Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif sumber pembelajaran yang
tepat bagi siswa karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (Suyitno dalam Widiyanto, 2008:2).
Selain itu dalam penggunaannya, LKS dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa di kelas
sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari dan juga dapat
membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri sehingga siswa tidak merasa takut dalam
berhadapan dengan materi yang sedang dipelajari. Widiyanto (2008:2) mengatakan, Model
pembelajaran matematika yang efektif dan menarik adalah model pembelajaran yang memiliki
nilai relevansi dengan pencapaian daya matematika, memberi peluang untuk bangkitnya
kreativitas, mampu mengembangkan suasana belajar mandiri dan sejauh mungkin memanfaatkan
momentum kemajuan teknologi khususnya fungsi teknologi informasi. Berdasarkan pendapat
Widiyanto, keefektifan suatu model pembelajaran matematika adalah jika pembelajaran yang
dilakukan dapat membuat siswa menemukan dan mengembang konsep yang dipelajari,
membangkitkan kreativitas siswa dan mengarahkan siswa untuk belajar secara mandiri. Ada
banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan untuk dapat diterapkan oleh guru dalam
mencapai tujuan tersebut.

LKS sementara ini dianggap sebagai teknologi atau alat yang sangat strategis. Namun
jangan salah paham, LKS bukanlah sekedar kumpulan soal, melainkan LKS adalah wahana bagi
siswa untuk beraktivitas untuk menemukan ilmu atau menemukan rumus matematikanya. Maka
seorang guru harus mengembangkan sendiri LKS nya. Tiadalah orang lain mengetahui
kebutuhan guru ybs. Maka tidaklah bisa mengadakan LKS hanya dengan cara membeli. Itu
betul-betul salah dan tidak profesional. Untuk memahami hakekat LkS untuk menunjang
pembelajaran di kelas bertaraf internasional, pada tulisan ini akan dibahas tentang pengertian
LKS, Jenis-jenis LKS, Tujuan Penyusunan LKS, Langkah-langkah Penyusunan LKS ,
Kegunaan dan Penggunaan LKS.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian LKS?
2. Apa saja jenis-jenis LKS?
3. Apa saja komponen LKS?
4. Bagaimana cara pembuatan LKS?
5. Bagaimana langkah-langkah penulisan LKS?
6. Apa tujuan pembuatan LKS?
7. Apa saja syarat pembuatan LKS?
8. Bagaimana perkembangan LKS?
9. Pemanfaatan LKS dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian LKS.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis LKS.
3. Untuk mengetahui komponen LKS.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan LKS.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah penulisan LKS.
6. Untuk mengetahui tujuan pembuatan LKS.
7. Untuk mengetahui syarat-syarat pembuatan LKS.
8. Untuk mengetahui perkembangan LKS.
9. Untuk mengetahui pemanfaatan LKS dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LKS
Menurut Dhari dan Haryono (1988) yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah lembaran
yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan
antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan,
langkah kerja pertanyaan pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan
ulangan.

Jadi, Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang digunakan peserta didik
sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas yang dikerjakan oleh siswa baik
berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. Prinsipnya lembar kerja siswa
adalah tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil
menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
Mengandung permasalahan (problem solving) sehingga siswa dapat mengembangkan pola pikir
mereka dengan memecahkan permasalahan tersebut. Lembar kerja siswa merupakan bahan
pembelajaran cetak yang yang paling sederhana karena komponen isinya bukan pada materi ajar
tetapi pada pengembangan soal-soalnya serta latihan. LKS sangat baik dipergunakan dalam rangka
strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS dipakai dalam metode
penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan
latihan pengembangan.. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa
dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Peran LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan pada siswa. Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar lebih optimal,
memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi penguatan, serta
melatih siswa memecahkan masalah. (Dhari dan Haryono, 1988)
Adapun bagi siswa penggunaan LKS menurut Dhari dan Haryono (1988) bermanfaat untuk:

1. Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

2. Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses pada siswa sebagai dasar penerapan ilmu
pengetahuan.
3. Membantu memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan tersebut.
4. membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar siswa
secara sistematis.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan pembelajaran cetak terutama lembar
kerja siswa adalahpada pengembangan GBPP bahan ajar cetak yang telah dikembangkan
sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi sampai pada insikator ketercapaiannya.
Pengembangan indikator dalam GBPP haruslah benar-benar mewakili standart kompetensi dan
kompetensi dasarnya,karena nantinya indikator ini yang akan dijadikan panduan dalam membuat
soal. Materi yang ada di dalam lembar kerja siswa merupakan hanya sebuah ringkasan saja tetapi
sudah mencangkup tentang apa yang akan dimengerti oleh siswa.

