Disusun Oleh :
Kelompok 10
1. Shabilla Fithratul’uyun (20681052)
2. Windi Septiani (20681058
Dosen Pengampu:
Oleh Ibu Mesi Herawati, M.E
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................2
C. Tujuan pembahasan................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
A. Pengertian Kesehatan Bank....................................................3
B. Capital Bank...........................................................................6
C. Aktiva Atas Asset Bank..........................................................8
D. Likuiditas 11
Bank…………………………………………. 12
E. Prinsip Umum Penilaian Kesehatan Bank .............................
12
F. Mekanisme Penilaian Kesehatan 12
Bank…………………. 13
BAB III PENUTUP...................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, 2011) tentang Tingkat
Kesehatan Bank Umum memberikan penjelasan bahwa “kesehatan bank
adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan
kinerja Bank”. Dalam mengukur tingkat kesehatan bank, PBI tersebut
merekomendasi untuk mematuhi ketentuan tentang Profil Risiko (Risk
Profile), Tata Kelola Usaha yang Baik (Good Corporate Governance),
Rentabilitas (Earning) dan Permodalan (Capital) sebagai komponen
mutlak penilaian kesehatan bank. Kepedulian lembaga perbankan syariah
mempertahankan tingkat kesehatannya akan terus dimonitoring oleh Bank
Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang
diberi wewenang oleh pemerintah untuk melakukan hal tersebut.
Mengingat bahwa perkembangan lembaga perbankan syariah yang
semakin tumbuh pesat di Indonesia.
1
bank konvensional karena terdapat perdebtan antara resiko operasional dan
kepatuhan dalam menjalankan prinsip syariah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui apa itu kesehatan bank
2. Untuk Mengetahui apa itu capital bank
3. Untuk Mengetahui Apa itu aktiva asset bank
2
4. Untuk Mengetahui likuiditas bank
5. Untuk mengetahui prinsip umum penilaian kesehatan bank
6. Untuk mengetahui mekanisme penilaian kesehatan bank
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bankyang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsiintermediasi,
dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan
oleh pemerintahdalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijak
an moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi
perekonomian secara keseluruhan.Untuk dapat menjalankan fungsinya
dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup,menjaga kualitas
asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan
berdasarkan prinsip kehatihatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untu
k mempertahankankelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya
sehingga dapat memenuhikewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank
harus senantiasa memenuhi berbagaiketentuan dan aturan yang telah
ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuanyang mengacu pada
prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Bank Indonesia menilai
tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank. Metode atau
1
Lidia Desiana dan Aryanti, “Manajemen Keuangan Bank Syariah (Teori dan Evaluasi)”,
(Palembang: 2017), hlm. 125
4
cara penilaian tersebut kemudian dikenal dengan metode CAMELS,yaitu Cap
ital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to
Market Risk. Kriteria sensitivity tomarket risk merupakan aspek tambahan
dari metode penilaian kesehatan bank yang sebelumnya, yaitu CAMEL.
CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya Paket
Februari 1991 mengenai sifat-sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut
dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988
(Pakto 1988). CAMEL berkembang menjadi CAMELS pertama kali pada
tanggal 1 Januari 1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada
akhir tahuan 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter.
5
bank dilakukan dengan melakukankuantifikasi atas komponen dari masing-
masing faktor tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi
suatu bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesahatansuatu bank.
a. Permodalan (Capital)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor
permodalan dilakukan melalui penilaianterhadap kecukupan
pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
terhadapketentuan yang berlaku. Melalui rasio ini akan diketahui
kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang
disalurkan dengan sejumlah modal bank.
b. Kualitas Aset (Asset Quality)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor aset bank
dilakukan melalui penilaianterhadap komponen aktiva produktif
yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total
aktiva produktif dan tingkat kecukupan pembentukan penyisihan
penghapusan aktiva produktif(PPAP).
2
Lidia Desiana dan Aryanti, “Manajemen Keuangan Bank Syariah (Teori dan Evaluasi)”,
(Palembang: 2017), hlm. 164
6
c. Manajemen (Management)
Penelitian Merkusiwati (2007) menggambarkan tingkat
kesehatan bank dari aspek manajemen dengan rasio Net Profit
Margin (NPM), alasannya karena seluruh kegiatanmanajemen
suatu bank yang mencakup manajemen umum, manajemen risiko,
dan kepatuhan bank pada akhirnya akan mempengaruhi dan
bermuara pada perolehan laba.Net Profit Margindihitung dengan
membagi Net Income atau laba bersih dengan Operating Income
atau laba usaha.
d. Profitabilitas (Earnings)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor
profitabilitas bank antara lain dilakukanmelalui penilaian terhadap
komponen-komponen Return on Assets (ROA), Return on
Equity(ROE), Net Interest Margin (NIM) atau Net Operating
Margin (NOM), dan Biaya Operasional dibandingkan dengan
Pendapatan Operasional (BOPO).
e. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas
bank dilakukan melalui penilaian terhadap komponen Loan to
Deposit Ratio (LDR). LDR menunjukkan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikandana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya.
f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Penilaian rasio sensitivitas terhadap risiko pasar didasarkan
pada Interest Rate Risk Ratio (IRRR) yang proksi terhadap risiko
pasar. IRRR menunjukkan kemampuan bank dalammengcover
biaya bunga yang harus dikeluarkan dengan pendapatan bunga
yang dihasilkan.
