TERHADAP PROFITABILITAS
(BMT AL-Ittihad Komplek Pasar Cikurubuk)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E)
Pada Program Studi Ekonomi Syari’ah
Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Cipasung
Disusun Oleh :
ILHAM HAMID
NPM : 12.0467.1
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG (IAIC)
SINGAPARNA TASIKMALAYA
2016 M./1437 H
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
pertama dan menjadi ukuran bagi bank syari’ah lainnya telah lebih dahulu
Ini ditandai dengan semakin dikenalnya bank syari’ah secara nasional maupun
internasional bila dilihat dari kinerja bank syari’ah nasional yang selalu
tahun 1997 maupun krisis keuangan tahun 2009. Fakta memperlihatkan disaat
nasional jika di lihat dari kondisi masyarakat Indonesia yang merupakan jumlah
syari’ah memiliki peluang yang sangat besar dan sekarang ini jarang sekali orang
3
yang tidak mengenal dan tidak berhubungan dengan bank. Hampir semua orang
menghasilkan laba atau keuntungan dari operasi usaha bank itu sendiri, salah satu
profitabilitas merupakan salah satu aspek yang dapat menilai bank dalam
menghasilkan laba.
Profitabilitas adalah salah satu alat analisis bank yang digunakann untuk
kinerja keuangan bank yang baik. Sebaliknya jika profitabilitas yang dicapai
menghasilkan laba.
dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai untuk bank yang
1
James O.Giel, Dasar-Dasar Analisis keuangan. Informasi Keuangan Untuk Semua Menajer,
(Yogyakarta: Salemba Empat, 2004), cet. Ke-2, h.256.
4
menghasilkan laba yang besar pula. Dan laba yang besar akan berdampak pada
profitabilitas bank.
menghasilkan laba atau keuntungan dari dana yang telah disalurkan bank untuk
membiayai proyek yang telah disepakati oleh bank dan nasabah. Adanya
ketidakpastian tersebut mendatangkan risk yang tinggi pada bank yang berfungsi
profitabilitas suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.
Maka dari itu, pemanfaatan aktiva dalam suatu bank menjadi sangat penting
ini dapat diterapkan ke dalam semua jenis pembiayaan penuh yang merupakan
2
suatu jenis kontrak transaksi dalam bisnis yang tidak memiliki kepastian atas keuntungan dan
pendapatan.
5
ad-hock tanpa campur tangan pengelola bank. Prinsip ini diterapkan pada suatu
usaha atau proyek yang jangka waktunya sangat luas dengan sistem bagi hasil
sesuai dengan perjanjian yang telah terikat. Dengan prinsip tersebut semakin jelas
terlihat bahwa sistem perbankan Islam tampak jelas memiliki sifat dan semangat
bukan seperti yang disebut dalam kontrak, lalai dan kesalahan yang disengaja,
Maka dapat diketahui bahwa resiko bagi hasil mudharabah dapat mempengaruhi
hubungan risk bagi hasil mudharabah terhadap profitabilitas. Untuk itu judul
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
laba.
persial.
Iittihad.
pendapatannya.
2. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan penjelasan diatas maka dalam penelitian ini peneliti akan
3. Perumusan Masalah
meningkatkan pendapatannya?
pendapatan masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
BMT Al Ittihad.
pendapatannya.
masyarakat.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara praktis
syari’ah.
8
2. Secara teoritis
Konvensional.
BAB II
9
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teoritik
1. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh
terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Tanpa
pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidak ada perusahaan.
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha
atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode
yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau
3
Munandar, Proses Penyusunan Laporan Keuangan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Indonesia,
2009), h.16
4
Sopyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: PT Radja Grafindo persada Indonesia,
2008), h.236.
10
dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Pengertian
barang atau jasa yang diserahkan kepada pembeli dan dapat pula diperoleh
5
Zaki Baridwan, Proses Penyusunan Laporan Keuangan, (Yogyakarta: PT. Ekonisia
Fakultas Ekonomi UII, 2006), h.213.
