Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH EKONOMI

INFLASI

Anggota Kelompok 1 :
• Fachrezi
• Rahmat
• Manuel
• Fadhil
• Rizal
• Gara
• Nasywa
• Nailah
• Sheira
• Putri
• Destia
• Lulu
• Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali
bila kenaikan itu meluas pada barang lainnya.

Dampak Inflasi yang tinggi bisa menyebabkan pendapatan rill masyarakat terus tergerus,
karena harga barang yang semakin mahal, sehingga standar hidup mereka juga akan
semakin turun. Situasi ini akan membuat masyarakat yang sudah tergolong miskin, menjadi
makin miskin.

• Penyebab

1. Tingginya Permintaan
Kenaikan harga-harga (Inflasi) ini disebabkan karena ketersediaan barang yang
tidak sepadan dengan tingginya permintaan.

Biasanya karena stok barang menipis dan permintaan sangat tinggi, maka stok
barang tersedia mengalami kenaikan harga. Begitu pun di bidang jasa, jika ada
pembatasan kuota penggunaan jasa maka akan terjadi kenaikan harga.

2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pust Inflation)


Apabila sektor produksi naik seperti bahan baku atau upah pegawai, maka
produsen akan menaikan harga supaya pendapatan keuntungan dan kegiatan
priduksi bisa berlanjut terus dalam jangka panjang.

3. Jumlah Uang yang Beredar


Peredaran uang yang tinggi di masyarakat juga bisa menyebabkan terjadinya
Inflasi. Hal ini dikarenakan ketika jumlah uang di masyarakat meningkat, maka
harga barang akan ikut mengalami kenaikan.

Semakin meningkat daya beli masyarakat saat stok barang menipis, maka harga
barang otomatis akan ikut naik.

• Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

1. Inflasi Ringan
Inflasi ringan tidak begitu mengganggu keadaan perekonomian karena harga-
harganya hanya mengalami kenaikan secara umum. Kenaikan harga pada Inflasi
ringan adalah di bawah 10% per tahun.
2. Inflasi Sedang
Inflasi sedang bisa membahayakan kegiatan perekonomian karena inflasi ini
dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki penghasilan tetap.
Kenaikan harga pada inflasi sedang berkisar anatara 10%-30% per tahun.
3. Inflasi Berat
Inflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian karena masyarakat tidak
ingin menabung lagi di bank dikarenakan bunga bank jauh lebih kecil dari pada
inflasi berat berkisar antara 30%-100% per tahun.

Nah, inflasi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 itu termasuk inflasi berat.
Bahkan inflasi saat itu mencapai sekitar 77,63% yang disebabkan oleh krisis
moneter.

4. Inflasi Sangat Berat


Inflasi sangat berat adalah inflasi yang sudah sangat sulit dikendalikan karena
kenaikan harga pada inflasi ini di atas 100% per tahun.

• Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya


Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu inflasi merayap, inflasi
menengah, dan inflasi tinggi.

• Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya

1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)


Inflasi merayap ditandai dengan adanya laju inflasi yang rendah dimana kenaikan
harga berjalan secara lambat dengan persentase yang relatif kecil serta dalam
jangka waktu yang lama.

2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)


Inflasi menengah ditandai dengan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi dan
memiliki sifat akselerasi yang terjadi dalam jangka waktu cukup singkat. Artinya
harga-harga pada minggu atau bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga pada
minggu atau bulan lalu. Kemudian pada minggu atau bulan depan akan kembali
meningkat, dan begitu seterusnya. Efek yang dirasakan yaitu keadaan
perekonomian terasa semakin berat dan susah.

3. Inflasi Tinggi (Hyperinflation)


Inflasi tinggi ditandai dengan adanya laju inflasi yang sangat tinggi dan parah.
Inflasi ini membuat masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya. Perputaran
uang terjadi secara cepat dan harga-harga naik secara akselerasi. Biasanya
keadaan ini timbul karena pemerintah mengalami defisit anggaran belanja,
misalnya saat keadaan perang, yang ditutup dengan mencetak uang.

• Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya

1. Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)


Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut juga domestic inflation. Domestic
inflation contohnya adalah seperti ketika terjadi defisit anggaran belanja yang
terjadi secara terus menerus, gagal panen, dan sebagainya. Dalam keadaan
seperti ini, pemerintah biasanya akan menginstruksi kepada Bank Indonesia
untuk mencetak uang baru dalam jumlah yang besar untuk memenuhi
kebutuhan pemerintahan.

Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah
meningkatnya biaya produksi dalam negeri dan meningkatnya permintaan
masyarakat terhadap barang, sementara kenaikan penawaran tidak bisa
mengimbanginya.

2. Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)


Inflasi yang berasal dari luar negeri disebut juga imported inflation. Imported
inflation timbul karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan
naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang dan biasanya sebagian besar usaha
produksinya menggunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena
adanya perdagangan internasional.