Latihan dan soal-soal yang dikembangkan harus menggunakan berbagai bentuk dan teknik yang
beraneka ragam sehingga tidak membosankan. Harus dicantumkan pula bagaimana langkah-
langkah pengerjaanya jika soal tersebut berbentuk esai ataupun penugasan. Macam- macam
lembar kerja siswa dibagi menjadi dua yaitu LKS terbuka dan LKS tertutup.

a) LKS tertutup, lembaran kegiatan siswa yang digunakan dalam pembelajaran di kelas secara
teratur dan sistematis. Contohnya, biasanya setelah guru menyampaikan materi maka siswa
diberikan lembar kerja yang harus diselesaikan oleh peserta didik, guru bisa menggunakan lembar
kerja siswa tertutup ini
b) LKS terbuka, yaitu lembar kegiatan siswa yang di dalamnya tidak terikat dengan aturan-aturan.
Jadi, siswa disuruh menyelesaikan masalah yang ada di dalam LKS ini dengan caranya sendiri
beserta dengan petunjuk guru.
Komponen- komponen LKS sebagai berikut :

1) Kata pengantar
2) Daftar isi
3) Pendahuluan ( berisi analisis / daftar dari tujuan pembelajaran dan indikator ketercapaian
berdasarkan hasil analisis dari GBPP)
4) Bab 1 berisi tentang ringkasan materi/penekanan materi dari pokok bahasan tersebut.
5) Lembar kerja : berisi berbagai soal ataupun penugasan yang akan dikerjakan oleh siswa
6) Bab 2 berisi tentang ringkasan materi/penekanan materi dari pokok bahasan tersebut.
7) Lembar kerja dst.
8) Daftar pustaka.

B. JENIS-JENIS LKS
Menurut Sadiq (dalam Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai
berikut:

1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.

Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran,
sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS
merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi
dorongan belajar padatiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan
kerja pada peserta didik.

2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur.


Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang
untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit
atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS
telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam
kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi
bimbingan pada setiap siswa.

C. KOMPONEN LKS
Komponen LKS meliputi hal-hal berikut:
1. Nomor LKS, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan menggunakannya.
Misalnya untuk kelas 1, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKS-nya adalah LKS 1.1.1. Dengan nomor
tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan kegiatannya.
2. Judul Kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai dengan KD, seperti Komponen Ekosistem.
3. Tujuan, adalah tujuan belajar sesuai dengan KD.
4. Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka dituliskan alat dan bahan
yang diperlukan.
5. Prosedur Kerja, berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermudah siswa melakukan
kegiatan belajar.
6. Tabel Data, berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau pengukuran. Untuk
kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan kotak kosong di mana siswa dapat
menulis, menggambar, atau berhitung.
7. Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan analisis data dan
melakukan konseptualisasi. Untuk beberapa mata pelajaran, seperti bahasa, bahan diskusi bisa
berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat refleksi.

D. CARA PEMBUATAN LKS


Dalam pembuatan lembar kerja siswa perlu diperhatikan beberapa syarat dan hal-hal yang
penting, diantaranya sebagai berikut.
a) Mempunyai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan GBPP, AMP, dan buku pegangan/paket,
mengandung proses dan kemampuan yang dilatih, serta mengutamakan bahan-bahan yang penting.

b) Tata letak harus dapat menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis, menunjukan
bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal sampai akhir, serta desainnya menarik dan indah.

c) Susunan kalimat dan kata-kata memenuhi kriteria berikut : sederhana dan mudah dimengerti,
singkat dan jelas, istilah baru hendaknya diperkenalkan, serta informasi / penjelasan yang panjang
hendaknya dibuat dalam lembar catatan peserta didik.

d) Gambar ilustrasi dan skema sebaiknya membantu peserta didik, menunjukkan cara, menyusun,
dan merangkai sehingga membantu anak didik berpikir kritis.