6
Harnanto, Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2006), h.130.
11
barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi
services.
b. Klasifikasi pendapatan
pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk, atau jasa
dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi
1) Penjualan kotor yaitu semua hasil penjualan barang atau jasa sebelum
jenis, yakni:
royalti.
keuangan.
c. Proses Pendapatan
Terdapat dua konsep yang erat hubungannya dengan proses pendapatan, yakni
yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada
d. Penilaian Pendapatan
dan dicatat sebagai suatu transaksi serta berapa jumlah rupiah yang harus
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar
sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva
Aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang seharusnya
dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
14
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama
atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan
dengan baitul mal dan baitul tamwil. Istilah baitul mal berasal dari dari kata
bait dan al mal. Bait artinya bangunan atau rumah, sedangkan almal berarti
harta benda atau kekayaan. Jadi baitul mal secara harpiah seperti rumah harta
benda atau kekayaan. Meskipun demikian, kata baitul mal bias diartikan
dari segi istilah fikih adalah suatu lembaga atau badan yang bertugas untuk
7
Suhraawardi k. lubis dan farid wajdi, hukum ekonomi islam, (Jakarta: sinar grafika, 2012).
15
dan keluarganya.8
Menurut Heri Sudarsono dua fungsi utama BMT yakni sebagai Bait Al
penyaluran dana yang non profit, sepertihalnya zakat, infaq, dan sodaqoh.9
Menurut Hosen dan Husen Ali, BMT (baitul mal wat tamwil) merupakan
Baitul Maal Wattamwil (BMT) sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama,
yaitu: Baitul Maal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan
8
Modul pelatihan pengelolaan BMT, topic 2, halm 4.
9
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fax.
Ekonomi UII, 2004)
10
Pusat komunikasi ekonomi syariah, 2008.
16
ekonomi dalam Islam terutama dalam bidang keuangan. Baitul Mall adalah
nirlaba(sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq dan sedekah, atau
sumber lain yang halal. Kemudian, dana tersebut disalurkan kepada mustahik
(yang berhak, atau untuk kebaikan. Adapun Baitul tamwil adalah lembaga
berasal dari kata bait artinya rumah dan al-maal artinya harta benda dan
kekayaan, sedangkan Baittut tamwil berasaldari kata bait artinya rumah dan
tamwil artinya pembiayaan atau dalam bahasa inggris biasa disebut finance
11
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan, (Yogyakarta: Surya, 2009), cet. Ke-1, h.447.
12
Hertanto widodo, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2000), cet.
Ke-4, h.81.
13
Karnaen A.Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha Kami,
2007), h.230.
17
pada golongan orang kaya saja, tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian
laba yang merata dan adil sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam,
terakhir sebelum hijrah ke Madinah,ia meminta Ali bin Thalib r.a untuk
14
Q.S Al-hasyr, ayat 7
15
Adiwarman A.karim, Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontenpoler, (Jakarta: Gema Insani Press,
2004), h.18.
18
16
Q. S Al-Anfal ayat 1
17
Karnaen A.Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha Kami,
2007), h.232.
19
Abu Bakar r.a dikenal sebagai Khalifah yang sangat wara (hati-hati)
dalam masalah harta. Bahkan pada hari kedua setelah beliau dibai’at
mengambil harta umat dari Baitul Maal untuk keperluan pribadi dan
biografi para tokoh muslim, bahwa Abu Bakar r.a yang sebelumnya
Di tengah jalan, ia bertemu dengan Umar bin Khatab r.a. umar bertanya
“anda mau kemana, hai Khalifah?” Abu Bakar menjawab, “ke pasar”
Bakar r.a berkata “Lalu dari mana aku akan memberikan nafkah untuk
berhak menerimanya. Dalam salah satu pidatonya, yang dicatat oleh lbnu
18
Afif Abdul Fatah, Nabi-Nabi Dalam Al-Qur’an, (Semarang: Toha Putra, 1985)
20
hak seorang Khalifah dalam Baitul Maal, Umar r.a berkata, “Tidak
dihalalkan bagiku dari harta milik Allah Swt. ini melainkan dua potong
pakaian musim panas dan sepotong pakaian musim dingin serta uang
Quraisy biasa, dan aku adalah seorang biasa seperti kebanyakan kaum
muslimin.”
