Anda di halaman 1dari 7

Makalah Ekonomi

11 MIPA 6

Kelompok 2: Materi:
- Akhmad Rafi Inflasi
- Azriel
- Bintang
- Keisha
- Reinesya

SMA Taruna Terpadu


Inflasi

Latar Belakang
Perkembangan ekonomi di suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi merupakan salah
satu indikator ekonomi yang penting bagi suatu negara, terutama negara berkembang. Inflasi
digunakan untuk melihat stabilitas ekonomi. Perubahan indikator dalam perekonomian akan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Terutama berdampak pada pertumbuhan ekonomi,
jumlah uang beredar, ekspor dan impor. Inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar
batas kemampuan ekonomi. Pertama, dapat menyebabkan penurunan daya saing ekspor dan
dapat menyebabkan defisit pada neraca berjalan dan pada saat yang sama dapat meningkatkan
utang luar negri. Kedua, inflasi yang tinggi dapat mendorong pelarian modal ke luar negri.
Ketiga, inflasi yang tinggi akan dapat menyebabkan peningkatan tingkat bunga nominal yang
dapat mengganggu tingkat investasi yang diperlukan untuk memacu tingkat pertumbuhan
ekonomi tertentu.

Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997-1999 mengakibatkan perekonomian
bermasalah yang terlihat dari menurunnya pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan lonjakan
laju inflasi nasional, melonjaknya impor barang barang yang dijual di dalam negri baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kenaikan inflasi nasional tidak diimbangi dengan pendapatan
nominal. Baik pendapatan rill maupun perkapita. Pengaruh inflasi di Indonesia sangat tinggi
dalam pembangunan ekonomi, kebijakan pemerintah sangan memperhatikan inflasi dalam
menstabilkan perekonomian. Perkembangan inflasi yang semakin meningkat di suatu negara
memberikan hambatan yang lebih baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pemerintah
dalam mengatasi inflasi yang tinggi sangat diperlukan agar perekonomian menjadi lebih baik dan
krisis ekonomi tidak terjadi akibat pengaruh inflasi terhadap perekonomian.
Pengertian dan Contoh Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus menerus sehubungan dengan
mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi masyarakat,
likuiditas (kemampuan perusahaan) di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, hingga ke tidak lancaran distribusi barang. Lebih singkatnya, inflasi
merupakan kenaikan harga barang secara terus menerus selama periode tertentu. Contoh
sederhana bisa menggunakan harga beras. Jika pada awal tahun harga beras Rp. 10.000 per
kilogram, kemudian di tahun berikutnya harga beras yang sama menjadi Rp. 10.500 atau Rp.
11.000 per kilogram. Hal ini termasuk kedalam inflasi ringan. Namun, ada pula inflasi sedang,
yang dimana inflasi ini belum begitu membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi dapat menurunkan
kesejahteraan masyarakat yang mempunyai penghasilan yang tetap. Inflasi sedang berkisar
antara 10% - 30% per tahun. Adapun inflasi berat, yang dimana inflasi ini sudah mengacaukan
kondisi perekonomian. Pada inflasi ini, orang cenderung menyimpang barang. Orang tidak
mauuntuk menabung karena bunga bank lebih rendah dari laju angkat inflasi. Inflasi berat
berkisar antara 30% - 100% per tahun.

Jenis – jenis Inflasi dan Teorinya


Jenis- jenis inflasi bisa diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan, sifatnya dan asalnya.

1.Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya, seperti inflasi ringan, sedang, hingga berat.

2.Inflasi berdasarkan sifatnya, seperti inflasi merayap, menengah, hingga tinggi.

3.Inflasi berdasarkan asalnya, seperti inflasi yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.

Adanya jenis-jenis inflasi di atas dipengaruhi oleh beberapa teori yang sudah dikemukakan,
seperti berikut:

• Teori Kuantitas adalah teori inflasi yang diungkapkan oleh kaum klasik bahwa tingkat harga
ditentukan oleh jumlah uang yang beredar.

• Teori Keynes adalah teori inflasi yang terjadi karena nafsu berlebihan dari suatu golongan
masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia.

• Teori struktural adalah teori inflasi yang disebabkan dari segi struktural ekonomi yang kaku.
Artinya, produsen tidak dapat mengantisipasi dengan cepat kenaikan permintaan yang
disebabkan oleh pertambahan penduduk.
Penyebab Terjadinya Inflasi
1. Tingginya Permintaan

Kenaikan harga-harga (inflasi) ini disebabkan karena ketersediaan barang yang tidak sepadan
dengan tingginya permintaan. Biasanya karena stok barang menipis dan permintaan sangat
tinggi, maka stok barang tersedia mengalami kenaikan harga. Begitupun di bidang jasa, jika ada
pembatasan kuota penggunaan jasa maka akan terjadi kenaikan harga. Semakin meningkat daya
beli masyarakat saat stok barang menipis, maka harga barang otomatis akan ikut naik.

2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pust Inflation)

Apabila sektor produksi naik seperti bahan baku atau upah pegawai, maka produsen akan
menaikan harga supaya pendapatan keuntungan dan kegiatan produksi bisa berlanjut terus dalam
jangka panjang.

3. Jumlah Uang yang Beredar

Peredaran uang yang tinggi di masyarakat juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi. Hal ini
dikarenakan ketika jumlah uang di masyarakat meningkat, maka harga barang akan ikut
mengalami kenaikan.

Dampak Inflasi
Terdapat sisi positif dan negatif yang ada pada dampak yang ditimbulkan oleh inflasi, yakni
pendapatan yang tidak seimbang. Artinya dalam hal ini ada pihak-pihak yang dirugikan dengan
adanya inflasi tetapi ada juga pihak-pihak yang justru diuntungkan dengan adanya inflasi
tersebut.

Dampak Positif:

- Tingkat inflasi ringan membawa pengaruh positif untuk mendorong perekonomian. Hal
ini membantu meningkatkan pendapatan nasional, mendorong masyarakat untuk
menabung, ber investasi dan bekerja.
- Dampak inflasi karena penurunan nilai mata uang, tidak merugikan sebagian kelompok.
Contohnya pengusaha mendapatan keuntungan dari penghasilan.
- Dampak positif inflasi bagi produsen yaitu mendapatkan pendapatan lebih tinggi, dari
kenaikan biaya produksi.
Dampak Negatif:

- Inflasi yang tidak terkendali membuat perekonomian sulit berkembang. Terjadi


penurunan dan minat masyarakat untuk menabung dan investasi. Penyebabnya karena
nilai mata uang yang menurun
- Inflasi tinggi berdampak pada rencana pembangnan pemerintah dan anggaran belanja
negara (RAPBN).
- Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi dan kenaikan harga kebutuhan.

Studi Kasus
Sejarah Inflasi Indonesia tahun 1966

Di penghujung tahun 1950, Indonesia diguncang dengan krisis keuangan yang mengakibatkan
guncangan finansial yang fatal. Sehingga pada saat itu, pemerintahan Soekarno memberlakukan
berbagai macam kebijakan darurat dan penyebab krisis ini sendiri tidak disebabkan oleh satu
faktor.

Instabilitas politik juga memperburuk krisis finansial pada saat itu,Lalu terjadilah hiperinflasi
pada tahun 1961 yang ditandai dengan laju inflasi yang sangat tinggi di kisaran 100 persen atau
lebih. Puncaknya terjadi pada tahun 1965, dimana tingkat inflasi saat itu menembus angka 592%.

Akhirnya di tahun 1966, Kementerian Keuangan masa itu menginisiasi program stabilisasi
ekonomi komprehensi yang bernamakan Paket Kebijakan Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
(Paket Oktober 1966) untuk mengembalikan roda perekonomian Indonesia

Terdapat empat kebijakan dari Paket Oktober 1966 tersebut sebagai berikut :

• Kebijakan ‘Dekontrol’ = Perombakan sistem komando menjadi mekanisme pasar, pembekuan


peran investasi asing dan dalam negeri.

• Kebijakan Disiplin Fiskal dan Anggaran Berimbang = Kebijakan ini menekankan


penghematan belanja negara dan subsidi.

• Kebijakan Moneter = Kebijakan ini digunakan untuk mengendalikan uang yang beredar.

• Pemulihan Neraca Pembayaran = Pemerintah memperlancar ekspor impor, sistem kurs tunggal
melalui mekanisme pasar, meningkatkan arus dana masuk, dan negosiasi utang luar negeri.
Cara mengatasi inflasi :

1. Penambahan hasil produksi


2. Menetapkan harga maksimum
3. Menstabilkan pendapatan masyarakat
4. Menghemat Pengeluaran Pemerintah.
5. Menaikkan Tarif Pajak
6. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
7. Pengawasan distribusi barang

Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan inflasi!
= Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara terus menerus
2. Mengapa inflasi bisa terjadi?
= Karena tingginya permintaan konsumen, meningkatnya biaya produksi, serta jumlah uang
yang beredar
3. Sebutkan contoh dari jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya!
= Inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat
4. Jelaskan yang dimaksud teori keynes!
= Teori inflasi yang terjadi karena nafsu berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang
ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia
5. Dampak apa yang akan di alami jika terjadinya inflasi?
= Terdapat sisi positif dan negatif dalam dampak yang di alami. Salah satu dampak
positifnya yaitu, produsen mendapatkan kenaikan biaya produksi lebih tinggi. Sedangkan
salah satu dampak negatifnya adalah Terjadi penurunan dan minat masyarakat untuk
menabung dan investasi. Penyebabnya karena nilai mata uang yang menurun
6. Sebutkan jenis inflasi berdasrkan asalnya!
= Inflasi yang berasal dari dalam negri dan luar negri
7. Jelaskan yang dimaksud teori kuantitas!
= Teori inflasi yang diungkapkan oleh kaum klasik bahwa tingkat harga ditentukan oleh
jumlah uang yang beredar
8. Pada tahun 1966, terdapat 4 kebijakan dari Paket Oktober 1966, yakni…
= Kebijakan ‘Dekontrol’, kebijakan disiplin fiskal dan anggaran berimbang, kebijakan
moneter, dan kebijakan pemulihan neraca pembayaran
9. Kebijakan moneter digunakan untuk apa?
= Untuk mengendalikan uang yang beredar
10. Sebutkan 3 solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi!
= Menghemat pengelaran pemerintah, menetapkan harga maksimum, dan menstabilkan
pendapatan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai