Camel pada PT. Bank Central Asia, Tbk Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Widyawati1*
STIE Wira Bhakti Makassar
*email korespondnesi:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Bank Central Asia,
Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio CAMEL. Peneliti
melakukan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan PT.Bank Central Asia, Tbk yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun mulai tahun 2012 sampai tahun 2016.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: tingkat kesehatan PT. Bank Central Asia, Tbk yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun 2012 sampai tahun 2016 seluruhnya mendapat
predikat SEHAT.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Camel.
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan pasal 29 UU No.7 tahun 1992, sebagaimana telah diubah dalam
UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara tingkat
kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas
manajemen, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan
dengan usaha bank dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Perbankan tersebut, Bank
Indonesia sebagai otoritas yang bertugas dalam mengatur dan mengawasi bank
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat EdaranBank
Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Tatacara Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik berdasarkan tata cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.
Salah satu unsur yang penting bagi bank adalah unsur kinerja dan kesehatannya,
karena dengan mengetahui unsur tersebut kita dapat menilai serta membandingkan
kualitas suatu bank terhadap bank yang lain. Unsur tersebut penting untuk diketahui
oleh para investor, para nasabah giro, deposito, maupun tabungan yang menanamkan
dananya pada bank tertentu. Untuk menilai kesehatan bank, dapat dilakukan indikator
laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat
dihitung sejumlah rasio keuangan yang wajar dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat
kesehatan bank.
Bank Indonesia mengeluarkan sistem penilaian tingkat kesehatan bank dengan 5
aspek yang disebut dengan CAMEL, yang meliputi Capital,Asset Quality, Managemen,
Earnings, dan Liquidity. Hal ini sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor
9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian kesehatan bank umum berdasarkan prinsip
syariah. Faktor Permodalan (Capital) yang dipakai dalam rasio perbankan ini adalah
Capital AdequacyRatio (CAR), Aktiva Produktif Bermasalah (APB) dan Non
PerformingLoans (NPL) untuk menilai faktor Kualitas Aktiva (Asset Quality). Returnon
Analisis CAMEL
Analisis CAMEL digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja
keuangan bank umum di Indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Dan peraturan Bank
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
Nomor30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 perihal Tata Cara PenilaianTingkat
3. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen didasarkan pada Surat Edaran BI No.
30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 yang mencakup dua komponen yaitu manajemen
umum dan manajemen risiko. Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan,
manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen
umum.
a. Rentabilitas (Earning)
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah
kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Penilaian terhadap faktor
rentabilitas meliputi:
b. Rasio laba terhadap total asset (Return on Assets-ROA). ROA adalah perbandingan
laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha
4. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian terhadap likuiditas dilakukan dengan nilai dua buah rasio, yaitu
rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal inti dan rasio kredit terhadap
dana yang diterima oleh Bank. Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi:
a. Rasio kecukupan aktiva yang likuid (Cash Rasio/CR). Cash ratio merupakan
perbandingan antara aktiva likuidterhadap hutang lancar.
b. Loan to deposit ratio (LDR) merupakan perbandingan antara kredit terhadap dana
yang diterima bank. Dana yang diterima bank meliputi deposito dan tabungan,
pinjaman bukan dari bank lain lebih dari 3 bulan.
Jumlah bobot untuk kelima faktor tersebut adalah 100 %. Apabila pada saat
pemeriksaan semua faktor dinilai baik atau positif maka akan mendapat “nilai kredit
faktor CAMEL” maksimal 100.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan
untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah
dilaksanakan padaperiode waktu tertentu. Menurut Munawir (2010:30), kinerja
keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan
perusahaan. Sedangkan menurut Subramanyam dan Wild (2013:101) kinerja keuangan
merupakan pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya yang menghasilkan laba yang
lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi kinerja keuangan (Caronge,
2018) (Suryati, 2018).
Pengaitan memastikan bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya
beban yang terkait dengan periode tersebut. Sedangkan tujuan penilaian kinerja
keuangan menurut Jumingan (2009:239), yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan terutama
kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabiitas yang di capai dalam tahun
berjalan maupun tahun sebelumnya
2. Untuk mengetahui kemampuan perusahaandalam mendayagunakan semua aset
yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
Jumingan (2009:241), kinerja perusahaan yang baik tidak semata-mata hanya
diukur berdasarkan besar kecilnya hasil usaha yang diraih, tetapi lebih penting dari itu
adalah unsur proses yang mendukungnya, yakni sebagai berikut:
a. Mutu pelayanan sekaligus mutu produk yang dilaksanakan secara terpadu.
b. Keandalan manajemen yang meliputi efisiensi dan efektivitas perusahaan.
c. Perilaku dan kejujuran yang dimiliki perusahaan.
