Anda di halaman 1dari 8

Muhammad Ibnu Soim

BAB I PEMBAHASAN

A. SEJARAH INFLASI Emas memberikan nilai pada suatu mata uang dan juga akseptahbilitas di tempat lain. Dalam hal ini, sejarah perekonomian kerajaan Byzantium menarik untuk dipelajari. Byzantium berusaha keras untuk mengumpulkan emas dengan melakukan ekspor komoditasnya sebanyak mungkin ke Negara-negara lain dan berusaha mencegah impor dari Negara-negara lain agar dapat mengumpulkan uang emas sebanyak-banyaknya. Apakah itu dinar di Negara-negara Arab ataupun mata uang Negara-negara Eropa seperti inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Swedia, dan Rusia bahkan juga Amerika, semuanya mengalami apa yang dinamakan inflasi. Apa yang menyebabkan semua hal yang diatas? Tidak ada satu sebab utama yang dapat di salahkan. Semuanya adalah akibat gabungan dari penurunan produksi pertanian, pajak yang berlebihan, depopulasi, manipulasi pasar, high labor cost, pengangguran, kemewahan yang amat berlebihan dan sebab-sebab yang lainnya, seperti perang yang berkepanjangan, embargo, dan pemogokan pekerja. Adapun Negara Eropa yang dapat di anggap bertahan dengan sukses menghadapi inflasi adalah Inggris. Akan tetapi, hal itu terjadi pada masa-masa perekonomiannya dianggap terbelakang dibandingkan dengan Negara-negara

Muhammad Ibnu Soim

Eropa yang lainnya. Paham financial rectitude walaupun banyak dikagumi, tidak pernah menjadi jalan untuk mencapai kemakmuran. Setelah pertumbuhan pesat uang dan simpanan bank akibat kebutuhan pembiayaan perang dengan Napoleon dan kemudian untuk pembiayaan perang dunia II. Inggris terpaksa menghentikan konvertibilitas antara Sterling dengan emas serta juga obsesinya terhadap penciptaan superior-quality money karena tejadi deflasi yang drastis yang diikuti gangguan sosial yang sangat serius.

B. TEORI INFLASI KONVENSIONAL Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap seb agai fenomena moneter karena terjadinya penurunan hilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas. Definisi inflasi oleh para ekonom modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan terhadap barang-barang/komoditas dan jasa. Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum. Persamaannya adalah sebagai berikut:
tingkat h arg a t tingkat h arg a tingkat h arg a t 1
t 1

x 100 = rate of inf lation

Umumnya, otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistic perekonomian suatu Negara menggunakan consumer price index atau CPI dan Producer price index atau PPI sebagai pengukur tingkat inflasi. Para ekonom cenderung lebih senang menggunakan implicit gross domestic product deflotor atau GDP deflator untuk melakukan pengukuran tingkat inflasi.

Muhammad Ibnu Soim

im plicit

price deflator

no m al G P in D x 100 real G P D

Untuk dapat mengerti apa dan bagaimana inflasi, perlu dipahami bahwa uang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut dlam perekonomian. 1. Media pertukaran 2. Pengukur nilai 3. Unit perhitungan dan akuntansi 4. Penyimpanan nilai 5. Instrument term of payment Sedangkan motif orang menyimpan uang adalah: 1. Transactionary motiver 2. Precautionary motive 3. Speculative (instrument) motive Uang dalam Masyarakat menjadi alat pertukaran lazim diterima di mana barang dan jasa dapat diperdagangkan dengan uang dari pada langsung dipertukarkan dengan barang dan jasa yang lain. Uang itu sendiri dapat berbentuk berbagai macam dan terbuat dari berbagai bahan (mulai dari logam mulia sampai dengan bahan yang kurang berharga seperti kertas atau logam biasa). Lalu apa sebenarnya inflasi itu? Kalimat too much money chasing to few goods mungkin dapat membantu menggrafikkannya. Menurut Paul A. Samuelson, seperti sebuah penyakit, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut:

Muhammad Ibnu Soim

1. Moderate inflation adalah kenaikan tingkat harga yang lambat 2. Galloping inflation, adalah tingkatan 20% sampai dengan 200% per tahun. 3. Hyper inflation, terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi yaitu jutaan sampai triliunan persen pertahun.

C. TEORI INFLASI ISLAM Menurut para ekonomi islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena: 1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang 2. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat turun 3. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non primer dan barang-barang mewah

Selain itu, inflasi juga mengakibatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan akuntansi seperti: 1. Apakah penilaian terhadap asset tetap dan asset lancer dikatakan dengan metode biaya histories atau metode biaya actual? 2. Pemeliharaan modal riil dengan melakukan isolasi keuangan inflasioner 3. Inflasi menyebabkan dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi untuk mendapatkan kebutuhan perbandingan waktu dan tempat.

Muhammad Ibnu Soim

Ekonomi islam tawiuddin ahmad ibn al-Maqrizi yang merupakan salah satu murid dari Ibn Khaldun, menggolongkan inflasi menjadi dalam dua golongan yaitu: 1. 2. Natural Inflation Human Eror Inflation

Menurut Ibn Al-Maqrizi, kenaikan harga-harga komoditas adalah kenaikan dalam bentuk jumlah uang atau nominal. Sedangkan jika diukur dengan emas (dinar emas), maka harga-harga komoditas tersebut jarang sekali mengalami kenaikan. Ibnu al-Maqrizi berpendapat bahwa uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat nominal yang dibutuhkan untuk bertransaksi (jual-beli) dan dalam pecahan yang mempunyai nilai nominal kecil (supaya tidak ditumpuk atau hoarding). Ekonomi islam sendiri mengelompokan uang dalam beberapa jenis. Yaitu sebagai berikut:

1. Commodity Money Mencetak uang dalam kategori ini tidak akan menyebabkan inflasi. Ibn AlMaqrizi berpendapat bahwa kenaikan harga-harga umumnya adalah dalam bentuk jumlah nominal uang bukan dalam nilai dinar emasnya. Jadi kenaikan harga adalah karena sebab-sebab alamiah saja, bukan akibat dari pencetakan uang dalam kategori ini.

Muhammad Ibnu Soim

2. Representative Money Uang jenis ini dapat dikatakan sama dengan commodity money perbedaanya hanya terletak pada kemudahanya karena tidak harus membawa logam berharga jika bertransaksi. Al Ghazali mensyaratkan jika pemerintah ingin menggunakan uang kategori ini, maka pemerintah harus menyatakan bahwa ia adalah alat pembayaran yang sah. Al-Ghazali menyatakan bahwa jika pemerintah ingin menggunakan uang kategori ini maka pemerintah harus: Menyatakan bahwa ia adalah alat pembayaran yang sah Pemerintah harus menjaga nilainya.

Inflasi yang timbul diakibatkan oleh dorongan pemerintah untuk mengambil keuntungan dalam pencetakan uang dengan bertambahnya jumlah uang yang beredar (dalam artian bertambahnya jumlah nominal uang), namun tidak diikuti sepenuhnya dengan bertambahnya nilai instrinssik uang, maka berarti daya beli nominal uang jadi melemah terhadap nilai intrinsiknya. Sangat jelas bahwa pencetakan uang dalam kategori ini akan memicu inflasi.

3. Finduciary money Dalam perkembangan selanjutnya, jumlah kandungan logam mulia dalam uang token terus berkembang sampai akhirnya menjadi nihil sehingga uang token terus berkembang. Al-Ghazali berpendapat dan memperbolehkan pemerintah menggunakan uang yang tidak dikaitkan dengan emas atau perak selama:

Muhammad Ibnu Soim

Pemerintah menyatakan sebagai alat pembayaran yang resmi Pemerintah wajib menjaga nilainya Pemerintah memastikan tidak ada perdagangan uang.

Jadi ada kebolehan yang bersyarat. Bila uang yang di back up secara parsial saja memicu inflasi, maka uang yang tidak di back up sama sekali dengan logam mulia akan lebih mudah dalam memicu inflasi. Itulah sebabnya mengapa AlGhazali memperbolehkan penggunaanya hanya dengan syarat pemerintah dapat menjaga nilainya. Tanpa adanya kaitan degan emas dan perak, maka pemerintah akan lebih leluasa untuk melakukan signorage melalui pencetakan uang. Karena sifat-sifat alamiah dari uang yang termasuk kategori token money maka makin menyulitkan bagi pemerintah untuk mendapat menjaga nilai uang. Padahal ia wajib melakukan hal tersebut. Yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah menahan diri untuk tidak mencetak uang tanpa alas an adanya kenaikan daya serap sector ini terhadap uang yang baru dicetak tersebut. Selain itu, uang flat ini sangat rentan akan pemalsuan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Al-Ghazali berpendapat bahwa jika pemerintah ingin memakai dan mengeluarkan uang dengan kategori ini maka pemerintah harus: Menyatakannya sebagai alat pembayaran yang resmi Menjaga nilainya Memastikan tidak ada perdagangan uang Melarang dan mencegah peredaran uang palsu.

Muhammad Ibnu Soim

4. Bank Money Menurut Irving Fisher pendiri aliran fisherian, dalam bukunay purchaishing power of money, uang bank tersebut baik dalam bentuk chaque, giro, ataupun bentuk-bentuk yang lainnya bukanlah uang, melainkan hanya perintah tertulis untuk melakukan transfer uang. Tidak ada kewajiban bagi seseorang ataupun institute untuk menerimanya sebagai alat pembayaran. Penerimaan terhadap uang bank ini hanyalah berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak saja, bukan suatu kewajiban. Ekonomi-ekonomi islam baik pada masa lalu maupun pada masa sekarang tidak pernah menganggap uang bank sebagai sesuatu yang dapat di katakana sebagai uang. Jadi tidak ada relevansinya membahas uang bank dalam bagian ini. D. FDSFSD

Anda mungkin juga menyukai