Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 7

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


”ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH”

Dosen Pengampu : Dr. Muhammmad Iqbal, M.E.I.

DISUSUN OLEH :
1. Agrayi Afifa Putri 2151030253
2. Luthfi Aji Santoso 2151030184
3. Regita Isna Aisyah 2151030221
4. Yulia Dwi Safitri 2151030283

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu, guna memenunuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan Syariah dengan judul ”Analisis Kesehatan Bank Syariah”

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen yang
bersangkutan dan juga melatih mahasiswa agar dapat membuat makalah yang baik
dan benar. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Muhammmad Iqbal, M.E.I. Selaku dosen pengampu yang telah membimbing
penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan dikarenakan terbatasnya
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran, serta masukan, bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta dapat
menambah wawasan kita semua mengenai materi tersebut.

Bandar Lampung, Februari 2023

KELOMPOK 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................................ 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. BANK SYARIAH DI INDONESIA..................................................................... 2
B. ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH .................................................... 2
C. PENILAIAN PADA KESEHATAN BANK SYARIAH .................................... 3
D. FAKTOR-FAKTOR PENILAIAN KESEHATAN BANK ............................... 5
E. MEKANISME PENILAIAN KESEHATAN BANK DENGAN METODE
CAMELS ....................................................................................................................... 6
BAB III............................................................................................................................... 7
PENUTUP.......................................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan bank merupakan gambaran kondisi kinerja bank sehingga dapat
menjadikan media pengawasan terhadap bank. Kesehatan bank berfungsi sebagai
informasi bagi kepentingan semua pihak terkait baik pemilik, pengelola (manajemen),
dan masyarakat pengguna bank. Penilaian kesehatan bank dapat dilakukan dengan
pendekatan berdasarkan resiko dan menyesuaikan faktor-faktor penilaian tingkat
kesehatan bank. Industri perbankan yang sehat sangat dibutuhkan dalam sebuah negara
termasuk Indonesia, karena dengan adanya industri perbankan yang sehat, fungsi bank
dapat berjalan dengan baik yang akhirnya dapat berdampak positif terhadap
perekonomian negara.
Bank merupakan suatu lembaga yang mendapatkan izin untuk mengarahkan
dana yang berasal dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan dana kepada
masyarakat yang berupa pinjaman, sehingga bank berfungsi sebagai alat untuk
menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Masyarakat pada umumnya
memerlukan adanya mekanisme yang dapat dijadikan perantara penyaluran tabungan
dari penabung ke investor, berdasarkan kesepakatan mengenai pembayaran dan
pelunasannya.Penilaian tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan dua metode
pendekatan dengan metode CAMEL dan pedekatan risiko (Risk-Based Bank Rating-
RBBR) atau metode RGEC. Metode CAMEL meliputi beberapa Peraturan Bank
Indonesia (PBI) Nomor: 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum merupakan dasar hukum penilaian kesehatan bank yang digunakan saat ini oleh
bank-bank umum dan bank syariah di Indonesia. Metode CAMELS mencakup faktor-
faktor Capital (permodalan), Asset (kualitas aset), Management (manajemen), Earning
(rentabilitas), Liquidity (likuiditals), dan Sensitivity to Market Risk (penilaian
terhadap risiko pasar).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dan tujuan Kesehatan Bank syariah?
2. Bagaimana penilaian Kesehatan Bank Syariah?
3. Apakah faktor penilaian kesehatan pada bank syariah dengan metode CAMELS?
4. Bagaimanakah mekanisme penilaian dalam metode CAMELS?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Kesehatan Bank Syariah.
2. Mengalisis penilaian Kesehatan Bank Syariah.
3. Untuk mengehui faktor penilaian Kesehatan Bank Syariah.
4. Untuk menegahui mekanisme penilaian dengan metode CAMELS

