ditetapkan
dalam Corporate plan atau rencana strategi bank lainnya sesuai dengan tingkat
kesehatan bank27
kosep risiko. Kontradiksi ini satu pihak disebabkan oleh kaum teoritisi dalam
bidang lain.32.28
26
Herman Darmawi , manajemen risiko (Jakarta :PT Bumi Aksara, 2002), hal18
27
Robert Tampubolon, Risk Management pendekatan kualitatif untukbank komersial,(Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2004)hal.33
28
Herman Darmawi , manajemen risiko (Jakarta :PT Bumi Aksara, 2002), hal18
17
Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen risko disini adalah cara-
diambil anatara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, mengindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
lain terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrument-
instrumen keuangan. Dalam konteks ini pebankan islam dan juga BMT juga
segala rintangan yang mungkin terjadi, apakah itu telah diketahui atau
29
Roony Kountur, Manajemen Risiko Operasional ,(Jakarta: PPM, 2004), hal 8
30
Amir machmud dan Rukmana, Bank syaiah teori, kebijakan dan studi empiris di Indonesia
(Jakarta: Erlangga, 2010), hal.135
18
belum diketahui sebelumnya, dapat ditangani dengan baik. Manajemen
besar.
31
Roony Kountur, Manajemen Risiko Operasional ,(Jakarta: PPM, 2004), hal 8
19
dengan baik tidak saja dapat menyelamatkan perusahaannya dari
terhadap perusahaan maka secara implisit sudah terkandung di dalamnya satu atau
1. Survival
2. Kedamaian pikiran
3. Memperkecil biaya
masyarakat.
penetapan tujuan atau obyektif manajemen risiko itu terkait dengan proses
32
Ibid. hal 11-12
20
Untuk memperoleh manfaat yang maksimum dari program itu maka
syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis risiko dengan tingkat
kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Risiko dalam
dihindari, tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Oleh karena itu, sebagaimana
mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha,
33
Herman Darmawi , manajemen risiko (Jakarta :PT Bumi Aksara, 2002), hal 14-15
34
Adiwarman Karim, bank islam.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004) hal.255
21
pertumuhan yang prudent. Dengan penerapan manajemen risiko yang terintregrasi
dan menyeluruh, bank dapat melalui setiap perubahan dan krisis yang tejadi
dengan baik.35
memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko
manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early
warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan manajamen risiko itu
pengukuran, pelaporan, manajemen dan kontrol atas semua risiko dan semua
semua tekanan risiko. IFSB ( Islamic Financial Sevice Board) telah membuat satu
35
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management for islamic bank, (Jakarta PT
Gramedia pustaka utama,2013).hal231
36
Adiwarman Karim, bank islam.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004) hal.255
22
set berisi prinsip-prinsip untuk manajemen risiko.37 IFSB( Islamic Financial
ini38. Prinsip yang dibuat IFSB ini harus diikuti oleh bank islam untuk
4. Institusi keuangan islam harus membuat informasi terbuka yang sesuai dan
memperkirakan risiko potensial dan upah atas investasi mereka dan juga
37
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management for islamic bank, (Jakarta PT
Gramedia pustaka utama,2013).hal232
38
Icmspecialist.com/stadar-ifsb-terbaru/ diakses 19 Mei 2015
23
untuk melindungi bunga mereka atas keputusan mereka melakukan
proses.39
syaiah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis risiko, yaitu risiko pembiayaan,
risiko pasar: terdiri dari forex risk, interest risk, liquidity risk dan price risk, serta
risiko operasional; terdiri dari transactional risk, compliane risk, strategic risk,
1. Risiko pembiayaan
dengan yang namanya risiko, tetapi tanpa kegiatan berisiko tesebut, bank
pembiayaan atau sering disebut pula dafult risk merupakan suatu risiko
39
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management for islamic bank, (Jakarta PT
Gramedia pustaka utama,2013).hal232-233
40
Adiwarman Karim, bank islam.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004) hal.260
41
M. syafi‟I Antonio, Bank syariah dari teori ke praktik.(Jakarta: Gema insani press, 2001). Hal
160
24
nasabah memenuhi perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak
risiko yang dihadapi berbeda satu sama lain, yaitu sesuai dengan
sebagai berikut.44
1) Mudharabah
tersebut.45
42
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management for islamic bank, (Jakarta PT
Gramedia pustaka utama,2013).hal239
43
Adiwarman Karim, bank islam.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004) hal.260
44
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management ………hal. 240
45
M. syafi‟I Antonio, Bank syariah…hal 95
25
Untuk menghadapi kemungkinan risiko, bank islam
2) Musyarakah
46
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management ………hal. 241
47
M. syafi‟I Antonio, Bank syariah…hal 90
26
dapat ikut mengelola usaha, disamping melakukan pengawasan
secara lebih ketat dari usaha tersebut. Namun biasanya kendala yang
muka. Dalam bai‟us salam barang yang dijual harus telah ditentukan
lainnya.
