Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SD
Penilaian Hasil Belajar
Dosen Pengampu : Dra. Zaiyasni, S.Pd., M.Pd

Kelompok 6 :

1. Akbar Muhammad Rusdi (18129099)


2. Anggi Putri (18129226)
3. Disha Hikarahmi R (18129007)
4. Erra Putri (18129252)
5. Nabila Fajriani (18129069)

Sesi : 18 AT 01

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karna rahmat dan
hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Perencanaan
Pembelajaran di SD” yang dibina Ibu Dra Zaiyasni, S.Pd., M.Pd. Jenis tugas yang
diberikan adalah tentang Penilaian Hasil Belajar.
Melalui penugasan ini diharapkan para pembaca dapat memahami tentang
Media dan Sumber Belajar. Selain itu manfaat yang dapat dirasakan adalah
meningkatnya kompetensi pembelajaran bagi semua pembaca.
Semoga makalah ini dapat menjadikan Frame Of Think (Kerangka Pikir)
dalam mengambil suatu putusan pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecah
masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup yang integrative. Oleh karena itu,kritik
dan saran perbaikan sangat kami harapkan demi kelengkapan dan penyempurnaan
tugas ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Padang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

B. R
A. 2
B. 4
C. Bentuk penilaian hasil belajar........
14
A. 14
B. Saran ..........................................................................................................14

............................................................................................15

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang sering dihadapkan pada
masalah pengambilan keputusan. Demikian pula dalam kegiatan belajar
mengajar, guru harus mengambil keputusan apakah seorang siswa harus
mengulang materi tertentu, apakah seorang siswa pantas naik kelas
ataukah harus tidak lulus. Tentu saja bukan pekerjaan yang mudah untuk
membuat keputusan tersebut. Diperlukan berbagai pertimbangan yang
matang agar diperoleh keputusan yang benar dan tepat sehingga tidak
merugikan siswa.
Untuk mendapatkan keputusan yang tepat, diperlukan informasi
yang memadai tentang siswa, seperti penguasaan mereka terhadap materi,
sikap, dan perilakunya. Dalam konteks ilmiah, evaluasi memegang peran
yang cukup penting. Dari sini pula, evaluasi diharapkan dapat memberikan
umpan balik yang objektif  tentang apa yang telah dipelajari siswa,
bagaimana siswa belajar, dan bagaimana pula efektivitas pembelajaran.
Dengan demikian, evaluasi merupakan komponen utama dalam
tugas dan pekerjaan guru. Maka sebelum melangkah lebih jauh dalam
mempelajari tentang evaluasi, berikut dipaparkan beberapa hal yang terkait
dengan evaluasi, yaitu penilaian hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian penilaian hasil belajar !

2. Apa saja jenis – jenis penilaian hasil belajar ?

3. Jelaskan bentuk penilaian hasil belajar !

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui apa pengertian penilaian hasil belajar.

1
2. Dapat mengetahui jenis – jenis penilaian hasil belajar.

3. Dapat mengetahui bentuk penilaian hasil bela.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa,
perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar yang telah
dilaksanakan baik melalui tes maupun non tes. Penilaian dilakukan tidak
hanya untuk menilai hasil belajar siswa melainkan juga menilai proses
belajar siswa.
1. Pengertian Penilaian
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mengambil
keputusan apakah siswa harus mengulang materi tertentu, apakah
siswa pantas naik kelas ataukah harus tidak lulus. Tentu saja bukan
pekerjaan yang mudah membuat keputusan tersebut. Guru harus
melakukan penilaian terhadap siswa tersebut. Untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012;8), “penilaian adalah
suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan,
menganalisis, serta menginterprestasikan informasi yang dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang
atau objek”.
Sedangkan menurut Abdullah (2015:169), “penilaian dapat
diartikan sebagai proses membandingkan hasil pengukuran dengan
patokan atau kriteria tertentu dalam rangka memperoleh gambaran
kualitas aspek kepribadian yang diukur”.

2
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan, penilaian adalah suatu
proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar seseorang atau objek.
2. Pengertian Hasil Belajar
Setelah semua proses belajar mengajar terlaksana. Guru
mengumpulkan data – data hasil belajar peserta didik selama
mengikuti program ditingkat pendidikan. Apakah peserta didik sudah
mencapai tujuan yang diingkan.
Menurut Purwanto (2000;5), “hasil belajar adalah untuk
mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan atau mengukur
kemampuan siswa setelah mendapatkan pengalaman belajar suatu mata
pelajaran tertentu”.
Sedangkan menurut Abdullah (2015;169), “hasil belajar
merupakan gambaran tentang kemajuan atau perkembangan siswa,
sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan sampai pada saat
mereka mengakhiri program pendidikan yang ditempuhnya”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan, hasil belajar adalah
gambaran perkembangan dan kemampuan siswa selama mengikuti
kegiatan progam pendidikan dan hasilnya yang diraih melalui proses
belajar mengajar di sekolah yang ditetapkan dengan angka - angka dan
diukur berdasarkan tes hasil belajar.
3. Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Penilain hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam
dunia pendidikan yang penting. Dengan penilaian hasil belajar yang
dilakukan dengan baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa,
kekuarngan, kelebihan, dan posisi siswa dalam kelompok. Penilaian
hasil belajar yang baik juga memberikan feed back bagi guru atau
pendidik untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar.
Menurut Abdullah (2015;169), “penilaian hasil belajar
merupakan upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui

3
seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa
pada setiap akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir pendidikan
sekolah. Penilaian hasil belajar yang dilaksanakan di setiap akhir
semester dan akhir tahun ajaran lebih dikenal dengan istilah ulangan
umum (sumatif).”
Sedangkan menurut Siregar (2010;144), “penilaian hasil belajar
adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai untuk kerja (performance) siswa atau seberapa
jauh siswa dapat mencapai tujuan - tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan”.
Jadi dapat di simpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah
keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi,
pengolahan, penafsiran) dan pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.

B. Jenis – Jenis Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan
kompetensi yang diukur dan sasaran pelaksanaannya. Berikut jenis-jenis
penilaian hasil belajar menurut Kunandar (2013), yaitu :
1. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang
Diukur
Sebagaimana dijelaskan PP. Nomor 19 tahun 2005 (dalam
Kunandar 2013) “bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik
terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas”.
a. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian
kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD)
atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap
KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis dapat juga secara
lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan
bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh
pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi.

4
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari
hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis
oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar
siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh
pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan
program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum
akhir semester.
Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran
selain dengan ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-
tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk.
Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk
portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis
terhadap kesulitan belajar siswa.
b. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD
pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain
tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan
produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai
ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini
dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat diketahui
sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti
dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan,
sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum
akhir semester.
c. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir semester satu. Cakupan ulangan akhir semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD
pada semester satu. Ulangan akhir semester dapat berbentuk
tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas,
produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah
mengolah dan menganalisis nilai ulangan akahir semester. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program
tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan
belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.
d. Ulangan Kenaikan Kelas

5
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap.
Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan
kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik atau
perbuatan, pengamatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah
mengolah dan menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program
tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan
belajar siswa untuk hal-hal yang bersifat esensial dapat
diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.
2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
Menurut Kunandar (2013) “berdasarkan sasarannya,
penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual
dan penilaian kelompok”.
a. Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan
untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara
perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai
universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti,
tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran,
sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli
dan lain-lain.
b. Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan
untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara
kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai
universal seperti: kerjasama, menghargai pendapat orang lain,
kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-lain.
Jenis-jenis peniaian dalam evaluasi pendidikan, jika dilihat dari
fungsinya, penilaian terdiri atas beberapa macam yakni penilaian formatif,
penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif dan penilaian
penempatan. Berikut jenis-jenis penilaian menurut Abdullah (2015), yaitu :
1. Penilaian formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada
akhir program belajarmengajar untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar itu sendiri.Penilaian formatif berorientasi
pada proses, yang akan memberikan informasi kepadaguru apakah
program atau proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki.
2. Penilaian sumatif

6
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada
akhir unit programmisalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir
caturwulan, akhir semester atauakhir tahun.Tujuan penilaian ini
adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh parasiswa, yakni
seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan
dalamkurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.
3. Penilaian diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor
penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya
bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran
remedial,menemukan.
4. Penilaian selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan dalam
rangka menyeleksi ataumenyaring. Memilih siswa untuk mewakili
sekolah dalam lomba-lomba tertentutermasuk jenis penilaian
selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas penilaian
selektifmisalnya seleksi penerimaan mahasiswa baru atau seleksi
yang dilakukan dalamrekrutmen tenaga kerja.
5. Penilaian penempatan
Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan
untuk mengetahuiketerampilan prasyarat yang diperlukan bagi
suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang
diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk programitu.
Dengan kata lain penilaian ini berorientasi pada kesiapan siswa
untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar
dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa.

C. Bentuk – Bentuk Penilaian Hasil Belajar


Ada beberapa bentuk penilaian yang dapat digunakan guru sebagai
sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar siswa.
Menurut (Arifin,2011) “Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus
disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang
dilakukan siswa dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah
disampaikan”.
Bentuk penilaian yaitu metode atau cara penilaian yang dapat
digunakan guru untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan belajar
dan prestasi peserta didik. Menurut (Thamrin,2009) bentuk penilaian yang
memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan oleh guru terbagi atas
lima antara lain:

7
1. Teknik Tes
Istilah “tes” berasal dari bahasa Perancis,
yaitu “testum”, berarti piring yang digunakan untuk memilih
logam mulia dari benda-benda lain, seperti pasir, batu, tanah, dan
sebagainya. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di
dalamnya terdapat serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang
atau kelompok.
Menurut (Arifin,2011) dilihat dari bentuknya, maka
penilaian jenis tes ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian,
yaitu:
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab
peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis. Arifin
(2011) membagi jenis tes tertulis secara umum menjadi dua
yaitu:

1) Tes Bentuk Uraian


Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengatur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk
objektif. Menurut Thamrin (2009) “disebut bentuk
uraian, karena menuntut peserta didik untuk
menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan
jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk,
teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang
lainnya”.
Menurut Arifin (2011) dilihat dari luas-sempitnya
materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat
dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
a) Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Dalam menjawab soal bentuk uraian ini,
peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu
sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban
peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada
pokok-pokok penting yang terdapat dalam
sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas
yang telah ditentukan dan dikendaki dalam soalnya.
b) Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk
menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri.
Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai
dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap
peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang
berbeda-beda. Namun, guru tetap mempunyai acuan

8
atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta
didik nanti.
2) Tes Bentuk Objektif
Tes objektif sering juga disebut tes
dikotomi (dichotomously scored item) karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1
atau 0. Thamrin (2009) membagi tes objektif menjadi
beberapa bentuk, antara lain:
a) Benar-Salah (True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah
pernyataan yang mengandung dua kemungkinan
jawaban, yaitu benar atau salah. Salah satu fungsi
bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membedakan antara
fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih
banyak digunakan unyuk mengukur kemampuan
mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan
yang sederhana.

b) Pilihan Ganda (Multiple Choice)


Soal tes bentuk pilihan ganda dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih
kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pilihan jawaban (option)  terdiri atas jawaban yang
benar atau paling benar, selanjutnya disebut kunci
jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang
dinamakan pengecoh (distractor/decoy/fails).
c) Menjodohkan (Matching)
Soal tes bntuk menjodohkan terdiri atas
kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang
keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda,
yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan
persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan
kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat
baik untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam mengidentifikasi hubungan antara dua hal.
d) Melengkapi (Completion)
Soal bentuk melengkapi (completion)
dikemukakan dalam kalimat yang tidak
lengkap.Contoh:
1. Tempat sampah daur ulang dalam komputer
disebut . . .
2. Program dan data dapat disimpan dalam . . .
atau . . .

9
b. Tes Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara
pendidik dan peserta didik.
c. Tes Perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya
disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan
tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja.
Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik
melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan
hasil yang dicapainya.
Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan
sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian
rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang
diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk
formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes
perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan
format pengamatan individual.

2. Teknik Non-Tes
Teknik non-tes sangat penting dalam mengevaluasi siswa
pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang
lebih menekankan asfek kognitif. Menurut Arifin(2011) ada
beberapa macam teknik non-tes, yakni:
a. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional
mengenai berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan
untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti
tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi,
mengerjakan tugas, dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk
melakukan observasi disebut pedoman observasi.
Contoh Pedoman Observasi:
Mata Pelajaran     : Biologi
Konsep/Subkonsep: 1.1 Vegetatif Buatan
                                  1.1.1. Mencangkok
Kelas                    : VII
Hari/tanggal         : Minggu, 15 Juli 2013
Jam pelajaran       : 1-2
Nama Siswa         : Ardi Anggoro Saputra

NO KEGIATAN/ASPEK NILAI KET


YANG DINILAI
1 Langkah persiapan ….
(penyiapan alat dan

10
bahan)
2 Cara mengelupas kulit ….
bagian luar
3 Cara mengelupas kulit ….
bagian dalam
4 Cara membersihkan ….
getah/lendir
5 Cara menaburkan tanah ….
6 Cara membungkus dan ….
mengikat
Jumlah ….
Rata-rata ….
Catatan:
Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 – 10 atau A, B, C, D

b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi
jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya
jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Angket (Quetioner)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Angket adalah
alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan
tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya
tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa,
tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan
lain- lain. Angket umumnya dipergunakan pada ranah afektif.
d. Daftar Cek (Check List)
Daftar cek adalah deretan pertanyaan singkat dimana
responden yang dievaluasi tinggal membubukan tanda centang
(√) pada aspek yang diamati sesuai dengan hasil penilaiannya.
Contoh:
Daftar cek tentang keaktifan peserta didik dalam
diskusi kelompok pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
No ama Sswa SB B C K SK
.
1 Ardi Maulana √
2. Erlin Roslina √
3. Arie Apriadi N. √
4. Angga Zaindra √
5. Diandra Rasya √
Keterangan:

11
SB: Sangat Baik  C: Cukup       SK: Sangat Kurang
B: Baik                 K: Kurang
3. Asesmen Berbasis Kelas
Asesmen atau penilaian berbasis kelas merupakan salah satu
pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Asesmen berbasis
kelas ini bisa dipandang sebagai proses pengumpulan, pelaporan,
dan penggunaan informasi tentang hasil-hasil belajar siswa dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan,
bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas
publik. Proses ini mengidentifikasi pencapaian kompetensi atau
hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas
tentang standar yang harus dicapai disertai dengan peta kemajuan
belajar siswa dan pelaporan. Menurut Fajar (2004) asesmen
berbasis kelas terdiri dari beberapa macam, yaitu:
a. Asesmen portofolio (portfolio) - (pembahasan tersendiri)
b. Asesmen  kinerja (performance) - (pembahasan tersendiri)
c. Penilaian melalui tes tertulis - (sudah dijelaskan sebelumnya)
d. Penilaian afektif siswa

4. Asesmen Kinerja
Asesmen Kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan
penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses
pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses
dan produk. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan
pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan.
Asesmen ini digunakan untuk menggambarkan proses,
kegiatan, atau unjuk kerja, proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai
melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya.
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil
pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang
terjadi. Misalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai
alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa
merangkai alat, bukan sebelum atau setelah alat dirancang.
Asesmen kinerja bisa digunakan untuk menilai kemampuan
siswa dalam penyajian lisan, pemecahan masalah dalam kelompok,
partisipasi dalam diskusi, kemampuan siswa menari, kemampuan
siswa menyanyi, memainkan alat musik, dan sebagainya..
5. Asesmen Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang
berarti dokumen aau surat-surat. Penilaian portofolio (portofolio
assesment) merupakan salah satu bentuk “performance assesment”.
Portofolio (portfolio) adalah kumpulan hasil tugas/tes atau hasil
karya siswa yang dikaitkan dengan standar atau kriteria yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, model penilaian yang bertujuan untuk

12
mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan
merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya  melalui
pengumpulan (collection) hasil karya siswa yang sistematis dalam
satu periode. Contoh Format Penilaian Portofolio:
a. Format penilaian Portofolio Proses
Sebagaimana isi dan kriteria penialain, maka format
penilaian pun harus mengacu pada tujuan.format penilaian
banyak modelnya. Salah satunya bisa menggunakan model 
skala dengan tiga kriteria, seperti: baik, cukup, kurang.
Contoh:

Kompetensi Dasar: Nama: Angga Zalindra


Mengoperasikan komputer  Nugraha
Berbasis Windows 2007 Tanggal: 20 November
2008
PENILAIAN
Indikator
Baik Cukup Kurang
1. Melakukan pengetikan dengan
Windows 2007
2. Melakukan layout naskah
dengan Word 2007
3. Mencetak naskah yang telah
dibuat
4. Membuat table dan gambar
5. Memasukkan gambar ke dalam
file
Dicapai melalui: Komentar guru:
Bantuan guru
Seluruh kelas
Perorangan
Komentar orang tua:

b. Format Penilaian Tugas Terstruktur


Nama               : ………………………………………
Kelas               : ………………………………………
Mata Pelajaran : ………………………………………
Jenis Tugas      : Makalah
No Aspek-aspek Skor Bobot Nilai x
. Penilain Bobot

13
01 Judul 1
02 Masalah 1
03 Metode Penulisan 1
04 Landasan Teori 2
05 Sistematika 1
06 Penulisan 2
07 Pembahasan 1
08 Simpulan 1
Bahasa:
Tata Bahasa
Gaya Bahasa

Jumlah 10
Nilai Akhir: (Jumlah Nilai x Bobot) : Jumlah Bobot
Catatan:
………………………………………………………
                                                                        Bandung,
                                                                        Guru,

                                                                        ……………………

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
(pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran) dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jenis penilaian
belajar terbagi atas dua yaitu :
1. Jenis penilaian berdasarkan cakupan kompetensi yang terdiri atas
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran yang terdiri atas penilaian
individual dan penilaian kelompok
Bentuk – bentuk penilaian hasil belajar terdiri atas lima yaitu :
1. tes,
2. non tes,

14
3. assesmen berbasis kelas,
4. assesmen kinerja, dan
5. assesmen portofolio.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun saya
harapkan demi perbaikan makalah ini dan semoga
makalah ini dapat menjadi khazanah pengetahuan
khususnya bagi penulis dan juga kita semua.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, Ramli. 2015. Urgensi Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kelas Mata
Pelajaran Ips di Madrasah Tsanawiyah. Lantanida Journal. Vol. 3 No. 2

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan


Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Fajar, Arnie. 2004. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya
Kunandar. 2013.Penilaian autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta : Rajawali Pers.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.


Yogyakarta: Graha Ilmu
Purwanto, M. Ngalim. Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

15
Ghalia Indonesia

Thamrin. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Surakarta: FKIP UNS

16

Anda mungkin juga menyukai