MATEMATIKA
(DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL,MEMBUAT SOAL TES KOGNITIF
PEMAHAMAN MATEMATIS, DEFINISI DAN INDIKATOR RANAH
AFEKTIF RESILLIENSI)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan Matematika
Disusun oleh :
Kelompok
3
Anggota :
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini. Terimakasih kepada Darta S.PD., M.PD. dan Agus Dede Anggiana, S.PD.,M.PD,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan tugas ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembacanya dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari nilai sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata dan penulisan yang kurang
berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
B. RUMUSAN MASALAH.
1. Apa pengertian daya pembeda?
2. Apa rumus daya pembeda?
3. Kriteria daya pembeda?
4. Apa definisi dan indikator ranah efektif?
5. Bagaimana bentuk kisi-kisi soal?
6. Apa yang dimaksud dengan ranah efektif resilliensi?
C. TUJUAN.
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak dosen meta kuliah evaluasi
pendidikan matematika.
BAB I
PEMBAHASAN
Mengurutkan skor total mulai dari skor tertinggi ke skor yang terendah,
Keterangan :
Adapun rumus untuk menentukan daya pembeda soal bertipe soal essai /
uraian dibawah ini :
Klasifikasi Keterangan
Daya
Pembeda
4. Contoh Analisis Daya Pembeda Butir Soal Tes Uraian dan Pilihan Ganda
dengan Menggunakan Rumus Daya Pembeda
1 Aan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
2 Adi 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3
3 Ana 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
4 Andi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
5 Candra 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4
6 Dian 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
7 Risma 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3
8 Sasa 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6
9 Titi 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4
10 Uun 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4
Jumlah 10 5 6 6 8 5 5 5 5 0
Jawaban
Benar
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Peserta
Kesukaran 0.00 0.50 0.60 0.60 0.80 0.50 0.50 0.50 0.50 1.00
Keterangan :
Nilai DB akan merentang antara nilai -1,00 hingga +1.00. dengan mengambil soal
comtoh di atas beberapa kondisi soal dapat di jelaskan sebagai berikut:
contoh : soal nomor 2 semua siswa kelompok atas dapat menjawab benar dan semua
siswa kelompok bawah menjawab salah, maka DB akan + 1,00. DB dapat di
tentukan besarnya dengan rumus sebagi berikut : PT – PR
TB - RB
T T
PT =Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi
PR =Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai
kemampuan rendah
TB =Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi
RB =Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai
kemampuan rendah
2.Membuat daftar peringkat atau urutan hasil tes berdasarkan sekor yang di capainya.
4.Menghitung selisi tingkat kesukaran menjawab soal antara kelompok atas dan
kelompok bawah.
6.Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan kriteria
“memiliki daya pembeda”.
Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang
bersangkutan membedakan peserta didik yang telah memahami materi dengan peserta
didik yang belum memahami materi.
Kemampuan berasal dari kata mampu dimana berarti mampu atau bisa yang
beriringan dengan tujuan. Sedangkan pemahaman adalah mengerti tentang objek yang
disampaikan.
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996). W.S Winkel mengambil dari taksonmi
Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan
instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian
dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang
kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai
yang tertinggi.
d) Kemampuan memberikan contoh dan kontra contoh dari konsep yang telah
dipelajari;
e) Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representatif
matematika;
1. Ranah Afektif
Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan
operasiasi siswa.
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
1. Penerimaan (recerving)
2. Resiliensi
Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan
beradaptasi dalam menghadapi, mengatasi, mencegah, meminimalkan atau
menghilangkan dampak-dampak yang merugikan serta mampu untuk bangkit
dan pulih kembali dari tekanan, keterpurukan, kesengsaraan atau hal-hal yang
tidak menyenangkan dalam hidup.
Menurut Kalil (2003), resiliensi sebuah kesadaran akan hasil yang baik
dalam menghadapi keadaan sulit, kemampuan yang menyokong ketika
berada di bawah tekanan, atau penyembuhan dari trauma.
Menurut Connor dan Davidson (2003), resiliensi terdiri dari tiga aspek utama,
yaitu sebagai berikut:
1. Tenacity (Kegigihan). Menggambarkan ketenangan hati, ketetapan waktu,
ketekunan, dan kemampuan mengontrol diri individu dalam menghadapi
situasi yang sulit dan menantang.
