Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

KISI-KISI DALAM BIDANG


KOGNITIF
KELOMPOK 4
MASDA SRI DEFI SIREGAR
MARTA SARAGI
MARTINA TAMBUNAN
YULIANA SILITONGA
AGNES SITUMORANG
Membuat Kisi-kisi

Kisi-kisi adalah suatu format yang memuat kriteria tentang butir-butir soal yang
akan ditulis. Kisi-kisi digunakan sebagai desain atau rancangan penulisan soal
yang harus diikuti oleh penulis soal. Tujuan penulisan kisi-kisi adalah agar
perangkat tes yang akan disusun tidak menyimpang dari bahan atau materi serta
aspek tes yang akan diukur dalam tes tersebut, atau dengan kata lain bertujuan
untuk menjamin validitas isi dan relevansinya dengan kemampuan siswa.
Kisi tes bentuk objektif maupun uraian yang baik akan memenuhi
beberapa hal atau persyaratan sebagai berikut:

1. Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat;


2. Memiliki sejumlah komponen yang jelas sehingga mudah dipahami.
Komponen-komponen yang dimaksud adalah:
a. Standar kompetensi merupakan kompetensi secara umum yang ingin dicapai dari
pembelajaran yang diselenggarakan, yang telah tercantum pada standar isi;
b. Kompetensi dasar yakni yang akan dicapai dari pembelajaran tersebut, yang terdapat pada
standar isi;
c. Uraian materi, merupakan uraian dari materi pokok yang mengacu pada kompetensi dasar;
d. Bahan kelas, di kelas mana tes ini akan diberikan;
e. Indikator yaitu ciri atau tanda yang dijadikan patokan untuk menilai tercapainya kompetensi
dasar atau suatu perumusan tingkah laku yang diamati untuk digunakan sebagai petunjuk
tercapainya kompetensi dasar. Indikator untuk penilaian ini dapat mengambil konstruk dari
indikator hasil belajar yang telah dikembangkan pada pengembangan silabus, dengan demikian
dalam merumuskan indikator ini harus mengacu pada kompetensi dasar. Indikator harus
dirumuskan dengan jelas dan memperhatikan:
Penyusunan Kisi-kisi Tes Tertulis

1. Syarat-syarat Kisi-kisi yang Baik


Kisi-kisi yang baik memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
a. Mewakili isi silabus atau kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional. Artinya,
indikator soal yang ada dikisi-kisi harus mewakili secara representatif dan proporsional dari isi materi atau
kompetensi tertentu, seperti KD atau KI;
b. Komponen-komponennya diuraikan secara rinci, jelas dan mudah dipahami. Artinya, komponen-komponen
yang ada dikisi-kisi harus informatif, sehingga tidak menimbulkan multi tafsir bagi sipembuat soal;
c. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan. Artinya, indikator soal
yang terdapat dalam kisi-kisi soal dapat dibuatkan soalnya. Oleh karena itu, indikator harus jelas, fokus dan
mengukur suatu kompetensi tertentu;
d. Indikator dalam kisi-kisi menggunakan kata kerja operasional yang bisa diukur. Artinya, indikator tersebut
menanyakan kompetensi tertentu secara jelas dan spesifik;
e. Sebaran butir soal dilihat dari taksonomi relatif proporsional dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
peserta didik. Misalnya, kemampuan ingatan atau hafal 10%, pemahaman 15%, kemampuan aplikatif 15%,
kemampuan analisis 20%, kemampuan sintesis 20% dan kemampuan evaluasi 20% (persentase kemampuan
disesuaikan dengan jenjang pendidikan, artinya antara SD dengan SMA tentu berbeda persentasenya).[2]
Komponen-komponen yang biasa digunakan dalam penyusunan kisi-kisi soal
adalah sebagai berikut:

a. Jenis sekolah/ jenjang sekolah;


