Anda di halaman 1dari 8

i

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar kegiatan yang paling penting bagi pendidik
adalah melakukan ujian akhir atau tes karena dengan kegiatan tersebut pendidik dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah
mereka pelajari selama ini.
Dalam penyusunan soal terkadang guru mengalami kesulitan, karena dalam
membentuk soal guru harus membentuk soal agar tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah bagi anak didik dalam menjawab soal soal tersebut.
Oleh karena itu dalam penyusunan soal tes hal yang sangat penting yang harus
dimiliki yaitu validitas soal soal yang akan diujikan. Untuk memudahkan pendidik
dalam Menyusun soal tes nantinya maka diperlukanlah pembuatan Kisi-Kisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian kisi-kisi?
2. Apakah tujuan penyusunan kisi-kisi soal?
3. Apa saja Langkah-langkah penyusunan kisi-kisi soal?
4. Apa saja perumusan indicator kisi-kisi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Kisi-kisi.
2. Untuk mengetahui tujuan penyusunan kisi-kisi soal?
3. Untuk mengetahui Langkah-langkah penyusunan kisi-kisi soal?
4. Untuk mengetahui perumusan indicator kisi-kisi?
D. Metode
Metode yang di pakai dalam makalah ini adalah:
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku, jurnal, maupun informasi
internet.

2
2. Diskusi
Yaitu mendapatkan data dengan cara berdiskusi langsung dengan teman-teman yang
mengetahui tentang informasi yang diperlukan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah panduan atau acuan dalam menyiapkan bahan ajar,
menyelenggarakan pembelajaran, dan mengembangkan butir-butir soal uji. Kisi-kisi
soal tes yang merupakan bagian dari silabus ini biasanya berisi standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, waktu, dan
sumber belajar.
Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kisi-kisi adalah indicator jabaran
dari kompetensi dasar (KD), kompetensi dasar jabaran dari standar kompetensi (SK),
standar kompetensi jabaran dari standar kompetensi lulusan mata pelajaran (SKL-
MP), dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran jabaran dari standar kompetensi
lulusan satuan pendidikan (SKL-P), dan standar kompetensi lulusan satuan
pendidikan jabaran dari Tujuan Pendidikan Nasional.
Menurut Wayan analisis rasional diadakan berdasarkan fikiran-fikiran yang
logis, bahan-bahan apa yang akan dikemukakan dalam suatu soal tes, analisis itu
disebut juga blue print atau kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan deskripsi mengenai ruang
lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk
menentukan ruang lingkup dan tekanan tes yang setepat-tepatnya, sehingga bisa
menjadi petunjuk dalam menulis soal.
Menurut Jahja, kisi-kisi adalah suatu format atau matrik yang memuat
informasi yang berkenaan dengan menulis soal dan merakit soal dimana dijadikan
sebagai pedoman. Agar tes tidak menyimpang dari materi atau bahan ajar serta
aspek tingkah laku dari peserta didik tersebut, maka perlu dibuat table spesifikasi
atau yang disebut dengan kisi-kisi, dimana memuat rincian mengenai materi ajar
yang akan dites. Kisi-kisi prestasi akademik harus memenuhi persyaratan berikut.
1. Mewakili isi kurikulum yang akan diuji.
2. Kompenen-kompenen rinci, jelas, dan mudah dipahami.
3. Indicator soal harus jelas dan dapat dibuat soalnya sesuai dengan
bentuk soal yang telah ditetapkan.
Komponen-komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi disesuaikan
dengan tujuan tes, komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen
matriks. Komponen identitas diletakkan diatas komponen matriks. Contoh