Laporan Keuangan
Munawir (2010:251) mengatakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktifitas perusahaan tersebut.
Kasmir (2012:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuanganperusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.Laporan
keuangan dibuat perperiode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan
internal perusahaan.Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun
sekali.Laporan keuangan menurut Syafri (2012:7) adalah merupakan produk atau hasil
akhir dari suatu proses akuntansi.
Laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2015:15), adalah hasil akhir dari
proses akuntansi.Hal tersebut relevan dengan tujuan dalam SAK (2012) yang
menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.Jenis-jenis laporan keuangan yang umum dikenal Syafri (2012:9), adalah:
1. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur
laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan
pendapatan dan biaya-biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan
atau tahunan.
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Laporan arus kas adalah salah satu komponen neraca, yaitu kas dari satu
periode berikutnya. merupakan laporan keuangan dasar yang berisi mengenai
aliran kas masuk dan keluar perusahaan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Charge in Equity)
Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang analisis kinerja keuangan bank dengan menggunakan rasio
CAMEL telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, antara lain adalah:
1. Paputungan (2016)
Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada PT. Bank Rakyat
Indonesia cabang Manado untuk Rasio CAR, KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, LDR
dikategorikan dalam kelompok sehat.
2. Tambuwun dan Sondakh (2015)
Hasil penelitian menunjukkan rasio CAR, KAP, ROA, dan BOPO berada dalam
kondisi sehat sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan rasio NPM dan LDR masih
dikatakan kurang sehat. Secara umum, penilaian kesehatan PT. Bank Sulawesi
Utara berada pada peringkat 2 dimana mencerminkan bank yang sehat.
3. Mirza (2015)
Hasil penelitian dan pembahasan atas penilaian kinerja keuangan dengan
menggunakan rasio CAMEL yang dilakukan menunjukkan bahwa PT Bank Central
Asia Tbk. pada tahun 2010 s/d tahun 2012 berada dalam kondisi sehat sehingga dapat
menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
suatu kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku.
4. Lius (2014)
Dari hasil akhir penilaian kinerja keuangan dan kaitannya dengan rasio CEMEL,
maka dapatlah dikatakan bahwa selama 5 tahun terakhir (tahun 2007-2011) yang
menunjukan bahwa kinerja keuangan yang dicapai oleh PT. Bankaltim Cabang Utama
Kota Samarinda berada pada predikat sehat
5. Manimpurung, dkk (2014)
Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada BRI untuk Rasio CAR,
KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, LDR dikategorikan dalam kelompok sehat. Manajemen
sebaiknya memperhatikan dalam memberikan pinjaman kepada nasabah, melalui
pinjaman kepada pegawai di instansi pemerintah, mengingat ada beberapa instansi
yang melakukan kerja sama dengan BRI dalam hal pemberian pinjaman, tujuannya
untuk meningkatkan penggunaan kredit.
2. Asset (KAP)
Surat edaran Bank Indonesia No.30/2/UPPB tanggal 30 April 1997 perihal
tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum, penilaian terhadap kualitas
aktiva yaitu rasio aktiva produktif yang diklafikasikan terhadap total aktiva
produktif (KAP) dalam surat keputusan Direksi Bank Indonesia
No.31/147/Kep/Dir tanggal 12 November 1998 penilaian tinggkat kesehatan bank.
Berikut pada tabel 8 adalah hasil perhitungan KAP PT. Bank Central Asia, Tbk
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun 2012 sampai
tahun 2016.
Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada tahun 2012
sampai 2016 menunjukkan nilai rasio KAP yang berfluktuasi, namun nilai rasio KAP yang
dicapai oleh perusahaan lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 10,35% maka rasio KAP yang dicapai PT.
Bank Central Asia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun
2012 sampai tahun 2016 berada pada peringkat 1 atau masuk dalam predikat SEHAT.
3. Management (NPM)
NPM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan net income dari kegiatan operasional pokok bank. NPM dari perusahaan
di sini merupakan keuntungan yang siap dibagikan menjadi deviden dan laba yang
ditahan. Berikut pada tabel 9 adalah hasil perhitungan NPM PT. Bank Central Asia,
Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun 2012 sampai
tahun 2016.
NET OPERATING
TAHUN % NPM
INCOME INCOME
4. Earnings (ROA)
ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total
aset. Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada rasio laba sebelum
pajak (ROA) dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam
periode yang sama. Penilaian berdasarkan Return on Asset (ROA) yaitu Rasio 0%
atau sebesar 100% diberi nilai kredit = 0, dan untuk setiap kenaikan 0,015% nilai
kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Berikut pada tabel 10 adalah hasil
perhitungan ROA PT. Bank Central Asia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun 2012 sampai tahun 2016.
