b. Indeks Paasche
Indeks Paasche merupakan suatu metode penghitungan indeks ditimbang menggunakan
faktor penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung angka indeksnya.
Jenis – Jenis Indeks
perubahan harga barang dan jasa yang dihitung serta dianggap mewakili belanja konsumen,
kelompok barang yang dihitung dapat berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsumsi
Indeks harga produsen (IHP) merupakan perbandingan perubahan barang dan juga jasa yang
dibeli oleh para produsen pada kurun waktu tertentu, yang dibeli oleh produsen antara lain
bahan-bahan mentah dan bahan-bahan setengah jadi. Perbedaannya antara IHP dan IHK
adalah kalau IHP mengukur tingkat harga pada saat awal sistem distribusi, IHK mengukur
harga secara langsung yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran yang
ditentukan. Indeks harga produsen dapat disebut dengan indeks harga grosir.
Indeks harga yang dibayar dan diterima petani. Indeks harga berbagai jenis barang yang harus
dibayar oleh petani baik itu untuk biaya hidup ataupun biaya proses produksi, apabila dalam
menghitung indeks tersebut dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, dan upah pekerja
yang harus dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh dapat disebut indeks paritas. Rasio
perbandingan antara indeks harga yang dibayar petani dengan indeks paritas dalam kurun
Inflasi tarikan permintaan disebabkan jumlah barang dan jasa yang diminta
masyarakat secara keseluruhan bertambah, inflasi tarikan biasanya terjadi pada masa
perekonomian berkembang pesat. Perekonomian yang berkembang pesat
menyebabkan tingkat pendapatan masyarakat naik, belanja pemerintah meningkat,
dan permintaan barang untuk kebutuhan swasta bertambah.
Inflasi Ringan (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10 % per
tahun. Inflasi ini tidak akan memberi pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi
suatu negara, selain itu inflasi ini juga dibutuhkan agar produsen memproduksi lebih
banyak barang.
per tahun. Inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat namun belum
terlalu membahayakan bagi negara. Kenaikan harga pada inflasi sedang cenderung
cepat.
Inflasi Berat (High Inflation) , yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100 %. Inflasi
Inflasi Sangat Berat (HyperInflation) , yaitu inflasi yang bersarnya lebih dari 100%.
Pada kondisi ini, masyarakat tidak mau menyimpan uang karena nilainya menurun
Berdasarkan Asalnya
Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang timbul karena adanya
pemerintah mengatasinya dengan mecetak uang baru. Adanya uang baru membuat
peredaran uang semakin luas sehingga akan berakibat pada kenaikan harga barang.
Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang dipicu oleh kenaikan
harga barang pada suatu negara, sehingga negara lain yang memiliki hubungan
ekonomi (ekspor impor) dengan negara tersebut akan terpengaruh oleh inflasi.
Inflasi Tertutup (Closed Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya
harga dari satu, dua, atau hanya beberapa barang. Inflasi ini biasanya terjadi apabila
barang yang harganya naik merupakan barang yang sangat berpengaruh pada negara
Inflasi terbuka (Open Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga
Hal ini salah satu untuk mengatasi inflasi tentu digunakan kebijakan moneter yang
bersifat mengurangi jumlah uang yang beredar yang meliputi :
Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual
SBI ( Surat Bank Indonesia ).Dengan menjual SBI, Bank Sentral akan menerima uang
dari masyarakat dengan artinyan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
Kebijakan Diskonto
Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah ng yang beredar dengan cara
menaikan suku bunganya. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat
akan menabung dibank lebih banyak. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar
dapat dikurangi.
Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
menaikkan cadangan kas minimum. Sehingga bank umum harus menahan uang lebih
banyka dibak sebagai cadangan, dengan demikian jumlah uang yang beredar dapat
dikurangi.
Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Syarat pemberian yang ketat akan
mengurangi jumlah pengusaha yang bisa memperoleh kredit, dengan demikian jumlah
uang yang beredar dapat dikurangi
Sanering
Kebijakan Bank Sentral memotong nilai mata uang dalam negeri jika negara sudah
mengalami hiperinflasi ( inflasi diatas 100% ), dengan memotong nilai mata uang
maka nilai uang yang beredar dapat dikurangi.
Kebijakan Bank Sentral mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menarik
atau memusnahkan uang yang lama seperti uang logam pecahan Rp 5,00 Rp 10,00
dan Rp 25,00 serta uang kertas Rp 100,00.
Untuk mengatasi inflasi pemerintah harus membatasi pencetakan uang baru agar
jumlah uang yang beredar tidak semakin bertambah.
Kebijakan fiskal ini ialah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara mengubah
penerimaan dan pengeluaran negara, untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat melakukan
kebijakan fiskal sebagai berikut :
Untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat menaikkan tarif pajak, kenaikan tarif pajak
akan mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi akan
mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan
harga-harga.
TUGAS EKONOMI
INDEKS HARGA DAN INFLASI
Nama kelompok :
Ni Luh Putu Anjani Kusumayati (21)
Ni Luh Sri Darma Widyaningsih (22)
Ni Putu Dita Darmayanti (23)
Ni Putu Ira Maharani (24)
Ni Wayan Sintia Dewi (25)
Kelas : XI IIS2