4
komponen identitas yang dimasukkan adalah jenis/jenjang sekolah, program
study/jurusan, mata pelajaran, tahun ajaran, kurikulum yang diacu, alokasi waktu,
jumlah soal, dan bentuk soal. Komponen-komponen matriks berisi kompetensi dasar
yang diambil dari kurikulum, kelas dan semester, materi, indicator, dan nomor soal.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kisi-kisi adalah:
1. Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur
2. Memilih materi yang essensial
3. Merumuskan indicator yang mengacu pada kompetensi dasar dengan
memperhatikan materi dan level kognitif.
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu:
1. Respresentatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum atau materi
yang telah diajarkan secara tepat dan professional.
2. Komponen-komponennya harus terurai atau terinci, jelas, dan mudah
dipahami.
3. Soal dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan.
Jika soal dan perangkat sudah disusun dengan baik, maka perlu diuji cobakan
terlebih dahulu dilapangan, tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu
diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah soal yang
sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis
empiris dan rasional. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-
kelemahan setiap soal.1
B. Tujuan Penyusunan Kisi-Kisi Soal
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan
tekanan tes yang setepat-tepatnya, sehingga dapat menjadi petunjuk dalam penulisan
soal. Syarat kisi-kisi yang baik:
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus / kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3. Mempermudah pembuatan soal.

1
Umi Chotimah dan Mariyani, Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran PPKn, (Palembang: Bening Media Publish,
2021) hal,41-43

5
C. Langkah-langkah penyusunan kisi-kisi
Untuk membuat kisi-kisi yang representative, langkah-langkah berikut perlu
diikuti, sebagai berikut:
1. Tentukan format kisi-kisi dan materi pembelajaran (sumber belajar) yang akan
dijadikan sumber materi ujian.
2. Tentukan konsep-konsep keilmuan penting yang hendak diujikan serta sub-sub
bagiannya. Tuliskan konsep-konsep tersebut pada lembaran kisi-kisi dalam kolom
pokok bahasan/sub pokok bahasan.
3. Tentukan persentase jumlah soal berdasarkan tingkat kepentingan konsep-
konsep yang terkandung dalam soal-soal tersebut.
4. Tentukan jenjang kemampuan berpikir (C1, C2, C3, C4, C5, dan C6) pada
setiap konsep.
5. Ragam soal yang akan digunakan. Dalam menentukan ragam soal yang perlu
diperhatikan adalah kesesuaian ragam soal dengan konsep yang akan diujikan.
6. Tentukan jumlah butir soal, jumlah tersebut disesuaikan dengan lama ujian
dari ragam soal yang digunakan.
7. Distribusikan jumlah soal dari langkah soal no 6 pada langkah nomor 4 dan 5.
D. Perumusan Indikator Kisi-kisi
Indicator didalam kisi kisi adalah pedoman ketika merumuskan soal yang
dikehendaki. Untuk merumuskan indicator baik dan benar maka guru harus
memperhatikan materi yang akan diujikan kepada anak didik seperti indicator
pembelajaran, KD, dan SK. Syarat indicator yang baik ada 3 macam yaitu:
1. Menggunakan kara kerja operasional yang tepat (KKO)
2. Menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal obejktif, dan satu atau
lebih KKO untuk soal uraian/tes perbuatan.
3. Dapat dibuatkan soal atau pengeceohnya (untuk soal pilihan ganda)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

6
Kisi-kisi adalah panduan atau acuan dalam menyiapkan bahan ajar,
menyelenggarakan pembelajaran, dan mengembangkan butir-butir soal uji. Kisi-kisi
soal tes yang merupakan bagian dari silabus ini biasanya berisi standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, waktu, dan
sumber belajar.
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan
tekanan tes yang setepat-tepatnya, sehingga dapat menjadi petunjuk dalam penulisan
soal.
Indicator didalam kisi kisi adalah pedoman ketika merumuskan soal yang
dikehendaki. Untuk merumuskan indicator baik dan benar maka guru harus
memperhatikan materi yang akan diujikan kepada anak didik seperti indicator
pembelajaran, KD, dan SK.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini tetapi kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Wahidmurni dkk,2010, Evaluasi pembelajaran kompetensi dan praktik, Yogjakarta:
Nuha Litera

7
Umi Chotimah dan Mariyani, 2021, Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran PPKn,
Palembang: Bening Media Publish
Widanarto Prijowuntato, 2016, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press

Anda mungkin juga menyukai