Anda di halaman 1dari 30

INDIKATOR EKONOMI MAKRO ISLAM

DISUSUN OLEH :

SYAFIRA RANTI/2240100045

NUR MAIDAH RAMBE/2240100044

DOSEN PENGAMPU:

FERRY ALFADRI .S.E.I.,M.E.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY

PADANG SIDIMPUAN
PEMBAHASAN

A. Indikator Ekonomi Makro Islam

Indikator ekonomi islam merupakan sekumpulan data yang digunakan


untuk menilai keadaan ekonomi dalam perspektif islam. Berikut ini adalah
pengertian indikator ekonomi makro islam:

1. Pertumbuhan Ekonomi

Indikator pertumbuhan ekonomi makro islam mengukur tingkat


pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan konsep falah,
yang merupakan tujuan hidup.

2. Inflasi

Indicator inflasi makro islam mengukur tingkat inflasi yang


dapat mengganggu kesejahteraan Masyarakat.

3. Suku Bunga

Indicator suku bunga makro islam mengukur tingkat suku


bunga yang diperlukan untuk menjamin kebutuhan hidup
minimum.

4. Nilai Tukar Valas

Indicator nilai tukar valas makro islam mengukur keadaan


pasar mata uang dan mempengaruhi investasi dan perdagangan.

5. Jumlah Uang Beredar

Indicator jumlah uang beredar makro islam mengukur kondisi


pasar uang dan mempengaruhi aktivitas ekonomi.
6. Profitabilitas Bank Syariah

Indicator profitabilitas bank syariah makro islam mengukur


kinerja bank syariah dalam membantu mencapai tujuan hidup1.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai aspek terpenting dari strategi


umum suatu negara atau sistem ekonomi. Karena pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator terpenting dari keresahan masyarakat. Meskipun
demikian, kemajuan di bidang ekonomi, sains dan teknologi telah dicapai, dan
masih banyak masalah ekonomi lainnya di banyak negara. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis kemungkinan masalah ekonomi yang
mempengaruhi komunitas ekonomi Islam. Peneliti menggunakan metode
penelitian akademis yang berkaitan erat dengan tulisan teoritis dan referensi
lain yang berkaitan dengan hukum, adat istiadat dan norma yang berlaku
dalam situasi sosial yang diteliti. Menurut hasil kajian ini, pertumbuhan
ekonomi menjadi perhatian umat Islam dalam kaitannya dengan ajaran
tradisional ekonomi Islam. Ada bukti bahwa konsep ini didirikan baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam Al-Qur'an, As-Sunnah dan tulisan-
tulisan ulama sebelumnya. Kekhasan pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi Islam tercermin dari perhatian yang sangat tinggi terhadap
pengembangan sumber daya manusia dan penguatan fitrah untuk memperkuat
harkat dan martabat manusia. Ini tidak hanya mencakup pemenuhan
kebutuhan finansial, tetapi juga keinginan dan persiapan kehidupan akhirat.

C. Inflasi
1. Pengertian Inflasi

1
Ahmad,kursyid,1997.pembangunan ekonomi dalam prespektif islam.jakarta:risalah gusti
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain,.
Dalam praktek, inflasi dapat diamati dengan mengamati gerak dari indek
harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan ada tidaknya suppressed
inflation (inflasi yang ditutupi). pemerintah perlu menajalankan kebijakan
menurunkan tingkat inflasi karena bagaimanapun pemerintah mempunyai
peranan yang penting dalam mengendalikan laju inflasi sebab terjadi atau
tidaknya inflasi tergantung dari kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
menjalankan roda perekonomian. Kebijakan-kebijakan yang digunakan
untuk mengatasi masalah inflasi yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter. Dalam islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang
dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil
dan dibenarkan oleh islam. Syekh An-Nabhani memberikan alasan
mengapa mata uang yang sesuai itu adalah emas. Ketika islam melarang
praktek penimbunan harta, islam hanya mengkhususkan larangan tersebut
untk emas dan perak, padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa
dijadikan sebagai kekayaan.

a) Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang


baku dan tidak berubahubah, ketika islam mewajibkan diat,
maka yang dijadikan sebagai ukuranya adalah dalam bentuk
emas.
b) Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata
uang dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai
standar uang.
c) Ketika Allah SWT mewajibkan zakat uang, Allah telah
mewajibkan zakat tersebut dengan nisab emas dan perak.
d) Hukum-hukum tentang perukaran mata uang yang terjadi
dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak,
begitupun dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan
emas dan perak. 2
2. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Konvensional

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk


dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makro
ekonomi agregat: pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal , daya
saing, tingkat bunga, dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga
berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan
formal. Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan
sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu
perekonomian. Sedangkan menurut Sukirno inflasi yaitu, kenaikan dalam
harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih
besar dibandingkan dengan penawaran barang dipasar. Namun pada
umumnya dari studi diatas menunjukkan bahwa penyebab inflasi di
Indonesia ada dua macam, yaitu inflasi yang diimpor dan defisit dalam
Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN). Penyebab inflasi lainnya
menurut Sadono Sukirno adalah kenaikan harga-harga barang yang
diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan
politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
bertanggung jawab. Adapun penyebab lain dari inflasi antara lain uang
yang beredar lebih besar daripada jumlah barang yang bereda, sehingga
permintaan akan barang mengalami kenaikan, maka dengan sendirinya
produsen akan menaikkan harga barang dan apabila kondisi seperti ini
dibiarkan maka akan terjadi inflasi.3

