Anda di halaman 1dari 3

Kehidupan ekonomi global hingga saat ini tak terlepas dari peran penting sektor

perbankan. Terkait dengan pendanaan, hampir semua aktivitas ekonomi mengandalkan


perbankan sebagai institusi keuangan yang mendukung jalannya usaha-usaha tersebut. Bank
memiliki peran yang signifikan sebagai pemberi modal melalui penyediaan pinjaman, yang
merupakan salah satu opsi yang sering dipilih untuk memenuhi kebutuhan finansial (Asy'ari,
2016). Perbankan merupakan industri lembaga keuangan yang menjual layanan dan kepercayaan
melalui penanganan uang tunai, pemberian kredit, dan berbagai transaksi keuangan lainnya. Oleh
karena itu, setiap bank berupaya untuk menarik sebanyak mungkin nasabah baru, meningkatkan
pemberian kredit, serta memperbesar dana yang mereka Kelola.
Dengan berdirinya lembaga keuangan seperti perbankan di Indonesia, diharapkan dapat
memberikan solusi bagi pihak-pihak yang memerlukan dana untuk mendukung aktivitas
ekonomi masyarakat. Namun, penting juga bahwa pendirian bank ini tidak hanya berfungsi
sebagai institusi keuangan yang semata-mata berfokus pada mencari laba dan mencapai
keuntungan maksimal. Lebih dari itu, bank-bank tersebut diharapkan memiliki peran dalam
mengembangkan ekonomi negara.
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya
menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan kontribusi dalam pembangunan
ekonomi suatu negara. Bank menjalankan kegiatan bisnis dengan mengumpulkan dana dari
masyarakat dan kemudian mengalirkannya kembali kepada masyarakat, serta menyediakan
berbagai layanan jasa perbankan lainnya. Secara sederhana, bank dapat dijelaskan sebagai
sebuah institusi keuangan yang inti dari usahanya adalah memberikan kredit dan menyediakan
layanan dalam proses pembayaran dan peredaran uang (Rohmiati et al., 2019).
Kompetisi di antara bank-bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan
mengalirkannya kembali sebagai kredit seringkali diwarnai dengan pelanggaran terhadap aturan-
aturan yang berlaku dalam industri perbankan. Praktik-praktik yang menyimpang ini dapat
berdampak negatif terhadap kinerja bank dan tingkat kepercayaan masyarakat. Ketika bank-bank
terlibat dalam tindakan yang melanggar regulasi dan etika bisnis, konsekuensinya dapat sangat
merugikan. Penyalahgunaan atau pelanggaran aturan bisa mengakibatkan penurunan kinerja
keuangan bank, mengurangi kepercayaan nasabah, dan bahkan merugikan stabilitas sistem
keuangan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi bank-bank untuk mematuhi peraturan-peraturan yang ada,
menjaga integritas dalam aktivitas bisnis mereka, dan memprioritaskan kepentingan nasabah
serta masyarakat secara keseluruhan. Dengan cara ini, bank-bank dapat membangun reputasi
yang kuat, memelihara kepercayaan masyarakat, dan secara bersama-sama mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan
bank untuk menjalankan operasionalnya secara normal dan memenuhi semua kewajiban dengan
baik, sesuai peraturan perbankan yang berlaku. Istilah ini mencakup aturan tentang kondisi
kesehatan bank (Dewi, 2018).
Dalam upaya menciptakan dan menjaga kesehatan lembaga perbankan, diperlukan
adanya pembinaan dan pengawasan yang efektif, sesuai dengan Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang
Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998. Pasal ini menyatakan bahwa bank-bank wajib menjaga
tingkat kesehatan mereka sesuai dengan persyaratan yang meliputi kecukupan modal, kualitas
aset, manajemen yang baik, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan faktor-faktor lain yang
terkait dengan aktivitas bank. Selain itu, bank-bank juga diwajibkan menjalankan kegiatan usaha
mereka dengan mematuhi prinsip kehati-hatian.
Tujuan dari pendekatan ini adalah agar lembaga perbankan di Indonesia dapat beroperasi
secara efisien, berada dalam kondisi yang sehat, dan dapat melindungi dana dengan baik, yang
pada gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan. Dengan melaksanakan
pembinaan dan pengawasan yang tepat, pemerintah dan otoritas terkait berharap dapat
memastikan stabilitas sistem keuangan, menghindari risiko yang tidak diinginkan, dan menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan.
Untuk memastikan kelangsungan hidup perbankan, seorang manajer berperan sebagai
agen yang bertugas menjalankan operasi bank dengan efektif. Keberhasilan operasi bank sangat
tergantung pada keputusan yang diambil oleh manajer terkait berbagai aspek di dalamnya.
Pertumbuhan usaha bank dapat tercapai dengan baik melalui kebijakan yang diterapkan oleh
manajer dalam membuat keputusan terkait seluruh aspek yang ada di dalam bank.
Dalam mengambil keputusan, seorang manajer harus didasarkan pada pengamatan dan
bukti yang terdapat dalam laporan keuangan bank. Setiap tahun, bank mengalami fluktuasi
pendapatan yang bisa berupa peningkatan atau penurunan (Fajari et al., 2017). Oleh karena itu,
keputusan yang diambil oleh manajer haruslah didasarkan pada analisis yang cermat terhadap
laporan keuangan guna mengamati tren pendapatan dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut. Dengan demikian, manajer dapat mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk memastikan kinerja dan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi bank.

Anda mungkin juga menyukai