Anda di halaman 1dari 6

Abstrak

Inflasi merupakan fenomena umum dalam perekonomian di mana tingkat harga barang dan jasa secara
umum mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Fenomena ini memiliki dampak signifikan terhadap
stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam artikel ini akan dibahas konsep dasar inflasi,
penyebab dan akibatnya, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan inflasi.

Kata kunci: Inflasi, permintaan, penawaran

Pendahuluan

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu
tertentu dikarenakan devaluasi atau berkurangnya nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang
negara lain. Inflasi dapat disebabkan oleh ketidakstabilan ekonomi yang bekerpanjangan.

Indonesia pernah mengalami periode hiperinflasi yang sangat parah pada tahun 1965, yang merupakan
salah satu inflasi terburuk dalam sejarah ekonomi modern Indonesia. Hiperinflasi adalah tingkat inflasi
yang sangat ekstrem, di mana harga-harga naik secara luar biasa cepat dan mata uang kehilangan daya
beli dengan sangat cepat. Tingkat inflasi hiperbolik ini bisa mencapai ribuan persen bahkan jutaan
persen dalam satu tahun. Peristiwa ini sangat berbahaya bagi kestabilan ekonomi karena perubahan
harga yang signifikan dan sulit terprediksi.

Meskipun inflasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang negatif karena dapat menyebabkan
penurunan daya beli dan ketidakstabilan ekonomi, sebenarnya inflasi tidak selamanya buruk. Dalam
beberapa kasus, tingkat inflasi yang moderat dapat memberikan beberapa manfaat bagi perekonomian.
Inflasi yang terkendali dapat mendorong konsumen untuk lebih banyak menghabiskan uang mereka saat
ini daripada menunda pembelian, karena mereka tahu bahwa harga barang dan jasa akan meningkat di
masa depan.

Hal hal yang menyebabkan inflasi

Penyebab inflasi sebagian besar diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran
barang dan jasa dalam jumlah besar. Hal hal yang mengakibatkan ketidakseimbangan tersebut dibagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu:

1. Demand-Full Inflation(Permintaan tinggi)

2. Cost-Push Inflation(Biaya produksi tinggi)

3. Expetation inflation(Prediksi yang akan datang)


1. **Permintaan Tinggi (demand-full inflation)**: Sesuai namanya, inflasi ini terjadi saat tingkat
permintaan menjadi sangat tinggi melampaui jumlah penawaran barang dan jasa yang dapat disediakan.
Hal ini akan menyebabkan naiknya harga barang dan jasa tersebut hingga akhirnya memicu kenaikan
harga pada sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan.

Kenaikan permintaan akan mengakibatkan para pengusaha berusaha untuk memenuhi permintaan
tersebut untuk mengembangkan bisnis mereka. Para pengusaha akan menambahkan modal dan
mencari tenaga kerja tambahan. Peningkatan modal dan tenaga kerja tambahan ini akan meningkatkan
pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh pengusaha tersebut. Lebih banyak tenaga kerja artinya lebih
banyak pendapatan rumah tangga dan meningkatkan daya beli mereka. Daya beli yang tinggi akan
meningkatkan permintaan dan memicu hal sebelumnya terjadi lagi. Jika hal ini terjadi pada sebagian
besar sektor bisnis, cepat atau lambat akan memicu inflasi.

2. **Biaya Produksi yang Meningkat (cost-push inflation)**: Cost push inflation dapat terjadi jika
penawaran yang tersedia berkurang. Berkurangnya penawaran ini dapat disebabkan oleh biaya produksi
yang meningkat. Jika penawaran suatu barang atau jasa berkurang namun permintaannya tetap, hal ini
akan meningkatkan harga barang atau jasa tersebut. Jika ini terjadi, maka akan mengakibatkan inflasi.

Meningkatnya harga suatu hal yang penting dalam produksi seperti minyak bumi dan barang mentah
akan mendorong biaya produksi untuk naik. Saat pengusaha berhadapan dengan peristiwa ini, mereka
akan mengurangi modal dan memproduksi barang atau jasa yang lebih sedikit untung mengurangi biaya
produksi supaya mereka tidak merugi. Jika produksi dikurangi, maka akan mengurangi penawarannya
juga, akhirnya pengusaha lain yang bergantung pada hal ini juga akan meningkatkan harga dan
mengurangi produksinya juga. Contohnya, harga minyak bumi yang meningkat akan meningkatkan
harga bahan bakar seperti bensin, solar dan lain lain. Meningkatnya harga bahan bakar akan
meningkatkan biaya transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Jika biaya transportasi naik,
maka harga dari produk yang mereka bawa seperti makanan dan peralatan rumah tangga juga akan
meningkat.