Terdapat berbagai macam jenis inflasi. Beberapa kelompok besar dari


inflasi adalah :

2
Hasyim,Ali Ibrahim.”Ekonomi Makro”, Jakarta: Prenada Media Group, 2016.
3
Ibid,hal. 87.
a) Menurut sifatnya Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 4 kategori
utama yaitu :

a. Inflasi merayap/rendah (Creeping Inflation) yaitu inflasi


yang besarnya kurang dari 10% pertahun
b. Inflasi menengah (Galloping Inflation) besarnya antara 10 –
30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya
harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi
pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya
15%,20%,30% dan sebagainya.
c. Inflasi berat (High Inflation) yaitu inflasi yang besarnya
antar 30 – 100% pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga
secara umum naik dan bahkan menurut istilah ibu-ibu
rumah tangga harga berubah.
d. Inflasi sangat tinggi (Hyper Inflation) yaitu inflasi yang
ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai
4 digit (diatas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak
ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat
tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang. 4

b) Berdasarkan sebabnya

a. Demand Full Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan


keseluruhan yang tinggi disuatu fihak, difihak lain kondisi
produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full
employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan,
bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga
akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus menerus akan
mengakibatkan inflasi yang berkepenjangan, oleh karena itu untuk
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi
baru dengan penambahan tenaga kerja baru.

4
Karim, Adiwarman A.. Ekonomi Makro Islami, edisi kedua. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada. 2010
b. Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi
karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara
yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku
industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang
kuat dan sebagainya).

Sedangkan dampak inflasi bagi perekonomian secara keseluruhan,


misalnya prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin
memburuk, inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak
rencanajangka panjang para pelaku ekonomi. Inflasi jika tidak cepat ditangani,
maka akan susah untuk dikendalikan, inflasi cenderung akan bertambah cepat.
Dampak inflasi bagi perekonomian nasional diantaranya:

1. Investasi berkurang

2. Mendorong tingkat bunga

3. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif

4. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan Pembangunan

5. Menimbulkan ketidak pastian keadaan ekonomi dimasa yang akan


datang

6. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang.

7. Menimbulkan defisit neraca pembayaran.

8. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan Masyarakat.

9. Meningkatnya jumlah pengangguran. 5

3. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

5
Ekonomi Islam merupakan ikhtiar pencarian sistem ekonomi yang
lebih baik setelah ekonomi kapitalis gagal total. Bisa dibayangkan betapa tidak
adilnya, betapa pincangnya akibat sistem kapitalis yang berlaku sekarang ini,
yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin, selain itu,
dalam pelaksanaannya, ekonomi kapitalis ini banyak menimbulkan
permasalahan. Pertama ketidak adilan dalam berbagai macam kegiatan yang
tercermin dalam ketidakmerataan pembagian pendaptan
masyarakat.Keduaketidakstabilan dari sistem ekonomi yang ada saat
inimenimbulkan berbagai gejolak dalam kegiatannya. Dan dalamekonomi
islam, hal yang demikian itu insya Allah tidak ada.

Dalam islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang
dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dibenarkan oleh islam. Syekh An-Nabhani memberikan alasan mengapa mata
uang yang sesuai itu adalah emas. Ketika islam melarang praktek penimbunan
harta, islam hanya mengkhususkan larangan tersebut untk emas dan perak,
padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai
kekayaan. 6

a. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan
tidak berubah-ubah, ketika islam mewajibkan diat, maka yang dijadikan
sebagai ukuranya adalah dalam bentuk emas.

b. Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan
beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang.

c. Ketika Allah SWT mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan


zakat tersebut dengan nisab emas dan perak.

d. Hukum-hukum tentang petukaran mata uang yang terjadi dalam


transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak, begitupun dengan
transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan perak.

6
Nurul Huda.Handi Risza Idris.Mustafa Edwin Nasution.Ranti wiliasih,Ekonomi Makro
Islam,Jakarta:kencana 2009.
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi, yaitu
ketika nilai meas yang menopang nilai nominal dinar atau mengalami
penurunan.Diantaranya, akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar, tapi
keadaan nilai kecil sekali kemungkinannya. Inflasi terbagi dua menurut Al-
Maqrizi yaitu:

1. Inflasi akibat berkurangnya persediaan barang. Inflasi inilah yang


terjadi pada masa Rasulullah dan Khulafaur rasyidin, yaitu karena kekeringan atau
karena peperangan.

