Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESEHATAN BANK

DISUSUN OLEH :

FEBRIANTI SOSINGGIL (201111027)

BELA WINDA WIGUNA SELEON (201111014)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
tentang “kesehatan Bank” akhirnya kami ucapkan terima kasih atas perhtiannya terhadap
Makalah ini dan kami berhrap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khusunya dengan
segalah kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif kami harapkan dari pembaca guna
meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

2.1 Bank...............................................................................................................4
2.2 Kesehatan Bank..............................................................................................5
2.3 Metode Pendekatan RGCE............................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................7

3.1 Kesimpulan....................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian bank menurut pasal 1 Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank adalah lembaga perantara keuangan yang dalam
melaksanakan kegiatan usahanya bergantung pada dana dan kepercayaan publik (Hilman,
2014:1).
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 dan ditegaskan lagi
dengan Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 dilihat dari segi fungsinya bank di
Indonesia terbagi atas Bank Umum (BU) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang masing-
masing melaksanakan kegitan usaha secara kovensional (Barat) dan Syariah (Islam). Peran
perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor
kehidupan yang berhubungan dengan keuangan membutuhkan jasa bank, sehingga bank dapat
dikatakan sebagai jantungnya perekenomian. Jika terdapat gangguan terhadap sektor perbankan
maka hal tersebut dapat berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi negara. Hal tersebut
menjelaskan bahwa keberadaan bank dan mengetahui kondisi kesehatan perbankan sangat
dibutuhkan bagi pemerintah, masyarakat dan bank itu sendiri. Kesehatan bank adalah refleksi
dari kondisi dan kinerja bank sekaligus sebagai pengawasan terhadap bank oleh Bank Indonesia.
Jumlah perusahaan perbankan yang tidak sedikit menuntut suatu lembaga keuangan atau
perbankan untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan bank. Bank dengan
predikat sehat tentunya akan mendapat kepercayaan nasabah lebih besar dari pada bank yang
tidak sehat. Penilaian kesehatan suatu bank juga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
mengetahui kekurangan atau kelebihan pada suatu aspek dalam perbankan agar dapat
melakukan perbaikan di masa depan (Uddin & Bristy, 2014: 2). Berdasarkan hal tersebut dapat
menjadi alasan lain betapa pentingnya untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan suatu
perusahaan khususnya untuk lembaga keuangan. Menurut Bank Indonesia sesuai dengan
Undang–undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan Pasal 29 bank dikatakan sehat apabila
bank tersebut memenuhi ketentuan kesehatan bank dengan mampu menjaga kesehatan aspek
permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen, kualitas rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan
aspek lain yang berhubungan dengan usaha dalam keadaan sehat. Metode dan tekhnik analisis
kesehatan bank di berbagai negara sangatlah beragam, contohnya Web Money, CAMEL, Moody
S & P dan banyak lagi metode lain (Ghamish & Zaychenko, 2015: 183). Metode yang
digunakan untuk penilaian kesehatan bank di Indonesia adalah metode Capital, Asset Quality,
Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk (CAMELS). Seiring dengan
berjalannya waktu dan perubahan di bidang perbankan, Bank Indonesia menciptakan metode
baru untuk menilai kesehatan bank.
1.2 Batasan Masalah
Tugas ini membahas tentang aplikasi atau penerapan sistem fuzzy untuk klasifikasi kesehatan
bank yang ada di Indonesia. Batasan permasalahan pada penelitian ini yaitu:
1. Sampel tidak diambil secara acak, melainkan mengunakan metode purposive sampling
atau dipilih karena pertimbangan tertentu.
2. Metode inferensi yang digunakan adalah metode Sugeno order nol. Metode tersebut
dipilih karena belum pernah digunakan dalam penilaian kesehatan bank di Indonesia.
Beberapa kasus tentang klasifikasi menghasilkan bahwa metode ini lebih akurat
daripada Mamdani. Penerapan metode Sugeno order nol lebih mudah daripada Sugeno
order satu.
3. Faktor RGEC untuk menilai kesehatan bank hanya dibatasi pada Risk Profile (R),
Earnings (E) dan Capital (C). Faktor Good Coorporate Governance (GCG) tidak
diteliti karena merupakan aspek penilaian kualitatif, data sulit dicari dan membutuhkan
biaya serta waktu yang lama.
4. Faktor Risk Profile yang digunakan pada penelitian adalah risiko kredit dan risiko
likuiditas. Hal tersebut selain karena keterbatasan data yang diperoleh dari Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan juga merupakan data rahasia dari perbankan.
Peringkat komposit risiko kredit diketahui dengan menghitung rasio Non Performing
Loan (NPL) dan peringkat komposit risiko likuiditas dengan Loan to Deposit Ratio
(LDR). Pada faktor Earning menggunakan rasio Return On Assets (ROA), Return On
Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM). Peringkat komposit untuk faktor capital
dihitung dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)
1.3 Rumusan Masalah
Merujuk latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam tugas ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan sistem fuzzy Sugeno order nol untuk mengetahui tingkat
kesehatan bank-bank di Indonesia yang diimplementasikan dengan Graphical User
Interface (GUI)?
2. Bagaimana keakuratan sistem fuzzy Sugeno order nol untuk mengetahui tingkat
kesehatan bank-bank di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bank
Bank dapat didefinisakan sebagai perusahaan yang bergerak di dalam bidang keuangan,
artinya aktivitas yang dilakukan bank selalu berkaitan dengan bidang keuangan sehingga jika
berbicara mengenai bank maka tidak terlepas dari masalah keuangan (Kasmir, 2011 : 24).
Pengertian bank yaitu lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dengan bentuk kredit serta
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan juga peredaran uang (Kuncoro &
Suhardjono, 2016 : 66). Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan
tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping
itu, bank juga merupakan tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima
segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak,
uang kuliah, dan pembayaran lainnya. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang
memiliki wewenang dalam hal untuk menerima simpanan uang atau tempat terjadinya
transaksi dalam bentuk uang bagi masyarakat.
Pengertian bank secara sederhana adalah sebagai berikut: “Bank diartikan sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lannya”.
(Khasmir 2011:2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998: “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2.2 Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank merupakan suatu penilaian terhadap aspek kinerja atau kondisi
suatu bank atas semua modal, management, asset, pendapatan dan pencairan terhadap resiko
pasar. “Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan
secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara
yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.”(Kasmir 2008:41)
Kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan,
kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar.
Penilaian terhadap faktorfaktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau
kualitatif setelah memperkembangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan
signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi
industri perbankan dan perekonomian nasional (Surat Edaran Bank Indonesia No.
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).
Predikat Tingkat kesehatan Bank disesuaikan dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/ 23/ DPNP sebagai berikut:
a. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Sangat Sehat” dipersamakan dengan Peringkat
Komposit 1 (PK-1).
b. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit
2 (PK-2).
c. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Cukup Sehat” dipersamakan dengan Peringkat
Komposit 3 (PK-3).
d. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Kurang Sehat” dipersamakan dengan Peringkat
Komposit 4 (PK-4).
e. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Tidak Sehat” dipersamakan dengan Peringkat
Komposit 5 (PK-5).
2.3 Metode Pendekatan RGEC
Dalam penilaian pendekatan RGEC menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011
Pasal 7 faktor-faktor penilaiannya adalah:
1. Risk Profile (Profil Risiko)
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1 penilaian terhadap
faktor profil risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf a merupakan penilaian
terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional
Bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar,
risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan,
risiko reputasi
a. LDR (Loan To Deposit Ratio)
rumus yang digunakan untuk menent ukan LDR ialah sebagai berikut:
total kredit
LDR= x 100 %
dana pihak ketiga
b. NPL (Non Performing Loan)
rumus yang digunakan untuk menentukan NPL ialah sebagai berikut :
kredit bermasalah
NPL= x 100 %
total kredit

c. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)


adapun rumus yang digunakan untuk menentukan BOPO ialah sebagai berikut :
Biaya Operasional
BOPO= x 100 %
pendapatan Operasional
2. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke dalam tiga
aspek utama yaitu, governance structure, governance process, dan governance output.
3. Earnings (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada dua rasio yaitu:
a) Return on Asset (ROA) atau Rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata total
aset.
b) Return On Equity (ROE) atau Rasio pendapatan bunga bersih terhadap rata-
rata total aset.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil tugas dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sulselbar dengan menggunakan metode RGEC
ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, Untuk periode 2017 dapat disimpulkan
bahwa Bank Sulserbar peringkat komposit “SANGAT SEHAT”, periode 2018
dengan kesimpulan peringkat komposit “SANGAT SEHAT”, dan untuk periode
2019 dengan kesimpulan peringkat komposit “SANGAT SEHAT”.
2. Tingkat Kesehatan Bank ditinjau dari aspek risk profile, earnings, good corporate
governance, dan capital pada Bank Sulselbar tahun 2017, 2018, dan 2019 sangat
sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin
dari peringkat faktor-faktor penilaian antara lain profil risiko, rentabilitas, dan
permodalan secara umum sangat baik
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Suhaidah. 2012. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode CAMEL Studi Kasus
Pada PT. Bank Bukopin Tbk. Tahun 2009-2011. Skripsi. Universitas Hasanudin, Makasar.
Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indon esia, Bogor, Indonesia DPNP
Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.
Fahmi, Irham. Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2014.

Anda mungkin juga menyukai