7
Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang
dilakukan terhadaprisiko dan kinerja Bank atau dalam pengertian lain tingkat
kesehatan Bank adalah suatucerminan bahwa sebuah bank dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Dalam pengertian lain, tingkat kesehatan bank
merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan,
kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas.
B. Capital Bank
Modal merupakan salah satu aspek penting bagi suatu bank. Modal bank
adalah dana yang berasal dari pemilik atau pemegang saham ditambah
dengan agio saham dan hasil usaha yang berasal dari kegiatan operasional
bank (Darmawi, 2014:84). Menurut Pandia (2012:28) bank yang memiliki
modal yang cukup akan lebih mampu menutupi penurunan nilai aktiva
sebagai akibat dari kerugian–kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva
berisiko. Modal terkait juga dengan aktivitas perbankan dalam menjalankan
fungsinya sebagai lembaga intermediary. Dengan terjaganya modal berarti
bank lebih mampu untuk memberikan penawaran kredit lebih banyak kepada
nasabah.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, bank
wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang
menurut risiko yang dinyatakan dalam Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio
tersebut membandingkan modal yang dimiliki oleh bank dengan aset
tertimbang menurut risiko. Aset tertimbang menurut risiko diperoleh dengan
mengalikan nilai aset berisiko dengan bobot risiko dari masing–masing aset.
Rasio ini juga bertujuan memastikan bahwa jika dalam aktivitasnya bank
mengalami kerugian maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank
mampu untuk meng-cover kerugian tersebut.3
3
Ahmad Aziz Putra Pratama, “Modal Bank, Tingkat Likuiditas Bank dan pertumbuhan
kredit” skripsi, (universitas Airlangga Surabaya:2017) hlm.23-24
8
C. Aktiva Atas Asset Bank
9
historis penerimaan bank dihubungkan dengan tingkat bunga dan resiko
likuiditas, karena bank mendanai pinjamannya dengan sumber-sumber dana
yang tidak sesuai (mismatch) dengan jangka waktu pinjaman. Dalam
praktiknya sebagian besar bank menyesuaikan strategi pendanaan mereka
melalui harapan-harapan siklus tingkat bunga untuk memperoleh keuntungan
yang lebih besar.
10
Teknik Manajemen Margin Untuk menganalisis strategi pengelolaan
interest margin, terlebih dulu kita harus memahami beberapa definisi kunci.
Interest margin dinyatakan dengan jumlah yang absolut (dalam rupiah), yaitu
selisih antara pendapatan bunga pada earning asset dengan pengeluaran bunga
pada liabilitas. Spread adalah selisih antara persentase tingkat bunga pada aset
dengan persentase tingkat bunga pada liabilitas. konsep tentang spread dapat
digunakan untuk semua portofolio aset atau liabilitas, Konsep interest margin
dan spread merupakan ukuran bagi pernyataan laba/rugi (income statement),
artinya ukuran langsung diperoleh dari income statement. Konsep ini juga
dipakai pada perencanaan yaitu spread diestimasikan dengan prediksi
pendapatan (return) pada aset dan biaya dana yang diharapkan. Variasi dalam
expected spread dapat muncul ketika terjadi ketidaksesuain (mismatch)
pendanaan.
11
Asset / Liabilitas Management Committee Bila manajemen telah
menjalankan dan melaksanakan manajemen aset/liabilitas, maka harus
menempuh tahapan yang penting yaitu pengakuan dan dukungan terhadap
fungsi organisasi ALCO (Asset/Liabilitas Management Committee). Fungsi
ALCO di bank kecil dapat terdiri dari direktur utama dan beberapa manajer
kunci yang aktif dalam keputusan-keputusan kredit, investasi, dan pasar
uang.Tanggung jawab ALCO biasanya meliputi pemberian arahan umum
mengenai penguasaan dan pengolakasian dana-dana untuk memaksimalkan
pendapatan, dan memastikan permintaan dana sumber dana.