2. Inflasi akibat kesalahan manusia Infalsi ini disebabkan oleh tiga hal:
korupsi dan administrasi yang buruk, pajak yang memberatkan, serta jumlah uang
yang berlebihan. Kenaikan harga-harga yang terjadi adalah dalam bentuk jumlah
uangnya, bila dalam bentuk dinar jarang terjadi.

D. Kebijakan Pemerintah
1. Pengertian Kebijakan Pemerintah

Mewujudkan inflasi nol persen secara terus menerus dalam


perekonomian yang sedang berkembang adalah sulit untuk dicapai.Oleh
sebab itu, dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga
agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah.Untuk menjaga
kestabilan ekonomi.Pemerintah perlu menajalankan kebijakan
menurunkan tingkat inflasi karena bagaimanapun pemerintah mempunyai
peranan yang penting dalam mengendalikan laju inflasi sebab terjadi atau
tidaknya inflasi tergantung dari kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
menjalankan roda perekonomian. Kebijakankebijakan yang digunakan
untuk mengatasi masalah inflasi yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter.7

2. Tujuan Kebijakan Pemerintah

7
Ibid,hal 181.
Adapun tujuan dari kebijakan pemerintah menurut sukirno yaitu dilihat
berdasarkan pada dua tujuan yakni tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang
bersifat sosial dan politik.

a. Tujuan bersifat Ekonomi Ada tiga faktor yang menjadi pertimbangan


utama dari tujuan ini, yakni:

1. Menyediakan Lowongan Pekerjaan

2. Meningkatakan taraf kemakmuran masyarakat

3. Memperbaiki pembagian pendapatan

b. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik

1. Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan Kestabilan Keluarga

2. Menghindari Masalah Kejahatan

3. Mewujudkan Kestabilan Politik

3. Jenis Kebijakan Pemerintah

a. Kebijakan Fiskal

Kebijakan yang akan dilaksanakan adalah dalam bentuk mengurangi


pengeluaran pemerintah, langkah ini menimbulkan efek yang cepat dalam
mengurangi pengurangan dalam perekonomian. Maka untuk menerangkan tentang
efek dari kebijakan fiskal dalam mengatasi inflasi perlu dibedakan dalam dua
keadaan yaitu pertama keadaan dimana inflasi berlaku tanpa kontrol pemerintah,
kedua inflasi yang diatasi melalui kebijakan fiscal Dalam pemikiran Islam,
pemerintah merupakan lembaga formal yang mewujudkan dan memberikan
pelayanan yang terbaik pada rakyatnya.Pemerintah mempunyai segudang
kewajiban yang harus dipikul demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat, salah
satunya yaitu tanggung jawab terhadap perekonomian.Tanggung jawab dan tugas
pemerintah dalam perekonomian diantaranya mengawasi faktor utama penggerak
perekonomian, misalnya mengawasi praktek produksi dan jual beli, melarang
praktek yang tidak benar atau diharamkan, dan mematok harga kalau memang
dibutuhkan. Kebijakan fiskal mempunyai peran yang penting, hal ini didasarkan
pada alasanalasan sebagai berikut: peran kebijakan fiskal relatif dibatasi. Dua hal
yang mendasarinya, Pertama: tingkat bunga yang tidak mempunyai peran sama
sekali dalam ekonomi islam, Kedua: Islam tidak membolehkan perjudian karena
dapat menimbulkan berbagai praktek perjudian yang mengandung spekulasi
(untung-untungan).

Tujuan kebijakan fiskal dalam islam adalah untuk menciptakan stabilitas


ekonomi yang tinggi dan pemerataan pendapatan, ditambah dengan tujuan lain
yang terkandung dalam aturan islam yaitu:

1. Islam menempatkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya


persamaan dan demokrasi sesuai dengan ekonomi islam akan dikelola
untuk membantu dan untuk memajukan serta menyebarkan ajaran islam
seluas mungkin.

2. Kebijakan fiskal dalam menekan laju inflasi, hal ini jelas karena
penekanan laju inflasi akan lebih menonjol dibandingkan dengan cost-
push inflationitu sendiri.

3. Penggunaan kebijakan fiskal dalam mempercepat pertumbuhan


ekonomi, selama pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat tabungan. 8

b. Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter yaitu peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh


otoritas moneter (bank sentral) untuk mengendalikan jumlah uang
beredar.Kebijakan moneter berbeda dengan kebijakam fiskal, yang dilaksanakan
melalui pembelajaan pemerintah dan pajak. Untuk penerapan kebijakan moneter
berdasarkan pada hipotesis market interest rate. Maka kebijakan yang diambil
adalah mengubah dari output riil dan kesempatan kerja kepada pencapaian
stabilitas harga-harga. Dalam mendorong pertumbuhan perekonomian sekaligus
stabilitas, islam tidak menggunakan instrumen bunga atau ekspansi moneter
melalui pencetakan uang baru atau defisit anggaran. Yang dilakukan adalah
8
Ibid,hal 182
mempercepat perputaran uang dan pembangunan infrastruktur sektor
9
riil.Kebijakan moneter Rasulullah selalu terkait dengan sektor riil
perekonomian.Hasilnya adalah pertumbuhan sekaligus stabilitas.

