Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maulida Rachamwati

NIM : 175231027

Kelas : Perbankan Syariah 5A

Inflasi dan Deflasi

1. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga – harga umum barang secara terus
menerus. Isflasi dalam fikih dibagi menjadi tiga macam istilah yaitu al – ghal, kedua
tadakhkhum ma, dan yang ketiga taghatuyyurat fi qmat al-nuqad. Istilah ini memiliki
arti yang sama yaitu kenaikan harga, namun berbeda zaman dalam penggunaannya.
Inflasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam anatara lain :
1. Inflasi rendah (creeping inflation), memiliki ciri dengan kenaikan harga sebesar
satu digit, harga yang naik perlahan – lahan dan dapat diramalkan.
2. Inflasi yang melambung (galloping inflation), adalah inflasi yang mencapai dua
digit atau lebih. Kadangkala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta
bersifat akselerasi. Jika terjadi inflasi yang melambung mengaibatkan distrori
ekonomi yang serius, kondisi ini kehilangan uang yang sangat cepat.
3. Hiperinflasi, adalah inflasi yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi, harga naik
sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat sudah tidak berkeinginan menyimpan uang lagi
dan ditukarkan dengan barang.

Inflasi Berdasarkan Asalnya

1. Inflasi dari dalam negeri yang meliputi kerugian anggaran belanja negara secara
kontinyu. Pada keadaan ini pemerintah melalui bank sentral yaitu Bank Indonesia
biasanya melakukan pencetakan uang baru untuk menutupi kebutuhan. Meskipun
hal inipun dapat menyebabkan inflasi tingkat lanjut jika tidak dikelola dengan
benar. Terjadinya inflasi di dalam negeri juga bisa dikarenakan berbagai hal
seperti gagal panen, lemahnya daya beli masyarakat dll.
2. Inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan meingkatnya harga produk Impor.
Contoh inflasi ini biasa dialami oleh negara berkembang yang menggunakan
bahan baku dari luar negeri dalam proses produksinya atau yang melakukan
perdagangan internasional.
Menurut teori kunatitas, sebab utama timbulnya inflasi adalah kelebihan
permintaan yang disebabkan penambahan jumlah uang beredar, ada 2 hal penyebab
penambahan jumlah uang beredar.

1. Demand pull inflation. Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan total,
sedangkan produksitelah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh (full
employment)atau hampir mendekati kesempatan kerja hasil produksi dan juga
kenaikan permintaan total. Apanila full employment tercapai, penambahan
permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja karena terjadi
inflation gao (kenaikan permintaan melebihi kesempatan kerja).
2. Cist push inflation. Inflasi ditandai dengan adanya kenikan serta turunan produksi.
Jadi inflasi dibarengi dengan resesi. Keadaan ini biasanya timbul dengan
penurunan penawaran total sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan
biaya produksi pada akhirnya akan menaikkan harga dan turunnya produksi.

Atau penyebabnya dapat dikasifikasikan menjadi beberapa macam antara lain :

1. Kebutuhan yang terus meningkat

2. Peningkatan Biaya Produksi dan Tekanan Permintaan (Peningkatan upah,


harga bahan baku, harga impor, dan pajak yang tinggi)

3. Pencetakan uang yang berlebihan


4. Peningkatan harga aset tetap (tanah, rumah, bangunan)

Efek inflasi antara lain :

