Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN

2020 MENGGUNAKAN METODE RGEC

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi UTS Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Islam
Yang diampu oleh Ibu Ir. Rahmatiyaningsih DE., M.E.Sy

Oleh:

SILVA ANDINI YUNIZA


NIM. 2210103023

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM TAZKIA BOGOR

NOVEMBER 2023

1
DAFTAR ISI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2020 MENGGUNAKAN


METODE RGEC…………………………………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………2
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………...3
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………………………….5
A. Bank Syariah ......................................................................................................................................................... 5
B. Kesehatan Keuangan ............................................................................................................................................. 6
C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank........................................................................................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………..14
2. Good Corporate Governance............................................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………………………18
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran
penting dalam menggerakkan perekonomian indonesia. Peran tersebut
bertujuan sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional.
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkam kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan
dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga
kepercayaan. Bank umum syariah wajib memelihara kesehatannya. Kesehatan
bank harus dipelihara atau ditingkatkan agar kepercayaan masyaraka terhadap
perbankan tetap terjaga.
Kinerja keuangan merupakan faktor utama yang digunakan untuk
mengelola keuangan perusahaan. Penilain kinerja keuangan dapat dilihat
berdasarkan data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan.
Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan indivudual yang
dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Apabila kinerja keuangan pada
bank sangat baik, akan memberikan dampak yang baik pula untuk
kepentingan jangka panjang.
Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat
dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di
pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak
sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu perbankan, dapat dilihat dari
kinerja keuangan. Peringkat untuk kesehatan bank menjadi dasar untuk
menentukan penilaian kinerja keuangan perbankan. Perbankan syariah dalam
hal analisis kinerja keuangaan untuk menilai kesehatan bank menggunakan
pendekatan Risk profile, GCG, Earnings, Capital (RGEC).

3
Melakukan analisis keuangan maka dapat mengetahui kelemahan-
kelemahan perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik dan
mengetahui potensi kegagalan suatu perusahaan tersebut. Dengan
diketahuinya kemungkinan kesulitan keuangan yang akan terjadi, pihak-pihak
manajemen dapat melakukan antisipasi dengan mengambil langkah-langkah
yang perlu dilakukan agar dapat mengatasinya.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis pengaruh karakteristik
perusahaan pada sektor perbankan seperti tingkat kesehatan. Dengan adanya
penelitian ini dimaksudkan agar seluruh perusahaan mengingat pentingnya
penilaian tingkat kinerja keuangan perbankan guna menerapkan kebijakan-
kebijakan yang tepat untuk menjaga kelangsungan tingkat kesehatan
keuangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah yang akan dibahas adalah “Bagaimana kesehatan keuangan PT Bank
Syariah Mandiri tahun 2020 menggunakan metode RGEC?”
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dibuatnya makalah ini
untuk Mengetahui kesehatan keuangan PT Bank Syariah Mandiri tahun 2020
menggunakan metode RGEC.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah
1. Konsep Perbankan Syariah
Perbankan syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak
bisa dipisahkan dari konsep syariah yang mengatur pokok dan
operasionalnya. Konsep dasar hubungan ekonomi berdasarkan syariah
islam dalam sistem ekonomi islam dapat diterapkan dalam operasional
lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank. Bank
syariah yang menggunakan sistem bagihasil dirancang untuk terbentuknya
kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan berbagi hasil usaha
antara pemilik dana yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga
sebagai pengelola dana dan masyarakat yang membutuhkan dana sebagai
peminjam dana atau pengelola usaha.1
2. Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah merupakan suatu bentuk perbankan yang mengikuti
ketentuan ketentuan Syariah Islam. Bank Syariah menurut Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang perbankan adalah Bank Umum
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Awal
mula berdirinya Bank Syariah adalah suatu respon dari para ekonom dan
praktisi muslim yang mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang
menginginkan jasa keuangan yang pelaksanaannya sejalan dengan
prinsip-prinsip Syariah Islam2
3. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah
Chapra memaparkan beberapa tujuan dan fungsi penting yang
diharapkan dari sistem perbankan islam antara lain:
a. Kemakmuran ekonomi yang meluas dengan tingkat kerja penuh dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum

1
Fatatun Nafisah, “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode RGEC Pada Bank Umum Syariah
Periode 2012-2015” (Skripsi, Univesitas Jember, Jember, 2016), 11.
2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), 11.
5
b. Keadilan sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan
yang merata.
c. Stabilitas nilai uang untuk memungkinkan alat tukar tersebut menjadi
suatu uni perhitungan yang terpercaya, standar pembayaran yang adil
dan nilai simpan yang stabil.
d. Mobilisasi dan investasi tabungan bagi pembangunan ekonomi dengan
cara-cara tertentu yang menjamin bahwa pihak-pihak yang
berkepentingan mendapatkan bagian pengembalian yang adil.
e. Pelayanan yang efektif atass semua jasa-jasa yang biasanya
diharapakan dari sistm perbankan.