Islam memiliki pandangan yang khas mengenai sistem moneter atau


keuangan. Yang paling penting dalam setiap keuangan adalah penentuan satuan
dasar keuangan dimana kepada satuan itu dinisbahkan seluruh nilai-nilai berbagai
mata uang lain.

Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutak-atik suku bunga.


Dan secara makro, sebuah tatanan ekonomi masyarakat yang ditopang dengan
sistem ribawi tidak akan pernah betul-betul sehat. Pada zaman Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin kebijakan moneter dilaksanakan tanpa menggunakan
instrumen bunga sama sekali.

Perekonomian Arab di zaman Rasulullah SAW,bukanlah ekonomi


terbelakang yang hanya mengenal barter,bahkan jauh dari gambaran seperti
itu.Valuta asing dari Persia dan Romawi dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat
Arab,bahkan menjadi alat bayar resmidinar dan dirham.Sistem devisa bebas
diterapkantidak ada halangan sedikitpun untuk mengimpor dinar atau dirham.
Transaksi tidak tunai diterima luas dikalangan pedangang. Cek dan promissory
notes lazim digunakan.Untuk menjaga kestabilan ini,beberapa hal berikut dilarang
yaitu:

a. Permintaan yang tidak rill.Permintaan uang adalah hanya untuk


keperluan transaksi dan berjaga-jaga.

b. Penimbunan mata uang.

c. Transaksi talaqqi rukban.Yaitu,mencegat penjual dari kampong di luar


kota untuk mendapat keuntungan dari ketidakpastian harga.

d. Transaksi kali bi kali.Yaitu,bukan transaksi tidak tunai.Transaksi tunai


dibolehkan namun transaksi future tanpa ada barangnya adalah dilarang.10
9
Ibid, hal 183.
10
Karim,Adiwarman ,Ekonomi Makro Islam.jakarta:rajawali pers,2011.
e. Segala bentuk riba

Dalam kerangka strategi mekanik bagi kebijakan moneter,yang tidak


hanya membantu pengaturan penawaran uang sesuai dengan permintaan rill tetapi
juga membantu memenuhi kebutuhan untuk menutup defisit asli pemerintah dan
juga sekaligus mencapai tujuan-tujuan lain masyarakat islam.Mekanik tersebut
harus mencakup beberapa elemen,diantaranya:

1. Target pertumbuhan pada M dan Mo Secara berkala bank sentral harus


menetapkan pertumbuhan penawaran uang (M) sesuai dengan sasaran
ekonomi nasional,termasuk pertumbuhan ekonomi yang dapat
dipertahankan dan stabilitas dalam nilai uang.Pertumbuhan pada (M)
sangat erat kaitannya dengan (Mo),bank sentral harus mengawasi secara
ketat pertumbuhan Mo.Karena Mo diciptakan atas kekuasaan bank sentral
untuk menciptakan uang,hasil yang diperoleh dari kebijakan ini harus
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan islam. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut,bank sentral berusaha untuk membuat total Mosebagian untuk
pemerintah dan sebagian lagi untuk bank komersial maupun lembaga
khusus keuangan.Mo untuk bank komersial yaitu dalam bentuk
mudharabah,harus dipergunakan oleh bank sentral sebagai instrument
kualitatif maupun kuantitatif utama untuk mengendalikan kredit.Bagi
lembaga khusus keuangan Mo juga dalam bentuk mudharabah,terutama
disediakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang produktif.

2. Public Share of Demand Deposit Dalam jumlah tertentu (kondisi


normal) demand deposit bank-bank komersial maksimum sampai 25%
harus diserahkan kepada pemerintah untuk membiayai proyek-proyek
yang secara sosial menguntungkan.

3. Statutory Reserve Requirement Bank-bank komersial perlu memiliki


cadangn dalam jumlah tertentu yaitu 10- 20% dari demand deposit mereka
dengan bank sentral.Bank sentral (statutory reserve requirement)
membantu memberikan jaminan atas deposit juga sekaligus membantu
penyediaan likuiditas yang memadai bagi bank.Sasaran ini dapat dicapai
melalui penetapan syarat permodalan yang lebih besar,aturan yang telah
diterapkan dengan baik,termasuk rasio likuiditas yang memadai,yang
dijamin oleh sistem perbankan yang teruji dengan baik.11

E. Pengangguran (unemployment)

1. Pengertian Pengangguran

Yang dimaksud dengan pengangguran atau orang yang menganggur


adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari
pekerjaan. Kategori orang yang pengangguran biasanya adalah mereka
yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja. Usia
kerja biasanya adalah usia yang tidak dalam masa sekolah tapi diatas usia
anak-anak (relatif diatas 6-18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD-tamat
SMU). Sedangkan diatas usia 18 namun masih sekolah dapatlah
dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang
memperdebatkan. Akan tetapi mashab klasik dengan salah satu teorinya
yang terkenal sebagai hukum “Say” dari Jean Baptiste Say yang
mengatakan bahwa “Supply creates its own demand” atau penawaran
menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini benar
terjadi maka pengangguran tidak akan ada, dan bilapun ada tidak akan
berlangsung lama, karena akan pulih kembali.