NET TOTAL
TAHUN % ROA
INCOME ASSET
Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Earnings pada tahun 2012 sampai 2016
menunjukkan nilai rasio ROA yang meningkat, dan nilai rasio ROA yang dicapai oleh
perusahaan lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia yaitu berada di atas1,22% maka rasio ROA yang dicapai PT. Bank
Central Asia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun
2012 sampai tahun 2016 berada pada peringkat 1 atau masuk dalam predikat SEHAT.
5. Likuidity (LDR)
Surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 tentang penilaian terhadap faktor likuditas dapat dinilai dengan rasio kredit
terhadap dana yang diterima oleh bank dalam rupiah dan valuta asing. Penilaian
tingkat kesehatan bank berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio
115%. Berikut pada tabel 11 adalah hasil perhitungan LDR PT. Bank Central Asia,
Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun 2012
sampai tahun 2016.
Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Liquidity pada tahun 2012 sampai 2016
menunjukkan nilai rasio LDR yang berfluktuasi, namun nilai rasio LDR yang dicapai
oleh perusahaan lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 94,75% maka rasio LDR yang dicapai PT.
Bank Central Asia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu
tahun 2012 sampai tahun 2016 berada pada peringkat 1 atau masuk dalam predikat
SEHAT.
Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rasio CAMEL yang meliputi:
Capital,Asset Quality, Managemen, Earnings, dan Liquiditypada perusahaan PT. Bank
Central Asia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun, yaitu tahun
2012 sampai tahun 2016diketahui bahwa :
1. Aspek Permodalan.
Angka Rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
berisiko. PT. Bank Central Asia, Tbk berhasil menjaga rasio CAR yang sehat, dilihat dari
besarnya rasio Capital Adequacy Ratio yang melebihi persentase yang ditentukan Bank
Indonesia yakni diatas 8%. Hal ini mengindikasikan bahwa PT. Bank Central Asia, Tbk
senantiasa menjaga penyediaan modal minimumnya agar berada diatas ketentuan yang
berlaku. Secara keseluruhan, nilai rasio CAR tahun 2012 sampai 2016 masuk predikat
SEHAT sehingga PT. Bank Central Asia, Tbk diharapkan untuk ptetap
mempertahankan kesehatan modalnya.
Beberapa manfaat apabila permodalan PT. Bank Central Asia, Tbk sehat, yakni (1)
dapat melindungi kerugian para penyimpan/ nasabah bila terjadi likuidasi, sehingga
kerugian tersebut tidak dibebankan kepada nasabah melainkan menjadi tanggung jawab
para pemegang saham, (2) dapat menarik dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat, karena para calon penyimpan dana akan merasa aman untuk menyimpan
dananya, (3) dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran bank sehingga memperlancar
operasional bank, (4) jika dikemudian hari kemungkinan akan timbul risiko kredit
sehubungan dengan peminjam tidak dapat mengembalikan kredit tersebut, maka modal
bank dapat menutupinya sehingga modal yang sehat menjadi jaminan bahwa bank dapat
mengembalikan simpanan nasabah.
3. Aspek Manajemen
Hasil perhitungan manajemen umum dan manajemen risiko dapat dinilai bahwa
bank mampu mengelola kegiatan-kegiatan usahanya sehingga dana yang diterima dapat
disalurkan secara benar dan efisien. Aspek manajemen, penilaian kesehatan bank diukur
dengan menggunakan rasio NPM. Nilai rasio yang ditunjukkan cukup tinggi,
mengindikasikan bagaimana manajemen PT. Bank Central Asia, Tbk mengoptimalkan
strategi untuk mencari laba bersih dan sekaligus meningkatkan kinerja perbankan.
Tetapi, karena menyesuaikan untuk penilaian kesehatan bank, dapat dikatakan rasio
berada di tingkat kurang sehat. Diharapkan kedepannya PT. Bank Central Asia, Tbk
dapat membuat perbaikan dan evaluasi lagi dalam hal manajemen sehingga menjadi
baik.
Dampak apabila manajemen perusahaan kurang baik yakni dapat menganggu
proses pelaksanaan perencanaan dan keputusan yang sehubungan dengan pencapaian
tujuan perbankan. Tujuan perbankan adalah untuk mencari laba dan tetap
meningkatkan kepercayaan masyarakat, apabila manajemen perusahaan kurang baik
maka akan menganggu proses operasionalitas bank dalam hal pendelegasian wewenang
dari atas ke bawah, dalam hal ini adalah proses pelaksanaan keputusan manajerial
terhadap bawahan dalam perusahaan.
4. Aspek Rentabilitas
Rasio ROA menunjukkan kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi
secara keseluruhan. Aspek rentabilitas, penilaian kesehatan bank diukur dengan
menggunakan rasio ROA untuk menunjukkan tingkat pengembalian terhadap asset.
