Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

“Analisis Butir Soal”

Oleh :
DISHA HIKARAHMI RAMFINELI ( 18129007 )

SESI : 18 AT 01

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Rifda Eliyasni, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
1. Pengertian Analisis Butir Soal
     Analisis butir soal (item) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
perhitungan dan pengukuran respons subjek terhadap suatu item (Crocker & Algina,1986).
Analisis tes adalah salah   satu   kegiatan   dalam   rangka mengkonstruksi tes untuk
mendapatkan gambaran tentang mutu tes, baik mutu keseluruhan tes maupun mutu tiap butir
soal/tugas analisis dilakukan setelah tes disusun dan dicobakan kepada sejumlah subyek dan
hasilnya menjadi  umpan  balik  untuk  perbaikan/peningkatan  mutu  tes bersangkutan. Oleh
karena itu kegiatan analisis tes merupakan keharusan dalam keseluruhan proses
mengkonstruksi tes.
Secara umum, analisis item bertujuan untuk menentukan apakah suatu item merupakan
item yang baik atau buruk sebagai suatu alat ukur, sehingga memungkinkan kita untuk
memperpendek atau memperpanjang suatu tes sekaligus meningkatkan validitas dan
reliabilitasnya. Analisis item dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Soal
Tujuan analisis butir soal :
a. mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum
digunakan.
b. membantu meningkatkan kualitas tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak
efektif
c. mengetahui informasi diagnostik pada siswa, sudahkan mereka memahami materi
yang telah diajarkan
Manfaat analisis butir soal :
a. membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan
b. sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal (seperti tes yang disiapkan guru
di kelas)
c. mendukung penulisan butir soal yang efektif
d. secara materi dapat memperbaiki tes di kelas
e. meningkatkan validitas dan reliabilitas soal
f. menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan
g. memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagian dasar untuk bahan
diskusi di kelas
h. memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa
i. memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum
j. merevisi materi yang dinilai atau diukur
k. meningkatkan keterampilan penulisan soal
3. Pengertian Tingkat Kesulitan atau Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Tingkat kesukaran
dinyatakan dalam indeks kesukaran (dificulty index), yaitu angka yang menunjukkan
proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin besar indeks tingkat
kesukaran yang diperoleh dan hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. 
Dalam hal ini, item yang baik adalah item yang tingkat kesukarannya dapat
diketahui,  tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sebab, tingkat kesukaran item itu
memiliki korelasi dengan daya pembeda. Bilamana item memiliki tingkat kesukaran yang
maksimal, maka daya pembedanya akan rendah, demikian pula bila item itu terlalu mudah
maka tidak akan memiliki daya pembeda.
Oleh karena itu, sebaiknya tingkat kesukaran soal itu dipertahankan dalam batas yang
mampu memberikan daya pembeda. Namun, jika terdapat tujuan khusus dalam
penyusunan tes, maka tingkat kesukaran itu bisa dipertimbangkan.  Misalnya, tingkat
kesukaran item untuk tes sumatif berbeda dengan tingkat kesukaran pada tes diagnostik. 
4. Klasifikasi Taraf Kesukaran
5. Pengertian Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara
siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum
menguasai materi yang ditanyakan
Daya pembeda (item discriminination) adalah untuk menentukan dapat
tidaknya  suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan
perbedaan yang ada dalam kelomppok itu. Indeks yang digunakan dalam membedakan
antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan
rendah. Indeks ini menunjukkan  kesesuaian antara fungsi  soal dengan fungsi tes secara
keseluruhan (Suprapranata, 2006:23).
Mengetahui daya pembeda item itu penting sekali, sebab salah satu dasar yang
dipegang untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya anggapan, bahwa
kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain itu berbeda-beda, dan bahwa
butir-butir tes hasil belajar itu haruslah mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan
adanya perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan siswa tersebut
(Sudijono,2005 : 385-386).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini
berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda
negatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negative (Arikunto,2010:211).
Daya pembeda item itu dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya
angka indeks diskriminasi item. Angka indeks diskriminasi item adalah sebuah angka yang
menunjukkan besar kecilnya daya pembeda yang dimiliki oleh sebutir item. Daya pembeda
pada dasarnya dihitung atas dasar pembagian siswa ke dalam dua kelompok, yaitu
kelompok atas yakni kelompok yang tergolong pandai, dan kelompok bawah, yaitu
kelompok siswa yang tergolong bodoh. Dalam hubungan ini, jika sebutir item memiliki
angka indeks diskriminasi item dengan tanda positif, hal ini merupakanmpetunjuk bahwa
butir item tersebut telah memiliki daya pembeda, dalam arti bahwa siswa yang termasuk
kategori pandai lebih banyak yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang
bersangkutan, sedangkan siswa yang termasuk kategori bodoh lebih banyak yang
menjawab salah.
Jika sebutir item angka indeks diskriminasinya = 0,00 (nihil), maka hal ini
menunjukkan bahwa butir item yang bersangkutan tidak memiliki daya pembeda sama
sekali, dalam arti bahwa jumlah siswa kelompok atas yang jawabannya betul (atau salah)
sama dengan jumlah siswa kelompok bawah yang jawabannya betul. Jadi diantara kedua
kelompok siswa tersebut tidak ada perbedaannya sama sekali, atau perbedaannya sama
dengan nol.
Adapun apabila angka indeks diskriminasi item dari sebutir item bertanda negatif,
maka pengertian yang terkandung didalamnya adalah, bahwa butir item yang bersangkutan
lebih banyak dijawab betul oleh siswa kelompok bawah ketimbang siswa kelompok atas
(Sudijono,2005:387-388). 
6. Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Adapun klasifikasi daya pembeda adalah:

Besarnya angka
indeks diskriminasi Klasifikasi interpretasi
item (D)
Butir item yang bersangkutan
daya pembedanya lemah sekali,
Kurang dari 0,20  Poor (jelek)
dianggap tidak memiliki daya
pembeda yang baik
Butir item yang bersangkutan
0,20 – 0.40 Satisfactory (cukup) telah memiliki daya pembeda
yang cukup (sedang)
Butir item yang bersangkutan
0,40 – 0,70 Good (baik) telah memiliki daya pembeda
yang baik
Butir item yang bersangkutan
Excellent (sangat
0,70 – 1,00 telah memiliki daya pembeda
baik)
yang baik sekali

Butir item yang bersangkutan


Bertanda negatif - daya pembedanya negatif (jelek
sekali)[16]

7. Pola Jawaban Soal


Yang dimaksud pola jawaban adalah distribusi tastee dalam hal menentukan pola
pilihan jawaban pada soal berbentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan
menghitung banyaknya taste yang memilih pilihan jawaban a,b,c, atau d yang tidak
memilih pilihan manapun (blangko). Dalam istilah evaluasi disebut omit disimbolkan
dengan huruf O.
Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi sebagai
pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh taste berarti
bahwa pengecoh itu jelek,terlalu mencolok,menyesatkan. Sebaliknya sebuah pengecoh
dapat dikatakan berfungsi apabila mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-
pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan. Dengan
melihat pola jawaban soal dapat diketahui :
1.      Taraf kesukaran soal
2.      Taraf pembeda soal
3.      Baik dan tidaknya distraktor
Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 cara yaitu
1.      Diterima,karena sudah baik
2.      Ditolak,karena tidak baik
3.      Ditulis, karena kurang baik
Kekurangan mungkin hanya terletak pada rumusan kalimatnya sehingga hanya perlu
ditulis kembali,dengan perubahan seperlunya. Menulis soal adalah suatu kesukaran yang
sulit sehingga apabila masih dapat distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika paling
sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.
8. Rumus
9. Guna Daya Pembeda Soal
Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini.
a. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan
indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik,
direvisi, atau ditolak.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan
kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi
yang diajarkan guru. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua
kemampuan siswa itu,maka butir soal itu dapat dicurigai “ kemungkinannya” seperti
berikut ini:
a. Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat
b. Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar
c. Kompetensi yang diukur tidak jelas
d. Pengecoh tidak berfungsi
e. Materi yang ditanyakan terlalu sulit,sehingga banyak siswa yang menebak
f. Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir

Anda mungkin juga menyukai