Anda di halaman 1dari 32

TUGAS

PENDIDIKAN IPS SD
“Sumber, Media dan Evaluasi Pembelajaran IPS SD”

Oleh:

KELOMPOK 4

1. Dona Fitria Irma (18129008)

2. Rani Novisya (18129201)

3. Syekal Yusuf (18129319)

SEKSI :
18 BB 02

DOSEN PENGAMPU:
Nur Fadillah, S.Pd, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. SUMBER BELAJAR IPS SD

1. Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya sumber belajar seseorang tidak dapat mengumpulkan
informasi atau pengetahuan yang akan ia pelajari sebagai pengetahuan baru yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Sumber belajar sangat dibutuhkan
untuk menggali semua informasi yang kita perlukan dalam memahami materi yang
sedang dipelajari. Begitu pula saat kita akan belajar tentang materi IPS, kita
membutuhkan berbagai macam bahan materi untuk belajar IPS.

Sumber belajar berasal dari dua kata yaitu sumber dan belajar. Sumber
biasanya dikenal dengan istilah asal, awal mula dan bahan sedangkan belajar
merupakan “proses” mencari pengalaman. Jadi, dapat dikatakan bahwa sumber
belajar merupakan semua bahan yang memfasilitasi proses seseorang mendapatkan
pengalaman.

Beberapa para ahli telah mengemukakan pengertian sumber belajar, yaitu


sebagai berikut:

a. Satrianawati (2018: 23) menyatakan bahwa sumber belajar adalah sesuatu yang
dapat dijadikan acuan atau referensi yang menghasilkan pengalaman belajar bagi
anak didik.
b. Guslinda dan Kurnia (2018: 19) menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala
sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitar anak yang dapat dipergunakan atau
dimanfaatkan untuk membantu pemahaman anak dalam proses belajar mengajar
c. Majid (2011: 173) menyebutkan bahwa sumber belajar adalah informasi-informasi
yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu
siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
d. Dale dalam (Sitepu, 2014: 18) mengatakan bahwa sumber belajar dapat
dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan
memudahkan terjadinya proses belajar.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar
adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara
fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
2. Fungsi dan Manfaat Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki beberapa fungsi, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Jalinus dan Ambiar dalam (Guslinda dan Kurnia, 2018: 21) yaitu:
a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran
b. Memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
d. Memungkinkan belajar secara seketika
e. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografi.

Menurut Zaman dkk dalam (Guslinda dan Kurnia, 2018: 21-22) menjelaskan
bahwa sumber belajar memiliki beberapa fungsi atau manfaat yaitu:
a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung. Anak
usia SD yang berada pada fase berpikir konkret maka dengan pemberian
pengalaman belajar nyata/ konkret tentu akan megoptimalkan belajar anak dan
juga akan dapat meningkatkan kebermaknaan dalam proses belajarnya.
b. Upaya memperluas wawasan anak melalui sumber belajar. Misalnya guru
mengajak anak mengamati Ikan di dalam kolam atau aquarium, anak akan
mendapatkan pengalaman tentang berbagai warna ikan, besar kecilnya ikan yang
ada dalam kolam atau aquarium, bagaimana ikan bergerak di dalam air dan
sebagainya.
c. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya informasi yang
didapat anak dari buku bacaan, majalah anak atau nara sumber. Ini sangat
menguntungkan bagi anak sehingga ia akan dapat informasi dan pengetahuan
baru. Pengetahuan baru bagi anak akan meningkatkan minat dan akhirnya akan
terlatih karena adanya pembiasaan.
d. Motivasi anak untuk belajar selalu menjadi focus perhatian guru dalam
pengelolaan pembelajaran anak usia SD. Faktor motivasi sering menjadi masalah
yang menyebabkan tidak terciptanya iklim belajar yang kondusif dan
menyenangkan. Dengan memanfaatkan sumber belajar menjadi alternative bagi
guru untuk masalah tersebut.
e. Mengembangkan kemampuan berpikir anak secara kritis dan positif. Dengan
diberikannya berbagai alternative sumber belajar kepada anak kemampuan
berpikir kritis anak akan meningkat. Contohnya pada saat anak proses belajarnya
secara langsung, misalnya dikebun binatang, anak akan secara otomatis
berkembang pemikiran kritisnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh anak dengan
banyak mengemukakan pertanyaan terhadap berbagai fakta, peristiwa, kejadian
yang ditemukannya di tempat tersebut, bahkan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh
guru sekalipun akan ditanyakan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa anak
berkembang kemampuan berpikir kritis dan berpikir positifnya.

Menurut Abdullah (2012), manfaat sumber belajar terhadap proses


pembelajaran dapat memberikan beberapa keuntungan kepada peserta didik, seperti
(1) Memungkinkan untuk menemukan bakat terpendam pada diri seseorang yang
selama ini tidak tampak, (2) Memungkinkan pembelajaran berlangsung terus menerus
dan belajar menjadi mudah diserap dan lebih siap diterapkan, dan (3) Seseorang dapat
belajar sesuai dengan kecepatan waktu yang tersedia.

3. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar

Dengan menggunakan beberapa kriteria maka proses pemilihan sumber belajar


menjadi lebih mudah, efektif dan efisien. Sumber belajar yang dipilih juga menjadi
lebih sesuai dan selaras dengan kebutuhan. Selain itu, sumber belajar yang ditentukan
juga lebih mempunyai daya guna terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Prastowo (2013: 61-63) menyatakan bahwa setidaknya ada dua kriteria yang bisa
digunakan dalam pemilihan sumber belajar yaitu kriteria umum dan khusus.

a. Kriteria Umum
Berikut kriteria dalam pemilihan sumber belajar secara umum yang meliputi
empat hal, yaitu :
1) Ekonomis, artinya sumber belajar tidak mahal. Dengan harga yang terjangkau,
semua lapisan masyarakat akan mampu mengadakan sumber belajar tersebut.
Selain itu, ekonomis yang dalam artian murah ini tidak selalu terpatok pada
harga yang selalu rendah, tapi dapat juga pemanfaatannya dalam jangka waktu
yang panjang.
2) Praktis dan sederhana, artinya sumber belajar tidak memerlukan pelayanan
atau pengadaan sampingan yang sulit dan langka.
3) Mudah diperoleh, artinya sumber belajar dekat dan mudah dicari.
4) Fleksibel, artinya sumber belajar bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
pembelajaran, atau dengan istilah lain kompatibel.

b. Kriteria Khusus
Secara khusus, kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber
belajar adalah :
a. Sumber belajar dapat memberikan kepuasan sehingga dapat memotivasi
peserta didik dalam belajar.
b. Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang
dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan.
Sehingga sejalan dengan apa yang menjadi indikator pencapaian hasil belajar
dan menjadi sebab mudahnya ketercapaian indikator yang telah dibuat.
c. Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti dan sebagainya.
d. Sumber belajar untuk pemecahan masalah. Maksudnya sumber belajar yang
dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang
dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.
e. Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode atau strategi penyampaian
pesan.

Sedangkan menurut Mahmud dan Idham (2017: 28), dalam pemilihan sumber
belajar, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yakni:
a. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
b. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan materi pembelajaran yang
disajikan
c. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan metode pembelajaran yang
digunakan
d. Sumber belajar yang dipilih hendaknya mudah diperoleh
e. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan karakteristik siswa.
f. Sumber belajar yang dipilih hendaknya mampu digunakan oleh guru
g. Sumber belajar yang dipilih hendaknya efektif dan efisien
h. Sumber belajar yang dipilih hendaknya tidak bertentangan dengan agama, nilai
budaya dan karakter bangsa
4. Jenis-jenis Sumber Belajar IPS SD

Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology)


dalam Subqi (2016: 90-91), terdapat enam macam sumber belajar yaitu pesan, orang,
bahan, alat, teknik dan latar/lingkungan. Keenam sumber belajar tersebut juga
merupakan komponen sistem pembelajaran, artinya dalam setiap kegiatan
pembelajaran, selalu terdapat keenam komponen tersebut.
a. Pesan, adalah kurikulum atau mata pelajaran yang terdapat pada masing-masing
sekolah atau jenjang pendidikan dan yang perlu dipelajari oleh siswa. Contoh:
semua bidang studi seperti IPS dan lain sebagainya.
b. Orang yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan
penyampai pesan kepada peserta didik. Contohnya: guru, tutor, pembimbing dan
sebagainya.
c. Bahan, adalah program yang memuat atau berisi pesan pembelajaran seperti buku,
program video atau audio, VCD dan lain-lain
d. Alat, adalah sarana untuk menayangkan bahan atau program seperti proyektor
film, video recorder, OHP, dan sebagainya
e. Teknik, adalah prosedur yang digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran seperti diskusi, karyawisata, demonstrasi, ceramah, dan sebagainya
f. Lingkungan (settings), yaitu lingkungan di mana belajar dan pembelajaran
berlangsung. Misalnya: lingkungan fisik berupa: gedung sekolah, laboratorium,
perpustakaan, studio, auditorium. Lingkungan non fisik seperti: penerangan,
sirkulasi udara dan lain-lain.

Menurut Rohani (dalam Nur, 2012: 70) pembagian sumber belajar antara lain
meliputi:
1. Sumber belajar cetak seperti buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster,
denah, dan lain-lain
2. Sumber belajar non cetak seperti film, slide, video, model, boneka, audio kaset,
dan lain-lain
3. Sumber belajar yang berupa fasilitas seperti audotorium, perpustakaan, ruang
belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan olahraga dan lain-lain;
4. Sumber belajar yang berupa kegiatan seperti wawancara, kerja kelompok,
observasi, simulasi, permainan dan lain-lain
5. Sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat seperti taman, terminal,
dan lain-lain

Adapun menurut Mahmud dan Idham (2017: 25-26), sumber belajar dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
bagi peserta didik. Misalnya situs, candi dan sebagainya.
b. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang menjadi tempat bagi
peserta didik dapat belajar sesuatu. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, sastrawan,
dan ahli ilmu-ilmu lainnya.
c. Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, buku fiksi
dan lain-lain.
d. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya persitiwa kerusuhan, peristiwa
bencana dan peristiwa lainnya.
e. Tempat atau lingkungan alam sekitar yakni semua tempat yang dapat digunakan
untuk melakukan proses belajar. Tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat
belajar yang berarti sumber belajar. Misalnya perpustakaan, pasar, museum,
sungai, gunung, kolam ikan, dan sebagainya.