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. BANK SYARIAH DI INDONESIA


Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Ismail,
2010). Adapun pengertian bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri Bank Umum Syariah dan Pembiayaan
Rakyat Syariah (Undang-undang No. 21 Tahun 2008, 2008). Bank syariah beroperasi
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalat misalnya dengan menjauhi praktik yang mengandung unsur riba dan
melakukan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil pembiayaan.
Jumlah Bank Syariah di Indonesia dari tahun ketahun mengalami
pertumbuhan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah 2020, saat ini
menunjukkan ada 14 BUS, 2.034 kantor. Sedangkan berdasarkan data Statistik
Perbankan Syariah 2015, ada 12 BUS, 1.990 kantor. Dari data tersebut menunjukkan
bahwa, secara umum dari tahun 2015 sampai 2020 BUS di Indonesia mengalami
pertumbuhan (SPS, 2020).
Laporan keuangan bank adalah laporan keuangan yang menunjukan kondisi
keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini dapat diketahui bagaimana kondisi
bank yang sesungguhnya, termasuk kekurangan dan keunggulan yang dimiliki.
Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode.
Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki
kekurangan yang ada serta mempertahankan keunggulan yang dimilikinya (Kasmir,
2012).

B. ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH


Berdasarkan UU No 7 Tahun 1992 pasal 29 sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara
tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha
sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Menurut Kristianingsih (2008) kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai


kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara
normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara
peraturan pemerintah yang berlaku.Adapun kegiatannya, meliputi :
a. Kemampuan untuk menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan
modal sendiri.
b. Kemampuan mengelola dana.
c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat.

2
d. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal, dan pihak lain.
e. Pemenuhan peraturan perbankan

Menurut Susilo, sebagaimana dikutip oleh Khaerunnisa Said, kesehatan


suatu bank bisa diartikan sebagai kemampuan bank tersebut dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya secara normal dan memenuhi kewajibannya dengan baik
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kemampuan tersebut meliputi: (1)
menghimpun dana lewat mdoal sendiri, dari masyarakat ataupun lembaga lain, (2)
mengelola dana, (3) menyalurkan dana, (4) memenuhi kewajiban kepada pemilik
modal, karyawan, masyarakat serta pihak lainnya dan (5) mematuhi peraturan
perbankan yang berlaku. (Said, 2012)

Sementara itu, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9 tahun


2007, tingkat kesehatan bank syariah merupakan hasil penilaian kualitatif
terhadap beragam aspek yang berpengaruh pada kondisi atau kinerja Bank atau
Unit Usaha Syariah. Penilaian tersebut dilakukan lewat penilaian kualitatif dan
kuantitatif terhadap aspek finansial (permodalan, kualitas aset, rentabilitas,
likuiditas, sensitivitas terhadap risiko pasar) dan penilaian kualitatif terhadap
aspek non finansial (manajemen). (PBI, 2007) . Kondisi atau kinerja baik aspek
keuangan atau non keuangan ini menjadi penting karena tuntutan banyak pihak
yang terkait dengannya, seperti pemilik, manajemen, masyarakat pengguna jasa
bank, BI sebagai pengawas bank atau pihak lain yang berkepentingan. Kinerja
tersebut dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak tersebut untuk mengevaluasi
kinerja bank dalam hal penerapan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap
prinsip syariah ataupun kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku serta guna
manajemen risiko. (PBI, 2007)

PBI menyebutkan bahwa tingkat kesehatan bank ditentukan oleh faktor-


faktor permodalan (Capital), kualitas aset (Asset quality), manajemen
(Management), rentabilitas (Earning), likuiditas (Liquidity), dan sensitivitas
terhadap risiko pasar (Sensitivity to market risk). (PBI, 2007)

C. PENILAIAN PADA KESEHATAN BANK SYARIAH


1. Capital
Analisis modal digunakan untuk mengukur kewajiban memenuhi modal minimum
bank baik untuk memenuhi kewajiban jangka panjang atau memenuhi kewajiban
lain jika terjadi likuidasi. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan rasio
CAR (Capital Adequacy Ratio) sebagai perbandingan antara modal dan aktiva,
yang dirumuskan sebagai berikut:

3
CAR merupakan salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup aktiva yang
diakibatkan oleh kerugian pada bank, dan bsear kecilnya ditentukan oleh
kemampuan bank dalam menghasilkan laba serta komposisi alokasi dana untuk
aktiva sesuai dengan tingkat risikonya.