Cara kerjanya sederhana, bahwa bila produsen menghasilkan barang dalam


jumlah tertentu maka akan segera habis dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan
kenyataan yang ada, pengangguran terdiri atas tiga jenis, yaitu :

a. Pengangguran Siklis

Yaitu pengangguran yang terjadi apabila permintaan lebih rendah dari


output potensial perekonomian. Yaitumanakala kemampuan ekonomi suatu
bangsa lebih rendah dari kemampuan yang seharusnya dicapai.Pengangguran
siklis dapat diukur dari jumlah orang yang bekerja dikurangi jumlah orang
11
Ibid,hal25.
yang seharusnya mempunyai pekerjaan pada tingkat pendapatan
potensional12.

b. Pengangguran Friksional

Yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya perputaran dalam lingkup


pekerjaan dan ketenaga kerjaan.Artinya pengangguran itu ada karena adanya
angkatan kerja baru yang siap memasuki lapangan kerja, sementara itu ada
juga mereka yang telah bekerja keluar dari pekerjaannya karena tidak cocok,
bosan atau karena alasan lainnya seperti misalnya ingin mencari pengalaman
baru dengan pekerjaan baru.Dengan kata lain pengangguran friksi adalah
orang yang menganggur sambil mencari pekerjaan.

c. Pengangguran Struktural

Yaitu pengangguran yang disebabkan oleh ketidak sesuai antara stuktur


angkatan kerja, berdasarkan pendidikan dan keterampilan, jenis kelamin,
pekerjaan, industri, geografis, informasi, dan tentu saja struktur permintaan
tenaga kerja.Penyebab pengangguran struktual ini dapat bersifat alami
misalkan karena adanya trend kebutuhan tenaga kerja dengan spesifikasi
pendidikan dan keahlian tertentu, atau juga karena kebijakan (pemerintah).
Adapun untuk mengatasi penggangguran ialah:

a) . Kebijakan fiskal:mengurangi pajak dan menambah pengeluaran


pemerintah.
b) Kebijakan moneter:menambah penawaran uang,mengurangi atau
menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus untuk
sektor atau kegiatan tertentu.
c) Kegiatan segi penawaran:mendorong lebih banyak
investasi,mengembangkan infrastruktur,meningkatkan efisiensi
administrasi pemerintahan,member subsidi dan mengurangkan
pajak perusahaan dan individu. Untuk mengatasi inflasi ialah:

12
Bakhri M.Syaiful,Suhari Pranyoto.(2003).Ekonomi Syariah dalam sorotan,Yayasan
Amanah ,Masyarakat Ekonomi Syariah( MES).PT Permodalan Nasional Madani(PNM):Jakarta.
i. Kebijakan fiskal:menambah pajak dan mengurangi pengeluaran
pemerintah.
ii. Kebijakan moneter:mengurangi,menaikkan suku bunga dan
membatasi kredit.
iii. Kebijakan segi penawaran:melakukan langkah-langkah yang dapat
mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti
mengurangi pajak impor dan pajak keatas bahan
mentah,melakukan penetapan harga,menggalakkan pertambahan
produksi dan menggalakkan perkembangan teknologi.

2. Hubungan Antara Inflasi Dan Pengangguran

Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat


diatas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi maka
masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, akan tetapi
akan dirubah dalam bentuk barang baik barang yang siap dipakai atau
harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara
penganggur adalah orang yang tidakbekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Dalam kondisi tingkatinflasi yang relatif tinggi maka secara teoritis para
penganggur akan banyak memperoleh pekerjaan.

Prof. A.W Philips dari London School of Economics, Inggris


meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan
inflasi.Secara empirik tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti
bahwa ada hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi dan
pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik maka pengangguran turun,
sebaliknya apabila inflasi turun maka pengangguran naik. Dasar teori dari
philips memang tidak ada untuk bisa membuktikan sebagai mana yang
telah diterangkan diatas.

F. Suku Bunga
1. Pengertian Suku Bunga.
Bunga adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau
modal yang dibayar pada waktu yang disetujui, umumnya
dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok. Bunga bank
dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli
atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga
yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)
dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah
yang memperoleh pinjaman). Suku Bunga ditentukan dua
kekuatan, yaitu: penawaran tabungan dan permintaan investasi
modal (terutama dari sektor bisnis) Tabungan adalah selisih antara
pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan seagai
pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah
tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat suku
bunga. Semakin tinggi suku bunga, maka akan semakin tinggi pula
minat nasabah untuk menabung, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya
penawaran dana investasi ditentukam oleh tinggi rendahnya suku
bunga tabungan nasabah. Bunga juga dapat diartikan sebagai
harga yang harus dibayar oleh bank atau nasabah sebagai balas
jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Suku bunga menjadi
daya tarik nasabah dalam menabung dan berinvestasi. Jika suku
bunga tinggi masyarakat cenderung tertarik untuk menyimpan
uangnya di bank tersebut, sebaliknya jika suku bunga rendah,
masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpa 13uang di
bank. Ada dua macam bung yang diberikan kepada nasabahnya,
yaitu:

a. Bunga simpanan Merupakan harga beli yang harus


dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan.Bunga ini
diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa, kepada nasabah yang

13
Sigit Winarno dan Ismaya Sujana, Kamus Besar Ekonomi (Bandung: Pustaka Grafika, 2007),
260.
menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga
tabungan, dan bunga deposito.

b. Bunga pinjaman Merupakan bunga yang dibebankan


kepada peminjan (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh
nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman
merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit.

Pengertian suku bunga adalah sebuah istilah dalam


ekonomi yang menunjukan pada penggunaan uang dan modal.
Tingkat suku bunga mempunyai fungsi alokatif dalam
perekonomian khususnya pengguna uang dan modal. Maksdunya
tingkat suku bunga dapat dikatakan sebagai suatu balas jasa suati
alokasi terhadap si pemilik uang atau modal. Disini dapat
disimpulkan bahwa Suku bunga merupakan salah satu indicator
yang menjadi daya tarik nasabah untuk menyimpan uang nya di
bank dengan harapan uang yang disimpan tersebut aman dan
menghasilkan bunga.Semakin panjang waktu penyimpanan maka
semakin tinggi pulsa bunga yang diberikan pada simpanan
tersebut.

Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran


penting dalam perekonomian yaitu:

a. membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah


investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian,

b. mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada


umumnya memberikan

c. dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan


hasil tertinggi.

d. menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan


permintaan akan uang dari suatu negara merupakan alat penting
menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap
jumlah tabungan dan investasi.

Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran


penting dalam perekonomian yaitu:

a. membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah


investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian,

b. mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada


umumnya memberikan

c. dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan


hasil tertinggi,

d. menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan


permintaan akan uang dari suatu negara merupakan alat penting.
menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap
jumlah tabungan dan investasi.

Pada dasarnya suku bunga adalah memberikan sebuah


keuntungan yang diperoleh dari sejumlah uang yang dipinjamkan
kepada pihak lain dasar perhitungan waktu dan nilai ekonomis. 14

2. Teori Suku Bunga.

a. Teori klasik tentang tingkat bunga (leonable funds)


Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari
(penggunaan) loanable funds atau bisa diartikan dana yang tersedia
untuk dipinjamkan atau dana investasi, sebab menurut teori klasik
bunga adalah harga yang terjadi di pasar dana investasi. Investasi
juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat
suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga
semakin kecil, alasannya adalah seorang pengusaha akan
menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang
14
Ketut Silvanita, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Erlangga, 2009), 29.
diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga
yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai
ongkos untuk penggunaan dana. makin rendah tingkat bunga, maka
pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya
penggunaan dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan
seimbang (artinya tidak ada dorongan naik turun) akan tercapai
apabila keinginan menabung masyarakat dengan keinginan
pengusaha untuk melakukan investasi.

Tabungan, simpanan menurut teori klasik adalah fungsi


tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada
keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Artinya
pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong
untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk
berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah
―harga‖ dari (penggunaan) loanable funds, atau dapat diartikan
sebagai dana yang tersedia untuk di pinjamkan atau dana investasi,
karena menurut teori klasik, bunga adalah ―harga‖ yang terjadi di
pasar investasi.

Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga.


Semakin tinggi tingkat bunga, maka keinginan untuk melakukan
investasi juga semakin kecil, alasannya adalah seorang pengusaha
akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan
yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat
bunga yang harus di bayarkan untuk dana investasi tersebut
sebagai ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital).43 Makin
rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk
melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin
15
kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak ada
dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung

15
Ibid,hal 76.
masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan
investasi.

b. Teori klasik tentang tingkat bunga (liquidity preference)


Teori Keynes menyebutkan bahwa, tingkat bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif,
mengapa seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu
motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Tiga motif inilah yang
merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah
Liquidity preference, adanya permintaan uang menurut teori
Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa umumnya orang
menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif
tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung
antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat
bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi,
dalam hal ini permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan
permintaan kecil apabila bunga tinggi. Dalam teori Keynes tingkat
bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Menurut
teori ini, ada tiga motif (transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi)
mengapa orang menghendaki memegang uang tunai. Tiga motif
inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang
liquidity preference. Dalam teori Keynes khususnya menekankan
adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar
harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan
uang untuk tujuan spekulasi, permintaan besar apalagi tingkat
bunga rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi.
Dalam penawaran uang untuk tujuan spekulasi, apabila harga naik
maka barang yang ditawarkan akan naik dan apabila harga turun
maka barang yang akan ditawarkan menurun. Penawaran adalah
harga yang diajukan untuk calon pembeli. Pada penelitian ini
barang yang diumpakan adalah deposito mudharabah dan harga
dari suatu pasar adalah tingkat suku bunga dan bagi hasil.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Suku Bunga Faktor-
faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan Dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan


pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana
tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga
simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula
meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada
disimpan banyak sementarapermohonan simpanan sedikit, maka
bunga simpanan akan turun.