Kondisi yang sama juga berlaku pada masa Utsman bin Affan r.a.
Maal. Dalam hal ini, lbnu Sa’ad menukilkan ucapan Ibnu Syihab Az
Zuhri (51-123 H/670-742 M), seorang yang sangat besar jasanya dalam
harta dan meminjamnya dari Baitul Maal sambil berkata, ‘Abu Bakar r.a
dan Umar r.a tidak mengambil hak mereka dari Baitul Maal, sedangkan
21
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib r.a, kondisi Baitul Maal
ditempatkan kembali pada posisi yang sebelumnya. Ali r.a, yang juga
mendapat santunan dari Baitul Maal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir,
sebagai amanat Allah Swt. dan amanat rakyat, maka pada masa
c. Tujuan BMT
adalah karena Baitul Maal mempunyai peranan yang cukup besar sebagai
peran utama Baitul Maal sebagai lembaga keuangan kaum muslimin sesuai
Oleh sebab itu, tugas dan tujuan utama Baitul Maal adalah mengelola harta
kaum muslimin yang tidak jelas pamilik dan penerimanya. Tugas ini
lebih professional dan Islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam
seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah, dan lain-lain. BMT dalam
menerima zakat, infak, sedekah dan dana sosial lainnya dan untuk
19
Andri Soemitra, 2009:448.
24
d. Manfaat BMT
depan;
sistem balas jasa, sistem profit, akad bersyarikat, dan produk pembiayaan.
Sistem ini merupakan suatu cara jual beli yang dalam pelaksanaanya
20
Modul pelatihan pengelolaan BMT, topik 4, hlm 3.
25
murobahah adalah Jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
Ba’ Al-Istishna adalah membeli sesuatu dengan pesanan, jual beli ini
3) Sistem profit
4) Akad Bersyarikat
Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan
Mudharabah.
5) Produk Pembiayaan
21
Metode yang biasanya digunakan oleh para pedagang yang usahanya membeli dan menjual kembali
barang tersebut setelah terlebih dahulu ditambah biaya-biaya
22
Muhammad syafi’iantonio, Islamic banking syari’ah, (Jakarta: gema insani 2001).
26
produk yang berkembang dalam BMT sama seperti apa yang ada di Bank
Syari’ah.
Oleh karena berbadan hukum koperasi, maka BMT harus tunduk pada
9 tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga
didalam BMT, pembiayaan yang diberikan tidak hanya kepada anggota tetapi
juga untuk diluar anggota atau tidak lagi menjadi anggota jika
hal ini tidak membuat kinerja BMT kalah dengan Bank Syari’ah ataupun
program BMT.
koperasi syari’ah, Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dan dalam bentuk yang
Artinya: “Rasulullah Saw melaknat orang yang memakan riba dan orang
yang member makan riba (membayar riba), kedua orang saksinya,
dan penulisanya. Beliau bersabda ‘mereka itu sama saja.”24
Ancaman ini terkena pada semua bisnis riba yang bersifat perseorangan.
semuanya terlaknat. Mereka jadi sasaran serangan Allah SWT dan terjauhkan
Memakan harta secara batil ini meliputi semua cara mendapatkan harta
yang tidak diizinkan atau tidak dibenarkan Allah SWT, yakni dilarang oleh-
23
Q.S Al-Baqarah ayat :275
24
HR Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi, Soheh Muslim,
25
Sayyid Quthb, fiqih Sunnah, (Bandung: PT. Al Ma’arif, 2000), cet. Ke-1, h.382.