b. Program/jurusan/rumpun;
c. Bidang studi/mata pelajaran;
d. Tahun ajaran;
e. Kurikulum yang diacu;
f. Alokasi waktu;
g. Jumlah soal;
h. Bentuk soal;
i. Penyusun;
j. Kompetensi dasar;
k. Materi;
l. Indikator soal;
m. Nomor urut soal.
Berikut ini langkah-langkah mengisi
komponen-komponen kisi-kisi:
a.. Jenis sekolah/ jenjang sekolah yaitu tulis jenis atau jenjang sekolah, seperti SD/MI/SMP/MTS/SMA/MA/SMK;
b..Program/jurusan/rumpun yaitu tulis program/jurusan/rumpun, seperti IPA/IPS/Bahasa/Akuntansi/Administrasi Perkantoran/ Perhotelan;
c. Bidang studi/mata pelajaran yaitu tulis mata pelajaran yang dimaksud dalam kisi-kisi seperti IPA/IPS/Matematika/Bahasa Indonesia/Kewarganegaraan;
d. Tahun ajaran yaitu tulis mata pelajaran yang dimaksud dalam kisi-kisi misalnya 2012-2013;
e. Kurikulum yang diacu yaitu tulis kirikulum yang diacu dalam kisi-kisi misalnya Kurikulum 2013:
f. Alokasi waktu yaitu tulis alokasi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan paket soal dalam kisi-kisi tersebut misalnya 90 menit;
g. Jumlah soal yaitu tulis jumlah soal yang ada dalam kisi-kisi misalnya 30 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian;
h. Bentuk soal yaitu tulis bentuk soal yang terdapat kisi-kisi misalnya pilihan ganda dan uraian:
i. Penyusun yaitu tulis nama penyusun kisi-kisi;
j. Kompetensi inti yaitu tulis Kompetensi Inti (KI) sesuai dengan yang dimaksud dalam kisi-kis
k. Kompetensi dasar yaitu tulis Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan yang dimaksud dalam kisi-kisi;
l. Kelas yaitu tulis kelas berapa sesuai dengan yang dimaksud dalam kisi-kisi misalnya VII;
m. Semester yaitu tulis semester berapa sesuai dengan yang dimaksud dalam kisi-kisi misalnya semester ganjil;
n. Materi yaitu tulis materi apa yang akan diuji dalam kisi-kisi misalnya perilaku terpuji
o. Indikator soal yaitu tulis indikator soal sesuai dengan yang dimaksud dalam kisi-kisi misalnya membedakan negara maju dan negara berkembang
p. Nomor urut soal yaitu nomor urut soal sesuai dengan
Format Kisi-kisi Soal Ujian Sekolah
Tahun Ajaran 2012/2013

Jenis Sekolah: ........................ Alokasi Waktu : ........................

Mata Pelajaran : ........................ Jumlah Soal : ........................

Kurikulum Acuan : ........................ Bentuk Soal : ........................

Penyusun : ........................
Kompeten Nomor
Kompetensi Kelas/
No. si Materi Indikator Soal
Inti Semester
Dasar
1 ................ XII/1 ............. .......... ............... 1
....... .. .....
2 2
3 3
4 4
5 5
dst dst.
.
Tes tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes
dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Teknik penilaian tertulis dipergunakan untuk mengukur kemampuan
kognitif yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Tes Lisan

Tes bentuk lisan adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi,
terutama pengetahuan (kognitif) di mana guru memberikan pertanyaan langsung kepada peserta
didik secara verbal (bahasa lisan) dan ditanggapi oleh peserta didik secara langsung dengan
menggunakan bahasa verbal (lisan).[6] Pendekatan lisan sering digunakan oleh guru kelas untuk
mengevaluasi siswanya. Setiap hari guru bertanya atau memberi pertanyaan kepada siswanya.
Hasilnya dapat digunakan guru (meskipun tidak selalu) untuk menambah faktor yang menentukan
nilai akhir siswa. Hal ini dapat menolong guru dan siswa dalam proses belajar dan mengajar.
Pertanyaan lisan dapat memberikan umpan balik langsung kepada guru maupun kepada siswa.
Manfaat umum dari tes ini memberi kesempatan pendekatan yang lebih akrab bagi guru terhadap
siswanya dan sebaliknya.
Kesimpulan

1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif;
2. Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di
dalamnya kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Cakupan yang diukur dalam ranah
Kognitif adalah: Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4),
Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6);
3. Setiap pelajaran memerlukan tes untuk mengukur sebagaimana jauh kemampuan
siswa. Dalam tes yang akan diberikan seorang guru kepada siswa memerlukan standar
kelulusan dan pencapaian atau indikator yang harus dimiliki siswa agar proses belajar
mengajar sesuai apa yang diinginkan. Dalam penyusunan tes atau evalusi
pembelajaran diperlukan kisi-kisi sebagai targetan yang hendak dicapai dalam proses
pembalajaran.

Anda mungkin juga menyukai