Lalu bagaimana kira-kira reaksi atau respon Anda sebagaimana ada pada pilihan
jawaban di item – item yang ada setelah sketsa berikut. Anda telah membaca tanda
'gagal' tidak lulus mata kuliah ini di lembar tugas terbaru Anda yang telah
dikembalikan dosen. Ini sangat jauh dari harapan. Sementara dua tugas terbaru
lainnya juga nilainya jauh dari yang Anda harapkan. Kondisi ini sangat disayangkan
mengingat Anda ingin mendapatkannya gelar yang bagus, ingin memiliki tujuan
karier yang jelas dan tidak ingin mengecewakan keluarga Anda. Umpan balik dari
dosen untuk tugas cukup kritis, termasuk dinilai kurang memahami referensi dengan
baik dan penulisan yang buruk. Tetapi juga menyinggung cara kerja yang seharusnya
dapat ditingkatkan. Komentar tertulis serupa sayangnya juga diberikan oleh dosen lain
yang menandai dua tugas Anda yang lain. 1. Saya abaikan umpan balik tugas dari
dosen. (UF) 2. Saya akan menggunakan umpan balik untuk meningkatkan tugas saya.
3. Saya rasa akan menyerah. (UF) 4. Saya akan menggunakan situasi sulit dalam
kuliah untuk memotivasi diri saya sendiri. 5. Saya masih bingung dengan rencana
karir saya. (UF) 6. Saya mungkin akan merasa kesal dengan perkuliahan saat ini. (UF)
7. Saya mulai berpikir peluang saya kecil untuk sukses di perguruan tinggi. (UF) 8.
Saya akan melihat situasi tekanan dalam kuliah sebagai tantangan. 9. Saya akan
melakukan yang terbaik untuk berhenti memikirkan pikiran negatif. 10. Saya melihat
situasi sulit akan berlangsung sementara. 11. Saya akan bekerja lebih keras. 12. Saya
mungkin akan mengalami depresi. (UF) 13. Saya akan mencoba memikirkan solusi
baru. 14. Saya merasa kecewa dengan situasi di kampus. (UF) 15. Saya rasa dosen
yang mempersulit situasi. (UF) 16. Saya akan terus berusaha. 17. Saya bertahan
dengan tujuan dan ambisi jangka panjang saya. 18. Saya akan menggunakan
kesuksesan masa lalu saya untuk membantu memotivasi diri saya sendiri. 19. Saya
akan mulai berpikir peluang saya kecil untuk mendapatkan pekerjaan yang saya
inginkan. (UF) 20. Saya akan mulai memantau dan mengevaluasi pencapaian dan
upaya saya dalam urusan akademik. 21. Saya akan mencari bantuan dari pengajar
saya. 22. Saya akan memberi motivasi untuk diri sendiri. 23. Saya akan menghentikan
diri saya dari panik. 24. Saya akan mencoba berbagai cara untuk belajar. 25. Saya
akan menetapkan tujuan saya sendiri untuk pencapaian diri pribadi. 26. Saya akan
mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman saya. 27. Saya akan mencoba untuk
berpikir lebih banyak tentang kekuatan dan kelemahan saya untuk membantu saya
bekerja lebih baik. 28. Saya merasa semuanya tentang kuliah saya telah gagal. 29.
Saya akan mulai memaksakan imbalan dan hukuman tergantung pada kinerja saya.
30. Saya berharap dapat menunjukkan bahwa saya dapat meningkatkan indek prestasi
saya
DAFTAR PUSTAKA
Sundayana, Rostina. 2016. Kaitan antara gaya belajar, kemandirian belajar, dan kemampuan
pemecahan masalah siswa SMP dalam pelajaran matematika. Jurnal Ilmiah program studi
matematika STIKIP Garut, 8 (1), 31-40.
https://www.mandandi.com/2016/07/daya-pembeda-soal-tes-pilihan-ganda-dan.html
http://ihsandikdas.blogspot.com/2020/01/rumus-daya-pembeda-dan-tingkat.html?m=1
https://jombangpustaka.wordpress.com/2013/10/13/daya-beda-dan-tingkat-kesukaran-soal/
http://www.jejakpendidikan.com/2016/12/pengertian-kemampuan.html?m=1
EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Edisi Revisi, Cet. 3,
Semarang: Difa Publishers, 2008.
https://www.kumpulanpengertian.com/2020/09/pengertian-pemahaman-menurut-para-
ahli.html?m=1
http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-pemahaman-
matematik.html?m=1
https://www.academia.edu/36636126/Kisi_kisi_Tes_Kemampuan_Komunikasi_Matematis
Reivich, K., & Shatte, A. 2002. The Resilience Factor: 7 Keys To Finding Your Inner
Strength And Overcome Life’s Hurdles. New York: Broadway Books.
Lestari, F.A., & Mariyati, L.I. 2016. Resiliensi Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome di
Sidoarjo. Psikologia Jurnal Psikologi.