26
Q.S An Nisa ayat 29
29
barang kebutuhan pokok untuk menaikan harganya dan semua bentuk jual
sehat dan kuat, yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa
umumnya.
dan masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi,
dan gerakan keadilan membangun stuktur masyarakat madani yang adil dan
Berdasarkan fungsi dan jenis dana yang dikelola oleh BMT, maka
terdapat dua tugas penting BMT, yakni terkait dengan pengumpulan dana dan
penggunaan dana.
27
Buchari Alma, dan donni juni priansa, manajemen bisnis syari’ah, (bandung: alfabeta,2009), cet.
Ke-1, h. 24
30
Wadi’ah Amanah, yaitu titipan dana zakat, infak dan shadaqah dan
variasi simpanan.
profesionalisme.
yang semuanya itu mengacu pada dua jenis akad, yakni: akad tijarah, dan
dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan
pengembangan usahanya.
berikut ini:29
1) Pengkondisian
pendiri.
2) Musyawarah Pembentukan/Pendirian
28
Buchari Alma Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah, (Bandung: Alfa Beta, 2009), cet.
Ke-1, h.22.
29
Modul Pelatihan Pengelolaan BMT, Topik 4, h.3-6.
33
lain:
f) Rencana kerja
g) Wilayah kerja
perangkapan tugas).
pengerahan tabungan.
Personil pengelola itu harus diberikan gaji sesuai dengan hasil kerja.
tentunya lebih baik asalkan tetap memiliki dedikasi kerja yang cukup
tinggi.
bentuk:
a) Saham pendiri
Jadi tidak terkait dengan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS), sebab ZIS
Hibah atau bantuan sebagai nilai awal nisabnya dengan nilai nominal
kelayakan BMT
35
terdiri dari:
a) Surat Permohonan
Risalah rapat
Job Description
Modal awal
Rencana kerja
3. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
menghasilkan laba.30
memperoleh keuntungan.31
tertentu.
juga memilki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau
manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar di luar perusahaan, terutama
30
Warren, et al., Pengantar Akuntansi (2005)
31
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2004), cet.ke-1, h.86.
32
Agus Surtono, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE, 2001), cet.ket-3 h.131.
33
Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wattamwil (BMT), (Yogyakarta: UIIpress,
2003),cet.ke-1, h.144.
37
sekarang;
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
periode;
sendiri;
34
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: rajawali, 2005), cet. Ke-7, h.198
38
adalah:
aktiva.35
Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba
mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah
dengan membandingkan laba bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama
profit margin.
berikut.
35
Brigham Eugene dan Houston Joel (2001:90)
39
penjualan.
atas penjualan.
investasi.
modal sendiri. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik, demikian
sebagai berikut.
sebagai berikut.
Earning Interst∧tax
Return on Equity (REO)=
Equity
dengan cara yang sudah dikemukakan di atas, juga dapat pula digunakan
41
4. Mudharabah
a. Pengertian mudharabah
syarikat ini. Disebut Mudharabah karena diambil dari kata dharb, yang
Allah berfirman:
36
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: rajawali, 2005), cet. Ke-7, h.206
37
Q.S Al-Muzzammil: 20
38
Al Mugni op.cit 7/133
42
antara dua pihak, yaitu salah satu pihak menyerahkan harta kepada yang lain
didefinisikan sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
Ibnu Hazm menyatakan “semua bab dalam fiqih selalu memiliki dasar
dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang kita ketahui –Alhamdulilah- kecuali al-
Qur’an dan Sunnah. Dasarnya adalah ijma’ yang benar. Yang dapat kami
39
Al Bunuk Al Islamiyah Baina An Nadzoriyat Wa Tathbiq, h.122
40
Nurhayati sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia,(Jakarta: Salemba Empat), cet. Ke-3
h.128.
41
Ibnu hazm, Maratib Al Ijma’, (Beirut: Dar Al-Kutub). Cet.ke-1., h.91
43
yang menyelisihnya.
4) Jual beli (perdagangan) dengan keridaan kedua belah pihak yang ada
c. Jenis Al-Mudharabah
42
Naqdh Maratib Al Ijma’ karya Syeikh Islam yang dicetak sebagai foot note kitab Maratib Al Ijma
h.91-92.
44
pembatasan jenis usaha, tempat dan waktu, serta dengan siapa pengelola
mewujudkan kemaslahatan.
pengelola dan menentukan jenisusaha atau tempat atau waktu atau orang
tersebut berguna dan tidak sama sekali menyelisihi dalil syar’I, itu
3) Rukun Al-Mudharabah
(mudharib);
c) Pelafalan perjanjian
43
Al-Fiqh Al-Muyassar, op.cit., h.186.
44
Khaerul umam, pasar modal syari’ah (Bandung: Pustaka setia, 2013)., cet. Ke-1., h.348.
45
diperbolehkan syari’ah.
laporan hasil usaha yang secara periodik disusun oleh pengelola dana
lain.
barang. Ia harus uang tunai karena barang tidak dapat dipastikan taksiran
dengan hutang. Tanpa adanya setoran modal, berarti shahibul maal tidak
ulama syafi’I dan maliki melarang hal itu karena merusak sahnya akad.
4) Nisbah Keuntungan
tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang
waktu;
jumlah seluruh cicilan lebih kecil dari pembiayaan yang telah diterimanya
keuntungan pada portofolio lain, dalam hal ini semuanya terhimpun dalam
pot dana (pool of fund). Cara mengetahui resiko kerugian yang dihadapi
bank islam terutama dalam menilai kelayakan proyek dan karakter nasabah
3) Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap
bulan atau waktu yang telah disepakati. Bank selaku pemilik modal
penyalahgunaan dana.
5) Jika nasabah cidera janji dengan sengaja, misalnya tidak mau membayar
adminitrasi.
i. Manfaat Mudharabah
1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha
nasabah meningkat
4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar –benar
bungatetap.
2) Rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut dan
berdasarkan laporan bagi hasil dari pengelola dana yang diterima oleh bank.
yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Bagi
laba, dihitung dari pendapatan setelah dikurangi beban yang bekaitan dengan
Bagian laba bank yang tidak dibayarkan oleh pengelola dana pada saat
B. Kerangka Pemikiran
tahun 1990-an jumlah BMT mencapai 3.000 unit. Namun, pada bulan Desember
2005, jumlah BMT yang aktif diperkirakan mencapai 2.017 unit. Menurut
yang dihadapi. Di antaranya yang paling krusial adalah landasan hukum yang
belum jelas. Karena sebagian besar BMT memiliki badan hukum koperasi, maka
secara legal tidak dapat menghimpun dana dari masyarakat langsung. BMT harus
Konsekuensinya, tidak saja sebagian calon nasabah menjadi enggan, tetapi juga
hak suara yang sama. Sementara, bila BMT ingin dapat menghimpun dana dari
masyarakat langsung, maka BMT harus berganti status hukum menjadi bank atau
justru akan kehilangan kelebihan utama mereka sebagai lembaga keuangan yang
47
Buchari alma donni juni priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke-
1, h.17.
48
Suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan swasta sebagai pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu.
49
Ali Hasan M, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), cet. Ke-1,
h.89.
52
tidak pasti. Risiko penghasilan yang tidak pasti ini perlu diminimalisir. Risiko
kegagalan dalam memenuhi kewajiban sesuai dengan akad yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak sehingga BMT tidak dapat memperoleh kembali dana
laba yang dihasilkan tinggi. Pada saat BMT mampu menghasilkan laba yang
bahwa (1) profitabilitas BSM dalam kondisi yang berfluktiatif dan rata-rata
ROA perode tahun 2004-2007 sebesar 0,87%. (2) NPL mudharabah tahun
tempat penelitian.
Persamaan dengan penelitian ini adalah pada objek penelitian dan variabel
dan penurunan pada tahun 2008-2010. (2) Kondisi risiko pembiayaan BSM
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis objek (Ho) dan
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem bagi hsil pembiyayaan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
55
1. Lokasi Penelitian
Ittihad yang terletak di Jl. Linggajaya, Pasar Cikurubuk, Mangku Bumi, Kota
Tasikmalaya dengan alasan: lokasi lebih dekat dengan domisili penulis dan
2. Waktu Penelitian
2. Teoritik, diperoleh dari sejumlah buku dan bacaan lainnya yang ada
digunakan dalam penelitian, maka ada beberapa teknik pengumpulan data yang
digunakan:
1. Metode Wawancara
56
Al-Ittihad. Pada prinsipnya metode ini sama dengan metode angket, hanya
2. Metode Dokumenter
atau mengutip suatu dokumen atau catatan yang sudah ada yang telah
(BMT). Dengan teknik ini dapat diperoleh data-data pendukung yang dianggap
3. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
objek penelitian tertentu. Dalam hal ini observasi dilakukan pada subjek penelitian
ini.53
4. Studi kepustakaan
Metode ini menggunakan untuk mencari data yang diperoleh dari sumber
bacaan seperti buku yang digunakan peneliti untuk mengetahui apakah praktik
adalah Wiroso, produk perbankan syariah dan Buchari Alma Donni Juni Priansa,
Manajemen Bisnis Syari’ah. Buku ini memberikan gambaran yang jelas dan rinci
umum.
1. Jenis penelitian
Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
b. Data Khusus, yaitu data yang telah disusun oleh perusahaan sedangkan
peneliti hanya mengambil data untuk bahan penulisan tugas akhir skripsi.
Dalam hal ini adalah laporan keuangan BMT Al-Ittihad KCP Cikurubuk.
individu yang sedang dikaji. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan BMT Al-Ittihad KCP Cikurubuk 5 tahun terakhir. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan BMT Al-Ittihad KCP
Cikurubuk selama 5 tahun yaitu laporan laba rugi, laporan keuangan periode
tahun 2011-2015.54
1. Wawancara
54
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h.115.
59
pertanyaan yang akan disajikan untuk setiap subjek. Pada penelitian ini,
2. Observasi
dari pendapat para ahli di atas, observasi dapat disimpulkan bahwa teknik
objek penelitian tertentu. Dalam hal ini observasi dilakukan pada subjek
3. Dokumentasi
4. Studi kepustakaan
Metode ini menggunakan untuk mencari data yang diperoleh dari sumber
bacaan seperti buku, artikel, dan literature-literatur lain yang digunakan peneliti
salah satunya adalah Wiroso, produk perbankan syariah dan Buchari Alma Donni
Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah. Buku ini memberikan gambaran yang
jelas dan rinci tentang perbankan syariah pada umumnya dan produk-prudok
F. Instrumen Penelitian
harus ada alat ukur yang baik, alat ukur dalam penelitian dinamakan instrument
sebagai berikut:
55
Sugiyono, Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009),h.120.
61
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.56 Adapun analisis data dalam penelitian
perolehdari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka di anggap semakin
Penjualan Bersih
Karena perusahaan jasa tidak memiliki data HPP (Harga Penjualan Pokok)
a. Statistic Deskriptif
56
Sugiyono, Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009),h.147.
62
variabel dependen.
c. Anova
1) Hipotesis
profitabilitas.
profitabilatas.
2) Kriteria Pengujian
d. Regresi
Y = a + bXl
Dimana :
63
Xl = variabel independen
a = konstanta
variabel independen.
1) Hipotesis
2) Kriteria pengujian