Kelompok 10
1. Indri Irma Agustina 1710201022
2. Muhammad Agil Muzawir 1710201027
PGMI 01 2017
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Daya Beda.............................................................................. 3
B. Daya Beda Butir Soal............................................................................... 6
C. Pengertian Tingkat Kesukaran Item........................................................ 14
D. Langkag-Langkah Perhitungan Tingkat Kesukaran Item...................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 21
B. Saran...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memang tidak bnayk orang yang mengetahui bahwa setiap tindakan kita
memerlukan evaluasi. Hal ini berguna untuk menentukan kinerja yang tetap
dalam menentukan berbagai pekerjaan. Tidak menutup kemungkinan pula
didalam proses belajar mengajar, evaluasi sangat lah pentingdiperlukan untuk
meningkatkan kualitas siswa dalam menempuh pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian
Daya pembeda adalah bagaimana kemampuan soal itu untuk
membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group)
dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).1
Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu
butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai
kompotensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi.
1
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. 2012), hlm.
386
2
Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran Konsep Dasar, Teori dan Aplikasi.
(Semarang: Pustaka Rizki Putra. 2012). 105
3
Arikunto S, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 1999), hlm. 211
4
Ibid, hlm. 213
3
4
Xa Xb
t
S a2 S a2
N a Nb
Keterangan :
t : Indeks Daya Pembeda (DP) antara kemampuan kelompok atas dengan
kemampuan kelompok bawah,
Xa : skor rata-rata tiap item tes kelompok atas,
Xb : skor rata-rata tiap item tes kelompok bawah,
5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2003), hlm. 27
5
Keterangan:
DP : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
SA : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
SB : Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
IA : Jumlah skor maksimum salah satu kelompok pada butir soal yang
diolah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sesuai dengan tabel berikut.
6
Karno To. Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program ANATES). Jurusan
Pendidikan Psikologi Fip.(IKIP Bandung. 1996), hlm. 15
6
30 % - 49 % Baik
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa tes ini bisa jadi
dilakukan karena seorang guru ketika nilai basil tes belajar yang
diperlihatkan terj adi ketidak normalan di mana anak yang pintar tidak
mampu menjawab pertanyaan soal dan sebaliknya murid yang kurang pintar
7
Fajri Ismail, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Palembang: Karya Sukses mandiri,
2016), hlm.184-194
7
mampu menjawab tes tersebut. Dengan kata lain, tes ini bertujuan untuk
menghilangkan anomali hasil tes belajar.
Untuk mengetahui batas kualitas butir soal, patokan yang dipegang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Menurut Anas Sudiono (2011), dari kategori di atas, butir soal setelah di
uji daya bedanya, akan analisis:
1. Rumus D
D = PA - PB atau
D = PH - PL
Ket:
BA
PA = PH =
JA
9
BB
PA = PH =
JB
Contoh: Data tes hasil belajar dari 8 siswa yang mengikuti tes ujian
dengan jumlah butir soal sebanyak 10 butir soal.
1 A 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
2 B 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
3 C 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
4 D 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
5 E 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
6 F 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
7 G 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
8 H 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
1 A 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
10
2 B 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
3 C 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5
4 D 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4
5 E 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6
6 F 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
7 G 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7
8 H 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3
4 5 4 5 3 6 3 7 5 5 47
B 9 5 A
F 8 5 C
G 7 4 D
E 6 3 H
No
BA BB D PA PB
Butir BA BB JA JB PA PB
JA JB
Soal
4 4 1 4 4 1 0,25 0,75
6 3 3 4 4 0,75 0,75 0
7 3 0 4 4 0,75 0 0,75
8 4 3 4 4 1 0,75 0,25
10 4 1 4 4 1 0,25 0,75
12
Nomor
Butir Besarnya D Klasifikasi Interprestasi
soal
PH PL
2 ( p )(q )
Didalam tes obyektif bentuk pilihan ganda, setiap butir soal selalu
dilengkapi dengan beberapa butir kemungkinan jawaban. Dalam istilah
evaluasi pendidikan, butir-butir kemungkinan jawaban distilahkan
dengan optipn atau alternatif. Option atau alternatif jawabannya
jumlahnya berkisar antara 3 dengan opsi: a,b,c; 4 opsi jawaban: a,b,c,d;
atau 5 opsi jawaban: a,b,c,d,e. Pada 3 sampai 5 buah jawaban, memiliki
satu jawaban benar dan sisanya merupakan jawaban yang salah.
Jawaban-jawaban yang salah dikenal dengan istilah distractor
(distraktor=pengecoh).
Salah satu fungsi distraktor dibuat pada setiap butir soal, agar siswa
ketika mengikut ujian pada tes pilihan ganda, tertarik untuk memilih
distraktor dan menganggap bahwa opsi yang dipilih adalah jawaban
yang betul. Semakin banyak siswa yang terkecoh, maka dapat dipastikan
bahwa distraktor itu menjalankan fungsinya dengan baik. Sebaliknya
semakin sedikit untuk memilih distraktor, maka distraktor itu tidak
menjalankan fungsinya dengan baik sebagai distraktor. Suharsimi
Arikunto (2012), mengatakan bahwa dalam analisis distraktor, distraktor
dapat diperlakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu; pertama diterima, karena
sudah baik, kedua ditolak karena tidak baik, dan ketiga ditulis kembali
(direvisi), karena kurang baik.
8
Mahmud09.
Kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html. Diakses Pada
tanggal 22 April 2019
15
9
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 18
16
Nomor Soal
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
B 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
C 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
D 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
E 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
F 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
G 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
H 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
I 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
Np 6 2 8 5 6 2 8 3 8 7
Np
P=
N
Dimana:
1 0,6 Cukup
4 0,5 Cukup
5 0,6 Cukup
8 0,3 Cukup
10 0,7 Cukup
aPk 1
Rumus : Pb =
a 1
Dimana:
Pb = Proporsi bersih
Pk = Proporsi kotor
18
1 = Bilangan konstan
aPk 1
Maka: Pb =
a 1
5.(0,70) 1
=
5 1
= 0,625 (sedang)
Jadi, terjadi perbedaan antara proporsi kotor dan proporsi bersih, yang
mana dapat digunakan dalam item soal jenis pilihan ganda. Jadi, dengan
demikian tingkat kesukaran item soal masih dalam tingkatan sedang
B C
z
The Larger Area The Smaller Area
D = 21,063 z + 50
B C
z
The Larger Area The Smaller Area
D = 21,063 z + 50
= (21,063)(0,6280) + 50
= 13,227564 + 50
= 63,2274564
Karena rentangan angka indeks Davis adalah antara 0-100 maka dengan
D sebesar 63,23 kita dapat menyatakan bahwa butir item yang bersangkutan
memiliki derajat kesukaran yang cukup atau sedang (D sebesar 63,23 itu
berada antara 30-70).
20
Jika kita ingin memperoleh angka indeks Davis secara cepat maka kita
dapat menggunakan sebuah tabel yang disebut tabel untuk mengestimasi nilai
D (indeks Davis).10
10
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2011), hlm 372-385
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekeliruan serta tidak terstrukturnya pola
pembahan yang kami paparkan. Satuhal yang kami pahami bahwa tiada
manuasia yang sempurnya tanpa kesalahan dengan segala yang dimilikinya.
Oleh karena itu, demi kesempurnaan makalah ini, dengan segala kerendahan
hati kami menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun, berpijak
dari itu makalah yang sederhana ini dapat menambah wawasan keilmuan
terutama generasi Islam di masa yang akan datang.
21
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud09.
Kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-bed
a.html. Diakses Pada tanggal 22 April 2019
22