6. Klasifikasi Sumber Belajar dan Contoh Penerapannya dalam Pembelajaran


IPS

a. Berdasarkan Jenisnya
Berikut ini klasifikasi sumber belajar berdasarkan jenisnya antara lain:

1) Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku. Misalnya : perpustakaan, pasar,
museum, sungai, gunung, dan lain-lain.Contoh penerapannya adalah ketika
kita akan mempelajari tentang peninggalan sejarah dalam pembelajaran IPS
kita dapat mengetahuinya dengan mendatangi museum atau ketika kita ingin
mengetahui tentang kegiatan ekonomi kita dapat mempelajatinya dengan
mengunjungi pasar.
2) Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah
laku bagi peserta didik, misalnya : candi, masjid, dan sebagainya. Contoh
penerapannya adalah ketika kita ingin mengetahui letak suatu wilayah kita
dapat menggunakan peta sebagai sumber belajar.
3) Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik, misalnya : buku pelajaran, majalah, koran, dan sebagainya.
Contoh penerapannya adalah siswa sedang belajar tentang perjuangan tokoh
nasional maka siswa dapat menggunakan buku-buku teks yang berkaitan
dengan perjuangan tokoh nasional sebagai sumber belajar.
4) Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusuhan, peristiwa
bencana, dan peristiwa lainnya. Contoh penerapannya adalah seseorang yang
sedang mempelajari peristiwa bencana banjir maka ia dapat turun secara
langsung ke daerah yang sedang dilanda banjir untuk mengetahui bagaimana
peristiwa banjir dan pengaruh banjir tersebut bagi penduduk di sekitarnya.

b. Berdasarkan Sumber Materi Belajar


Sumber belajar IPS dapat di bagi dalam dua macam, yaitu :

a. Sumber materi belajar berupa bacaan (reading materials) seperti:


1) Buku teks atau buku paket atau buku modul belajar (yang digunakan UT) ,
bulletin majalah, dan surat kabar, sering digunakan untuk menjelaskan
masalah-masalah yang aktual dan yang terkini.
2) Buku ensiklopedia dan kamus sering digunakan untuk mencari makna dan
arti dari suatu kata atau istilah.
3) Buku biografi para tokoh-tokoh untuk mengetahui tokoh-tokoh yang
berpengaruh di Indonesia maupun di dunia.
4) Buku kumpulan sajak atau puisi dan momen karya para satrawan sebagai
bahan materi pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Sumber materi berupa non bacaan (non reading materials) seperti:
1) Berita atau informasi dari media elektonik (TV, Radio, Internet dan
sebagainya)
2) Lingkungan alam sekitar (manusia, maupun alam)
3) Guru dan siswa itu sendiri.
7. Mengelola Sumber Belajar
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola sumber belajar yaitu:

a. Pengadaan dan pemanfaatan sumber belajar, meliputi kegiatan:


1) Mengidentifikasi kebutuhan sumber dan saran belajar.
2) Menginverntarisir sumber dan alat pendukungnya di dalam maupun di luar
sekolah.
3) Menyesuaikan antara kebutuhan sumber dan saran belajar yang tersedia
kemudian memodifikasinya.
b. Manfaat sumber dan sarana belajar, meliputi kegiatan:
a. Mengidentifikasi kebutuhan sumber belajar.
b. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang tersedia dan dimanfaatkan untuk
pembelajaran.
c. Pengelompokan sumber belajar dalam kelompok.
d. Mencari dengan menganalisis kaitan antara kelompok sumber belajar dengan
mata pelajaran yang hendak dicapai.
e. Menentukan materi untuk kompetensi pembelajaran.
f. Pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran.
B. Media Pembelajaran IPS SD

1. Pengertian Media Pembelajaran IPS SD

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan
salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan. (Tusriyanto, 2014: 131).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,


dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada peserta didik. (Wibowo, 2011:1).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru
untuk mengirimkan pesan-pesan materi pelajaran yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, minat, dan kemauan peserta didik sedemikian rupa
sehingga terjadi suatu proses pembelajaran yang efektif dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. (Amri, 2015: 52)

Menurut Susanto (dalam Nasution, 2018: 180) media pembelajaran adalah


alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk
memudahkan, memperlancar komunikasi antara guru dan siswa sehingga proses
pembelajaran berlangsung efektif dan berhasil dengan baik.