• Menghitung laju inflasi

Angka inflasi ini dihitung berdasarkan angka indeks harga komoditas tertentu
dari tahun ke tahun berdasarkan indikator perubahan harga. Nah, indikator yang
sering digunakan untuk mengukur laju inflasi namanya IHK (Indeks Harga
Konsumen). IHK ini merupakan nilai yang digunakan untuk menghitung
perubahan harga rata-rata terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
rumah tangga. Tidak hanya menggunakan IHK saja, tingkat inflasi dapat juga
dihitung dengan menggunakan GNP atau PDB deflator. GNP atau PDB deflator
didapat dengan membandingkan GNP atau PDB yang diukur berdasarkan harga
berlaku (GNP atau PNB nominal) terhadap GNP atau PDB harga konstan (GNP
atau PNB riil).

Contoh Menghitung Inflasi Menggunakan IHK


Dari beberapa cara menghitung inflasi, rumus menghitung laju inflasi
menggunakan indeks harga konsumen (ihk) adalah yang paling umum. Rumus
menghitung laju inflasi ihk adalah sebagai berikut:

Laju inflasi = [(IHK Periode Terbaru - IHK Periode Sebelumnya) : IHK Periode
Sebelumnya] x 100%
Misal:

Di sebuah negara diketahui nilai IHK per Januari pada tahun 2020 adalah 110.
Sementara itu, pada Januari tahun 2021, Diketahui bahwa nilai IHK-nya adalah
120. Maka, berapakah nilai inflasi tahunan pada negara tersebut?

Contoh dalam instalasi tersebut dapat kita hitung sebagai berikut:

Laju Inflasi = [(120 - 110) : (110)] x 100%

Laju Inflasi = [(10) : (110)] x 100%

Laju Inflasi = 0,09 x 100%

Laju Inflasi = 9%

Contoh-Contoh Inflasi
Indonesia termasuk negara yang cukup sering mengalami inflasi dari tahun ke
tahunnya. Beberapa inflasi yang terjadi di Indonesia yakni pada saat awal
kemerdekaan

-inflasi pada awal kemerdekaan


Indonesia pertama kali mengalami inflasi pada saat kemerdekaan. Sebagai
informasi, keadaan ekonomi Indonesia pada masa itu sangat terpuruk karena
kebutuhan masyarakat meningkat hingga 100%.

Penyebab terjadi inflasi di awal kemerdekaan Indonesia, yakni terdapat tiga jenis
mata uang yang beredar di masyarakat secara tidak terkendali.

Mata uang tersebut meliputi uang kertas De Javasche Bank peninggalan kolonial
Belanda, uang kertas dan logam pemerintah Hindia Belanda, uang buatan Jepang
yaitu De Japansche Regering, Dai Nippon emisi 1943, dan Dai Nippon Teikoku
Seibu emisi 1943.

Kondisi tersebut semakin bertambah para ketika pasukan sekutu berhasil


merebut beberapa pusat perkotaan dan bank-bank terpusat di sana. Pada saat
itu, Indonesia juga belum memiliki mata uang resmi sendiri. Akibatnya,
pemerintah menerapkan pemberlakuan tiga mata uang sekaligus.
• Dampak Positif dan Negatif Inflasi
1. Dampak Positif
Tingkat inflasi ringan membawa pengaruh positif untuk mendorong
perekonomian. Hal ini membantu meningkatkan pendapatan nasional,
mendorong masyarakat untuk menabung, investasi, dan bekerja.
Dampak inflasi karena penurunan nilai mata uang, tidak merugikan sebagian
kelompok. Contohnya pengusaha mendapatkan keuntungan dari penghasilan.
Dampak positif inflasi bagi produsen yaitu mendapatkan pendapatan lebih tinggi,
dari kenaikan biaya produksi.
Inflasi memberikan dampak positif untuk debitur. Penyebabnya ketika
pembayaran utang, nilai uang lebih rendah dibandingkan ketika meminjam.

2. Dampak Negatif
Inflasi yang tidak terkendali membuat perekonomian sulit berkembang. Terjadi
penurunan dan minat masyarakat untuk menabung dan investasi. Penyebabnya
karena nilai mata uang semakin menurun.
Bagi karyawan penghasilan tetap, penurunan nilai mata uang merugikan
beberapa kelompok. Pendapatan mereka tidak mengalami kenaikan, tetapi harga
barang semakin tinggi.
Kreditur mendapatkan kerugian karena nilai uang untuk pengembalian utang
lebih rendah.
Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi dan kenaikan harga kebutuhan.
Inflasi tinggi berdampak pada rencana pembangunan pemerintah dan anggaran
belanja negara (RAPBN).

• Cara Mengatasi Inflasi


Meskipun inflasi memberi dampak negatif bagi stabilitas ekonomi suatu negara,
tapi inflasi bisa dikendalikan. Beberapa cara yang bisa mengatasi inflasi di
antaranya sebagai berikut:

1. Kebijakan Moneter
Pada kebijakan moneter ini, Bank Indonesia membuat kebijakan untuk menarik
uang yang beredar di masyarakat. Bisa dengan menjual surat berharga,
menaikkan persediaan kas bank umum, atau meningkatkan nilai suku bunga.

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran
pemerintah. Pemerintah bisa menaikkan tarif pajak, serta menghemat
pengeluaran pemerintah.

3. Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan moneter dan fiskal, inflasi juga bisa diatasi dengan
meningkatkan produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan
pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta
melakukan pengawasan dan distribusi barang.

Anda mungkin juga menyukai