Anda di halaman 1dari 3

Begini Cara Menghitung Laju Inflasi

Setiap tahun, masyarakat awam meributkan kenaikan harga


terlebih di saat-saat tertentu. Misalnya ketika menjelang hari raya, atau menjelang akhir tahun.
Pada saat-saat tersebut harga barang memang cenderung mengalami kenaikan karena permintaan
yang naik dari masyarakat. Contohnya seperti harga daging menjelang lebaran. Hampir setiap
tahun pemerintah lalu mengantisipasi melonjaknya harga daging dengan cara mengimpor daging
sapi karena permintaan daging yang sangat tinggi menjelang hari raya.

Hal inilah yang kemudian dinamakan dengan inflasi. Dalam ilmu ekonomi, Inflasi merupakan
suatu proses meningkatnya harga barang-barang secara umum dan terus menerus dalam waktu
tertentu, sehingga menimbulkan penurunan nilai mata uang yang berlaku di masyarakat.

Penyebab Inflasi

Ekonom melihat inflasi sebagai indikator untuk melihat tingkat perubahan yang terjadi di
masyarakat. Apabila cenderung memburuk, maka lembaga pemerintah terkait akan melakukan
intervensi agar inflasi tidak memburuk. Salah satu intervensi yang dilakukan pemerintah yang
umum dilakukan adalah dengan mengimpor barang-barang yang riskan terkena inflasi.

Intervensi juga dilakukan oleh lembaga moneter yaitu Bank Indonesia. Ketika inflasi cenderung
bergerak ke arah yang tidak diinginkan, BI akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait
untuk melakukan intervensi pasar. Atau yang lebih global lagi dengan cara menaikkan atau
menurunkan BI Repo Reverse Rate (Suku Bunga Bank Indonesia) untuk mempengaruhi uang
beredar yang berada di masyarakat. Meski demikian, terjadinya inflasi juga dapat disebabkan
oleh banyak faktor, yaitu :

 Konsumsi masyarakat yang meningkat

Konsumsi masyarakat yang meningkat membuat persediaan barang menurun dengan cepat.
Karena permintaan terus naik sementara persediaan barang mengalami kendala sehingga tidak
dapat mengimbangi permintaan, maka menimbulkan kenaikan harga.

 Berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi bahkan spekulasi


Likuiditas berhubungan dengan jumlah uang beredar di masyarakat. Semakin banyak uang
beredar, semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat. Konsumsi masyarakat yang meningkat
inilah yang kemudian memicu inflasi.

 Tidak lancarnya distribusi barang

Tidak lancarnya distribusi barang juga menimbulkan inflasi. Misalnya jika anda tinggal di
sebuah pulau. Ketika gelombang laut membesar karena cuaca, pasokan BBM dari Pertamina
yang biasanya dibawa menggunakan kapal feri tidak bisa masuk ke pulau tersebut. Akibatnya
Pertamina tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pulau akan BBM, sementara permintaan
tetap. Hal ini mengakibatkan inflasi.

Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi terbagi menjadi :

1. Inflasi ringan jika kurang dari 10% tahun


2. Inflasi sedang jika inflasi berada di antara 10% hingga 30% per tahun
3. Inflasi berat jika berada antara 30 – 100% per tahun
4. Hiperinflasi terjadi bila angka inflasi sudah berada lebih dari 100% pertahun

Cara Menghitung Inflasi

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghitung inflasi, yaitu :

 Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index. Cara ini
mengukur harga rata-rata dari barang yang dibeli oleh konsumen.
 Deflator PDB yaitu dengan cara menghitung besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi dan jasa.
 Indeks harga produsen yaitu indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang
yang dibutuhkan produsen untuk melakukan produksi.
 Indeks harga komoditas yaitu indeks yang mengukur harga dari barang-barang tertentu.
 Indeks biaya hidup adalah index yang mengukur biaya hidup masyarakat atau disebut
juga cost living index.

Contoh Perhitungan Inflasi Menggunakan IHK

Indeks Harga Konsumen atau yang di dalam Bahasa Inggris disebut Consumer Price Index
merupakan ukuran harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di
Indonesia, lembaga yang melakukan pengumpulan data dan penghitungan data IHK adalah
Badan Pusat Statistik (BPS). Data dari BPS Tersebut kemudian digunakan oleh lembaga-
lembaga lainnya untuk menghitung inflasi.

Salah satu lembaga yang menggunakan data BPS dalam perhitungannya adalah Bank Indonesia.
Untuk merumuskan kebijakan terkait moneter Bank Indonesia banyak menggunakan data dari
BPS.

Cara menghitung inflasi menggunakan IHK yaitu dengan rumus :


(IHK yang sekarang – IHK waktu yang lalu) / IHK Sekarang x 100

Sehingga misalkan kita ingin menghitung inflasi harga BBM (Premium) antara tahun 2008 dan
2017. Misalkan harga Premium pada tahun 2008 Rp.4000/liter sedangkan harga Premium pada
tahun 2017 sebesar Rp.6500/liter, sehingga perhitungan menjadi :

(Rp.6500-Rp.4000)/(Rp.6500) x100
= 0,3846 x 100%
= 38,5 %

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Premium mengalami inflasi sebesar 38,5% dari tahun 2008
hingga 2017. Secara rata-rata, Premium mengalami kenaikan inflasi sebesar 4,3% per tahun.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Premium mengalami inflasi ringan karena dalam kurun 9 tahun
mengalami inflasi tidak lebih dari 10%.

Namun dari segi kemampuan uang terhadap premium, jelas menurun. Dengan kata lain,
kemampuan uang kita saat ini menurun sebesar 38,5% untuk membeli Premium, bila
dibandingkan kemampuan uang kita di tahun 2008 untuk barang yang sama.

Anda mungkin juga menyukai