Peningkatan biaya produksi juga dapat dipicu oleh bencana alam yang menganggu proses produksi
dalam sebuah industri. Contoh yang paling mudah adalah kegagalan panen jagung karena badai dan
kemarau panjang, akan memicu berkurangnya penawaran jagung, yang akan mengakibatkan kenaikan
harga karena berkurangnya produksi. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang cukup lama maka restoran,
rumah makan, dan bisnis lainnya yang bergerak di sektor makanan akan meningkatkan harga dari
produk mereka. Menghasilkan inflasi yang akan terjadi dalam periode waktu tertentu hingga jumlah
penawaran kembali seperti sebelumnya
3. Prediksi yang akan datang (Expetation inflations): Inflasi ini terjadi karena prediksi masyarakat
terhadap kenaikan harga suatu barang. Hal ini cukup penting untuk dipikirkan karena prediksi akan
memengaruhi bagaimana masyarakat itu bertindak, dalam hal ini perilaku ekonomi mereka seperti
membeli dan menjual. Pembeli akan cenderung membeli barang jika mereka memprediksi kalau harga
barang tersebut akan naik di masa depan nantinya. Sementara penjual akan cenderung menahan
produknya jika mereka merasa harganya akan naik agar keuntungannya meningkat. Peristiwa ini bisa
memicu ketidakseimbangan permintaan dan penawaran yang mengakibatkan prediksi masyarakat itu
terjadi karena perilaku mereka sendiri.

Dalam hal ini, peran bank sentral sangat penting untuk mengendalikan ekspetasi masyarakat dengan
menetapkan target inflasi. Karena dengan ditetapkannya target inflasi, masyarakat akan lebih tenang
dan tidak merubah perilaku ekonomi mereka daripada masyarakat saat bank sentral tidak menetapkan
target inflasi sama sekali.

Selain tiga hal tersebut, inflasi juga dapat disebabkan oleh tingkat korupsi yang tinggi dinegara tersebut.
Korupsi dapat menyebabkan pengeluaran yang lebih banyak dan memicu ketidakstabilan ekonomi
karena produsen atau negara harus menutupi biaya yang hilang karena dikorupsi. Penyebab lainnya
adalah pajak yang terlalu tinggi dan pencetakan uang yang berlebihan seperti yang terjadi di zaman
presiden Sukarno pada tahun 1965.

Dampak inflasi

Selama masih dapat dikendalikan dan diprediksi, inflasi tidak berpengaruh negatif pada perekonomian
masyarakat. Pengusaha akan lebih mudah menjalankan usahanya karena kenaikan harga dapat
diprediksi dan penanggulangannya dapat direncanakan matang-matang.

Jika inflasi tidak dapat dikendalikan, maka akan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi berkepanjangan.
Harga kebutuhan di masa depan tidak dapat diprediksi dan akan memicu salah satu atau beberapa
pemicu inflasi yang telah disebutkan sebelumnya dan mengakibatkan inflasi yang lebih besar atau
hiperinflasi. Ketidakstabilan ekonomi yang berkepanjangan ditambah dengan hiperinflasi akan
menyebabkan investor takut untuk berinvestasi dan menambah sulitnya mengendalikan laju inflasi yang
sudah terjadi.

Negara yang pernah mengalami hiperinflasi parah adalah Zimbabwe yang diakibatkan oleh
perkembangan ekonomi yang tidak sejalan dengan sumber daya alam yang tersedia. Inflasi di negara ini
pernah menjadi perhatian dunia karena termasuk inflasi paling besar sepanjang sejarah. Bahkan
pemerintah Zimbabwe sampai mengeluarkan pecahan uang terbesar di dunia yaitu 100 milyar dollar
Zimbabwe namun nilainya sangat kecil bila ditukarkan dengan dollar amerika.
Strategi mengendalikan inflasi

Dalam mengendalikan inflasi, pemerintah memiliki beberapa pokok kebijakan moneter, diantaranya:

1. Kebijakan pasar terbuka (Open market operation)

Kebijakan ini adalah kebijakan membeli atau menjual surat berharga atau obligasi di pasar terbuka.
Apabila bank sentral ingin menambah supply uang, maka bank sentral akan membeli obligasi.
Sebaliknya, apabila bank sentral ingin menurunkan jumlah uang yang beredar, maka bank sentral akan
menjual obligasi.

2. Cadangan wajib minimum

Bank sentral umumnya menentukan angka rasio minimum antara uang tunai (reserve) dengan
kewajiban giral bank (deman deposits) yang biasa disebut minimum legal reserve ratio. Apabila bank
sentral menurunkan angka tersebut dengan uang tunai yang sama, maka bank dapat menciptakan uang
dengan jumlah yang lebih banyak daripada sebelumnya.

3. Fasilitas diskonto

Bank sentral merupakan sumber dana bagi bank-bank umum atau komersial dan sebagai sumber dana
yang terakhir. Bank komersial dapat meminjam dari bank sentral dengan tingkat suku bunga sedikit
dibawah tingkat suku bunga kredit jangka pendek yang berlaku dipasar bebas. Discount rate yang bank
sentral kenakan terhadap peminjam ke bank komersial mempengaruhi tingkat keuntungan bank
komersial tersebut dan keinginan meminjam dari bank sentral. Ketika discount rate relatif rendah
terhadap tingkat bunga pinjaman maka bank komersial akan mempunyai kecenderungan untuk
meminjam dari bank sentral.

Hal lainnya yang dapat dilakukan adalah menetapkan target inflasi. Di Indonesia, target inflasi adalah
±3% per tahunnya. Menetapkan target inflasi dapat membantu mengencangkan inflasi karena
masyarakat dan pengusaha lebih mudah memprediksi inflasi yang akan terjadi dan kestabilan ekonomi
akan tetap bertahan karena permintaan dan penawaran yang stabil.

Meskipun begitu, kebijakan pemerintah tidak memiliki pengaruh banyak jika terjadi peristiwa ekonomi
yang mengandung kejutan (shock) dikarenakan perilaku ekonomi masyarakat yang sulit diprediksi.
Contohnya adalah kenaikan harga BBM di tahun 2005 dan 2008 yang menyebabkan lonjakan inflasi
karena meningkatnya biaya transportasi. Harga produk yang memerlukan transportasi tersebut tentu
saja akan ikut naik seiring meningkatnya biaya transportasi tersebut. Disamping itu, kejutan (shock) juga
dapat memengaruhi perilaku masyarakat dan mengakibatkan Expetation Inflation.
Kesimpulan

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu
tertentu dikarenakan devaluasi atau berkurangnya nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang
negara lain. Meskipun begitu, inflasi yang terkendali dapat menguntungkan, terutama bagi para
pengusaha karena mereka dapat memprediksi harga barang produksi dan menanggulanginya dengan
rencana yang matang.

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan inflasi, namun yang paling umum adalah ketidakstabilan
ekonomi. Ketidakstabilan ekonomi sebagian besar disebabkan oleh permintaan tinggi(High deman
inflation), Biaya produksi yang meningkat(cost full inflation), dan prediksi masa depan(Expetation
inflation). Beberapa hal seperti korupsi, pajak yang tinggi, dan pencetakan uang yang terlalu banyak.

Ketidakstabilan ekonomi memang dapat menyebabkan inflasi, namun, inflasi juga dapat mengakibatkan
ketidakstabilan ekonomi berkepanjangan. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang sangat lama, maka inflasi
juga akan semakin sulit dikendalikan yang bisa menyebabkan hiperinflasi dan menyulitkan kegiatan
ekonomi negara, pengusaha, dan masyarakat.

Pemerintah dapat mengendalikan inflasi dengan beberapa pokok kebijakan, yaitu kebijakan pasar
terbuka(open market operation) cadangan wajib minimum, dan fasilitas diskonto. Namun, hal ini bisa
saja tidak terlalu berpengaruh dalam keadaan kejut (shock) seperti kenaikan harga yang tiba-tiba atau
perilaku masyarakat.

Daftar pustaka

Bank Indonesia. Kebijakan moneter. Diunduh pada 29 Juli 2023, dari https://www.bi.go.id/id/bi-
institute/policy-mix/core/Documents/Kebijakan%2520Moneter.pdf

Herman dkk(2005). Kajian Dampak Kenaikan Harga BBM 2005 Terhadap Kemiskinan, 13-15.

Hermansyah dkk(2020). Pengendalian Inflasi, Moneter, dan Fiskal dalam Perspektif Ekonomi Makro
Islam.

Hermawan, Ryan(2017). ZIMBABWE PADA MASA PEMERINTAH ROBERT MUGABE(1980-2008): SUATU


KAJIAN HISTORIS universitas Pendidikan Indonesia, 5-6.

Ibrahim, Maram(2019). Inflation.


Kurniawati, Fitri(2021). Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, 9-14.

Oner, Ceyda. Inflation: Prices on the Rise. Economic Concepts Explained: Finance and Development.

Reserve Bank of Australia(2023). Causes of an Inflation

Anda mungkin juga menyukai