48
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management ………hal. 241
27
mengurangi risiko menurunnya nilai inventory, bank dapat
bank sama dengan salam dan salam paralel. Baiu‟ul istisna menurut
tidak sesuai. Dalam istisna paralel risiko yang dihadapi bank adalah
baik karena tidak efisien dan tidak tepat waktu maka bank juga akan
5) Ijarah (leasing)
jumlah sewa yang diterima ternyata lebih kecil dari peroleh biaya
49
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk management ………hal. 242
50
Ibid..hal 243
51
M. syafi‟I Antonio, Bank syariah…hal 117
28
aktiva ijarah, pemeliharaan aktiva ijarah dan adanya penurunan
kesehatan bank.
52
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk …..hal 243
29
Risiko pembiayaan dapat bersumber dari berbagai aktivitas bank,
book.53
2. Risiko Pasar
bunga dan perubahan nilai tukar mata uang. Pendapatan bank berasal dari
selisih antara bunga yang dihasilkan dari sisi aktiva dengan bunga yang
dibayarkan kepada dana pihak ketiga. Perubahan tingkat suku bunga dapat
terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan
Risiko pasar ini mencakup empat hal, yaitu tingkat suku bunga,
53
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk …..hal 243-244
54
Ibid…hal 259
30
maupun sisi pembiayaan, tetapi bank syariah tidak akan dapat
terlepas dai risiko tingkat bunga. Hal ini disebabkan pasar yang
spekulasi, tetapi bank syariah tidak akan dapat terlepas dari adanya
55
Adiwarman Karim, bank islam..hal.271-273
31
tidak boleh dijalankan. Yang diperkenankan adalah untuk
tamlik.
Sebaliknya bila haraga naik, maka secara tidak langsung bank akan
56
Ibid…hal 274
32
Risiko likuidits adalah risiko yang antra lain disebabkan
bersangkutan.
dahulu.
jangka panjang.
57
Ibid …hal 275
58
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk …..hal 260
33
g. Bagi hasil antar bank kurang menarik, karena final settlement-
bulan.59
kerugian bank sehingga berakibat kepada penurunan kinerja dan tingkat kesehatan
bank.
59
Adiwarman Karim, bank islam..hal.275
34
f. Menetapkan limit dan wewenang untuk memitigasi risiko operasional,
35
mempengaruhi opeasional bank dan merugikan yang melekat pada
1. Pembiayaan
6. Pembiayaan perdagangan
8. Aktivitas umum60
Risiko reputsi dalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya
dinilai baik maka risiko reputasi menjadi rendah, demikian juga bila
reputasi juga rendah. Dalam hal pelayanan, bila pelayanan kurang baik
60
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic risk …..hal 252-253
36
syariah haruslah dilaksanakan secara konsekuen aga tidak timbul
maupun ekternal
37
perikatan seperi tidak terpenuhinya syarat keabsahan suatu kontrak
1. Identifikasi
61
Adiwarman Karim, bank islam..hal.275-277
62
Fery N Idroes, Manajemen Risiko Perbankan ………hal 7
63
Herman Darmawi , manajemen risiko…..hal 34
64
Fery N Idroes, Manajemen Risiko Perbankan ………hal 8
38
2. Pengukuran Risiko
mananganinya.65
3. Pemantauan risiko
4. Pengendalian risiko
menahan risiko.68
65
Herman Darmawi , manajemen risiko…..hal 44
66
Fery N Idroes, Manajemen Risiko Perbankan ………hal 10
67
Herman Darmawi , manajemen risiko…..hal 78
68
Fery N Idroes, Manajemen Risiko Perbankan ………hal 10
39
G. Pengelolaan manajemen risiko pembiayaan dan risiko operasional
Dalam menerapkan proses manajemen risiko, maka pada tahap awal yaitu
membayar secara tepat waktu, serta jaminan atau agunan yang diberikan.
instrumen, jenis transaksi yang dilakukan dan likuiditas pasar serta faktor-
69
Veithzal Rivai dan Andriana Permata , Islamic Financial Management, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada,2008) hal 623
40
melekat pada aktivitas fungsional dan risiko dari produk dan kegiatan
usaha.70
Ada Empat hal kunci yang biasa atau perlu diperhatikan dalam
kantor pusat. Contohnya peristiwa bom bali pada bulan oktober 2002,
misalnya memperpanjang jangka waktu kredit dengan satu atau dua tahun,
pemulihan sektor pariwisata Bali atau daya beli masyarakat pulih kembali.
prosedur pemberian kredit yang berlaku, apakah sudah sesuai. Lalu, kredit
70
Evi septi Hernawati, Manajemen Risiko di BMT Forsitama Kalitirto Berbah Sleman
Yogyakarta,(Yogyakarta Skripsi di terbitkan , 2014), hal 9-10
41
dikaji-ulang untuk menetapkan risk ratting nya yang baru. Dalam hal ini
oleh ahlinya.
yang akan dipertahankan dalam portofolio bank, dan mana yang akan
alokasi modal
dengan cara lainnya. Selain itu harus dipantau juga kecenderungan risiko
kredit yang ada, apakah meningkat atau menurun, dan dicari penyebabnya.
macet? Apakah ada fungsi loan review yang profesional, independen dan
klasifikasi KAP? Apakah kredit diputus oleh komite kredit, dan komite ini
42
berfungsi secara efektif? Apakah ada limit otorisasi bagi officer kredit dan
limit untuk konsentrasi? Apakah limit-limit ini dikaji secara berkala oleh
internal credit rating, saldo debet terhadap limit kredit. Tugas ini
Salah satu sinyal akan adanya risiko kredit , yaitu apabila kecenderungan
NIM (Net Interest Margin) menurun sementara LDR (Loan Deposit Ratio)
oleh karena itu harus masuk ke dalam penilaian intern bank agar dapat
43
Sesuai proses manajemen risiko, berikut program pengendalian risikonya
mengacu ke internal credit risk rating yang ada, dengan mempertimbangkan hal-
terjadi.
yang diperkirakan.
Demikian juga halnya dengan pengendalian risiko yang ada, dinilai dan di
scoring. Kedua score berikut penjelasan narasi dari risiko maupun pegendalian,
3) Pemantauan Risiko
prosedur untuk memantau kondisi setiap debitur dan counterparty pada seluruh
71
Robert Tampubolon, Risk Manajemen....hal135-138
44
kurangnya memuat ukuran-ukuran dalam rangka memastikan bahwa bank
permasalah.
dibandingkan dengan limit risiko pembiayaan yang telah ditetapkan, antara lain
tersebut harus dilakukan secara berkala dan terus-menerus oleh Satuan Kerja
Direksi.72
Risiko kredit dikendalikan oleh satuan kerja operasional mulai dari saat
72
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic...972-973
45
adanya pemisahan fungsi antara credit initation, approval, review,
petugas yang independen (loan review) dari satuan kerja operasional tersebut.
Hasil kajian tersebut harus disampaikan secara langsung dan lengkap kepada
dewan direksi, komitte audit, direktur yang terkait, SKAI (Satuan Kerja Audit
Intern) dan satuan kerja manajemen risiko. Hasil kajian tersebut selanjutny akan
diuji oleh SKAI, sebelum diuji oleh auditor eksternal dan otoritas pengawasan
praktek yang sehat dan membantu memastikan bahwa eksposur risiko kredit tidak
melampaui tingkat risiko yang dapat diterima bank, harus dinilai dan diaudit oleh
Sebaiknya bank memiliki satuan kerja khusus untuk menangani krdit bermasalah
ini. Mitigasi risiko kredit bermasalah ini harus dimasukkan ke da;am profil risiko
46
kebijakan, prosedur limit, kewenangan atau pedoman yang pruden, dapat segera
kaitannya dengan service or product delivery. Oleh karena itu risiko ini juga
merembet ke produk dan jasa perbankan, situs operasional, pasar dan jalur
bertanggung jawab untuk menciptakan iklim atau budaya organisasi yang sehat
dimana terdapat prioritas tinggi baggi manajemen risiko operasional serta ketaatan
73
Robert Tampubolon, Risk Manajemen..hal 139-140
47
1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran risiko
3. Aktifitas pengendalian
5. Pemantauan
Kerja ini harus dapat mengartikulasikan proses kunci yang tersedia untuk
atas agar dapat memastikan bahwa bank telah mengelola risiko operasional
48
system baru. Proses pengkajian ini harus bertujuan untuk
g. Dewan komisaris dan direksi wajib memastikan scope dan frequency audit
cukup memadai untuk mengaudit semua risiko yang ada. Tindakan ini
teknis yang memadai, di mana staf atau pegawai yang berwenang untuk
49
kewenangan yang independen dari satuan kerja operasional yang
dinilainya.
menangani risiko kredit, risiko pasar, dan risiko lainnya. Juga termasuk
a. Mengidentifikasi risiko
pengolahan yang ada, berbagai sistem teknologi informasi yang digunakan, dan
74
Robert Tampubolon, Risk Manajemen....hal193-194
50
b) External fraud yaitu tindakan-tindakan yang jenisnya menjurus
dengan counterparty.75
Mempertimbangkan semua aspek dari situasi saat ini dan yang akan
75
Ibid hal 205-207
51
pengalaman tidak dapat terlalu diandalkan. Ini adalah alat yang paling efektif
b. Mengukur risiko
Udara AS percaya bahwa tahap ini adalah merupakan inti dari program
manajemen risiko. Kesuksesan tahap ini tergantung pada kualitas analisis risiko
dan biaya.
Konsep penting lainnya adalah interaksi. Interaksi terjadi bila dua buah
pengawasan internal lemah terjadi pada ketidakjujuran yang terjadi dalam suatu
c. Merespon
76
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic...hal 252-255
52
Sesuai proses manajemen risiko, selanjutnya bank harus menyusun
Program mitigasi risiko disusun berdasarkan tinggi rendahnya ratting dari nilai
semua transaksi tetap terpelihara dengan baik. Empat factor yang dapat
- Struktur organisasi
- Kebijakan prosedur77
77
Robert Tampubolon, Risk Manajemen..hal 211-212
53
Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha reasuransi Dengan Prinsip Syariah dan buku
pedoman Opersasional bringin Life Syariah. Dengan ini PT. Bringin Life Syariah
belum mengalami risiko-risiko yang signifikan. Sebab PT. Bringin life syariah
setiap risiko. Oleh karena itu PT. Bringin Life Syariah dengan cepat
dalam skripsi ini perbedaanya terletak pada poa pengelolaannya yang mana dalam
skipsi ini hanya terfokus pada risiko pembiayaan dan risioko operasional.
Risiko Dalam Pengelolaan Risiko Kredit Dan Risiko Operasional Pada Kantor
Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan. Hasil dari penelitian itu Secara
keseluruhan, penerapan manajemen risiko kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia
telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Hal ini
didukung oleh beberapa prosedur, kebijakan dan strategi yang telah disusun oleh
terdahulu ini hampir sama dengan yang ada di dalam skripsi ini karena sama-sama
risiko operasionalnya yang mana pada penelitian ini risiko oprasionalnya terfokus
78
Iin Irnawati, Implementasi Manemen risiko Di PT Bringin life syariah (jakarta:skripsi tidak
diterbitkan, 2011)
79
Putri Adinda Lestari : Analisis Penerapan Manajemen Risiko Dalam Pengelolaan Risiko Kredit
Dan Risiko Operasional Pada Kantor Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, 2010
54
BAB III
Metode Penelitian
Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami objek
kajian yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka dalam menelaah
data dan mengumpulkan serta menjelaskan objek pembahasan dalam skripsi ini,
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
informasi mengenai status gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa
80
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm.6.
81
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 309.
55
untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya
atau dengan ara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk
secara ilmiah.
mendalam tentang ucapan, tulisan, dan/atau peilaku yang dapat diamati dari suatu
seting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif,
dan holistic.
tersebut idak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis
56
Karakter khusus penelitian kualitatif beupaya mengungkapkan keunikan
uacapan, tulisan, aau perilaku yang dapat diamati dri suatu individu, kelompok,
Kesemuanya itu dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan
holistic.84
Dengan begitu, data dapat diartikan sebagai fakta atau informasi yang
terjadinya gejala dalam hal ini adalah BMT UGT Sidogiri Blitar dengan
mendemonstrasikan tentang cara vyang dilakukan oleh informan. Pada saat itu,
84
Ibid hal 2-3
57
sendiri melalui pembicaraan dan bagaimana mereka berpikir tentang pembicaraan
B. Lokasi penelitian
C. Kehadiran Peneliti
Kehadiran Peneliti ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2015 sampai selesai,
D. Sumber data
dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya
dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan , sumber data tertukis, foto, dan statistik.
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis
dan bertanya. Manakah di antara ketiga kegiatan yang dominan, jelas akan
bervariasi dari satu waktu ke waktu lain dari satu situasi ke situasi lainnya.
85
ibid hal 33
58
umum, jelas bahwa melihat dan mendengar merupakan alat utama, sedangkan
mendalam, jelas bahwa bertanya dan mendengar akan merupakan kegiatan pokok.
pada suasana dan keadaan yang dihadapi. Pada dasarnya, ketiga kegiatan tersebut
adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh semua orang, namun pada peneliian
informasi yang tersedia tidak seluruhnya akan digali oleh peneliti. Senantiasa
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian field research sumber data antara
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Dalam hal ini, sumber data primer Penulis ialah data
langsung yang berasal dari hasil wawancara mendalam (indepth interview). Data
jenis ini akan diperlakukan sebagai sumber primer yang mendasari hasil penelitian
ini. Objek penelitian ini adalah 2 kelompok; 1). Pegawai BMT UGT Sidogiri", 2)
86
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…….hal 157-158
59
pihak eksekutif BMT UGT Sidogiri.
metode analisis data atau bahkan menjadi alat utama metode dan teknik analisis
data. Untuk mendukung penulisan skripsi ini, ada beberapa teknik pengumpulan
syariah maupun nasabah. Wawancara ini akan dilakukan secara terarah dan
b. Dokumentasi
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,prasasti, notulen rapat,
87
Agus eko S, materi kuliah metodologi penelitian pendekatan rancangan penelitian, hal 3
60
dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia,
terjadi secara sistematis. Dengan kata lain penelitian ini hanya menggambarkan
fenomena penelitian apa adanya dari sumber data berupa tulisan, prilaku atau lisan
tanpa adanya suatu uji hubungan variabel.88 Prosedur pemecahan masalah yang
data yang memiliki nilai empiris.89 Oleh karena itu metode ini sering disebut
88
Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif”,(Bandung : Alfabeta .2009),hal.213
89
Burhan bungin,metodologi penelitian kualitatif. (Jakarta: PT Raja grafindo persada,2003)
61
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan
konfirmitas.90
1 Tahap Pra-Lapangan
Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan. Ada lima
90
Lexy J. Moleong , Metode Penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008)
62
c) Mengurus Perizinan
Pada tahap ini yang pertama yaitu mencari tempat penelitian (BMT
UGT Sidogiri Blitar), yang kedua meminta surat pengantar dari
fakultas untuk diserahkan kepada pihak lembaga yang berkaitan dan
yang ketiga yaitu melakukan penelitian.
d) Menjajaki dan Menilai Lapangan
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang BMT
yang ada di Blitar. Agar peneliti lebih siap terjun ke lapangan serta
untuk menilai keadaan, situasi, latar belakang dan konteksnya sehingga
dapat ditemukan dengan apa yang dipikirkan oleh peneliti.
e) Memilih dan Memanfaatkan Informan
Tahap ini peneliti memilih seorang informan yang merupakan orang
yang benar-benar tahu dan terlibat dalam BMT UGT SIDOGIRI
BLITAR. Kemudian memanfaatkan informan tersebut untuk
melancarkan penelitian.
f) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau kebutuhan
yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.
g) Persoalan Etika Penelitian
Dalam menghadapi persoalan etika tersebut, peneliti mepersiapkan diri
baik secara fisik, psikologis maupun mental. Secara fisik memahami
peraturan, norma, nilai sosial masyarakat melalui (a) kepustakaan, (b)
orang, kenalan, teman dari latar belakang dan (c) orientasi latar
penelitian. Seluruh peraturan, norma, nilai masyarakat, kebiasaan,
kebudayaan dan semacamnya dicatat dalam salah satu buku catatan
khusus yang dapat dinamakan buku tentang Etika Lembaga.
63
a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri tahap ini selain
mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar penelitian agar
dapat menentukan model pengumpulan datanya.
b) Memasuki Lapangan
Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang
akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa
yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika
pergulan dan norma-norma yang berlaku di dalam lapangan penelitian
tersebut.
c) Berperan serta sambil mengumpulkan data
Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam
field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan atau
menyaksikan sendiri kejadian tersebut.
3 Tahap Analisa Data
Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan
dalam menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesa kerja yang sesuai
dengan data. Pada tahap ini dibasan prinsip pokok, tetapi tidak akan dirinci
bagaimana analisis data itu dilakukan karena ada bab khusus yang
mempersoalkannya.91
91
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008)
64
BAB IV
Ponpes yang didirikan oleh Sayyid Sulaiman pada 263 tahun yang silam di desa
Sidogiri Kec. Kraton Kab. Pasuruan, itu bahkan berhasil mengembangkan konsep
ekonomi syari‟ah.
megharapkan bantuan pihak lain, dengan mendirikan koperasi pada 1981. Usaha
dengan menerapkan pinsip dari santri, oleh santri, dan untuk santri. Artinya modal
dari santri, dikelola oleh santri, dan keuntungan juga kembali utnuk santri.
bernama Baitul Mal wa Tamwil Maslahah Mursala lil Ummah (BMT MMU).
65
Usaha tersebut guna merespon keresahan masyarakat sekitar pesantren yang mulai
permodalan, asset maupun omsetnya. Saat ini omset bisnis syariah mencapai Rp.
42 Milyar per tahun. Adapun jumlah nasabahnya 12.000 orang lebih. Unit yeng
para personil ponpes tersebut lantas membentuk Usaha Gabungan Terpadu (UGT)
di Surabaya pada tahun 2002. Menurut Manajer BMT UGT Sidogiri, Abdul Majid
wilayah kerja BMT MMU hanya sebatas Pasuruan. Agar lebih leluasa, kami
mengajukan ijin mendirikan sejumlah BMT UGT ke Dinas Koperasi & PKM
dan kini berhasil menjaring 1.300 orang penabung dengan perputaran dana Rp 4
mudharabah berjangka atau deposito. Produk lain yang diandalakan BMT UGT
66
Sidogiri adalah jasa layanan transfer yakni layanan pengiriman uang bagi
BMT UGT setempat kepada santri yang tengah menempuh pendidikan. Menurut
Abdul Majid, kini koperasi BMT UGT telah memilki 39 unit layanan di seluruh
kabupaten/ kota Jawa Timur dan pada tahun 2010 ditargetkan bertambah menjadi
100 cabang. Omsetnya pun mengalai peningkatan dari tahun ketahun, dimana
pada tahun 2005 senilai Rp. 43 miliar naik menjadi 89 miliar pada tahun 2006 dan
tahun lalu tercapai Rp. 180 miliar lebih. Peningkatan omset diikuti peningkatan
asset yang tercatat Rp. 13 miliar pada 2005 lantas naik menjadi Rp. 30 miliar pada
2006 dan tahun lalu mencapai Rp. 51 miliar. Dan didukung jaringan alumni
ponpes Sidogiri sebanyak 30.000 orang lebih, hingga akhir 2007 koperasi tersebut
memiliki anggota 216 orang anggota biasa dan luar biasa ditambah 28..987 orang
katakana oleh Mahmud. Mahmud mengaku perkembangan BMT UGT dan BMT
professional.92
di Blitar di buka kanor cabang pembantu BMT Sidogiri yang terletak di di jalan
Mawar No 63. Kantor BMT idogiri terletak di daerah pasar karena memang target
utama dari BMT Sidogiri adalah orang pasar. Setelah mendapat izin kantor
92
Bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-6.html diakses 19 Mei 2015
67
cabang pembantu BMT Sidogiri yang terletak di Sukorejo Kota Blitar Ini
Visi
syariah Islam.
sosial ekonomi.
Misi
ekonomi.
3. Lokasi Penelitian
Pengurus
93
http://bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-7.html diakses 19 Mei 2015
68
Wakil Ketua I : H. Abdullah Rahman
Pengawas
Pengelola
Sukorejo
94
http://bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-9.html diakses 19 Mei 2015
69
5. Produk-produk pembiayaan yang ditawarkan BMT UGT Sidogiri Kantor
70
Jenis pembiayaan ini adalah pembiayaan modal usaha
juta.