Dalam pandangan Chapra, jelas bahwa selain memberikan jasa keuangan


yang halal bagi komunitas muslim sebagai tujuan khusus, sistem
keuangan dan perbankan islam diharapkan juga memberikan kontribusi
bagi tercapainya tujuan sosio-ekonomi islam. Menurut Harahap, Sofyan
S, bank syariah tentu diharapkan dapat menghasilkan keuntungan dalam
operasionalnya. Jika tidak, tentu bank syariah disebut tidak amanah dalam
mengelola dana-dana yang diinvestasikan masyarakat. Maka bank syariah
harus menyelaraskan antara tujuan profit dengan aspek moralitas islam
yang melandasi semua operasionalnya.3

B. Kesehatan Keuangan
1. Pengertian Kesehatan Keuangan
Kesehatan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan bank
dari masa lalu dan sebagai prospek masa depan baik itu peningkatan
ataupun penurunan. Kondisi keuangan pada suau perusahaan
membutuhkan ukuran-ukuran tertentu, yang biasanya digunakan analisis
rasio ntuk menunjukkan antara dua data keuangan. Penggunaan rasio
keuangan merupakan cara yang paling umum dan mudah, sehingga
banyak digunakan dalam pengukuran kinerja suatu bank. Begitu pula
halnya bank syariah di Indonesia, analisis rasio keuangan bank syariah

3
Muhammad Nafik Hadi Ryando dan Rofiul Wahyudi, Manajemen Bank Islam Pendekatan
Syariah dan Praktek (Yogyakarta: UAD Press, 2018), 42.
6
menggunakan aturan yang berlaku berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 9/24/DPbS.4
2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi keuangan itu disusun
dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan mengenai
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Laporan keungan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan daan keuntungan dengan melalui proses data yang disusun
relavan dan prosedur akuntansi yang benar.
3. Rasio Keuangan
Rasio keuangan ialah kegiatan membandingkan akun-akun yang
ada dalam laporan keuangan pada suatu proses organisasi dan membagi
satu angka dengan angka lainnya yang mempunyai hubungan yang
relavan dan signifikan. Kesehatan atau kondisi keuangan dan non
keuangan bank berdasarkan prinsip syariah merupakan kepentingan
semua pihak terkait, baik pemilik manajemen bank, masyarakat penggun
jasa bank.
OJK mempunyai kewajiban dan wewenang untuk menjaga dan
mengendalikan bank-bank yang ada di dalam industri perbankan. Untuk
melakukan kontrol terhadap kinerja, maka OJK mewajibkan bank-bank
untuk mempublikasi laporan keuangan secara berkala baik berupa laporan
publikasi bulanan, laporan publikasi triwulanan, laporan publikasi
tahunan, dan laporan publikasi lain.5
C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Penggunaan analisa rasio keuangan sebagai alat untuk mengetahui kondisi
bank atau yang sering dikenal dengan Analisis Tingkat Kesehatan Bank
merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam kurun waktu tertentu
dan faktor yang mempengaruhi dengan menggunakan alat analisis yang

4
Muhammad Syaifullah dkk, Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Asset Qaulity, Earnings,
Liquidity, dan Sharia Comformity (Depok: Rajawali Pers, 2020), 19.
5
Ibid.
7
disebut RGEC yaitu, Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning,
dan Capital.
1. Metode RGEC
Metode RGEC digunakan untuk membedakan bank yang sehat dan
bank yang tidak sehat. Bank yang sehat diharapkan mampu tumbuh
dan berkembang dengan baik sehingga mampu menjaga kepentingan
dan kepercayaan masyrakat serta mampu memberikan kontribusi bagi
perkembangan ekonomi nasional. Tahap-tahap penilaian ini yang
dikenal sebagai metode RGEC merupakan model penilaian kesehatan
bank dengan sasaran manajemen resiko dengan cakupan penilaian
terhadap faktor-faktor sebagai berikut:
a) Profil risiko (risk profile)
Gaya terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap
risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam
operasional bank yang dilakukan terhadap 8 resiko yaitu:
- Risiko kredit (kredit risk)
- Risiko pasar (market risk)
- Risiko likuiditas (liquidity risk)
- Risiko operasional (operasional risk)
- Risiko hukum (legal risk)
- Risiko strategik (strategi risk)
- Risiko kepatuhan (compliance risk)
- Risiko reputasi (reputation risk)
b) Good Corporate Governance GCG
Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam
pendekatan RGEC didasarkan ke dalam tiga aspek utama yaitu
governance structure, governance proses, dan governance output.
Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang disajikan dalam
laporan pengawasan bank governance structure mencakup
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan
dewan direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.