b. Persaingan

Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana,


sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana
simpanan cukup ketat, maka di samping faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam
arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 15%, maka jika kehendak
membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan
di atas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk
bunga pinjaman harus dibawah bunga pesaing agar dana yang
menumpukan dapat tersalurkan.

c. Kebijaksanaan Pemeritah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga


pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah.

d. Target Laba
yang Diinginkan Faktor ini dikhususkan untuk bunga
pinjaman. Hal ini disebabkan oleh target laba merupakan salah satu
komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga
pinjaman. Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba
yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan
sebalikya.

e. Jangka Waktu

Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman faktor


jangka waktu sangat menetukan. Semakin panjang jangka waktu
pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan
besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula
sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif
lebih rendah.

f. Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah


bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh
jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat
tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan
jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan
yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang
dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan
dengan jaminan sertifikat tanah.

g. Reputasi Perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh


kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan
dibebankan nantinya. Karena biasanya perusahaa yang bonafid
kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relative kecil
dan sebaliknya.
h. Produk yang Kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku


dipasaran. Untuk produksi yang kompetitif, bunga kredit yang
diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang
kurang kompetitif.

i. Hubungan Baik

Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor


kepercayaan dengan seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya
bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer)
dan nasbah biasa (sekuder). Penggolongan ini didasarkan kepada
keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan
pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganyapun berbeda
dengan nasabah biasa, nasabah yang memiliki hubungan baik
dengan bank tentu bunganya lebih rendah.

4. Suku Bunga dalam Perspektif Islam

Dalam kehidupan seperti sekarang ini, umat islam hampir


tidak bisa menghindari diri dari bermuamalah dengan bank
konvensional yang memakai system bunga dalam segala aspek
kehidupannya termasuk kehidupan agamanya terutama dalam
kehidupan ekonomi. Juga tidak bisa dipungkiri bahwa Negara
Indonesia belum bisa lepas dari bank-bank

konvensional yang berorientasi pada bank-bank


internasional dan tentunya menggunakan suku bunga dalam
berbagai transaksi, dan hingga saat ini pula masih banyak terjadi
perbedaan pendapat dikalangan para ulama muslim tentang
keharaman serta kehalalan riba itu sendiri. Riba merupakan
sebagian dari kegiatan ekonomi yang telah berkembang sejak
zaman jahiliyah hingga sekarang.Kehidupan masyarakat telah
terbelenggu oleh system perekonomian yang membiarkan praktek
bunga berbunga. System pinjam meminjam yang berlandaskan
bunga ini sangat menguntungkan kaum pemilik modal dan disisi
lain telah menjurumuskan kaum dhufa pada kemalaratan, hal ini
secara keras ditentang atau dilarang oleh ajaran islam yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Pada saat ini sebagian masyarakat masih menganggap bank


(konvensional) sebagai solusi untuk membantu memecahkan
masalah perekonomiannya tetapi pada kenyataannya bank tidak
membantu kepada masyarakat yang membutuhkannya tetapi malah
mencekiknya atau merugikannya dengan system bunga tersebut.
Sehingga dari permasalahan tersebut muncullah bank yang berlabel
islam disana tidak ada praktik bunga tetapi yang ada hanya system
16
bagi hasil.

G. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Rasio yang digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas adalah


Return on Asset (ROA) dengan alasan analisisnya bersifat komprehensif
atau menyeluruh yaitu meliputi kegiatan penjualan, investasi, dan
pengeluaran. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil. Return On Asset merupakan rasio yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu dan memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan.Rasio ini disebut juga rasio

16
Abdul Rahim, ―Konsep Bunga dan Prinsip Ekonomi Islam dalam Perbankan Syariah,‖ Jurnal
Ekonomi 1, no. 2 (2021): 187-188.
rentabilitas.Selain itu ROA juga merupakan suatu pendekatan yang
digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian asset.17

2. Indikator Profitabilitas

Untuk mengukur kemampuan bank memperoleh


Profitabilitas dapat mengunakan rasio profitabilitas tergantung
pada informasi yang diambil dari laporan keuangan.53 Rasio
profitabilitas merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba. Rasio profitabilitas terdiri dari : a. Margin laba
(Profit Margin) Menunjukkan berapa besar persenatase
pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin
besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Profit Margin =
Laba Bersih X 100% Penjualan

b. Return On Investment (ROI) Menunjukkan berapa


persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Dalam
rasio ini jika semakin besar semakin bagus.

c. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan


keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba secara
keseluruhan dengan cara membandingkan antara laba sebelum
pajak dengan total aset. ROA juga mengambarkan perputaran
aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin besat ROA
suatu bank, maka semakin besar pula tingkat Profitabilitas yang
dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari penggunaan aset.