71
Adalah fasilitas pembiayaan konsumtif bagi anggota
adalah:
B. Temuan Penelitian
Temuan hasil penelitian ini disajikan oleh penulis sesuai dengan fokus
BMT UGT Sidogiri dalam upaya mengidentifikasi risiko yang akan timbul
menggunakan langkah awal yaitu dengan prinsip mengenal nasabah dengan tepat,
melakukan survey yang tepat sasaran dan melakukan perjanjian di awal yang
disepakati bersama. Seperti yang dikemukakan Bapak Nazil selaku kepala BMT
95
Sumber data, Dokumen BMT UGT Sidogiri Blitar
72
UGT Sidoiri cabang kota Blitar :
Pak Huda disini selaku AO yang bertugas dalam mencari nasabah juga
menjelaskan bahwa langkah awal yang perlu diketahui adalah karakter dari
nasabah itu sendiri. Seperti yang beliau jelaskan dalam wawancara yaitu:
Langkah awal dan upaya yang dilakukan adalah sehubungan disini saya
sebagai AO yang bergerak di lapangan. Saya bertugas mencari informasi terkait
bagaimana karakter orang tesebut dan nantinya ditindak lanjuti oleh bagian kantor
untuk menanyakan kemampuan dari calon nasabah secara detail yang nantinya
juga berguna untuk meminimalisir risiko. Juga sudah dijelaskan dalam buku
paduan untuk karyawan BMT yaitu perlu diperhatikan terkait kapasitas usaha,
lokasi usaha, faktor SDM, kualitas peralatan, dan eksistensi biaya operasional.97
BMT akan melakukan poses wawancara yang ditujukan kepada calon nasabah.
Wawancaranya sendiri secara garis besar berisi tentang usaha apa yang dijalani,
kemampuan dari calon nasabah, mampu atau tidak nantinya untuk menunaikan
96
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di kantor
BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
97
Hisbullah Huda, wawancara AO BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di kantor
BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
73
dijalani, penghasilannya berapa, pengeluarannya per bulan , dan terakhir
kemampuan nasabah dalam mengangsur apakah nantinya mampu atau tidak
menunaikan kewajibannya.98
mengansur karena ada udzur syar‟i ataupun bencana alam yang tidak bisa
pihak BMT dengan nasabah dan juga memang dari karakter nasabah yang
yaitu lancr, kurang lancr, dan yang terakhir macet. Dengan dibedakan menajdi
98
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di kantor
BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
99
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di kantor
BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
100
Hisbullah Huda, wawancara AO BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di kantor
BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
74
beberapa kriteria nasabah, pihak BMT nantinya akan mudah dalam merespon
mana yang harus diberi perhatian khusus agar nantinya tidak terjadi kredit macet.
strategi jemput bola, sekalian mengunjungi nasabah yang akan menabung pihak
di BMT. Langkah seperti ini lebih efektif karena dengan setiap hari bertemu
kedekatan anatara pihak BMT dengan nasabah akan semakin erat terjalin. Seperti
Kita disini melakukan pemantauan tidak hanya satu atau dua kali. Tapi
pemantauan tersebut dilakukan setiap hari sambil mengunjungi nasabah yang
ingin menabung. Khususnya yang ada di pasar jadi kita bias langsung mengetahu
bagaimana kondisi ligkungan kerjanya dan juga lebi mengenal nasabah dengan
baik”.102
BMT UGT Sidogiri mempunyai langkah dan upaya tersendiri jika terjadi
101
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
102
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
103
Hisbullah Huda, wawancara AO BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di kantor
BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
75
kredit macet. Upaya yang dilakukan BMT adalah dengan sering mengunjungi atau
bersilaturahmi ke rumah nasabah. Setelah itu jika tetap tidak ada itikad baik dari
nasabah pihak BMT akan memberikan surat peringatan 3 kali. Jika tetap tidak ada
itikad baik pihak BMT akan mengambil jalan dengan mengambilkan dari uang
tabungan yang ada ataupun menawarkan untuk menjual jaminan yang telah
pak nazil:
Prosedur dan kebijakan yang dilakukan dari BMT yaitu jika terjadi kredit
macet dari nasabah dengan cara sering bersilaturahmi ke rumah ataupun setiap
hari sambil menarik tabungan menanyakan bagaimana kelanjutannya. Juga dari
BMT menawarkan apakah mau jika diambil dari tabungan untuk menutupi
hutangnya.
Jika dari nasabah tidak ada itikad baik untuk membayar kewajibannya.