Agar lebih spesifik lagi pembahasan tentang cara pembuatgan Lembar Kerja Siswa (LKS) maka
diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Syarat didaktik, Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya
proses belajar- mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS harus
mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu : memperhatikan adanya perbedaan individual,
sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang
sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga
LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu, memiliki variasi
stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya
ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya),
bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.

b) Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang
pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan
bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat yang
jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik
menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber yang diluar
kemampuan keterbacaan, peserta didik menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi
keleluasaaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan
kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata,
sehingga akan mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKS,
memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi,
mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

c) Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:

1)Tulisan menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi,
menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah,
menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan
kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf
dengan besarnya gambar serasi.

2)Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut
secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari
gambar itu secara keseluruhan.

3)Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan
dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta
didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila
ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan
sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

Uraian di atas merupakan syarat khusus pembuatan lembar kerja siswa, jika sudah terpenuhi maka
melangkah pada syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS
1. Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD, indikator, maupun materi pokok.
2. Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus
membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna mengetahui materi/komponen
perihal yang akan dibahas di dalam LKS tersebut,sehingga akan lebih mudah dalam
pelaksanaannya.
3. Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas.
4.Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian.

E. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN LKS


a. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar LKS.
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan
ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan
pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh
siswa.
b. Menyusun peta kebutuhan LKS.
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan
sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam
menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
c. Menentukan judul-judul LKS.
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang
terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu
tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila
diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah
dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka
perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS.
d. Penulisan LKS.
a. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan
silabus.
Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI
b. Menentukan alat penilaian.
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan
pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada
penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan
Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru
dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
c. Menyusun materi.
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi
pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat
diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar
pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi
yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara
jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat
melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan
didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

F. TUJUAN PEMBUATAN LKS


Tujuan dari Penyusunan LKS adalah antara lain untuk :
Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran dan ketercaapaian indikator dan
kompetensi dasar maupun standar kompetensi yang dirumuskan
Membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan cara mengkonstruksi pengetahuan
secara mandiri
LKS yang baik sedapat mungkin memperhatikan bahan dalam penyusunannya
Tersusun logis dan sistematis
Sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan siswa
Bahan merangsang keingintahuan
Bahan mutakhir
Metode dalam penyusunan LKS adalah
Memperkaya keingintahuan siswa dalam kelas
Memotivasi siswa
Pengarahan dan instruksi jelas dan mudah dipahami
Mengembangkan keterampilan proses siswa
Mengembangkan kemampuan inkuiri sesuai dengan tahap perkembangan siswa
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
Mengembangkan kemampuan penguasaan materi bagi siswa yang terdiri atas 4 aspek yaitu
(1) kemampuan memahami istilah sains, (2) kemampuan membaca, (3) kemampuan menulis dan
(4) kemampuan berbicara.
Menanamkan sikap ilmuah melalui proses pembelajaran\

Evaluasi (penilaian)
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran maka perlu penialaian hasil pengerjaan
LKS , yang dalam penilaian itu perlu dipertimbangkan;
Cara penilaian LKS praktis, mudah dan cepat
Merangsang self assessment
Mempunyai cara penilaian penguasaan bahan oleh siswa

Pertimbangan dari sudut kepentingan bagi siswa


Menarik minat siswa
Atraktif
Menambah keyakinan dan rasa berhasil bagi siswa
Memotivasi siswa
Pemilihan kosa kata dan istilah sains sesuai dengan siswa
Merangsang self assessment
Hemat biaya

G. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN LKS


Agar LKS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
Sederhana dan mudah dimengerti.
Singkat dan jelas.
Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
Membantu siswa memahami materi.
Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
Membantu siswa berpikir kritis.
Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Tata letak hendaknya:
Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan
sistematis.
Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.
Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).

H. PERKEMBANGAN LKS
Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak ditemui penggunaan buku
jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya merupakan buku rangkuman materi pelajaran
yang disertai dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya
dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di rumah
sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak disampaikan dalam bentuk
uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman atau poin-poin penting saja. Akibatnya,
ketika menggunakan LKS ini, siswa-siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal, yang pada
umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa tidak dapat mengerjakan sebuah soal, maka
siswa akan mencari jawabannya dalam rangkuman materi pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi
ini dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami
bacaan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Masalah ini terjadi pada anak-
anak di SD - bukan di jenjang pendidikan tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi - yang
semestinya banyak dilatih untuk memiliki kemampuan membaca yang baik, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif. Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat
pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam melaksanakan kegiatan
pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan pembelajaran khusus.
Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar, karena dengan LKS siswa
dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai suatu TIK. Selain itu LKS juga mendorong
siswa untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya dalam suatu
bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang menggunakan LKS memberikan
kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong
dan dibimbing berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.
LKS yang di berikan guru biasanya ada yang dikerjakan di rumah maupun di sekolah. Penggunaan
LKS yang tidak dibimbing oleh guru akan membuat siswa bingung dan asal-asalan dalam
mengerjakannya. LKS juga dapat menghambat kreativitas guru karena hanya berpatokan pada
LKS tanpa membuat soal latihan dari buku atau referensi lain. Pengerjaan LKS tanpa bimbingan
guru akan menyesatkan siswa bila LKS tersebut tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Berbagai dampak penggunaan LKS ini harus bisa disikapi guru dengan metode dan strategi agar
tidak salah dan tidak menyesatkan siswa.

I. PEMANFAATAN LKS DALAM PEMBELAJARAN


Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa dalam Proses Belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar, guru membutuhkan alat sebagai pendukung atau penunjang dalam

menyampaikan materi serta untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Alat yang digunakan dapat

berupa media dan bahan ajar. Salah satu contoh bahan ajar yang digunakan dalam menunjang

pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS sangat banyak digunakan oleh guru.

Hampir tiap mata pelajaran menggunakan LKS dalam proses belajar mengajar. Tujuan

penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.

Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.

Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan

Beberapa pandangan terhadap LKS

Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak ditemui penggunaan buku

jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya merupakan buku rangkuman materi pelajaran
yang disertai dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya

dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di rumah

sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak disampaikan dalam bentuk

uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman atau poin-poin penting saja. Akibatnya,

ketika menggunakan LKS ini, siswa-siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal, yang pada

umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa tidak dapat mengerjakan sebuah soal, maka

siswa akan mencari jawabannya dalam rangkuman materi pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi

ini dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami

bacaan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Masalah ini terjadi pada anak-

anak di SD - bukan di jenjang pendidikan tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi - yang

semestinya banyak dilatih untuk memiliki kemampuan membaca yang baik, berpikir kritis, dan

berpikir kreatif. Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat

pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam melaksanakan kegiatan

pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan pembelajaran khusus.

Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar, karena dengan LKS siswa

dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai suatu TIK. Selain itu LKS juga mendorong

siswa untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya dalam suatu

bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang menggunakan LKS memberikan

kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong

dan dibimbing berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.

LKS yang di berikan guru biasanya ada yang dikerjakan di rumah maupun di sekolah. Penggunaan

LKS yang tidak dibimbing oleh guru akan membuat siswa bingung dan asal-asalan dalam

mengerjakannya. LKS juga dapat menghambat kreativitas guru karena hanya berpatokan pada
LKS tanpa membuat soal latihan dari buku atau referensi lain. Pengerjaan LKS tanpa bimbingan

guru akan menyesatkan siswa bila LKS tersebut tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Berbagai dampak penggunaan LKS ini harus bisa disikapi guru dengan metode dan strategi agar

tidak salah dan tidak menyesatkan siswa.

Solusi Pemanfaatan LKS dalam pembelajaran.

Berdasarkan fakta yang terjadi dalam pemanfaatan LKS dalam pembelajaran ini perlu

dilakukan berbagai cara agar pemanfaatan tidak salah dan tidak menyesatkan serta kreativitas guru

dan siswa dapat berkembang.

a. Buku-buku LKS jenis tersebut tidak digunakan oleh siswa secara mandiri (misalnya

dalam bentuk penugasan PR), tetapi digunakan dalam proses pembelajaran, di mana guru

mengajak siswa untuk mendiskusikan rangkuman materi yang disajikan dengan anak, dan

memperkaya wawasan siswa dengan pendapat-pendapat siswa. Dalam kaitannya dengan soal-soal

pilihan ganda yang diberikan, sebaiknya dibahas di dalam kelas secara bersama-sama, dan

dikembangkan kebiasaan mengemukakan alasan (reasoning) kenapa siswa menjawab pilihan

jawaban tertentu. Jadi, soal-soal pilihan ganda dalam LKS tersebut bukan digunakan sebagai

bentuk tugas, melainkan sebagai sarana memahami materi pelajaran. Untuk penugasan, guru harus

memberikan model yang lainnya, misalnya model pemecahan masalah.

b. Buku-buku LKS tersebut diperbaiki dan dikembalikan lagi kepada peran yang sebenarnya,

yaitu sebagai lembar kerja siswa, yang merupakan pendamping dari buku teks pelajaran. Siswa

tidak berpatokan pada LKS saja, namun dalam pengerjaan LKS siswa harus menggunakan buku

cetak sebagai buku utama.

c. Guru sebagai Fasilitator harus melihat secara teliti kecocokan antara isi LKS dengan

kurikulum yang sedang dipelajari sebelum menggunakan LKS tersebut.


d. Guru harus lebih memperkaya soal-soal siswa dengan membuat soal-soal dari berbagai

referensi dan tidak hanya dari LKS.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam proses belajar mengajar guru membutuhkan Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu
alat bantu yang termasuk ke dalam bahan ajar. Dengan menggunakan LKS siswa dapat
mengerjakan soal-soal sesuai dengan materi yang diajarkan. LKS menghimpun materi dan soal-
soal per materi. Ketika guru selesai memberikan materi, maka siswa bisa melakukan uji
pemahaman dengan mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS tersebut.
Namun dalam pelaksanaannya, penggunaan LKS ini memiliki dampak yang baik dan tidak baik
bagi guru dan siswa. Apabila guru hanya menggunakan LKS saja sebagai penyedia soal-soal
latihan, maka kreativitas guru tidak akan berkembang. begitu juga dengan siswa, siswa akan bosan
bila selalu di beri tugas mengerjakan soal-soal LKS saja, maka mereka akan terpaksa mengerjakan
dan terkesan asal-asalan saja. LKS terkadang tidak sesuai dengan kurikulum dan materi sehingga
membuat siswa bingung dalam mengerjakan soal-soal.
Oleh karena itu guru juga perlu melihat terlebih dahulu kesesuaian LKS dengan kurikulum
dan materi yang dipelajari pada mata pelajaran yang ia pegang. Agar kreativitas guru dan siswa
tetap berkembang, guru tidak hanya berpatokan pada LKS saja dalam menyediakan soal-soal. LKS
hanya lah sebagai alat bantu, guru lah sebagai fasilitator utama dalam menyediakan soal-soal yang
akan diberikan agar sesuai dengan materi dan kurikulum.
LKS sementara ini dianggap sebagai teknologi atau alat yang sangat strategis karena
mempunyai keunggulan antara lain: 1). Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapaan, 2). Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal di dalam jiwa tersebut 3). Dapat
memotivasi belajar siswa 4). Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar giat 5). Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mendukung
pembelajaran di kelas Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) penggunaan LKS yang baik akan
sangat diperlukan agar pembelajarannya dapat memberikan pelayanan kepada seluruh siswa sesuai
karakteistiknya. Agar tujuan tercapai maka diperlukan LKS yang baik, tentunya LKS yang sesuai
dengan pembelajaran yang diinginkan guru yang tahu maka guru harus dapat menyiapkan
(membuat LKS ) sesuai dengan standar kompeteensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

B. Saran

Berdasarkan makalah yang dibuat, penulis menyarankan ke pada pembaca khususnya para guru
agar menjadi kan LKS sebagai alat bantu dalam mengajar, namun perlu memperhatikan fungsinya
tanpa mengesampingkan kemampuan guru sendiri dalam menyediakan soal-soal bagi siswa
sebagai evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai