PENDAHULUAN
Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau kisi-
kisi soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes.
Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes
sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar
mengajar aau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang
tertentu (yang diujikan).
Tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal kemudian dikaitkan dengan bentuk item
yang akan digunakan. Juga dikaitkan di dalamnya jenjang kemampuan yang ingin
diukur. Banyak jumlah soal pada masing-masing ruang lingkup materi itu bagi
mahasiswa serta kegunaannya di dalam masyarakat setelah mereka menyelesaikan
studinya nanti.
1
Dalam penyususnan tes prestasi hal yang paling penting yang harus dimiliki yaitu
validitas soal-soal yang akan diujikan kepada peserta didik. Untuk memudahkan
guru dalam penyusunan tes maka diperlukan pembuatan kisi-kisi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk
dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Penyusunan
kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal.
Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Dengan demikian dapat
diperoleh berbagai macam kisi-kisi. Kisi-kisi tes yang dimaksudkan untuk
menyusun soal diagnosis kesukaran belajar peserta didik berbeda dengan kisi-kisi
tes yang dimaksudkan untuk menyusun soal prestasi belajar. Kisi-kisi yang
dimaksudkan untuk menyusun tes penempatan juga berbeda dengan kisi-kisi yang
dimaksudkan untuk menyusun tes kompetisi. Kisi-kisi yang dimaksudkan untuk
menyusun tes ulangan umum juga beerbeda dengan kisi-kisi yang digunakan untuk
menyusun tes ujian akhir nasional. Hal yang harus diperhatikan adalah tidak ada
satupun kisi-kisi yang dapat digunakan untuk semua tujuan semua tes. (Surapranata,
2005 : 50).
Contoh Format Kisi-Kisi Penulisan Soal :
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
3
2.2. Pengertian Penyusunan
”Kata penyusunan berasal dari kata dasar susun yang artinya kelompok atau
kumpulan yang tidak beberapa banyak, sedangkan pengertian dari Penyusunan
adalah merupakan suatu kegiatan atau kegiatan memproses suatu data atau
kumpulan data yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perorang secara baik dan
teratur”.
Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan
tes. Dengan adanya panduan ini, penulis soal dapat menghasilkan soal-soal yang
sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan
mudah. Dengan demikian, jika tersedia sebuah kisi-kisi yang baik, maka penulis soal
yang berbeda akan dapat menghasilkan perangkat soalyang relative sama, baik dari
tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang ditanyakan.berikut perbandingan
fungsi tes :
4
d. Mengelompokan siswa di kelas pada waktu metode kelompok.
e. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa siswa
secra perseorngan.
f. Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus.
g. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak.
5
2.5. Komponen Kisi-Kisi
Komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi sangat ditentukan oleh tujuan
tes yang hendak disusun. Komponen-komponen ini dapat dihimpun menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok identitas dan kelompok matriks. Kelompok identitas
dicantumkan dibagian atas matriks, sedangkan kelompok matriks dicantumkan dalam
kolom-kolom yang sesuai dengan tujuan tes. Komponen-komponen yang biasa
digunakan dalam penyusunan kisi-kisi tes prestasi belajar adalah sebagai berikut:
Idealnya semua kompetensi dasar dan indicator yang ada dalam kurikulum, yang
tentunya telah dilakukan proses pembelajaran, diujikan di kelas. Namun demikian, dari
berbagai komponen tersebut di atas, khusus untuk tes ulangan umum, tes kenaikan
kelas, ujian sekolah dasar, ataupun ujian akhir nasional komponen kompetensi dasar
dan indikator merupakan salah satu komponen yang perlu dipilih secara mendalam.
Hal ini dikarenakan menyangkut pemilihan yang akan diujikan. Pemilihan ini
dilakukan karena didalam suatu tes, tidak mungkin semua kompetensi dasar dan
indikato yang terdapat dalam kurikulum dapat diujikan dalam waktu singkat.
6
Oleh karena itu, perlu dipilih kompetensi dasar dan indicator yang penting-penting saja.
Pemilihan kompetensi dasar ini dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
7
2.6. Langkah-Langkah Penyusunan Tes
Langkah ini merupakan langkah penting karena kegagalan dalam hal ini dapat
berakibat fatal. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan soal-soal tes
yaitu:
1. Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami.
8
2. Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran ganda/membingungkan.
3. Cara mengenal kalimat atau meletakkan/menata kata-kata perlu diperhatikan
agar tidak ditafsirkan salah.
4. Petunjuk mengerjakan. Petunjuk ini harus dituliskan sedemikian rupa
sehingga jelas, dan siswa tidak bekerja menyimpang dri yang dikehendaki
guru.
5. Untuk memperoleh sebuah tes yang standar, harus dilakukan uji coba (try out)
berkali-kali sehingga diperoleh soal-soal yang baik. Dengan mengadakan uji
coba terhadap soal-soal tes yang sudah disusun, maka akan memperoleh
manfaat yaitu: pengalaman menggunakan tes tersebut, mengetahui kesukaran
bahasa, mengetahui variasi jawaban siswa, mengetahui waktu yang
dibutuhkan, dan lain-lain.
2. Tabel Spesifikasi
Tabel spesifikasi membantu guru dalam mengadakan penilaian
terhadap murid-muridnya juga berguna untuk dirinya sendiri supaya lebih
profesional dalam menyusun tes. Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak
menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan
dicakupi dalam tes, dibuatlah tabel spesifikasi.
Contoh:
9
Bagian n(terakhir) ............ ................. ............. ............
Jumlah ........... ................ .............. ............
Dalam pembuatan tabel spesifikasi ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mendaftar pokok-pokok materi yang akan di teskan kemudian memberikan
imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
Contoh:
Angka-angka yang tertera dalam kurung merupakan imbangan bobot untuk masing-
masing pokok materi. Langkah kedua yaitu memindahkan pokok-pokok materi ke
dalam tabel dan mengubah indeks menjadi persentase
10
soal
Langkah ketiga yaitu merinci banyaknya butir soal untuk tiap pokok-pokok materi, dan
angka ini ditulis pada kolom paling kanan. Caranya yaitu dengan membagi jumlah butir
soal (disini ada 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera
sebagai persentase.
Dalam contoh ini dimisalkan akan disusun tes berbentuk obyektif dengan
jumlah 50 butir soal berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah
75 menit, maka sebagai ancar-ancar waktu adalah bahwa untuk mengerjakan satu
buah soal tes objektif membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan
menjawabnya sehingga jika disediakan waktu 75 menit untuk tes, maka dapat
disusun butir soal sejumlah: 50 buah soal berbentuk objektif (50 menit), dan 5 buah
soal berbentuk uraian (25 menit). Jadi banyaknya butir soal sangat ditentukan oleh
waktu yang tersedia dan bentuk soal.
11
pencapaian tujuan. Enam hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan
tes :
12
mudahnya, keluasan pembahasan pokok bahasan dan atau subpokok bahasan
atau suatu subpokok bahasan itu. Tidak ada batasan jumlah butir soal untuk satu
pokok bahasan atau suatu subpokok bahasan.
13
E. Format butir soal
Baik tes objektif maupun tes esai mengenal berbagai format biasa.
Misalnya, dalam tes objektif, acapkali dipilih format A (pilihan ganda biasa),
format B (pilihan ganda analisis hubungan antar hal), format C (pilihan ganda
analisis kasus), atau format D (pilihan ganda kompleks) dan E (pilihan ganda yang
menggunakan diagram, gambar, garis, atau tabel). Berbagai penelitian juga telah
menunjukan bahwa berbagai format butir soal ini tidak menunjukan perbedaan
efektifitas yang berarti untuk mengukur berbagai level ranah kognitif, asalkan
dikonstruksikan sama baiknya. Bahkan format butir soal B-S pun dapat mengukur
level ranah kognitif yang tinggi, asalkan dikonstruksinya secara cermat oleh ahli
bidang studi dan ahli konstuksi tes. Perbedaab antar format butir soal tersebut tidak
terletak pada efektifitasnya mengukur level kemampuan, tetapi lebih banyak pada
penekanannya (dalam hal peserta tes kurang mengusasai bahan tes dites).
a. Jumlah keseluruhan
b. Jumlah untuk setiap pokok bahasa/ topic/ conten area
c. Jumlah untuk setiap format
14
d. Jumlah untuk tiap kategori tingkat kesukaran
e. Jumlah untuk setiap level ranah kognitif
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kisi-Kisi adalah Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang
memuat informasi untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal
menjadi tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan
sebelum penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes.
Penyusunan adalah suatu kegiatan untuk memproses data-data yang
dilakukan oleh suatu organisasi perusahaan atau perorang secara baik dan teratur.
Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan
tes. Dengan adanya panduan ini, penulis soal dapatmenghasilkan soal-soal yang
sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan
mudah. Dengan demikian, jika tersedia sebuah kisi-kisi yang baik, maka penulis soal
yang berbeda akan dapat menghasilkan perangkat soalyang relative sama, baik dari
tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang ditanyakan, Komponen-komponen
yang biasa digunakan dalam penyusunan kisi-kisi tes prestasi belajar adalah sebagai
berikut: Jenis sekolah/jenjang sekolah,Mata pelajaran,Tahun ajaran, Kurikulum
yang diacu, Alokasi waktu, Jumlah soal, Bentuk Soal, Standar kompetensi,
Kompetensi dasar, Indikator, Bahan kelas, Jumlah soal, Nomor urut soal, Bentuk
soal.
Perencanaan Tes : Perencanaan Tes, Pengambilan Sampel dan pemilihan
Butir Soal, Tipe Tes yang Digunakan, Aspek Kemampuan yang diuji, Format Butir
Soal, Jumlah Butir Soal.
3.2 Saran
Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan
serta kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan
saran dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini dan makalah yang dibuat
selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17