Pihak BMT akan memberkan surat peringatan1 sampai tiga. Dan setelah
sampaibatas waktu yang ditentukan tidak mau pihak BMT menawarkan
apakahmau menjual jaminannya.104
Sidogiri jika ada nasabah yang macet adalah pertama menggunakan cara
sampai 3 bulan masih tetap macet. Keiga dengan cara menawarkan apakah
diambilkan dari tabungan ataupun menjual jaminan yang sudah diberikan dengan
104
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 31 Mei 2015
76
seluruh cabang. Hal ini dijelaskan oleh pak Nazil:
pencairan pembiayaan di atas 5 juta, dan proses pencairan harus disetujui oleh
semua pihak yang disni dinamakan komite structural. Prosedur itu harus
105
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
106
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
77
BMT UGT Sidogiri mengambil langkah kehati hatian dalam melakukan
kegiatan transaksi. Yaitu dengan melakukan semua proses pencairan di kantor dan
masuk sebelum disimpan di dalam brankas. Hal ini dijelaskan oleh pak Nazil
Pihak kantor selalu melakukan rapat tahunan untuk menentukan berapa besar
proses sudah berjalan karena setiap bulannya untuk jumlah pembiayaan berbeda-
beda tergantung keadaan keuangan BMT. Hal ini dijelaskan oleh pak Nazil dalam
sudah menjadwal semua calon nasabah yang mau melakukan realisasi pinjaman.
107
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
108
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di kantor
BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
78
Untuk meningkatkan kinerja kantor BMT melakukan target minimal dan
maksimal berapa pembiayaan yang harus dikeluarkan BMT dalam satu bulan.
Di BMT UGT Sidogiri Account Officer adalah ujung tombak dari BMT.
Maju atau tidaknya BMT dittntukan oleh seberapa keahlian AO tersebut. Pihak
peringkat untuk setiap AO. Langkah ini diambil guna untuk mengetahui
Dalam meningkatkan kualitas dari seluruh pegawai yang ada BMT UGT
Sidogiri pusat selalu mengadakan pelatihan untuk seluruh pegawai. Selain itu juga
melakukan rolling pegawai untuk setiap abang. Semua itu dilakukan untuk
109
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
110
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
79
meningkatkan kualitas dari pegawai dan menambah wawasan serta pengalaman
dari pegawai itu sendiri seperti yang dijelaskan oleh pak Nazil:
pelatihan yang sangat berguna bagi pegawai BMT. Serta memberikan hadiah bagi
BMT UGT Sidogiri mempunyai tim khusus untuk menangani jika ada dari
salah satu pegawai yang melakukan pelanggaran atau kecurangan. Semua itu
adalah kewenangan dari kantor pusat. Jadi jika terjadi kecurangan pihak kantor
Jika terjadi fraud yang dilakukan oleh pegawai. Wewenang yang dimiliki
kantor hanya sebatas memberikan informasi kepada pusat. Nantinya semua akan
C. Hasil Penelitian
111
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
112
Nazilul Farkhan, wawancara kepala BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo, (beralamatkan di
kantor BMT UGT Sidogiri KCP Sukorejo)Tanggal 20 Juni 2015
80
Setelah melakukan observasi pengamatan kegiatan – kegiatan operasional
yang ada di BMT UGT Sidogiri Kantor cabang pembantu Kota Blitar mulai dari
peneliti melakukan wawancara dengan kepala pimpinan serta para pegawai yang
ada di BMT UGT Sidogiri Kantor cabang pembantu Kota Blitar. Hasil dari
dilakukan dengan metode atau cara tersendiri. Selain dari data observasi dan
peneliti melakukan wawancara di Kantor BMT UGT Sidogiri kantor capem Kota
Blitar.
D. Pembahasan
bank oleh manajemen senior, dan direviu serta apabila dipandang perlu disetujui
oleh direksi bank. Kebijakan dan toleransi meliputi hal-hal yang terkait dengan
manajemen dan pelaksana dalamk bank ataupun BMT. Tujuan dari hal ini adalah
agar posisi tingkat risiko yang diambil dapat konsisten dengan harapan
shareholders, rencana strategic bank atau BMT, tuntutan dari otoritas perbankan,
serta agar budaya pengelolaan risiko bank dapat dipahami oleh seluruh
81
karyawan113
Dari data di atas bisa dilihat bahwa BMT dalam proses mengidentifikasi
harus melekat kepada seluruf aktivitas fungsional yang ada di BMT UGT sidogiri.
Dengan cara melakukan survey yang tepat sasaran, melakukan wawancara dengan
Serta melakukan perjanjian awal pada saat akad agar nantinya tidak terjadi salah
Langkah yang demikian dilakukan oleh pihak BMT karena target dari
pembiayaan itu orang pasar yang memang pengetahuan terkait perjanjian utang
prinsip kehati-hatian dengan mengenal nasabah dan seksama agar nantinya tidak
jenis nasabah menjadi tiga golongan yaitu lancar, kurang lancar, dan macet.
Dengan membedakan berbagai golongan nasabah BMT akan lebih mudah dalam
113
Veithzal rivai dan Rifki Ismail, Islamic...hal 945
82
dengan system jemput bola BMT akan lebih mengenal karakter nasabah.
silaturahim selain mempererat tali persaudaraan yang memang jadi dasar koperasi
adalah prinsip kekeluargaan pihak BMT akan lebih mudah dalam merangkul
nasabah. Jika cara seperti itu gagal karena nasabah sendiri mempunyai karakter
sifat yang beda-baeda. BMT memberikan surat peringatan kepada nasabah dengan
sp 1-3 setelah itu dilakukan negoisasi ulang untuk mencapai win win solutions
jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang berpotensi
Dengan langkah seperti di atas BMT UGT Sidogiri capem Kota blitar
manajemen risiko yang baku untuk sekelas BMT UGT Sidogiri capem Sukorejo
Kota Blitar yang memang sasaran utamanya adalah orang-orang pasar, penerapan
manajemen risikonya sudah sangat baik. Itu semua terbukti BMT UGT Sidogiri
capem Sukorejo Kota Blitar sudah berkembang pesat dengan umur yang msih
83
operasional dalam suatu proses. Risiko ini dapat menyebabkan terjadinya
kerugian bank sehingga berakibat kepada penurunan kinerja dan tingkat kesehatan
bank.
