Anda di halaman 1dari 10

A.

Indeks Harga dan Inflasi


Indeks harga menggambarkan tingkat perubahan harga,baik kenaikan atau penurunan
barang dan/jasa yang berlaku di sutu negara. Indeks harga bermanfaat bagi
pemerintah,pemilik perusahaan, pakar ekonomi, masyarakat ataupun penegak hukum.
a. Pengertian Indeks Harga
Indeks harga erat kaitannya dengan inflasi. Untuk mengukur besar laju inflasi,
terlebih dahulu harus diketahui data indeks harga. Indeks harga adalah perubahan
harga barang dan jasa dari satu periode ke periode tertentu dalam suatu wilayah.
Indeks harga bisa digunakan untuk menetahui ukuran variable ekenomi sebagai alat
ukur kondisi perekonomian. Pemerintah menetapkan beberapa jenis barang atau jasa
yang akan diperhitungkan dalam perhitungan indeks harga yaitu beberapa jenis
barang dan jasa yang paling banyak dibeli seluruh masyarakat..
b. Tujuan Perhitungan Indeks Harga
Indeks harga merupakan perbandingan perubahan harga pada tahun
tertentudengan waktu dasar. Tujuan perhitungan indeks harga sebagai berikut :
1. Sebagai data dalam menghitung inflasi
Dalam menghitung inflasi deperlukan data indeks harga. Melalui
indeks harga dapat deketahui kenaikan harga bersifat terus menerus atau hanya
sementara waktu. Dengan demikian, data tersebut dapat digunakan untuk
menghitung inflasi
2. Sebagi Alat Menetapkan Kebijakan Harga pada Masa Depan
Pergerakan harga - harga dapat dilihat melalui data indeks harga.
Dengan melihat pergerakan harga - harga, pemerintah dapat memprediksi
kenaikan harga pada masa. Akhinya kebijakan yang dikeluarkan pada masa
depan bersifat efektif.
3. Sebagi Dasar Perbandingan dalam Mengukur Kemajuan Ekonomi dari Masa
ke Masa
Data indeks harga mencangkup harga – harga yang diproduksi dan
dikonsumsi. Dalam indeks harga tersebut dapat dilihatnaik turunya data
produksi dan konsumsi. Dengan demikian, indeks harga dapat dijadikan dasar
perbandingan untuk mengukur kemajuan ekonomi dari masa ke masa.
4. Sebagai Acuan dalam Menetapkan Kenaikan Upah Pekerja
Saat menentukan besar upah, dewan pengupahan akan melakukan
survei harga barang dan/jasa dalam masyarakat. Selanjutnya, data yang
terkumpul disajikan dalam indeks harga data inilah yang akan dianalisis untuk
mengetahui tingkat inflasi. Saat menentukan besar upah, dewan pengupahan
akan mempertimbangkan laju inflansi.
c. Metode Perhitungan Indeks Harga
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menghitung indeks harga.
1. Indeks Harga Tidak Tertimbang
Indeks harga tidak tertimbang merupakan metode penentuan angka indeks
yang terfokus pada harga dan tidak mempertimbangkan kuantitas/jumlah.
Metode ini dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut.

2. Indeks Harga Tertimbang


Pada perumusan indeks harga diperlukan timbangan yang deberikan
pada harga – harga barang kompenen indeks. Ada dua macam perumusan
indeks harga tertimbang yang sering digunakan.
a. Indeks Laspeyres
Indeks Laspeyres merupakan metode indeks yang sering digunakan untuk
menentukan angka indeks.

b. Indeks Paasche
Indeks Paasche merupakan suatu metode penghitungan indeks ditimbang menggunakan
faktor penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung angka indeksnya.
Jenis – Jenis Indeks

Indeks harga konsumen (IHK)Indeks harga konsumen adalah angka perbandingan

perubahan harga barang dan jasa yang dihitung serta dianggap mewakili belanja konsumen,

kelompok barang yang dihitung dapat berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsumsi

aktual pada masyarakat.

Indeks harga produsen (IHP) merupakan perbandingan perubahan barang dan juga jasa yang

dibeli oleh para produsen pada kurun waktu tertentu, yang dibeli oleh produsen antara lain

bahan-bahan mentah dan bahan-bahan setengah jadi. Perbedaannya antara IHP dan IHK

adalah kalau IHP mengukur tingkat harga pada saat awal sistem distribusi, IHK mengukur

harga secara langsung yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran yang

ditentukan. Indeks harga produsen dapat disebut dengan indeks harga grosir.