3. Tujuan Profitabilitas

17
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: STIE YKPN,
2017), 159.
Tujuan Profitabilitas menurut Kasmir, tujuan penggunaan
rasio profitabilitas bagi pihak internal perusahaan dan bagi pihak
luar perusahaan antara lain:

a. Untuk mengetahui besaran laba yang diperoleh perusahaan


dalam satu periode tertentu.

b. Untuk membandingkan posisi laba perusahaan tahun


sebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Untuk mengukur perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Untuk mengukur besarnya laba bersih setelah pajak dengan


modal sendiri.

e. Untuk menilai produktivitas seluruh dana perusahaan yang


dipakai berupa modal pinjaman maupun modal sendiri.

f. Untuk mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

g. Untuk menilai kinerja setiap karyawan dalam melakukan


pekerjaannya.

h. Untuk mengevaluasi perkembangan atau kemunduran kinerja


perusahaan sehingga bisa dilakukan upaya agar masalah yang
terjadi tidak berlarutlarut.

i. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh


laba melalui seluruh kemampuan dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang
dan unsur unsur laporan keuangan.18

H. Nilai Tukar Uang


1. Teori Nilai Tukar Uang Konvensional

Exchange Rates ( nilai tukar uang ) atau yang lebih popular di


kenal dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan ( quotation ) harga
18
Imam Wahyudi, Manajemen Resiko Bank Islam (Jakarta: Selemba Empat, 2013), 90.
pasar dari mata uang asing ( foreign currency ) dalam harga uang
domestic ( domestic currency) atau resiprokalnya ,yaitu harga mata uang
domestik dalam mata uang asing.19Nilai tukar uang suatu mata uang
dapat ditentukan oleh pemerintah ( otoritas moneter) seperti pada negara
– negara yang memakai sistem fixed exchange rates ataupun ditentukan
oleh kombinasi antara kekuatan – kekuatan pasar yang saling
berinteraksi.

2. Teori Nilai Tukar Islam

Nilai tukar suatu mata uang di dalam islam juga digolongkan


menjadi dua kelompok yaitu:

1. Natural
2. Human Error

Dalam pembahasan nilai tukar menurut islam akan dipakai dua scenario yaitu:

1. Skenario 1: terjadi perubahan -perubahan harga di dalam negeri yang


memengaruhi nilai tukar uang ( factor luar negeri dianggap tidak
berubah / berpengah )
2. Skenario 2 : terjadi perubah – prubahan harga di luar negeri ( factor
di dalam negeri dianggap tidak berubah / berpengaruh.

I. Produk Domestik Bruto( PDB)

Produk domestic bruto atau PDB adalah sebuah istilah yang sering
kali disebut para bahasa internasional yaitu GDP atau gross domestic
product . secara umum ,PDB adalah jumlah produksi baik itu barang atau jasa
yang sudah dihasilkan oleh unit produksi di suatu daerah pada waktu tertentu.

19
Douglas Greenwald;,Encyclopedia of Economis, McGraw-Hill,Inc.1982;hlm.430.
Dengan kata lain , PDB dapat juga dijadikan tolak ukur dari
pertumbuhan ekonomi sebuah negara . selain itu, dapat dikatakan PBD adalah
sebagai indicator ekonomi negara dalam mengukur jumlah total nilai produksi
, yang mana jumlah total ini dihasilkan oleh seluruh individua atau
Perusahaan baik itu dimiliki dalam negeri maupun negara asing.

J. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah suatu indicator yang menunjukan


pergerakan harga saham dalam suatu periode . Indeks ini berfungsi sebagai
indicator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi
pasar pada suatu saat ,apakah keadaan psar sedang aktif atau sedang lesu.

Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga


saham saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, di awal bulan
nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat
mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan
sebesar 20%.

K. Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional merupakan jumlah pendapatan yang


dihasilkan suatu negara pada periode tertentu selama satu tahun.
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai ukuran nilai output
berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode
tertentu .Pendapatan nasional juga bisa didefinisikan sebagai
jumlah pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga pada suatu
negara dari penyerahan faktor- faktor produksi pada sutu periode
waktu tertentu , biasanya selama satu tahun.

L. Keseimbangan Barang Di Pasar

Keseimbangan barang di pasar adalah suatu kondisi di mana jumlah


barang atau jasa yang diminta oleh konsumen sama dengan jumlah barang
dan jasayang tersedia. Keseimbangan ini menunjukan bahwa tidak ada
kelebihan atau kekurangan permintaan maupun penawaran di pasar, sehingga
harga dan kuantitas cenderung stabil dan seimbangan pasar terbentuk melalui
proses interaksi antara permintaan dan penawaran di pasar.

Keseimbangan pasar barang mengacu pada keseimbangan di pasar ,


yang menunjukan bahwa jumlah barang atau jasa yang diminta oleh
konsumen sama dengan jumlah barang atau jasa yang tersedia. Keseimbangan
pasar barang berpengaruh terhadap harga dan kuantitas barang dan jasa yang
diperdagangkan di pasar.

Anda mungkin juga menyukai