Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Nama NPM
Eka Handayani 1451020040
Maulian Andita 1451020236
Syelfi Bahtiana Putri 1451020299
Yeni Apriliana 1451020138
Kelas/SMT : D/5
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul makalah ini adalahANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah MANAJEMEN KEUANGAN
BANK SYARIAH. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk
memahami penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk
mahasiswa pada umumnya.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Iqbal
selaku dosen mata kuliah MANAJEMEN KEUANGAN BANK SYARIAH atas
bimbingan dan pengarahan nya selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat minim dan masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempuranaan makalah ini.
Wasalammualaikum Wr.Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan.........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua
pihak yang terkait, baik pemilik modal dan pengelola bank,
masyarakat pengguna jasa bank, maupun Bank Indonesia
sebagai Pembina dan pengawas bank-bank sebagai
perpanjangan tangan dari pihak pemerintah. Bank-bank
yang sehat akan mempengaruhi system perekonomian
suatu Negara secara menyeluruh, mengingat bank
mengatur peredaran dana ibarat jantung yang mengatur
peredaran darah ke seluruh tubuh manusia.
Pesatnya perkembangan perbankan dan lembaga
keuangan di Indonesia sebagai dampak dari deregulasi
perbankan membuat pasar menjadi sangat kompetitif
sehingga seleksi alam berlaku yang membawa konsekuensi
beberapa bank harus ditutup (Bank Beku Operasi) atau
mendapatkan bantuan pinjaman dana sementara
(rekapitulasi) , semuanya ini terjadi pada saat krisis
moneter melanda Indonesia yang dimulai pada
pertengahan tahun 1998 sampai menjelang akhir tahun
1999.
Sebelumnya tepatnya tahun 1996 dilakukan peringkat
perbankan di Indonesia oleh Standar and Poors Rating
Agency (S&P dari Australia dan Moodys Investor Service
Ltd. (AS yang hasilnya kurang memuaskan. Meskipun hal
tersebut tidak membuat nasabah menarik dananya secara
besar-besaran, tetapi para bankir di Indonesia merasa
kegerahan setelah membaca hasilnya dan menyatakan
hasil peringkatisasi tersebut kurang fair.
Demikian buruknya perfomansi bank-bank yang ada di
Indonesia, walaupun demikian tidak ada tindakan korektif
yang segera dilakukan pada saat itu, demikian juga dengan
4
lemahnya fungsi control yang dilaksanakan oleh Bank
Indonesia membuat bank-bank di Indonesia menjadi
semakin buruk kondisinya, yang akhirnya terhempas badai
krisis moneter pada pertengahan tahun 1998.
Setiap nasabah bebas menentukan pilihannya kemana
harus menyimpankn dananya dan bank mana saja yang
dipercayakannya untuk melaksanakan suatu transaksi-
transaksi bisnisnya, hal ini berkaitan erat dengan resiko
yang mungkin timbul dikemudian hari seperti bangkrutnya
bank tersebut. Pilihan ini berkaitan dengan image yang
diberikan nasabah terhadap suatu bank dengan criteria-
kriteria tertentu yang objektif dan tidak objektif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kesehatan Bank Syariah ?
2. Apa pentingnya kesehatan Bank Syariah ?
3. Apa saja faktor faktor yang menggugurkan tingkat kesehatan bank ?
4. Apa saja Pihak-pihak yang Berkepentingan terhadap kesehatan Bank ?
5. Bagaimana Penilaian Kesehatan Bank Syariah ?
6. Apa saja Metode CAMEL ?
7. Bagaimana Unsur-unsur Manajemen Bank yang Sehat ?
8. Apa Mekanisme dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa pengertian kesehatan Bank Syariah
2. Untuk mengetahui Apa pentingnya kesehatan Bank
Syariah
3. Untuk mengetahui Apa saja faktor faktor yang menggugurkan
tingkat kesehatan bank
4. Untuk mengetaui siapa saja Pihak-pihak yang Berkepentingan
terhadap kesehatan Bank
5. Mengetahui Bagaimana Penilaian Kesehatan Bank Syariah
6. Dapat mengetahui Apa saja Metode CAMEL
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Unsur-unsur Manajemen Bank yang Sehat
8. Untuk Mengetahuia Apa Mekanisme dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
5
BAB II
6
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil
resiko, bank perlu mengindentifikasikan permasalahan yang mungkin
timbul dari operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian
kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam
menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi
Bank Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sarana penetapan dan
implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia.
Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori
yaitu : sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, namun sistem
pemberian nilai dalam menetapkan tingkat kesehatan bank didasarkan
pada reward system dengan nilai kredit antara 0 sampai dengan 100,
yakni sebagai berikut :1
7
arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau
bahkan dihentikan kegiatan operasinya.2
2Zia Rizqi Rahman, Analisis Kesehatan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode
CAMEL (Studi Kasus pada PT Bank BRISyariah Tahun 2008 2011), Naskah Publikasi
Ilmiah, Surakarta, 2013, hlm. 8.
8
5. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan penghentian sementara atau
pengunduran diri dari keikutsertaan dalam kliring.4
9
Penilaian Bank syariah dilakukan berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah yang berlaku mulai
24 Januari 2007.Dari hasil penjelasan Deputi Gubernur Bank Indonesia
menjelaskan bahwa penerapan ini dilakukan dengan memperkirakan
produk dan jasa Perbankan Syariah kedepan kian beragam dan komplek,
sehingga eksposur resiko yang dihadapi juga meningkat. Meningkatnya
eksposur resiko tersebut akan mengubah profil resiko bank syariah, yang
pada gilirannya akan memengaruhi tingkat kesehatan bank tersebut.
10
c. Proyeksi (trend kedepan) permodalan
d. Kemampuan modal dalam mengcover aset bermasalah
e. Kemampuan Bank yang bersangkutan memelihara kebutuhan
tambahan modal yang berasal dari laba
f. Rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha,
dan
g. Akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan
pemegang saham untuk meningkatkan permodolan Bank yang
bersangkutan.
11
5. Penilaian terhadap faktor Likuiditas
Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian komponen-
komponen berikut ini :
a. Rasio aktiva/passiva yang likuid
b. Potensi maturity mismatch
c. Kondisi loan to deposit ratio (LDR)
d. Proyeksi cash flow
e. Konsentrasi pendanaan
f. Stabilitas pendanaan
g. Akses kepada sumber pendanaan
h. Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas
6. Penilaian terhadap faktor sensitivitas terhadap resiko pasar
Penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar meliputi :
a. Kemampuan modal bank dalam mengcover potensi kerugian
sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan
nilai tukar
b. Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.
F. Metode CAMEL
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah di buat
oleh Bank Indonesia.Sedangkan bank-bank diharuskan untuk membuat
laporan baik bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh
aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Penilaian ini menentukan
kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMEL, yaitu :
a. Permodalan (Capital)
Adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan
modal minimum bank.penilaian tersebut berdasarkan CAR (Capital
Adequency Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Perbandingan rasio tersebut adalah Modal Terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).
b. Kualitas Asset (Asset Quality)
Adalah menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh Bank.penilaian
asset harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio
penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif
12
diklasifikasikan.Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah
dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
c. Aspek Manajemen (Management)
Adalah penilaian bank yang dikelola sehari-hari dari kualitas
manajemen.Kualitas manajemen juga dilihat dari kualitas manusia
dalam bekerja.Kualitas manajemen juga dilihat dari sisi pendidikan
dan pengalaman dari karyawan dalam menangani berbagai kasus-
kasus yang terjadi.
d. Aspek Rentabilitas (Earning)
Adalah merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya
apakah setiap periode atau ukuran mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.Bank yang
sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus
meningkat.
e. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Adalah penilaian atas kemampuan bank yang bersangkutan untuk
membayar semua hutang-hutang terutama simpanan tabungan giro,
dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
permohonan kredit yang layak dibiayai.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 06/10/PBI/1997
Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April
pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan bank didasarkan pada
sistem Reward yang secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan sistem Reward dengan menggunakan nilai kredit
0 sampai dengan 100 untuk faktor yang dinilai.
b. Ukuran penilaian keadaan keuangan atas pelaksanaan fungsi
c. Manajemen termasuk sumber daya manajemen.
d. Penilaian manajemen didasarkan atas pelaksanaan fungsi
manajemen termasuk sumber daya manajemen.
e. Penilaian kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi keuangan dan perkembangan usaha bank.6
13
G. Unsur-unsur Manajemen Bank yang Sehat
1. Likuiditas terpelihara dengan baik, aktiva yang memungkinkan bank
dapat memenuhi dengan segera permintaan/penarikan para deposannya
(demand deposit).
2. Pengalokasian dana secara adil, sehat, dan menguntungkan.
3. Menyediakan jasa-jasa bank lainnya yang dibutuhkan akan
memberikan pendapatan dari jasa-jasa perbankan seperti kiriman uang,
Inkaso, Safe Deposit Box, Bank Garansi, Delegasi Kredit, L/C dalam
negeri maupun impor ekspor, credit card, dan lain sebagainya.
4. Pelayanan harus menyenangkan , cepat, tepat, akurat,aman dan ramah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
14
Menurut kristianingsih (2008) kesehatan suatu bank dapat diartikan
sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan oprasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan
baik dengan cara peraturan pemerintah yang berlaku. Adapun kegiatannya,
meliputi :
15
DAFTAR PUSTAKA