Indeks harga yang dibayar dan diterima petani. Indeks harga berbagai jenis barang yang harus

dibayar oleh petani baik itu untuk biaya hidup ataupun biaya proses produksi, apabila dalam

menghitung indeks tersebut dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, dan upah pekerja

yang harus dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh dapat disebut indeks paritas. Rasio

perbandingan antara indeks harga yang dibayar petani dengan indeks paritas dalam kurun

waktu tertentu disebut rasio paritas.


B. Inflasi
Perhitungan indeks harga akan bermanfaat untuk mengetahui laju inflansi. Inflasi
merupakan fenomena yang sering muncul dalam kegiatan ekonomi. Adanya inflasi
dapat berdampak besar pada kehidupan ekonomi masyarakat
a. Pengertian Inflasi
Kenaikan harga barang dan jasa dapat bersifat sementara atau berlangsung
secara terus menerus. Ketika kenaikan barang atau jasa berlangsung terus
menerus dalam waktu lama dan terjadi pada hampir semua barang dan
jasa,gejala tersebut dikenal dengan inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga barang
yang bersifat umum dan terjadi secara terus- menerus. Kondisi yang
berlawanan dengan inflasi disebut deflasi. Deflasi adalah penurunan harga
barang/ jasa yang bersifat umum dan terjadi terus- menerus.
b. Penyebab Inflasi
a. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi tarikan permintaan disebabkan jumlah barang dan jasa yang diminta
masyarakat secara keseluruhan bertambah, inflasi tarikan biasanya terjadi pada masa
perekonomian berkembang pesat. Perekonomian yang berkembang pesat
menyebabkan tingkat pendapatan masyarakat naik, belanja pemerintah meningkat,
dan permintaan barang untuk kebutuhan swasta bertambah.

b. Inflasi Dorongan Biaya


Inflansi dorongan biaya disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Kenaikan
biaya produksi dapat berupa kenaikan harga bahan buku, harga bahan bakar, dan
kenaikan upah pekerja.
c. Jenis – jenis inflasi
 Berdasarkan Tingkat Keparahannya

 Inflasi Ringan (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10 % per

tahun. Inflasi ini tidak akan memberi pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi

suatu negara, selain itu inflasi ini juga dibutuhkan agar produsen memproduksi lebih

banyak barang.

 Inflasi Sedang (Galloping Inflation), yaitu Inflasi yang besarnya antara 10 – 30 %

per tahun. Inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat namun belum

terlalu membahayakan bagi negara. Kenaikan harga pada inflasi sedang cenderung

cepat.

 Inflasi Berat (High Inflation) , yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100 %. Inflasi

berat akan membuat kondisi ekonomi di suatu negara menjadi kacau.

 Inflasi Sangat Berat (HyperInflation) , yaitu inflasi yang bersarnya lebih dari 100%.

Pada kondisi ini, masyarakat tidak mau menyimpan uang karena nilainya menurun

drastis dengan sangat cepat, sehingga banyak yang membelanjakan uangnya.

 Berdasarkan Asalnya

 Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang timbul karena adanya

defisit (pengeluaran > pemasukan) pembiayaan atau belanja negara. Sehingga

pemerintah mengatasinya dengan mecetak uang baru. Adanya uang baru membuat

peredaran uang semakin luas sehingga akan berakibat pada kenaikan harga barang.
 Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang dipicu oleh kenaikan

harga barang pada suatu negara, sehingga negara lain yang memiliki hubungan

ekonomi (ekspor impor) dengan negara tersebut akan terpengaruh oleh inflasi.

 Berdasarkan Barang yang harganya naik

 Inflasi Tertutup (Closed Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya

harga dari satu, dua, atau hanya beberapa barang. Inflasi ini biasanya terjadi apabila

barang yang harganya naik merupakan barang yang sangat berpengaruh pada negara

tersebut. Contohnya kenaikan harga beras di Indonesia.

 Inflasi terbuka (Open Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga

semua barang pada negara.

d. Dampak dan cara mengendalikan inflasi


a. Dampak inflasi
 Bagi para penabung
Adanya inflasi dapat menurunkan nilai riil uang sehingga masyarakat enggan
menabung. Kondisi ini mengakibatkan jumlah uang yang tersedia di bank semakin
berkurang. Padahal, sebagian besar dana yang disalurkan bank kepada pengusaha
bersumber dari tabungan masyarakat. Akibatnya, dunia usaha sulit memperoleh
investasi dan meningkatkan kapasitas produksi.
 Bagi debitur dan kreditur
Bagi debitur (pihak yang meminjam uang) inflasi menguntungkan karena pada
saat membayar pinjaman kepada kreditur, nilai rill uang lebih rendah dibandingkan
saat meminjam uang. Sebaliknya, inflasi merugikan kreditur (pihak yang member
pinjaman) karena saat pengembalian pinjaman nilai riil uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjamkan uang kepada debitur.
 Bagi pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap
Masyarakat berpenghasilan tetap akan kesulitan mengikuti kenaikan harga barang
dan/jasa akibat inflasi. Sebaliknya,inflasi akan menguntungkan masyarakat dengan
tingkat penghasilan tidak tetap, misalnya pedagang dan pengusaha (wirasuasta).
Adanya inflasi akan mendorong pengusaha untuk meningkatkan jumlah produksi
untuk memperoleh keuntungan sebesar besarnya.
 Bagi perekonomian nasional
Inflasi juga berdampak terhadap keadaan perekonomian nasional. Dampak inflasi bagi
perekonomian nasional antara lain mengurangi tingkat investasi, mendorong kenaikan
suku bunga,mendorong penanaman modal bersifat spekulatif,menimbulkan
ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa akan dating,menurunkan daya saing
produk nasional,menyebabkan defisit neraca pembayaran, dan menurunkan taraf
hidup ,masyarakat.

b. Cara mengendalikan inflasi


 Kebijakan Moneter

Hal ini salah satu untuk mengatasi inflasi tentu digunakan kebijakan moneter yang
bersifat mengurangi jumlah uang yang beredar yang meliputi :

 Kebijakan Pasar Terbuka

Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual
SBI ( Surat Bank Indonesia ).Dengan menjual SBI, Bank Sentral akan menerima uang
dari masyarakat dengan artinyan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.

 Kebijakan Diskonto

Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah ng yang beredar dengan cara
menaikan suku bunganya. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat
akan menabung dibank lebih banyak. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar
dapat dikurangi.

 Kebijakan Cadangan Kas

Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
menaikkan cadangan kas minimum. Sehingga bank umum harus menahan uang lebih
banyka dibak sebagai cadangan, dengan demikian jumlah uang yang beredar dapat
dikurangi.

 Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Syarat pemberian yang ketat akan
mengurangi jumlah pengusaha yang bisa memperoleh kredit, dengan demikian jumlah
uang yang beredar dapat dikurangi
 Sanering

Kebijakan Bank Sentral memotong nilai mata uang dalam negeri jika negara sudah
mengalami hiperinflasi ( inflasi diatas 100% ), dengan memotong nilai mata uang
maka nilai uang yang beredar dapat dikurangi.

 Menarik Atau Memusnahkan Uang Lama

Kebijakan Bank Sentral mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menarik
atau memusnahkan uang yang lama seperti uang logam pecahan Rp 5,00 Rp 10,00
dan Rp 25,00 serta uang kertas Rp 100,00.

 Membatasi Pencetakan Uang Baru

Untuk mengatasi inflasi pemerintah harus membatasi pencetakan uang baru agar
jumlah uang yang beredar tidak semakin bertambah.

 Kebijakan Fiskal ( Kebijakan Anggaran )

Kebijakan fiskal ini ialah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara mengubah
penerimaan dan pengeluaran negara, untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat melakukan
kebijakan fiskal sebagai berikut :

 Mengurangi Pengeluaran Pemerintah

Untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat mengurangi pengeluaran sehingga


permintaan terhadap barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat
menurunkan harga-harga.

 Menaikkan Tarif Pajak

Untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat menaikkan tarif pajak, kenaikan tarif pajak
akan mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi akan
mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan
harga-harga.
TUGAS EKONOMI
INDEKS HARGA DAN INFLASI

Nama kelompok :
 Ni Luh Putu Anjani Kusumayati (21)
 Ni Luh Sri Darma Widyaningsih (22)
 Ni Putu Dita Darmayanti (23)
 Ni Putu Ira Maharani (24)
 Ni Wayan Sintia Dewi (25)
Kelas : XI IIS2

Anda mungkin juga menyukai