Risiko operasional berbeda dari jenis risiko lainnya, karena risiko ini tidak
itu dalam setiap kegiatan bank turut berdampak pada proses manajemen risiko.
terhadap penggambaran profil hubungan risiko dengan imbal hasil yang keliru
serta membuka peluang bagi bank untuk menderita rugi yang signifikan.114
bank oleh manajemen senior, dan direviu serta apabila dipandang perlu disetujui
oleh direksi bank. Kebijakan dan toleransi meliputi hal-hal yang terkait dengan
manajemen dan pelaksana dalamk bank ataupun BMT. Tujuan dari hal ini adalah
agar posisi tingkat risiko yang diambil dapat konsisten dengan harapan
shareholders, rencana strategic bank atau BMT, tuntutan dari otoritas perbankan,
serta agar budaya pengelolaan risiko bank dapat dipahami oleh seluruh
karyawan.115 Jadi beberapa hal yang diperhatikan BMT UGT sidogiri Blitar
84
Selain melakukan pengawasan aktif, kantor pusat juga melakukan pengarahan dan
evaluasi terhadap kinerja BMT di seluruh kantor cabang pembantu. Di sini dewan
dari seluruh BMT akan semakin meningkat. Terwujudnya pengawasan aktif dari
komisaris dan direksi terhadap bank atau BMT, sehingga menuntut kepada setiap
operasional. Untuk lingkup BMT UGT Sidogiri capem Skorejo Kota Blitar risiko
operasional yang dikelola yaitu diprioritaskan terkait dalam hal teknis opersional
dan progam pengembangan kualitas pegawai. Hal- hal yang dilakukan BMT
keuangan yang dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Itu semua terbukti dengan
dan kegiatan operasional BMT dapat mengetahui bagaimana kinerja dari seluruh
pegawainya untuk mengikuti pelatihan khusus yang diadakan oleh kantor pusat.
116
Ibid….hal 946
85
Selain mengadakan pelatihan pegawai, kantor pusat juga melakukan evaluasi
terhadap seluruh pegawai dari tingkat paling bawah. Jika ada masalah yang
banyak terjadi di suatu kantor cabang maka kepala dari kantor tersebut akan
manajemen risiko yang baku. Untuk sekelas BMT UGT Sidogiri capem Sukorejo
Kota Blitar yang memang sasaran utamanya adalah orang-orang pasar, penerapan
manajemen risikonya sudah sangat baik. Itu semua terbukti BMT UGT Sidogiri
capem Sukorejo Kota Blitar sudah berkembang pesat dengan umur yang msih
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan macet.
secara regular setiap hari sekalian dengan manarik tabugan dari nasabah.
87
secara intensif.
pembiayaan pada BMT UGT Sidogiri kantor capem Sukorejo Kota Blitar
telah sesuai sesuai dengan lingkup usaha BMT. Hal ini didukung oleh
prosedur, kebijakan dan strategi yang telah diterapkan oleh BMT, seperti:
cabang.
yang kokoh ke dalam seluruh jenjang organisasi adalah salah satu utama
efektif
B. Saran
1. Bagi BMT
diterapkan adalah :
baik.
88
c. Merekrut pegawai yang memiliki sikap (attitude) yang baik, bukan
risiko tersebut.
risiko tersebut.
Penelitian ini juga hanya sebatas pada pengamatan terhadap satu BMT
terhadap BMT yang lain. Serhingga diharapkan diperoleh kesimpulan yang lebih
umum.
89
DAFTAR RUJUKAN
Andri, Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan syariah, 2009 (Jakarta: Kencana,)
Machmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank syaiah teori, kebijakan dan studi
empiris di Indonesia, (Jakarta: Erlangga)
Masyhud Ali dan Pardi Sudrajat. 2006. Manajemen Risiko strategi perbankan
dan dunia usaha menghadapi tantangan globalisasi bisnis,(Jakarta, PT
rajaGrafindo Persada)
90
Ridwan, Muhammad. 2005.Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta:
UII Press).
Rivai, Veithzal dan Rifki Ismail. 2013. Islamic Risk Management for Islamic
Bank, (Jakarta PT Gramedia pustaka utama).
Bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-6.html
http://dilihatya.com/1597/pengertian-implementasi-menurut-para-ahli
Icmspecialist.com/stadar-ifsb-terbaru/
m. hidayatulloh.com/berita/berita-dari-anda/read/read/2015/02/22/39340/bmt-ugt-
sidogiri-aset-rp-2-triliun-ingin-jadi-koperasi-nasional-html#.VcbMFDNZ5Kw.
91
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
c) Pertanyaan apa saja yang diajukan oleh BMT kepada calon peminjam?
92
Lampiran 2
DOKUMENTASI
93