Rohani dalam Sudatha (2015:3) lebih lanjut mengemukakan beberapa definisi


mengenai media pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam


proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efi siensi
pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang
menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya.

b. Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film,


video, tape, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Dengan kata
lain media instruksional edukatif mencakup perangkat lunak (software)
dan/atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/alat
bantu belajar.

c. Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi


instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar
Pedoman Instruksional (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu
kegiatan belajar mengajar.

d. Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan


menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk
mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional,
meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan
sebagainya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran IPS merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai penunjang
proses pembelajaran IPS dengan tujuan memiliki daya tarik minat belajar IPS
peserta didik dalam menerima transfer ilmu dari pendidik sehingga meningkatkan
hasil belajar peserta didik.

2. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran IPS SD

Dalam pembelajaran IPS memerlukan media dan sumber belajar yang lebih
menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan dan lingkungan peserta didik. Ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan media
pembelajaran IPS (Zainal Abidin, dalam Karim, 2015: 98), yaitu:

a. Kesesuaian, artinya media itu harus sesuai dengan upaya peserta didik untuk
mencapai tingkah laku atau kompetensi yang diharapkan.

b. Tingkat kesukaran. Maksudnya setelah sesuai dengan kompetensi yang


diharapkan perlu diperhatikan guru dan peserta didik apakah dapat dan mudah
menggunakan media itu.

c. Biaya, dalam memilih media di samping disesuaikan kompetensi yang akan


dicapai perlu dipertimbangkan juga biaya yang dikeluarkan seimbang apa
tidak dengan kompetensi yang dicapai itu.

d. Tersedianya, dalam memilih media atau sumber belajar perlu


dipertimbangkan media itu ada (tersedia) mudah didapat di lingkungan tempat
pembelajaran.

e. Kualitas teknik. Misalnya kalau kita ingin menggunakan film, slide, rekaman
suara, chart, VCD, komputer. dan lain-lain perlu diperhatikan kualitas gamban
rekaman, dan warnanya.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam
penggunaannya menurut Amri (2015: 54), yaitu:

a. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan


pembelajaran

b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi


pembelajaran

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi


peserta didik.

d. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan efektivitas dan


efisien.

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran IPS SD

Menurut Sudjana (dalam Hasanah: 180- 181) manfaat penggunaan media


pembelajaran adalah:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga motivasi


belajar akan tumbuh.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih


dipahami oleh siswa dan memungkinkannya untuk menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal


melalui penuturan katakata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lainlain.

Dalam konteks pendidikan dan pembelajaran yang lazim dilaksanakan di


dalam kelas, media menurut Karim (2015: 99) dapat berfungsi sebagi berikut:

a. Membangkitkan motivasi belajar siswa

b. Menarik perhatian siswa pada isi pelajaran

c. Meningkatkan pengertian pemahaman mencegah verbalisme


d. Menumbuhkan konsep dan mempermudah pengorganisasian pengertian

e. Memberikan pengalaman langsung dan nyata lewat percobaan eksperimen

f. Memungkinkan interaksi langsung dengan sumber belajar (wawancara dengan


petani, pak lurah, usahan dan lain-lain)

g. Mengembangkan sikap eksploratif dan inkuiri.

Selain itu, kegunaan media antara lain:

a. Media mampu memberikan rangsangan yang yang bervariasi kepada otak


kita

b. Mengatasi Keterbatasan pengalaman siswa

c. Media dapat melampaui batas ruang kelas

d. Media memungkinkan adanya interaksi dengan langsung antara siswa dan


lingkungan;

e. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru

g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

h. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari suatu yang


konkrit maupun yang abstrak

i. Pengalaman yang didapat baik dari kegiatan mengalami langsung suatu


peristiwa, sekedar sebagai pengamat dari kejauhan, atau menyaksikan
peristiwa tunda dari tayangan gambar hidup seperti yang disajikan dengan
video jelas mendia ini mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh.

j. Media memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri.

k. Meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy), yaitu


kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan obyek, tindakan dan
lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia\

l. Media mampu meningkatkan efeks sosial, yakni kesadaran akan dunia sekitar

m. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun siswa.


(Oka, 2017:14-19)
4. Jenis- Jenis Media Pembelajaran IPS SD

Poewito (dalam Karim, 2015: 102- 108) atas dasar pertimbangan berbagai
jenis media pembelajaran, terdapat berbagai media yang relevan untuk
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara garis besar dibedakan
menurut cara pembuatan dan penggunaanya yaitu media grafis, media audio dan
media proyeksi.

Menurut Oemar Hamalik (dalam Hidayati, 2008: 8) ada 4 klasifkasi


media pengajaran antara lain:

a. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro


projection, gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.

b. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya


transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.

c. Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-
benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta
elektris, koleksi diorama).

d. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan


sebagainya.

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi


tergantung dari sudut mana melihatnya menurut Amri (2015: 55), yaitu:

Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. \

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Seperti, film slide, foto, transparansi, lukisan,
gambar.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video.

Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi kedalam:

a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio
dan televisi.

b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu,
seperti film slide, video dan sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke


dalam media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film scrip,
transparansi dan sebagainya.

d. Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio


dan sebagainya.

e. Multimedia yaitu penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih


format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video
untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer.

Menurut Saifuddin (2014:132-133) mengemukakan bahwa Media


pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis yaitu:

a. Media Visual.

Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima


pesan. pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk
visual. Jenis-jenis media visual yaitu gambar atau foto, sketsa, diagram,
bagan, grafik, kartun, poster, peta atau globe, papan panel, dan papan
buletin.

b. Media Audio

Media Audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera


pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang-
lambang auditif.

Jenis-jenis media audio antara lain radio dan alat perekam atau tape recorder.

a. Media Proyeksi Diam.


Jenis-jenis media proyeksi diam antara lain adalah film bingkai, film rangkai,
OHP, opaque projektor, mikrofis.

b. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual.

Jenis-jenis media proyeksi gerak dan audio visual antara lain film gerak,
film gelang, program TV dan Video.

c. Multimedia.

Multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik,
bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui
komputer. selain itu juga, multimedia berarti penggabungan atau
pengintegrasian dua atau lebih format media yang terpadu seperti tes, grafik,
animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem
komputer.

d. Benda.

Benda-benda yang ada di alam sekitar dapat juga digunakan sebagai


media pembelajaran, baik itu benda asli ataupun benda tiruan.

Jadi, jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan


dikembangkan dalam pengajaran IPS antara lain:

1. Media yang tidak diproyeksikan

Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya.
media yang tidak diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
gambar diam, bahan-bahan grafis, serta model dan realita (Mukminan. Dalam
Hidayati: 9- 10).

a. Gambar diam (still- picture)

Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang


menggambarkan lokasi atau tempat, benda-benda serta obyek-obyek tertentu.
Gambar diam yang paling banyak digunakan dalam pengajaran IPS
adalahpeta, gambar obyek-obyek tertentu, misalnya: gunung, pegunungan,
lereng, lembah serta benda-benda bersejarah.

b. Bahan-bahan grafis (graphic-materials)


Bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua
dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan
kepada siswa (audience). Bahan grafis ini umumnya memuat
lambanglambang verbal dan tanda- tanda visual secara simbolis. Bahan-bahan
grafis ini terdiri dari: grafik, diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan
komik.

c. Model dan realita

Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat
tiga dimensi. Jadi benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek
sebenarnya yang sudah disederhanakan. Dengan model ini siswa
mendapatkan pengertian yang konkrit tentang benda atau obyek yang
sebenarnya dalam bentuk yang disederhanakan (diperbesar atau diperkecil).
Model seperti ini banyak dipakai di sekolahsekolah dewasa ini, misalnya:
model gunung berapi yang dibuat dari ( tanah liat, kertas atau semen ),
tiruan tentang rumah, model candi, pabrik, model tiruan bumi (globe) dan

sebagainya.

Realita adalah model dan benda yang sesungguhnya seperti: uang logam,
tumbuh-tumbuhan, alat-alat, binatang yang pada umumnya tidak dianggap
sebagai visual, karena istilah visual mengandung makna representative
(mewakili suatu benda/obyek dan bukan benda itu sendiri). Media semacam
ini banyak digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah.

2. Media yang diproyeksikan

Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari
dua macam yaitu: media proyeksi yang tidak bergerak dan media proyeksi yang
bergerak.

a. Media proyeksi yang tidak bergerak:

(1) Slide

Slide adalah gambar atau “image” transparant yang diberi bingkai yang
diproyeksikan dengan cahaya melalui sebuah proyektor. Slide dapat
ditampilkan satu persatu, sesuai dengan keinginan. Ada pula yang
urutan penampilannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara,
sehingga disebut slide suara (sound slide). Presentasi slide berada di
bawah kontrol guru, sehingga kecepatan serta frekwensi putarnya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan.

(2) Film strip (film rangkai)

Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan yang prinsip:
kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah atau satu persatu, sedang
film strip gambargambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara
teratur berdasarkan sequencenya. Seperti slide, film strip dapat
disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-
film).

(3) Overhead Projector (OHP)

OHP adalah alat yang dirancang untuk menayangkan bahan yang


berbentuk lembaran trasparansi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan
diproyeksikan ke layar yang terletak di belakang operatornya.

(4) Opaque Projector

Media ini disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan


transparansi, tetapi bahan-bahan sebenarnya, baik benda- benda datar
atau tiga dimensi, seperti mata uang dan model-model.

(5) Micro Project

Berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil (yang


biasanya diamati dengan microscope), sehingga dapat diamati secara jelas
oleh seluruh siswa.

b. Media Proyeksi yang Bergerak

(1) Film

Sebagai media pengajaran film sangat bagus untuk menerangkan suatu


proses, gerakan, perubahan, atau pengulangan berbagai peristiwa masa
lampau. Film dapat berupa visual saja, apabila film itu tanpa suara, dan
dapat bersifat audio-visual, apabila film itu dengan suara.

