Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok mata kuliah “Pengantar Ekonomi Mikro”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kesalahan/kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses penyusunan makalah itu penyusun
mohon maaf.
Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, kami mengharapkan saran dan dapat
membangun sehingga akan membuat makakalah ini semakin baik. Akhir kata kami sampaikan
terimakasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan materi ini “Inflasi dan Pengangguran”.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inflasi dan pengangguran merupakan bagian dari masalah makro ekonomi yang menjadi
perhatian utama bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Inflasi dan pengangguran
yang terlalu tinggi, akan berdampak pada fundamental perekonomian negara tersebut.
Rendahnya inflasi dan pengangguran terkadang tidak menguntungkan juga, karena inflasi yang
rendah akan berdampak pada produktifitas industri negara tersebut. Hal ini diakibatkan karena
adanya deflasi dari harga barang yang dihasilkan, maka masalah ini nantinya akan berdampak
pada pengurangan lapangan pekerjaan, yang nantinya hanya akan menambah pengangguran.
Dapat dikatakan bahwa inflasi dan pengangguran merupakan masalah jangka pendek dan jangka
panjang yang selalu menjadi momok bagi perekonomian suatu negara. Di katakan baik buruknya
suatu perekonomian negara dapat dilihat dari tingkat inflasi yang ada di negara tersebut.
B. . Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh inflasi,
deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya
beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan
tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya
daya beli masyarakat. Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat
karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun
yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil
pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli
sebesar 5% juga.
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada
pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan
pemerintah karena ia adalah sukar untuk 5 dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah
menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba
atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah,
misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat besar atau
ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan
menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.
1. Jenis-jenis Inflasi
A. Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu, sebagai berikut:
1. Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari
10%
2. Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10-30% pertahun. Inflasi ini
biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi
pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan
sebagainya
3. Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30% - 100% pertahun.
4. Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga
secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat
tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih
B. Berdasarkan Sebabnya
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak
lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya
adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran
tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-menerus akan
mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya
diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja
baru.
2. Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya
produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara
yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan
kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya
produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung
menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya
naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.
C. Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang berasal dari
dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan
Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga
naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan
sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena negara-negara yang menjadi
mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga
dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor
barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada
beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi antara lain:
1. Consumer Price Index (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam
membeli sejumlah barang bagi keperluan kebutuhan hidup, yaitu:
CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year) x 100%
digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi
dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang
menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat.
Di Indonseia, sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen dan pada
tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. Ini berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat
pada tahun 1965 dan 6,5 kali lipat dalam tahun 1966.
Negara-negara tersebut tidak menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak
mampu menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian
negara tingkat inflasi mencapai di antara 5 hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat yang
A. Dampak Inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam
perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka
pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat
menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk
menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui
beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut:
1. Dampak Positif
• Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif
akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
3. Inflasi Dan Perkembangan Ekonomi
Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan
harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka
ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai
akibat inflasi menyebabkan barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor
akan di lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan
ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
a. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral
pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau
• Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga
yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum
b. Kebijakan Fiskal
yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan
mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan
fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat
gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga
dinaikkan.
2.2. Pengangguran
1. Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur biasanya
adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja. Usia kerja
biasanya usia yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak- anak (relatif di atas 6 – 18
tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas usia 18, namun masih
sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang
memperdebatkannya.
baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa dalam menangani perekonomiannya, tetap saja
pengangguran itu ada. Akan tetapi mashab klasik dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai
hukum “Say” dari Jean Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own demand” atau
penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini benar terjadi, maka
pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akan berlangsung lama, karena akan pulih
kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah
tertentu maka akan segera habis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat
para pencari kerja, oleh karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam jumlah
banyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam penjualan, maka semua
pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan baru yang disediakan oleh produsen /
perusahaan, dan ini berlangsung terus. Akan tetapi pada kenyataannya tidak satu negara pun di
dunia ini yang bisa menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar persaingan
sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya yang tidak mungkin
bisa dipenuhi.
Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran berarti pemborosan
dana. Akan tetapi, juga memberikan dampak social yang tidak baik misalkan akan semakin
meningkatnya tindakan kriminal dan pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran
atau menganggur umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena memilih pekerjaan,
menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk mencari pekerjaan baru karena
alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan dan perusahaan, dan berbagai macam alasan
lainnya.
dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan. Ini terjadi
karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh pembuka
lamaran kerja.
• Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya
siklus ekonomi.
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.
2. Akibat Pengangguran
Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana
diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin
menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap
dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara
pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat
momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus
membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada
yang bersifat ekonomi. Dalam hal ini ada tiga hal pertimbangan utama , yaitu :
Data Indonesia
Dari gambar 1 diketahui bahwa tingkat inflasi dan tingkat pengangguran memiliki
hubungan yang negative. Artinya jika tingkat inflasi tinggi, maka pengangguran akan menjadi
rendah. Atau sebaliknya, pengangguran akan menjadi tinggi jika perekonomian suatu negara
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga
pada umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang
2. Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau semakin
3. Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi dan output ini
merupakan akibat dari pergeseran kurva penawaran aggregate yang disebabkan oleh
Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran dan inflasi
merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi. Dalam sistem pasar bebas, kdua
masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan pemerintah perlu dijalankan apabila
salah satu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis makro
ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah tersebut dan bentuk –
bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi kedua masalah.
DAFTAR PUSTAKA