Oleh :
TANJUNGPINANG
1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah swt.. SWT. atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Hidayat,
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
referensi. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.
T
a
n
j
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ………………………………………………………....... 2
BAB II RIBA
A. Kesimpulan ……………………………………………….......….. 10
B. Saran .......................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem keuangan dalam tatanan perekonomian suatu Negara memiliki peran utama
dalam menyediakan fasilitas jasa – jasa dibidang keuangan oleh lembaga – lembaga
Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu sistem perbankan dan
sistem lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan yang masuk dalam sistem
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dan dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. karena lembaga keuangan ini dapat
Institutions, yang terdiri atas Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun lembaga
keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan selain dari bank yang dalam kegiatan
usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam
bentuk simpanan.
Sebagaimana dikemukakan diatas salah satu fungsi perbankan sebagai penyalur dana
antara bank (kreditor) dan nasabah peminjam dana (debitor). Secara umum dapat
dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang
1
adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan
bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta
sistem perbankan yang dapat memberikan kontribusi stabilitas kepada sistem keuangan
membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan yang
memenuhi prinsip – prinsip syariah. Sebagai negara yang mayoritas muslim yang terbesar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3. Untuk mengetahui apa saja aspek hukum dalam proses awal pemberian pembiayaan.
2
BAB II
A. Pengertian Pembiayaan
Kata pembiayaan berasal dari kata dasar biaya yang berarti uang yang dikeluarkan
sesuatu. Pembiayaan atau financing ialah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
Pembiayaan menurut syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
antara bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi
hasil. Pembiayaaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.
Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut
ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qard, surat berharga syariah,
pada rekening administratif serta sertifikat wadiah Bank Indonesia. Di dalam perbankan
syariah, pembiayaan yang diberikan kepada pihak pengguna dana berdasarkan prinsip
3
Berdasarkan Undang – Undang lainnya tentang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, yang
dimaksud dengan pembiayaan adalah “Penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan satu janji pembayarannya akan
ditangguhkan pada jangka waktu tertentu yang disepakati. Pada sisi penyaluran dana
Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Untuk itu, sebelum masuk
kepada masalah pengertian pembiayaan, perlu diketahui apa itu bisnis. Bisnis adalah
aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa,
pedagangan atau pengolahan barang (produksi). Dengan kata lain, bisnis merupakan
aktivitas berupa pengembangan aktivitas ekonomi dalam bidang jasa, perdagangan, dan
Pembeli dan penjual (bank) akan bersepakat Dalam bank konvensional, pembeli
4
Pembeli akan membayar margin Pembeli harus membayar bunga yang
mengenakan sanksi kepada nasabah yang disebut dengan denda) dikenakan kepada
lalai membayar kewajibannya tepat waktu, nasabah yang lalai membayar angsuran
namun jumlah sanksi yang dikenakan tidak tepat waktu sesuai tanggal jatuh tempo yang
Pada dasarnya pembiayaan diberikan oleh bank kepada nasabah atas dasar
Hal ini berarti prestasi yang diberikan benar – benar diyakini dapat dikembalikan oleh
nasabah pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat – syarat yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak. Berdasarkan hal di atas, terdapat beberapa unsur yaitu:
1. Bank syariah, yang merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada
2. Mitra usaha, yang merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank
hubungan kerja sama yang saling menguntungkan, yang diartikan pula sebagai
4. Adanya persetujuan (akad), berupa kesepakatan pihak pemberi dana dengan pihak
lainnya yang berjanji membayar (pihak penerima dana kepada pihak pemberi
5
dana). Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis (akad pembiayaan)
5. Adanya akad dan penyerahan barang, jasa atau uang dari pemberi pembiayaan
Pembiayaan terjadi karena unsur waktu, baik dilihat dari pemberi dana maupun
7. Adanya unsur risiko dari kedua belah pihak baik di pihak pemberi dana atau pihak
penerima dana. Risiko di pihak pemberi dana adalah risiko gagal bayar, baik
penerima dana adalah kecurangan dari pihak pembiayaan, antara lain berupa
pemberi dana yang dari semula dimaksudkan oleh pemberi dana untuk mengambil
8. Adanya balas jasa atas dana yang disalurkan oleh bank syariah kepada nasabah.
Hal ini disebut juga dengan nisbah dari akad yang telah disepakati antara bank dan
nasabah.
Dalam awal pemberian pembiayaan yang harus diperhatikan adalah identitas dari
calon debitur, dimana identitas adalah merupakan faktor penting untuk mengenal dan
mengetahui informasi awal, baik dari sisi diri pribadi maupun dari sisi kegiatan usahanya.
6
KTP
SIM
Akte Kelahiran
Akte Perkawinan
Passport
Izin singgah
Izin Kunjungan
cakap hukum yang dapat berupa : penderita gangguan jiwa, cacat mental,
dan tidak dapat menggunakan akal pikirannya secara normal. Disamping itu
7
Reputasi calon debitur dapat dilihat dari beberapa riwayat hubungannya
bersumber dari :
a) Daftar Hitam BI : Daftar nama para nasabah individu, badan hukum, ataupun
perusahaan yang terkena sanksi dari bank karena mereka sudah melakukan
b) Sistem Informasi Debitur : Berisikan data – data debitur perbankan baik yang
c) Informasi Bank
a) Perizinan Usaha
Izin Gangguna/SITU
SIUP
TDP
NPWP
b) Perizinan Profesi
Perizinan Profesi ini dapat berupa ijin Profesi Dokter, Bidan, Apoteker,
UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Dokter, UU No. 30 tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris, UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat dan PP No. 37 tahun
a) Bentuk Perusahaan
Akan tetapi cukup dengan melengkapi izin usaha yang berupa SIUP, SITU,
di kelola secara bersama antara dua orang atau lebih atau antara perusahaan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
patuh menggunakan perangkat hukum positif yang yang diatur dalam hukum
perikatan dan hak kebendaan yaitu Hipotek, Gadai dan Cessie serta Undang –
Undang yang mengatur tentang Hak Tanggungan, Fidusia dan Resi Gudang.
Pembiayaan Syariah (PPP Syariah) yang wajib dilaksanakan oleh seluruh jajaran
B. Saran
terdapat kekurangan dan kekeliruan, maka kami membutuhkan kritik dan saran
dari semua pihak baik dari teman – teman maupun dosen selaku pembimbing mata
kuliah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Machmud, Amir. dan Rukmana, 2004, Bank Syariah Teori, kebijakan, dan Studi
Sulhan, M dan Ely Siswanto, 2008, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, UIN
Malang Press.
https://www.finansialku.com/daftar-hitam-bank-indonesia/
https://www.aturduit.com/articles/penjelasan-lengkap-tentang-sistem-informasi-
debitur-sid/
11