Anda di halaman 1dari 8

A.

Indeks Harga
Indeks harga merupakan suatu ukuran statistik untuk
menyatakan perubahan-perubahan harga yang terjadi
dari satu periode ke periode lainnya.Di Indonesia harga
ditetapkan dari hasil pengumpulan data oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).

B.Macam-macam indeks harga


1) Indeks Harga Konsumen (IHK)
Sesuai dengan namanya indeks harga konsumen melihat
perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi dari
waktu ke waktu.Indeks harga konsumen diambil dari data 4
kelompok,yaitu kelompok maknanan,perumahan,aneka barang,dan
jasa.IHK digunakan oleh BPS sebagai indikator inflasi di
Indonesia.

2) Indeks Harga Perdagangan Besar/Indeks Harga


Produsen (IHP)
Indeks ini yang menunjukkan perubahan pada harga
pembelian barang oleh para pedagang besar.Berbeda
dengan IHK yang ditetapkan dalam satuan kecil,IHP ditetapkan
dalam ukuran/kuantitas borongan seperti hasil
pertanian,pertambangan,industri,impor,dan ekspor.
3) Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani
Sesuai dengan namanya indeks ini adalah indeks harga yang
harus dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup maupun
biaya produksi termasuk juga biaya
hipotek,pajak,upah.rasio antara indeks harga yang dibayar dan
diterima dalam waktu tertentu disebut dengan rasio paritas.

4) Indeks Harga Implisit.


Indeks ini merupakan suatu metode untuk membandingkan
pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan
ekonomi riil.Perhitungan cara ini melibatkan semua barang yang
diproduksi.Indeks harga implisit menjadi ukuran inflasi dari
periode di mana harga dasar untuk perhitungan PNB
(Produk Nasional Bruto) riil digunakan sampai PNB
sekarang.

C.Inflasi
Inflasi itu merupakan proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus.Kenaikan harga dari satu
atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi,kecuali jika
kenaikan itu kemudian meluas atau mengakibatkan kenaikan pada
barang-barang lainnya.Ada 3 hal penting yang harus terpenuhi agar
dapat dikatakan telah terjadi inflasi,yaitu:
1. Terdapat kecenderungan harga untuk meningkat.
2. Kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus.
3. Kenaikan harga bersifat umum,yaitu kenaikan harga terjadi
tidak hanya terjadi pada 1 atau 2,namun harga secara umum.
Contohnya,seperti pada tahun 1998,negara Indonesia mengalami
inflasi besar-besaran yang akhirnya menyebabkan krisis
moneter,yang pada saat itu nilai tukar rupiah ke dollar AS melemah
drastis.Sebelum terjadi inflasi nilai tukar 1 dollar AS
=Rp2,450.Akibat adanya inflasi nilai tukar nya menjadi 1 dollar
AS=Rp13,513 di akhir Januari 1998.

D.Jenis inflasi berdasarkan tingkat


keparahannya
1. Inflasi Ringan
Inflasi ringan tidak begitu menganggu keadaan perekonomian
karena harga-harganya hanya mengalami kenaikan secara
umum.Kenaikan harga pada inflasi ringan di bawah 10% per
tahun.
2. Inflasi Sedang
Inflasi sedang bisa membahayakan kegiatan perekonomian karena
inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang
memiliki penghasilan tetap.Kenaikan harga inflasi sedang
berkisar antara 10%-30% per tahun.
3. Inflasi Berat
Inflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian karena
masyarakat tidak ingin menabung lagi di bank dikarenakan bunga
bank jauh lebih kecil daripada laju inflasi.Kenaikan harga inflasi
berat berkisar antara 30%-100% per tahun.Krisis moneter
yang terjadi pada 1998 termasuk inflasi berat yang saat itu
mencapai 77,63%.
4. Inflasi Sangat Berat.
Pada inflasi sangat berat ini sudah sangat sulit dikendalikan karena
kenaikan harga pada inflasi ini di atas 100% per tahun.

E.Jenis inflasi berdasarkan sifatnya


1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Ditandai dengan adanya laju inflasi yang rendah dimana
kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang
relatif kecil serta dalam jangka waktu yang lama.
2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Ditandai dengan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi
dan memiliki sifat akselerasi yang terjadi dalam waktu
cukup singkat, dimana harga pada minggu atau bulan ini lebih
tinggi daripada harga minggu atau bulan lalu.Efek yang dirasakan
adalah perekonomian terasa semakin berat dan susah.
3. Inflasi Tinggi (Hyperinflation)
Ditandai dengan adanya laju reaksi yang sangat tinggi dan
parah,inflasi ini membuat masyarakat tidak ingin lagi menyimpan
uangnya.Perputaran uang terjadi secara cepat dan harga-harga naik
secara akselerasi,keadaan ini biasanya timbul karena pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja, misalnya saat keadaan perang,
yang ditutup dengan mencetak uang.
F.Jenis inflasi berdasarkan asalnya
1. Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Seperti judulnya ini adalah inflasi yang berasal dari dalam
negeri,contohnya ketika terjadi defisit anggaran belanja yang
terjadi secara menerus,gagal panen,dan sebagainya.Dalam keadaan
ini biasanya pemerintah akan menginstruksi Bank Indonesia (BI)
untuk mencetak uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi
kebutuhan pemerintahan.
Adapun hal lain penyebab inflasi dalam negeri adalah
meningkatnya biaya produksi dalam negeri dan meningkatnya
permintaan masyarakat terhadap barang, sementara kenaikan
penawaran tidak bisa mengimbanginya.
2. Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)
Seperti namanya juga,inflasi ini timbul dari luar negeri karena
adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya
harga barang barang impor.Inflasi ini biasanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang dan biasanya sebagian
besar usaha produksinya menggunakan bahan dan alat dari luar
negeri.

G.Hubungan Indeks Harga Dengan Inflasi


Hubungan indeks harga dan inflasi adalah indeks harga merupakan
dasar dari perhitungan inflasi.Jadi indeks harga didapatkan
pemerintah oleh BPS dari hasil survei harga barang yang ada di
pasaran,data tersebut kemudian digunakan sebagai dasar
perhitungan tingkat inflasi.Semakin tinggi indeks maka semakin
cepat pula laju inflasi.
H.Dampak Inflasi Dan Pihak Yang Untung
Dan Rugi Dalam Inflasi
Dampak inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat:
 Dampak Positif (+):
1.Peredaran/perputaran barang lebih cepat.
2.Produksi barang-barang bertambah,karena keuntungan
pengusaha bertambah.
3.Kesempatan kerja bertambah ,karena terjadi tambahan investasi.
4.Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena
kenaikan pendapatan kecil.
 Dampak Negatif (-):
1.Harga barang-barang dan jasa naik.
2.Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3.Menimbulkan tindakan spekulasi.
4.Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5.Kesadaran menabung masyarakat berkurang.

Pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dan yang menderita


kerugian akibat terjadinya inflasi.
 Pihak Yang Diuntungkan:
a. Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi,
telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap
dijual dalam jumlah besar.
b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan
kesempatan memainkan harga barang.Cara yang dipakai
adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan
laba/keuntungan yang besar.
c. Para spekulan, yaitu orang-orang yang mengadakan spekulasi,
dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum
terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi
terjadi, sehingga terjadi kenaikan harga sangat
menguntungkan mereka.
d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga
barang-barang naik, sehingga nilai riil nya lebih tinggi
daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar
kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum
terjadi inflasi.
 Pihak Yang Dirugikan:
a. Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal,
sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan
penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan
jasa, karena itu barang dan jasa yang dapat dibeli
menjadi sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata
berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau
pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.
c. Para pemborong atau kontraktor, karena harus
mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup
pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya
inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan
yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.
d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari
pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil
sebagai akibatnya terjadi inflasi.
e. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang
diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika
dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi.Di
samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan
jasa, nilai uang yag ditabung menjadi lebih
rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum
terjadi inflasi.

 Pertanyaan:
1. Mengapa inflasi harus dikendalikan?
2. Jelaskan jenis-jenis indeks harga?

Anda mungkin juga menyukai