Nilai ROA tahun 2012sampai 2016, secara bertahap mengalami kenaikan yang
menunjukkan tingkat efisiensi pengembalian atas laba perbankan. Nilai rasio sangatlah
tinggi, sehingga dapat dikatakan PT. Bank Central Asia, Tbk menjaga kemampuan
menghasilkannya dan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Kedepannya agar
PT. Bank Central Asia, Tbk tetap mempertahankan kesehatan rentabilitasnya.
Dampak rentabilitas yang sehat mencerminkan PT. Bank Central Asia, Tbk sangat
baik menggunakan sumber-sumber yang ada untuk dapat memberikan tingkat
pengembalian yang baik, sehingga akan meningkatkan keuntungan PT. Bank Central
Asia, Tbk. Apabila keuntungan sangat baik, maka akan berpengaruh terhadap
kepuasaan para pemegang saham yang telah menanamkan saham di bank ini dan terus
mempertahankan arus-arus sumber modal bank tersebut.
5. Aspek Likuiditas
Angka Rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuditasnya. Aspek likuiditas, penilaian kesehatan bank diukur dengan
Loan to Deposits Ratio. Rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank terhadap
pemenuhan kewajiban-kewajiban jangka pendek seperti penarikan dana nasabah. Rasio
Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatannya, disarankan untuk PT. Bank
Central Asia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terus meningkatkan
kegiatan usahanya sehingga mampu mempertahankan tingkat kesehatannya.
2. Hasil dari metode CAMEL ini juga dapat dijadikan acuan untuk memberi rating
bagi perusahaan. Hal ini karena kelima faktor CAMEL tersebut merupakan faktor
dasar untuk mengukur kinerja suatu bank dari segala aspek.
3. Sebaiknya bank yang diteliti lebih banyak, agar mendapatkan dan membandingkan
hasil analisis kesehatan bank dengan menggunakan peraturan Bank Indonesia.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mencoba dengan factor manajemen yang
pengambilan datanya secara kuesioner.
Asaff, R., Julyarman, N., & Kasim, I. (2018). Analisis Penggunaan Modal Kerja Dalam
Meningkatkan Laba Pada Usaha Bakso Sabar Solo Kota Palopo. JEMMA (Journal of
Economic, Management and Accounting), 1(1), 42-53.
BANK, M. M. C. P. P. (2014). Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode
CAMEL pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Samarinda.
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.
Caronge, E. (2018). Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Bank Sulselbar Cabang
Palopo. JEMMA (Journal of Economic, Management and Accounting), 1(1), 1-10.
Darsono, A. (2005). Pedoman praktis memahami laporan keuangan. Yogyakarta: Andi.
Dendawijaya, L. (2005). Manajemen Perbankan, penerbit Ghalia Indonesia.
Ichsan, N. (2014). Pengantar Asuransi Syariah.
Indonesia, B. (2004). Peraturan Bank Indonesia nomor: 6/10/PBI/2004 tentang sistem
penilaian tingkat kesehatan bank umum. Peraturan bank Indonesia
Harahap Syafri, S. (2000). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.
Hasibuan, H. (2011). Dasar-Dasar Perbankan, PT Bumi Aksara.
Herli, A. S. (2017). Buku Pintar Pengelolaan BPR dan Lembaga Keuangan Pembiayaan
Mikro.
Indonesia, I. A. (1995). Standar Akuntansi Keuangan Buku Satu.
Jumingan. (2009). Analisis Laporan Keuangan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi. Penerbit: PT Raja
Grafindo. Jakarta.
Mapantau, S. (2012). Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Metode VertikalHorizontal
dan Rasio Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan Perbankan pada Bank
BUMN (Periode 2008-2010). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin
Makasar.
Manimpurung, L., Nangoy, S. C., & Mangantar, M. (2014). Analisis Kinerja Keuangan
Dengan Menggunakan Camel Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2(1).
Mirza M. Daviq Alim. 2015. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Dengan Menggunakan
Rasio Camel (Study Pada PT. BCA Tbk Tahun 2010-2012). Karya Ilmiah. Universitas
Dian Nuswantoro Semarang.
Mulyadi. (2009). Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.
Munawir, S. (2010). Analisa Laporan Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.
Pandia, F. (2012). Manajemen dana dan kesehatan bank. Jakarta: Rineka Cipta.
Paputungan, D. F. (2016). Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode
CAMEL Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Manado Periode 2010-2015. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 4(3).
Prawitasari, I. D. (2009). Analisis Camel untuk menilai kinerja keuangan Bank Umum pada
industri perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2002-2004/oleh
Ira Dewi Prawitasari (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).
PBI No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum
Maith, H. A. (2013). Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).