Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INFLASI DAN PENGANGGURAN

Disusun oleh:

Mela Widayanti

Heliya Waroisnaini

Fery Irawan

Aditya Bekti Pamungkas


DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………………………………………………………………………………………i

Daftar isi……………..………..………………………………………………………………………………………………..………………………ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…..………………………………………………………………………..…………………………………………3

B. Rumusan Masalah…………………………………………………….…..………………………………………………………3

C. Tujuan..………………………………………………………………….…..……………………………………………………… …3

BAB II PEMBAHASAN
A. INFLASI………………………………………………………….……..…..……………………………………………………… ……4

B.PENGANGGURAN………………………………………..…….…….……..………………………………………………………7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………...………………………………………….…..………………………………………….…..……… 10

B. Saran……………………………………………………………………....………………………………………….…..………… 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan pengangguran.
Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat
pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah
minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses
pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar
yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran
secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu inflasi, deflasi dan stagflasi?

b. Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran?

C. Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh inflasi, deflasi dan
staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.
BAB II

PEMBAHASAN INFLASI

Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Sedangkan kebalikan dari
inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat
bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap
berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli masyarakat.
Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode
sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli
masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun.

Jenis-jenis Inflasi
A. Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu sebagai berikut:

• Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% pertahun

• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai
oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut
inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan sebagainya.

• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100% pertahun. Dalam kondisi ini
harga-harga secara umum naik.

• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastic
hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang,
karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
B. Berdasarkan Sebabnya
Menurut (https://www.academia.edu)inflasi berdasarkan penyebab terbagi:

• Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu
pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment),
akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran
tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan
inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan
kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.

• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya
biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari
serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa
dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah
penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran)
karena penurunan jumlah produksi.

C. Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang berasal dari dalam negeri
(domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang
terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru.
Selain itu harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang
berkepanjangan dan sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena negara-negara yang
menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga
dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang
tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

Dampak dari Inflasi


Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi
sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi
dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi
dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya.
Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai
berikut:
DAMPAK NEGATIF
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian
tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara
yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam
kekacauan yang ditimbulkannya.

2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna
membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana
berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.

3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan


dengan cara mempermainkan harga di pasaran.

4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah
yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.

5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin
mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.

6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen
dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin
dan konsumtifme dapat ditekan.

2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin
dipercaya dan tangguh.

3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan
kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

Cara mencegah inflasi

a) Kebijakan Moneter Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar.

b) Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total 12 dan dengan demikian akan
mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang
berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan
total, sehingga inflasi dapat ditekan.
c) Kebijakan yang Berkaitan dengan Output Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan
jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor
cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.

d) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan
pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga
naik,gaji atu upah juga dinaikkan

PENGANGGURAN

Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan
sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur biasanya adalah mereka yang
tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya usia yang tidak dalam
masa sekolah tetapi di atas usia anakanak (relatif di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD –
tamat SMA). Sedangkan di atas usia 18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai
penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang memperdebatkannya. Pengangguran pada dasarnya
tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, karena bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa
dalam menangani perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran berarti pemborosan dana. Akan
tetapi, juga memberikan dampak social yang tidak baik misalkan akan semakin meningkatnya tindakan
kriminal dan pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran atau menganggur umumnya
dilakukan dengan suka rela, baik karena memilih pekerjaan, menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar
dari pekerjaan lama untuk mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan
pekerjaan dan perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.

Jenis-Jenis Pengangguran

 Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak
mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.

 Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya siklus ekonomi.
 Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak
ekonomi dalam jangka panjang.

 Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi ekonomi jangka
pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.

 Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi
sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

 Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga manusia menjadi
tenaga mesin.

 Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian


karena terjadi resesi .

Akibat Pengangguran

Bagi perekonomian Indonesia :

1. Penurunan pendapatan perkapita.

2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.

3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.

Bagi masyarakat :

1. Menjadi beban psikologis dan psikis.

2. Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.

3. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak kriminalitas.


Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran

Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana diketahui bahwa
manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi
akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui proses produksi
(membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang
mencari pekerjaan. Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat
membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum
kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas
produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.

Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak memberikan dampak yang negatif daripada
positif bagi suatu bangsa dalam perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara
yang mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung sangat besar (baik
dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor. Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi
membuat masyarakat hidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi
kelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.

Secara teori, Lipsey (tahun 1997) menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan pengangguran
melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan cenderung turun bila
pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat pengangguran mencerminkan adanya kelebihan
penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah,
karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat
keseimbangan anatara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah
tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang
tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips,
penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari
adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan permintaan 18
tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin
kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan
upah, maka berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah
rendah, maka pengangguran tinggi.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada
umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.
2) Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau semakin meningkatnya
nilai uang.
3) Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi dan output ini merupakan
akibat dari pergeseran kurva penawaran aggregate yang disebabkan oleh perubahan inflasi yang
diharapkan
4) Pengangguran dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi. Dalam
sistem pasar bebas, kdua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan pemerintah
perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini
dalam analisis makro ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah
tersebut dan bentuk – bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi kedua
masalah.

B. Saran

Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di Indonesia yaitu
dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja. Dalam menghadapi kemiskinan di
zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi
membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih
eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan
kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah
standar global.

Anda mungkin juga menyukai