12
Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank Islam
menggunakan model pembiayaan syariah (Islamic models of
financing) yaitu PLS dan non-PLS. sehubungan dengan itu bank
Islam melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban
menyediakan manajemen investasi yang professional. Berdasarkan
karakteristiknya tersebut, maka resiko yang dihadapi oleh bank Islam
lebih berfokus pada likuiditas dan resiko kredit dan tidak akan
pernah mengalami resiko karena fluktuasi tingkat bunga. Likuiditas
bank syariah banyak bergantung pada :
1. Tingkat kelabilan (volatility) dari simpanan (deposit)
nasabah;
2. Kepercayaan pada dana-dana non-PLS;
3. Kompetensi teknik yang berhubungan dengan pengaturan
struktur liabilitas;
4. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas; dan
5. Akses kapada pasar antar bank dan sumber dana lainnya,
tetapi masuk fasilitas lender of last resort dari Bank Sentral.
13
berhubungan dengan tugas ALMA. Sedang anggota ASG terdiri dari
sekelompok manajer/staf propesional yang bertugas membantu ALCO.
Secara spesifik ALCO berfungsi sebagai berikut:
Asset adalah sebuah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana beberapa
manfaat ekonomi masa depan (s) dapat diharapkan mengalir ke perusahaan.
Kepemilikan aset itu sendiri adalah tidak berwujud. Namun, aset yang
dimiliki dapat berwujud atau tidak berwujud "(International Valuation
Standard 2003) Manajemen Aset didefinisikan menjadi sebuah proses
pengelolaan segala sesuatu baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki
nilai ekonomik, dan mampu mendorong tercapainya tujuan dari individu dan
organisasi. Melalui proses manajemen yaitu POLC planning, organizing,
leading dan controling agar dapat dimanfaatkan atau dapat mengurangi biaya
(cost) secara effisien dan effektif. Manajemen Liabilitas yaitu kemampuan
bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua
kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabah.
Penggelolaan atas Reserve Requirement (RR) atau Primary Reserve (PR) atau
Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai dengan ketentuan BI dan secandary
Reserve (SR). Risiko yang dapat timbul dalam Manajemen liabilitas yaitu
risiko pendanaan dan risiko bunga.
14
risiko tertentu. Risiko-risiko ALMA dalam suatu bank pada umumnya
berupa:
15
Sumber dana yang terliat pada sisi pasiva neraca adalah suatu proses di
mana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang
nontradisional melalui pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan
instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk
memenuhi alokasi yang produktif.
1. Penghimpunan Dana
a) Giro-Wadiah dan Qard, merupakan produk penghimpunan dana
di mana nasabah dapat melakukan penarikan setiap saat dan
dapat terus melakukan penarikan sampai maksimum sebesar
dana qard yang telah disepakati
b) Tabungan dan Giro Automatic transfer-Mudharabah dan Wadiah,
merupakan kombinasi antara tabungan dan giro (2 rekening
dalam 1 produk), dimana setiap rekening dapat pindah secara
otomatis apabila rekening yang lain membutuhkan dana yang
lebih.
c) Deposito; terbagi menjadi enam, yaitu:
Deposito Mudharabah Muqayadah (Murabahah), yaitu
solusi investasi jangka pendek dan jangka menengah
untuk memperoleh hasil investasi dan kegiatan
penyaluran dana yang menggunakan akad murabahah.
16
Deposito-Mudharabah Muqayyadah (Komoditi
Murabahah), yaitu produk depositi yang akan disalurkan
untuk kegiatan jual dan beli komoditas (misalnya logam)
pada pasar global dengan prinsip transaksi murabahah.
Depositi dan Reksadana-Mudharabah, merupakan
kombinasi keuntungan dari produk deposito dan
reksadana.
Deposito-Musyarakah, merupakan produk
penghimpunan dana yang hanya dapat ditarik/dicairkan
pada periode tertentu sesuai kesepakatan nasabah dengan
bank, dan dan yang akan dikelola oleh bank tidak 100%
milik nasabah, namun ada yang merupakan dana dari
bank itu sendiri.
Deposito Untestricted Recurring Invesment-
Mudharabah, adalah produk investasi di mana bank
menginvestasikan dana nasabah secara berulang pada
beberapa instrumen yang memberikan keuntungan
kompetitif, dan keuntungan akan dikreditkan ke rekening
nasabah pada saat jatuh tempo.
Deposito-Wakalah bil Ujrah, yaitu produk jasa di mana
bank memberikan jasa sebagai agen investasi. Nasabah
menginvestasikan dananya dalam jumlah beser dengan
keinginan khusus, misalnya jangka waktu, tingkat
pengembalian (return).5
D. Likuiditas Bank
17
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat
likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan
kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan
yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain
perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.
Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan
membayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
18
non tunai melalui pinjaman dari sumber-sumber ekstern perusahaan.
Kemudahan mendapatkan likuiditas adalah merupakan hal yang sangat
penting bagi manajemen keuangan, semua jenis kegiatan bisnis, namun pada
lembaga keuangan bank penyedian llikuiditas merupakan hal yang lebih
penting karena untuk memenuhi adanya permintaan penarikan dana sewaktu-
waktu para nasabah. Selain menjaga ketersediaan likuiditas, setiap bank juga
harus mematuhi ketentuan atau syarat yang diterapkan oleh BI yakni Giro
Wajib Minimum (GWM).
19
besar adalah dana pihak ketiga yang sifatnya sangat berfluktuasi. Bank harus
memperhitungkan dengan cermat kebutuhan likuiditas untuk suatu jangka
waktu tertentu karena kebutuhan likuiditas sangat dipengaruhi oleh perilaku
nasabah dan jenis sumber dana yang dikelola bank.
20
mengenai besarnya mata uang dan mekanisme GWM bagi bank umum
syariah, kini telah ada pengaturan tersendiri yaitu PBI No. 6/21/PBI/2004
tentang giro wajib minimum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum
yang melaksanakan kegiatan usaha bagi yang menjalankan usaha berdasarkan
prinsip syariah. Bagi bank syariah yang mengalami kekurangan dana dapat
menerbitkan sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA) yang
merupakan sarana penanaman modal bagi bank syariah maupun bank
konvensional. Berdasarkan ketentuan pasal 3 PBI No.2/8/PBI/2000, sertifikat
IMA adalah satu-satunya piranti yang digunakan dalam operational pasar
uang antar bank berdasarkan prinsip Syariah.
21
3) Secara ekonimis lebih menguntungkan melakukan
kombinasi (a) dan (b).
22
b. Rasio pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga
(FDR)
1) Finance to deposit ratio (FDR), yang
menggambarkan perbandingan pembiayaan
yang disalurkan dengan jumlah DPK yang
disalurkan,
2) Ratio ini harus dipelihara pada posisi tertentu
yaitu 75-100%. Jika ratio di bawah 75% maka
bank dalam kondisi kelebihan likuididitas, dan
jika ratio diatas 100% maka bank dalam
kondisi kurang likuid,
3) Menurut kriteria Bank Indonesia, ratio sebesar
115% keatas nilai kesehatan likuiditas bank
adalah nol.
6
Nurul Ichan, “Pengelolaan Likuiditas Bnak Syariah”….. hlm. 84-96
23
dan pengelolaan bank serta tingkat ketaatan bank terhadap pemenuhan
peraturan dengan prinsip kehatihatian. Bank yang tidak menjalankan prinsip
tersebut dapat mengakibatkan bank yang bersangkutan mengalami kesulitan
yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya, bahkan bank dapat gagal
melaksanakan kewajibannya kepada nasabah Bagi perbankan, berdasarkan
prinsip syariah, hasil penilaian tingkat kesehatan dapat dipergunakan sebagai
salah satu alat bagi mmenejemen dalam menentukan kebijakan dan
pelaksanaan pengelolaan bank ke depan. Sementara bagi Bank Indonesia,
hasil penilaian tingkat kesehatan dapat digunakan oleh pengawas dalam
menerapkan strategi pembinaan, pengawasan dan pengembangan yang tepat
bagi bank berdasarkan prinsip syariah dimasa yang akan dating.7
24
rangka pelaksanaan pengawasan bank, BI melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank secara triwulan, untuk posisi akhir Maret, Juni, September
dan Desember.
25
penentuan tingkat kesehatan bank menggunakan empat kelompok faktor
yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings atau rentabilitas,
dan Capital atau permodalan yang lebih dikenal dengan singkatan RGEC
dalam mengukur skala operasi dan struktur permodalannya.8
26
Akindele (2012), GCG dan manajemen risiko saling berkaitan dalam
mempengaruhi kinerja suatu bank. Oleh sebab itu hasil kinerja dari bank
bergantung pada penilaian manajemen risiko dan GCG.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan bank dapat dikatakan merupakan hasil penilaian tingkat
kesehatan bank yang dilakukan untuk mengelola risiko dan kinerja bank, atau
tingkat kesehatan bank dapat dikatakan mencerminkan kinerja tugas bank.
Bank yang sehat adalah bank yang memelihara dan memelihara kepercayaan
masyarakat, berperan sebagai perantara, berkontribusi terhadap kelancaran
27
penyelesaian transaksi, dan tersedia bagi pemerintah untuk melaksanakan
berbagai kebijakan, terutama kebijakan moneter. Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum, kesehatan bank adalah sarana bagi pihak pengawas dalam penentuan
atau penetapan strategi serta fokusnya untuk melakukan pengawasan terhadap
bank.
28
DAFTAR PUTAKA
29