(2) Film Loop (Loop-film)


Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8 mm atau 16 mm yang
ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga dapat berputar terus
berulang-ulang selama tidak dimatikan. Karena tanpa suara (silent) maka
guru harus memberi narasi (komentar) sendiri, sementara film terus

berputar.

(3) Televisi

Sebagai suatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan


antara lain: menarik, up to date, dan selalu siap diterima oleh anak-
anak karena dapat merupakan bagian dari kehidupan luar sekolah
mereka. Sifatnya langsung dan nyata. Melalui TV siswa akan
mengetahui kejadian-kejadin mutakhir, mereka dapat mengadakan
kontak dengan tokoh-tokoh penting, serta melihat dan mendengarkan
pendapat mereka.

(4) Video Tape Recorder (VTR)

Walaupun sebagian fungsi film dapat digantikan oleh video, namun


tidak berarti bahwa video tape akan menggantikan film, karena
masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.

3. Media audio

Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi
suara (manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang
termasuk media audio adalah:

a. Radio Pendidikan

Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna
bagi semua tingkat pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan
ide-ide baru, kejadiankejadian dan peristiwa-peristiwa penting dalam dunia

pendidikan. Dibanding media yang lain, radio mempunyai kelebihan-


kelebihan, diantaranya: daya jangkauannya cukup luas, dalam waktu
singkat, radio dapat menjangkau audience yang sangat besar jumlahnya,
dan berjauhan lokasinya. Tetapi karena sifat komunikasinya hanya satu arah
menyebabkan hasilnyasulit untuk dikontrol.
b. Rekaman Pendidikan.

Melalui rekaman (recording), dapat direkam kejadiankejadian penting,


seperti: pidato, ceramah, hasil wawancara, diskusi, dan sebagainya. Selain itu
juga dapat digunakan untuk merekam suara-suara tertentu, seperti: nyanyian,
musik, suara orang atau suara binatang tertentu yang tidak mungkin
didengarlangsung di ruangan kelas. Kelebihan rekaman ini adalah “play-
back” dapat dilakukan sewaktu-waktu dan berulangulang, sehingga bagi guru
mudah melakukan kontrol.

4. Sistem multimedia

Sistem multimedia adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan
visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara
kombinasi dua atau lebih media pengajaran, dikenal dengan sistem multi
media. Perlu dimengerti bahwa konsep multi media ini, bukan sekedar
penggunaan media secara majemuk untuk suatu tujuan pembelajaran, namun
mencakup pengertian perlunya integrasi masing-masing media yang digunakan
dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik (sistematik). Masing-masing
media dalam sistem media ini dirancang untuk saling melengkapi, sehingga
secara keseluruhan, media yang dipergunakan akan lebih besar peranannya dari
pada sekedar penjumlahan dari masing-masing media. Bentuk-bentuk sistem
multi media yang banyak digunakan di sekolah adalah kombinasi slide suara,
kombinasi sistem audio kaset, dan kit (peralatan) multimedia.

Keunggulan dan Kelemahan Tiap- Tiap Media Pembelajaran IPS SD

Pemilihan dan penggunaan media dalam proses belajar mengajar bagi seseorang
pengajar ataupun pendidik harus di sadari bahwa: tidak ada satu media yang
terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tiap-tiap jenis media memiliki
kelebihandan kekuranga sendiri-sendiri, sehingga dalam pemilihan media harus
senantiasa mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi
pelajaran yang disajikan serta kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.

Berikut beberapa contoh jenis media dengan kelebihan dan kekurangannya:

1. Media gambar/foto

Kelebihannya :
a. Sifatnya konkret: gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verb

b. Gambar dapat mengatasi Batasan ruang dan waktutidak semua benda, objek
atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bias anak-anak
dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar/foto dapat mengatasi hal
tersebut. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas
lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau,
kemarin atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat
seperti apa adanya. Dambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.

c. Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau


penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang
dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto

d. Foto dapat memperjelas suatu masalah dalambidang apa sajadan untuk


tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalah pahaman.

e. Foto harganya murah dan gampang di dapat serta digunakan tanpa


memerlukan peralatan khusus.

Kekurangannya:

a. Gambar/foto hanya menekankan pada presepsi indera mata.

b. Gambar/foto benda terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan


pembeljaaran.

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besaral semata.

2. Denah

Kelebihannya:

a. Merangsang isswa-siswi untuk mengetahui keadaan sesungguhnya dari apa


yang terdapat pada denah/sketsa

b. Sangat membantu guru yang tidak memiliki keteramp

c. Mudah membuatnya

Kekurangannya :
a. Sulit dipahami oleh tingkat usia dan tingkat Pendidikan tertentu

b. Membutuhkan pengetahuan yang luas dari pihak guruilan menggambar

3. Karikatur

Kelebihannya :

a. Membangkitkan daya analisis dan daya berpikir kritis

b. Membangkitkan rasa humor sebagai variasi belajar mengajar

c. Memperkaya daya imajinasi siswa-siswi

Kekurangannya :

a. Dapat menimbulkan kesimpulan yang bersifat general

b. Dapat menimbulkan ketersinggungan

b. Dapat menimbulkan kesimpulan ganda

4. Over Head Projektor (OHP)

Kelebihan :

a. Mudah menggunakannya

b. Dapat digunakanpada kelas kecil maupun kelas besar

c. Tidak memeprlukan kamar/ruangan khusus

d. Biayanya lebih murah disbanding media elektronik lainnya

seperti projector film, slide, dan sebagainya

Kekurangannya :

a. Memerlukan waktu khusus meempersiapkan materi yang kaan


ditransparansikan

b. Memerlukan keterampilan khusus dalam mengemukakan ideide yang


bervariasi bentuknya.