8
Governance proses mencakup fungsi kepatuhan bank, penanganan
benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstern,
penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern
penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar serta rencana
strategis bank. Aspek terakhirnya governance output mencangkup
transparansi kondisi keuangan dan non keuangan laporan
pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip transparency,
accountability, responsibility, independency dan fairness.
c) Rentabilitas (earnings)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian
terhadap kinerja earnings, sumber-sumber ernings dan
sustainability earnings bank. Rentabilitas adalah kemampuan bank
untuk menghasilkan laba. Penilaian rentabilitas didasarkan atas
dua hal:
- Perbandingan laba sebelum pajak 12 bulan terakhir terhadap
rata-rata volume usaha dalam periode yang sama
- Perbandingan beban operasional terhadap pendapatan
operasional 12 bulan terakhir.
d) Permodalan (capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian
terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan
permodalan. CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko.6
2. Penilaian Kesehatan Bank Umum Syariah
1) Profil risiko (risk profile)
a) Non Performing Financing (NPF)
Untuk mengetahui total NPF suatu bank dengan pembiayaan
bermasalah, yaitu pembiayaan bermasalah yang tergolong

6
Prima Andreas Siregar et al, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2021), 24-29.
9
kurang lancar, diragukan, dan macet. Pembiayaan bermasalah
lalu dibagi dengan total pembiayaan.
pembiayaan bermasalah
𝑁𝑃𝐹 = 𝑋100%
total pembiayaan

Kriteria penetapan peringkat profil risiko NPF

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat sehat NPF<2%
2 Sehat 2% ≤ NPF< 5%
3 Cukup sehat 5% ≤ NPF<8%
4 Kurang sehat 8% ≤ NPF<12%
5 Tidak sehat NPF ≥ 12%

b) Financing Deposit Ratio (FDR)


Untuk mengetahui FDR suatu bank yaitu dengan menggunakan
total pembiayaan dibagi dengan total dana pihak ketiga.
total pembiayaan
𝐹𝐷𝑅 = 𝑋100%
dana pihak ketiga
Kriteria penetapan peringkat profil risiko FDR

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat sehat FDR<75%
2 Sehat 75% ≤ FDR<85%
3 Cukup sehat 85% ≤ FDR<100%
4 Kurang sehat 100% ≤ FDR<120%
5 Tidak sehat FDR ≥ 120%

2) Good Corporate Governance


Penilaian pada faktor GCG berdasarkan PBI No 13/1/PBI/2011
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. 7

7
Rolia Wahasusmiah dan Khoiriyyah Rahma Watie, “Metode RGEC Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Pada Perusahaan Perbankan Syariah,” I-FINANCE Vol.04, No. 02 (Desember, 2018): 175.
10
3) Rentabiltas (Earnings)
a) Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan. Rasio ini dirumuskan dengan.
laba sebelum pajak
ROA = 𝑋100%
total aset
Kriteria penetapan peringkat profil risiko ROA

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat sehat ROA<1,5%
2 Sehat 1, 25% ≤ ROA<1,5%
3 Cukup sehat 0,5% ≤ ROA<1, 25%
4 Kurang sehat 0% ≤ ROA<0,5%
5 Tidak sehat ROA ≥ 0%

b) Return On Equity (ROE)


Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih di
kaitkan dengan pembayaran deviden. Rasio ini dirumuskan
dengan:
laba setelah pajak
ROE = 𝑋100%
modal sendiri
Kriteria penetapan peringkat profil risiko ROE

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat sehat Perolehan laba sangat sehat
(rasio diatas 20%)
2 Sehat Perolehan laba tinggi (rasio
ROE berkisar antara12,5%-
20%)
3 Cukup sehat Perolehan laba cukup
tinggi (rasio ROEberkisar

11
antara 5,01%-12,5%)
4 Kurang sehat Perolehan laba rendah atau
cenderung mengalami
kerugian (ROE mengarah
negatif rasio berkisar antar
0%-5%)
5 Tidak sehat Bank mengalmi kerugian
yang besar (ROE negatif
rasio dibaah 0%)

c) Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)


Beban operasional terhadap pendapatan opersaional adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesien
dankemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Rasio ini di rumuskan dengan:

beban operasional
BOPO = 𝑋100%
pendapatan operasional
Kriteria penetapan peringkat profil risiko BOPO

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat sehat Tingkat efesien sangat
baik (rasio BOPO kurang
dari 83%)
2 Sehat Tingkat efesien baik (rasio
BOPO kurang dari 83%-
85%)
3 Cukup sehat Tingkat efesien cukup
baik (rasio BOPO kurang
dari 85%-87%)

12
4 Kurang sehat Tingkat efesien kurang
baik (rasio BOPO kurang
dari 87%-89%)
5 Tidak sehat Tingkat efesien sangat
buruk (rasio BOPO diatas
89%)

4) Permodalan (Capital)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank yang mengandung
atau menghasilkan risiko misalnya kredit atau pembiayaan yang
diberikan.8Rasio ini dirumuskan dengan:
modal
CAR = 𝑋100%
ATMR
Kriteria penetapan peringkat permodalan CAR

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat sehat CAR<12%
2 Sehat 9% ≤ CAR<12%
3 Cukup sehat 8% ≤ CAR<9%
4 Kurang sehat 6% ≤ CAR<8%
5 Tidak sehat CAR≤ 6%

8
Bank Indonesia , Surat Edaran Kepada Semua Bank Umum No.13/DPNP jakarta 2011 tentang
penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. 6.
13
BAB III

PEMBAHASAN

1. Profil Risiko (Risk Profile)


a. Non Performing Financing (NPF)
pembiayaan bermasalah
NPF = 𝑋100
total pembiayaan

2.510
= 𝑋100
28.611.916

= 0,008%

Berdasarkan hasil dari perhitungan Non Performing Financing


(NPF) 0,008% maka termasuk dalam peringkat 1 yaitu berarti berada di
keriteria NPF< 2% yang berarti sangat sehat. Hal ini menunjukkan bahwa
bank dalam keadaan sangat sehat karna semakin kecil nilai NPF maka
semakin sehat dan bank mampu menyeleksi calon peminjam.

b. Financing Deposit Ratio (FDR)

total pembiayaan
FDR = 𝑋100%
dana pihak ketiga

28.500.574
= 𝑋100
124.302.721

= 22,9%
Berdasarkan hasil dari perhitungan Financing Deposit Ratio (FDR)
22,9% maka termasuk dalam peringkat 1 yaitu berarti berada di kriteria
FDR < 75% yang berarti sangat sehat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
keadaan sangat sehat, setiap dana yang di himpun bank dapat mendukung
pinjaman yang diberikan sebesar 22,9% dan bank juga mampu
menghasilkan kenaikan laba seiring dengan peningkatan pemberian
pembiayaan.
2. Good Corporate Governance
Untuk melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan Good Corporate
Governance (GCG), Bank Mandiri Syariah secara periodik melakukan self
assessment Pelaksanaan Tata Kelola sesuai dengan Surat Edaran OJK

14
No.10/SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah, untuk memastikan penerapan prinsip-prinsip
GCG maka Mandiri Syariah secara rutin telah melaksanakan self assessment
Pelaksanaan GCG yang dilaksanakan secara semesteran. Pada semester I dan
II tahun 2020 hasil assessment menunjukkan hasil penilaian 1 atau kategori
predikat “Sangat Baik”.
3. Rentabilitas (Earnings)
a. Return On Asset (ROA)

laba sebelum pajak


ROA = 𝑋100%
total aset

1.910.976
= 𝑋100
113.885.501

= 1,67%

Berdasarkan hasil dari perhitungan Return On Asset (ROA) 1,67%


maka termasuk dalam peringkat 1 yaitu Sangat sehat
ROA<1,5% berarti. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan sehat.
Semakin tinggi ROA artinya bank dapat memanfaatkan aset yang
dimilikinya dengan baik untuk mendapatkan laba.

b. Return On Equity (ROE)


laba setelah pajak
ROE = 𝑋100%
modal sendiri
476.488
= 𝑋100
3.170.246

= 15,03%
Berdasarkan hasil dari perhitungan Return On Equity (ROE) Sehat
Perolehan laba tinggi 15,03% peringkat ke 2 yaitu se (rasio ROE
berkisar antara12,5%- 20%). Semakin besar presentase ROE maka
semakin besar laba bersih yang diperoleh oleh bank.
c. Beban Operasional Tehadap Pendapatan Operasional (BOPO)
beban operasional
BOPO = 𝑋100%
pendapatan operasional