2. Asset quality
Kualitas asset mengacu pada kualitas portofolio bank yang menghasilkan
pendapatan (bunga atau bagi hasil pada bank syariah). Kualitas asset juga
berartitingkat atau kemampuan asset bank yang menghasilkan pendapatan (asset
keuangan) seperti pembiayaan dan pemilikan sukuk dalam bekerja memperoleh
pendapatan. (Delhaise, 2013)

3. Management
Penilaian terhadap manajemen dilakukan dalam rangka memastikan kualitas dan
tingkat kedalaman penerapan prinsip manajemen bank yang sehat, terutama
menyangkut manajemen umum dan manajemen risiko.

4. Earning
Earning atau net income atau profit atau laba merupakan ringkasan hasil bersih
aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah
keuangan.( Subramanyam, 2010) Komponen ini digunakan untuk menilai
rentabilitas atau profitabilitas bank.

4
D. FAKTOR-FAKTOR PENILAIAN KESEHATAN BANK
1. Permodalan (Capital)
Adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal
minimum bank
2. Kualitas Asset (Asset Quality)
Adalah menialai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh Bank.
3. Aspek Manajemen (Management)

5
Adalah penilaian bank yang dikelola sehari-hari dari kualitas manajemen.
4. Aspek Rentabilitas (Earning)
Adalah merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah
setiap periode atau ukuran mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.
5. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Adalah penilaian atas kemampuan bank yang bersangkutan untuk
membayar semua hutang-hutang terutama simpanan tabungan giro, dan
deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan
kredit yang layak dibiayai.

E. MEKANISME PENILAIAN KESEHATAN BANK DENGAN METODE


CAMELS
Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya atas
berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank.
Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan melakukan
kuantifikasi atas komponen dari masing-masing factor tersebut. Faktor dan komponen
tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap
kesahatan suatu bank. Selanjutnya, penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan
system kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. Hasil penilaian
atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan nilai kredit atas
pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain sanksinya dikaitkan dengan tingkat
kesehatan bank.

Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana diuraikan


diatas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan informasi dan aspek-
aspek lain yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap perkembangan masing-
masing faktor. Pada akhirnya, akan diperoleh suatu angka yang dapat menentukan
predikat tingkat kesehatan bank, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak
Sehat.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri Bank Umum Syariah dan Pembiayaan Rakyat Syariah
(Undang-undang No. 21 Tahun 2008, 2008).

Menurut Susilo, kesehatan suatu bank bisa diartikan sebagai kemampuan


bank tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara normal dan
memenuhi kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kemampuan tersebut meliputi:
(1) menghimpun dana lewat mdoal sendiri, dari masyarakat ataupun lembaga lain,
(2) mengelola dana,
(3) menyalurkan dana,
(4) memenuhi kewajiban kepada pemilik modal, karyawan, masyarakat serta pihak
lainnya dan (5) mematuhi peraturan perbankan yang berlaku. (Said, 2012)

Tingkat kesehatan bank ditentukan oleh faktor-faktor : permodalan


(Capital), kualitas aset (Asset quality), manajemen
(Management), rentabilitas (Earning), likuiditas (Liquidity), dan sensitivitas
terhadap risiko pasar (Sensitivity to market risk). (PBI, 2007)

B. SARAN
Penulis menyusun makalah laporan ini agar para pembaca lebih mudah
dalam memahami materi yang penulis susun mengenai materi ANALISIS
KESEHATAN BANK SYARIAH.

Penulis mengambil dari berbagai sumber agar teruji kebenarannya. Untuk


itu penulis berharap pembaca dapat dengan mudah belajar menggunakan laporan
makalah ini. Belajar dengan membaca salah salah satu sarana memperoleh ilmu,
karena ilmu adalah jalan menuju keberhasilan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Muhammad Luqman, 2011. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank
Muammalat Indonesia Dengan Menggunakan Metode CAMEL”.Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Harnanto. 1991. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN
PBI No. 6/10/PBI/2004. (2004). Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum.
BI. Peraturan BI No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, www.bi.go.id, diakses 10 Desember
2013.
Said, Khaerunnisa. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan
Metode CAMEL pada PT. Bank Syariah Mandiri (Periode 2001-2010),”Skripsi.
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Makasar, 2012

Anda mungkin juga menyukai