5. Radio

Kelebihannya :

a. Harganya lebih murah

b. Dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya


c. Dapat memberikan informasi secara berulang-ulang

d. Dapat mengemabngkan daya imajinasi anak didik

e. Merangsang partisifasi aktif pendengar

f. Memusatkan perhatian anak didik pada pesan yang disajikan

g. Menyajikan hal-hal yang lebih menarik

h. Memberikan pengalaman-pengalaman luar kelas

i. Mengatasi ruang, dana, waktu

j. Radio dapat memberikan berita autentik atau keterangan

keteranagn yang sebenarnya

k. Mendorong keaktivitas anak didik

l. Radio berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang

Kekurangannya :

a. Sifat komunikasi radio hanya satu arah

b. Program radio telah disentralisir, sehingga guru kurang mempersiapkan diri


Bersama ank didik secara baik. Karena belum terjalin kerjasama antara
pembuat program dengan guruguru di kelas.(Purwana, 2009: 31- 33)

Prinsip Pembuatan Media

Prinsip-prinsip pembuatan media adalah:

1. Kesederhanaan

Isi media sebaiknya ringkas, sederhana dan dibatasi pada halhal yang penting
saja, asalkan konsep yang disampaikan tergambar dengan jelas.

2. Kesatuan

Kesatuan dimaksudkan adalah hubungan antara unsur-unsur secara fungsional


menyatu secara menyeluruh.

3. Peneka Penekanan

pada bagian-bagian tertentu diperlukan untuk memusatkan perhatian.

4. Keseimbangannan
3. Evaluasi Pembelajaran IPS SD

A. Pengertian Evaluasi
Menurut Sudrajat (dalam Aunurrahman, 2012; 206-207) evaluasi adalah
“kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah
tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat
efisiensi pelaksanaannya”.
Menurut Sudijino (2007;5) menyatakan evaluuasi adalah mencakup dua
kegiatan yaitu “pengukuran” dan “penilaian”. Evaluasi adalah kegiatan atau proses
untuk menilai sesuatu.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang mencangkup
dua kegiatan yaitu “pengukuran” dan “penilaian”.
Dalam evaluasi kita sering mendengar istilah penilaian. Evaluasi lebih luas
ruang lingkupnya dari pada penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus pada aspek
tertentu saja yang merupakan bagian dari ruang lingkup tersebut. Jika hal yang ingin
dinilai adalah system pebelajaran, maka ruang lingkupnya adalah semua komponen
pembelajaran, istilah yang tepat untuk menilai system pembelajaran adalah evaluasi.
Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagian komponen pembelajaran,
misalnya hasil belajar, maka istilah yang tepat digunakan adalah penilaian.

B. Tujuan Evaluasi
Secara umum tujuan evaluasi untuk melihat sejauh mana suatu program atau
kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2012; 209-210) tujuan
dilakukannya evaluasi yaitu :
(a) memperkuat kegiatan belajar, (b) menguji pemahaman dan
kemampuan siswa, (c) mematikan pengetahuan prasyarat yang sesuai, (d)
mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran, (e) memotivasi siswa,
(f) memberi umpan balik bagi guru dan siswa, (g) memelihara standar
mutu, (g) mencapai kemajuan proses dan hasil belajar, (h) memprediksi
kinerja pembelajaran selanjutnya, (i) menilai kualitas pembelajaran”.

Menurut Anas (2006; 17) tujuan khusus evaluasi yaitu “(a) untuk merangsang
kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan, (b) untuk mencari dan
menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik
dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya”.

C. Manfaat Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan mempunyai manfaat yang luas, tidak
sekedar mengukur keberhasilan proses belajar akan tetapi dapat memberikan
manfaat dalam berbagai kegiatan lain baik bagi guru maupun bagi siswa.
Menurut Aunurrahman (2012; 211-215) manfaat evaluasi adalah (a)
mengetahui taraf kesiapan anak untukmenempuh suatu pendidikan tertentu, (b)
mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan, (c)
mengetahui apaakah suatu mata pelajaran yang akan kita ajarkan dapat dilanjutkan
dengan bahan yang baru ataukah harus mengulang pelajaran-pelajaran yang telah
lampau, (d) mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan
tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk siswa, (e) mendapatkan
bahan-bahan informasi apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih
tinggi atau harus mengulang di kelas semula, (f) membandingkan apakah prestasi
yang dicapai anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum, (g) untuk
menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk kita lepaskan kedalam
masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi, (h)
untuk mengadakan seleksi, (i) untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang
dipergunakan dalam lapangan pendidikan.