1. Efek terhadap pendapatan


Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada pihak yang dirugikan ada
yang diuntungkan. Seseorang dengan pendapatan tetap akan dirugikan karena
adanya infasi. Demikian pula orang yang menyimpan kekayaannya dalam bentuk
kas. Pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka
yang memperoleh kenaikan, pendapatan dengan prosentase yang lebih besar dari
laju inflasi, serta mereka yang menyimpan kekayaannya bukan berbentuk uang
dengan nilainnya naik yang melebihi inflasi (tanah, emas).
2. Efek terhadap alokasi faktor produksi
Disebut juga efek terhadap efisiensi. Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi
faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan barang
yang mendorong terjadinya perubahan dalam produksi. Dengan adanya inflasi,
permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang
lain dan kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut. Kenaikan
produksi tersebut akan merubah pola alokasi faktor produksi menjadi lebih efisien
apabila tidak terjadi inflasi. Namun pada waktu inflasi kenaikan produksi tersebut
cenderung tidak efisien.
3. Efek terhadap produk nasional
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Karena
kenaikan harga barang, biasanya mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan
usaha meningkat. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi.
Namun apabila kenaikan inflasi terlalu tinggi (hyperinfation) dapat berakibat
sebaliknya. dan keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang riil turun dengan drastis,
masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barater,
yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi barang.

Selain itu adapula pengaruh Inflasi yang dapat terjadi antara lain :

1. Mendorong Penanaman Modal Spekulatif


Ketika inflasi terjadi para pemilik modal akan lebih condong untuk melakukan
suatu investasi yang spekulatif. Contoh dari investasi spekulatif ini seperti
membeli aset berupa tanah, bangunan atau barang-barang berharga yang dianggap
lebih menguntungkan. Para pemilik modal menghindari investasi produktif yang
belum pasti dapat menghasilkan kedepannya.
2. Inflasi menyebabkan ketidakpastian ekonomi di masa yang akan datang
Apabila inflasi terjadi, pemerintah perlu betul-betul konsentrasi agar inflasi tidak
berkembang di luar kendali. Hal ini dikarenakan jika inflasi sudah di luar batas
normal maka akan terjadi ketidakstabilan ekonomi yang dapat mempengaruhi para
investor ataupun pengusaha sebagai pelaku perekonomian.
3. Terjadinya permasalahan pada neraca pembayaran
Timbulnya inflasi yang tidak terkendali akan mengakibatkan harga barang impor
meningkat sehingga membuat produksi dalam negeri menjadi lesu. Arus uang ke
luar negeri akan lebih banyak dibandingkan yang masuk sehingga mengakibatkan
kerugian atau defisit pada neraca pembayaran dan menurunnya nilai tukar rupiah.
2. Deflasi

Definisi deflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan harga-harga barang secara
masif dan terus menerus pada periode yang singkat. Deflasi ini sangat bertolak belakang
dengan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga-harga barang secara umum. Oleh karena
itu deflasi ini dapat diartikan juga dengan disinflasi atau penurunan tingkat inflasi.

Jenis deflasi antara lain :

1. Deflasi Strategis merupakan deflasi yang timbul akibat dari ditetapkannya kebijakan
terkait pengendalian gejala konsumsi yang berlebihan dalam rangka menekan
kenaikan harga di pasar.

2. Deflasi Sirkulasi adalah deflasi yang muncul pada masa transisi dari ekonomi yang
stabil menuju kemrosotan ekonomi. Kondisi ini timbul karena adanya
ketidakseimbangan antara konsumsi dan daya produksi. Keadaan tersebut akan
menyebabkan penurunan harga di pasaran pada resesi ekonomi dimana diawali
dengan berkuangnya kebutuhan masyarakat pada barang ekonomis secara masif.

Penyebab Deflasi

Terdapat beberapa faktor penyebab deflasi baik di Indonesia atau negara lain secara
umum. Berikut penyebab deflasi :

1. Turunnya Jumlah Uang Beredar

Penyebab turunnya uang yang beredar di masyarakat yang mengakibatkan deflasi


bisa dikarenakan berbagai hal. Pertama bisa jadi disebabkan dari kebijakan Bank
Sentral itu sendiri seperti yang pernah terjadi di Amerika Serikat karena kebijakan dari
The Fed dan di Spanyol pada tahun 2010 karena pemangkasan berbagai biaya.
Penurunan jumlah uang beredar juga dapat disebabkan karena masyarakat yang lebih
memilih menyimpan uang mereka di bank dalam jumlah banyak. Hal ini juga
merupakan efek domino dari Bank Sentral yang menaikan tingkat bunga menjadi lebih
tinggi. Kondisi ini membuat peredaran uang di masyarakat berkurang dibandingkan
dengan penawaran barang. Situasi inilah yang menjadi penyebab deflasi.
2. Peningkatan Persediaan Barang yang Ditawarkan

Produksi barang yang baik memang selalu dikaitkan dengan jumlah permintaan di
pasar. Meski demikian terkadang kondisi pasar menampilkan hal yang berbeda.
Tingginya tekanan bisnis yang menyebabkan peningkatan produksi untuk memenuhi
permintaan hingga overproduction sehingga harga nantinya akan diturunkan demi
mencapai penjualan. Ataupun terjebak pada persaingan bisnis yang semakin ketat yang
akhirnya setiap produsen berusaha menekan harga hingga level terendah. Tidak sampai
disitu efeknya juga berpengaruh pada sektor lainnya dimana harga-harga barang lain
akan ikut turun. Keadaan inilah yang nantinya berakbat pada defalsi.

3. Turunnya Permintaan Akan Barang yang Ditawarkan

Kebijakan bank sentral terhadap moneter, penurunan daya beli masyarakat karena
berbagai hal dan kelebihan penawaran dapat berimbas pula pada turunnya permintaan.
Penurunan permintaan dihadapkan pada produksi/penawaran yang tetap ini akan
menyebabkan turunnya tingkat harga barang di masyarakat.

Pengaruh dan Dampak Deflasi

Deflasi tentu saja akan memberikan pengaruh yang signifikasn terhadap perekonomian
suatu negara. Secara umum pengaruh besar deflasi ini yaitu :

1. Berkurangnya jumlah uang beredar

2. Aktivitas ekonomi yang terhambat

3. Efek domino dari Lesunya aktivitas ekonomi

Selain efek besar dari pengaruh deflasi di atas, terdapat berbagai dampak yang dirasakan di
berbagai sektor baik positif maupun negatif.

Dampak Negatif Deflasi

Efek domino dari lesunya aktivitas ekonomi memberikan dampak negatif dari deflasi
seperti :

 Banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

 Pengurangan jumlah upah kerja


 Lesunya Investasi di Sektor Riil

 Merosotnya suku bunga di bank hingga 0%

 Menurunnya nilai property

 Nilai saham dan investasi yang merosot tajam

Dampak Positif Deflasi

Selain dampak negatif yang diberikan, akibat deflasi juga memberikan efek positif
khususnya kepada masyarakat secara langsung. Kondisi deflasi akan merangsang banyak
orang untuk menyimpan uang mereka di bank karena merasa memperoleh jaminan keamanan
baik sosial maupun politik meski suku bunga rendah.

Contoh Deflasi

Deflasi bisa saja menimpa negara manapun baik negara berkembang seperti Indonesia
maupun negara maju sekalipun. Berikut contoh deflasi yang terjadi :

 Indonesia sempat diberitakan mengalami deflasi ketika muncul kebijakan penurunan


harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2015. Penurunan harga pertama pada
tanggal 1 Januari 2015 dari harga Rp 8.500 menjadi Rp 7.500. Kemudian dilanjutkan
penurunan kedua menjadi RP 6.600 pada tanggal 16 Januari 2015. Kebijakan tersebut
dikarenakan merosotnya harga minyak dunia yang dikabarkan menjadi $50/barel.

Cara Mengatasi Deflasi

Pada dasarnya antara deflasi dan inflasi memiliki persamaan pada inti permasalahan yaitu
pada jumlah uang yang beredar. Jika inflasi dikarenakan karena banyaknya jumlah uang
beredar maka deflasi adalah sebaliknya yaitu sedikitnya uang beredar di masyarakat. Oleh
karenanya langkah untuk mengatasi dampak deflasi ini sama dengan inflasi yaitu melalui
Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal, dan Kebijakan Non-Moneter. Hanya saja pada kasus
deflasi diupayakan untuk meningkatkan uang yang beredar (kebijakan moneter) dan
menstimulus agar investasi dan pertumubuhan sektor riil kembali menggeliat.

Anda mungkin juga menyukai