Inflasi juga berdampak positif tapi ada juga yang negatif. Apabila inflasi itu ringan (di bawah
10% setahun), justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali / hiperinflasi (di atas 100%
setahun), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang
menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena
harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
inflasi juga dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong tingkat
bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Berikut ini adalah dampak positif inflasi terhadap perekonomian masyarakat :
1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.
Meningkatnya kenaikan penawaran agregat bila dilihat dari kurva di bawah, maka
yang terjadi adalah kenaikan harga yang disertai dengan meningkatnya output.
Kondisi ini terjadi ketika perekonomian sedang berada dalam kondisi normal dan
tidak terjadi goncangan dan tekanan yang akan membawa perekonomian ke arah
resesi. Lebih lanjut dari keterangan kurva di bawah, dapat diambil suatu kesimpulan
dimana inflasi dalam keadaan terkendali akan bermanfaat dan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Penjelasan: Pergeseran kurva D1-D2 disebabkan
adanya penambahan permintaan Q1- Q2 yang berakibat naiknya harga (P1-P2) jika
permintaan bertambah terus (Q2-Q3) menyebabkan harga akan terus naik (P2-P3),
begitu seterusnya. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga terus-menerus yang
menyebabkan terjadinya inflasi.
.
2. Cost Push Inflation (dorongan biaya)
Cost push inflation merupakan suatu keadaan dimana penawaran agregat mengalami
penurunan atau secara grafis kurva penawaran akan bergeser ke kiri. Keadaan ini akan
menyebabkan harga - harga akan meningkat secara umum dan disertai pula dengan
melemahnya jumlah output yang diproduksi oleh suatu negara. Inflasi ini timbul
karena adanya depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-
negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah
(administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan
terganggunya distribusi.
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100.
untuk angka indek laspeyres tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
∑Po x Qo
840.000
IL = -------------- x 100% IL = 116,67%
720.000
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga kebutuhan pokok pada tahun 2004
mengalami kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan tahun dasar 2003.
JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100.
untuk angka indek Paasche tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
∑Po x Qn
1.060.000
IP = -------------- x 100% IP = 110,99%
955.000
dengan demikan dapat disimpulkan bahwa harga beberapa kebutuhan pokok pada tahun
2004 mengalami kenaikan sebesar 10,99% dibanding tahun dasar 2003.
Atau
In
L(I )n = −1×100 %
I ( n−1)
t−1
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Putong dkk.2010. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : Mitra Wacana Media
…………………2004.Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo
Suparmono.2004.Pengantar Ekonomika Makro.Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Latihan
1. Harga jenis barang X di bulan Agustus 2011 adalah Rp 50.000,- dan harga jenis barang X
di bulan September 2011 adalah Rp 60.000,-. Sedangkan di tahun 2012, harga jenis
barang X di bulan Agustus 2012 adalah Rp 70.000,- dan di bulan September 2012 adalah
Rp 88.000,-. Maka, berapakah laju inflasi harga jenis barang X tersebut di tahun 2012?
Harga Sekarang
IHK Tahun 2011 = ----------------------------- x 100 %
Harga sebelumnya
60.000
= ------------- x 100 %
50.000
= 120 %
Harga Sekarang
IHK Tahun 2012 = ----------------------------- x 100 %
Harga sebelumnya
88.000
= ------------- x 100 %
70.000
= 125, 72 %
Maka, Laju Inflasi tahun 2012 = IHK Tahun 2012 – IHK Tahun 2011
= 125, 72 % - 120 %
= 5, 72 %