15
= 81,81%
Berdasarkan hasil dari data laporang tahunan
https://ir.bankbsi.co.id/annual_reports.html (BOPO)81,81% maka termasuk
dalam peringkat
1 yaitu berarti berada di kriteria Tingkat efesien sangat baik (rasio
BOPO kurang dari 83%) yang berarti sangat sehat.
4. Permodalan (Capital)
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
modal
𝐶𝐴𝑅 = 𝑋100%
ATMR

Berdasarkan data laporan tahunan BSI untuk PT. Syariah Mandiri laporan
keuangan tahun 2020 Capital Adequacy Ratio (CAR) 16,88% maka termasuk
dalam peringkat 1. Bank umum syariah dikatakan sehat jika peringkat
komposit CAR bank lebih dari 11%. Hal ini menunjukkan tiap bank memiliki
cadangan modal mencukupi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia
mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.

16
Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Syariah Mandiri Tahun 2020

Rasio Peringkat
Tahun Komponen rasio Kriteria Komposit
% 1 2 3 4 5
Profile Risiko NPF 0,008 1 sangat sehat
FDR 22,9 1 sangat sehat
GCG 1 sangat sehat
2020 Earning ROA 1,67 1 sangat sehat SANGAT SEHAT
ROE 15,03 2 sehat
BOPO 81,81 1 sangat sehat
Capital CAR 16,88 1 sangat sehat
30 4 0 0 0
Nilai Komposit (34 : 35) X 100% = 97,14%

Berdasarkan nilai komposit Sehingga dapat di simpulkan bahwa pada tahun 2020 PT. Bank
Syariah Mandiri memperoleh peringkat komposit akhir 1 dengan kategori SANGAT SEHAT
sebab dari perhitungan nilai komposit diperoleh nilai sebesar 97,14%

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa
penilaian tingkat kesehatan PT Bank Syariah Mandiri Pada tahun 2020 yang
diukur menggunakan metode RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa PT Bank Syariah Mandiri menunjukkan kinerja keuangan yang sanagt
baik dan merupakan bank yang sangat sehat. Hal tersebut mencerminkan
kondisi bank secara umum sehat sehingga dapat di nilai mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta faktor
eksternal lainnya.
Penilaian faktor profil risiko dengan menggunakan rasio NPF dan FDR
pada tahun 2020 memperoleh kategori sangat sehat. Hal ini menggambarkan
bahwa telah mengelolah risikonya yang timbul dari kegiatan usaha bank
dengan baik. Pada faktor GCG dengan menggunakan self assement yang
tercantum pada laporan tata kelola perusahaan pada tahun 2020 memperoleh
kategori sangat baik, yang mencerminkan manajemen bank telah melakukan
penerapan GCG yang secara umum baik. Pada faktor rentabilitas
menggunakan rasio ROA, ROE, BOPO pada tahun 2020 yang memeperoleh
kategori sangat sehat, sehat, sangat sehat. Terakhir faktor permodalan yang
menggunakan rasio CAR pada tahun 2020 memeperoleh kategori sangat
sehat yang menujukkan bahwa bank memiliki kualitas dan kecukupan modal
yang sangat memadai.
B. Saran
Sebagai salah satu bank umum syariah di Indonesia Bank Syariah Mandiri
harus tetap menjaga tingkat kesehatan banknya pada tahun berikutnya agar
dapat mempertahankan kepercayan masyarakatnya. Dan pada makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Maka saya sebagai penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya atas kekurang dalam makalah ini, semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat serta pengetahuan terhadap para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://ir.bankbsi.co.id/misc/AR/AR2020-BSM.pdf
https://ir.bankbsi.co.id/annual_reports.html
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2014.
Ryando, Muhammad Nafik Hadi dan Rofiul Wahyudi. Manajemen Bank Islam
Pendekatan Syariah dan Praktek. Yogyakarta: UAD Press, 2018.
Syaifullah, Muhammad. Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Asset Qaulity,
Earnings, Liquidity, dan Sharia Comformity. Depok: Rajawali Pers, 2020.
Bank Indonesia , Surat Edaran Kepada Semua Bank Umum No.13/DPNP jakarta
2011 tentang penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Siregar, Prima Andreas et al. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2021.
Rolia Wahasusmiah dan Khoiriyyah Rahma Watie. Metode RGEC Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Pada Perusahaan Perbankan Syariah,” I-FINANCE
Vol.04, No. 02. Desember, 2018.
Nafisah, Fatatun. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode RGEC Pada Bank
Umum Syariah Periode 2012-2015. Skripsi, Univesitas Jember, Jember,
2016.

19

Anda mungkin juga menyukai