D. Ruang lingkup Evaluasi


1. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran
a. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif domain hasil belajar
Menurut Benyamin S, hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam
tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
1) Domain kognitif (cognitive domain)
Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi
(evaluation).
2) Domain Afektif
Domain ini memiliki beberapa jenjang kemampuan yaitu kemauan
menerima, kemauan menanggapi/menjawab, menilai, organisasi.
3) Domain psikomotor
Yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerakan
tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai
dengan gerakan yang kompleks. Kata kerja operasional yang digunakan
harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu :
a) Muscular or motor skill, yang meliputi : mempertontonkan
gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan,
menampilkan.
b) Manipulations of materials or objects, yang meliputi :
mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser,
memindahkan, membentuk.
c) Neuromuscular coordination, yang meliputi : mengamati,
menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan,
memasang, memotong, menarik dan menggunakan.
b. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif system pembelajaran
1) Program pembelajaran meliputi kompetensi dasar, isi atau materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber
belajar, lingkungan, penilaian proses dan hasil belajar.
2) Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan, guru, peserta
didik.
3) Hasil pembelajaran baik untuk jangka pendek, jamgka menegah dan
jangka Panjang.
c. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian proses dan
hasil belajar
1) Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat.
2) Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran
3) Kecerdasan peserta didik
4) Perkembangan jasmani/kesehatan
5) Keterampilan
2. Ruang lingkup, Teknik, dan instrumen penilaian
a. Ruang lingkup penilaian
Menurut Majid (2014: 242) Penilaian hasil belajar peserta didik
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan
secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi
relative setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

b. Teknik dan instrument penilaian


Menurut Majid (2014;242) Teknik dan instrument yang digunakan untuk
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal.
Instrument yang digunakan adalah daftar cek/skala penilaian yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan
penugasan.
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar – salah, menjodohkan dan uraian.
b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan
c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai degan karakteristik
tugas.
3) Penilaian kompetensi keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja
yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek dan
penilaian portofolio. Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian yang dilengkapi rubrik.

E. Syarat-syarat Umum Evaluasi


Agar evaluasi dapat berfungsi secara optimal, dapat memberikan manfaat
untuk perbaikan program dan kegiatan-kegiatan pembelajaran maka evaluasi harus
memenuhi beberapa persyaratan.
Menurut Menurut Aunurrahman (2012; 215-220) syarat evaluasi adalah :
1. Kesahihan/validitas
Validitas diartikan sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu
instrument evaluasi atau tes dan tidak terhadap instrument itu sendiri. Validitas
dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu (a) validitas ramalan (predictive
validity), (b) validitas bandingan (concurrent validity), (c) validitas isi (content
validity), (d) validitas konstruk (construct validity).
2. Keterandalan/reliabilitas
Reabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan keajegan (konsistensi)
hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument evaluasi. Beberapa cara
dapat dipergunakan untuk mencari taraf reabilitas suatu tes yaitu (a) teknik
ulangan, (b) teknik bentuk parallel, (c) teknik belah dua.
3. Kepraktisan
Kepraktisan diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada kaitan
dengan instrument evaluasi, baik dalam mempersiapkan, menggunakan,
mengolah hasil, menginterpretasi hasil maupun kemudahan-kemudahan dalam
penyimpananya.

F. Jenis-jenis evaluasi
Menurut Aunurrahman (2012; 220-222) jenis-jenis evaluasi yaitu :
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
pembahasan suatu pokok bahasan. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
sejauh mana suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagai mana yang
direncanakan. Contohnya ulangan harian.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap satu satuan waktu
yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke
unit berikutnya. Contohnya ujian akhir semester.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan
yang tepat.

G. Karakteristik Instrumen Evaluasi


Menurut zainal (2016;69-70) menyatakan terdapat beberapa karakteristik
instrument evaluasi yang baik yaitu:
1. Valid
Artinya suatu instrument dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa yang
hendak diukur secara tepat.
2. Reliabel
Artinya suatu instrument dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia
mempunyai hasil yang taat atau konsisten.
3. Relevan
Artinya instrument yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indicator yang telah ditetapkan.
4. Representative
Artinya instrument harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan .
5. Praktis
Artinya mudah digunakan
6. Deskriminatif
Artinya instrument itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukan perbedaan-perbedaan sekecil apapun.
7. Spesifik
Artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
dievaluasi
8. Proporsional
Artinya suatu instrument harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional
antara sulit, sedang, dan mudah.

H. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran


Untuk mengetahui seberapa tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa,
maka guru perlu memahami cara yang dapat dipergunakan untuk mengkonfersikan
atau megubah skor mentah menjadi skor standar.
Menurut Aunurrahman (2012; 223-226) cara yang dapat dipergunakan yaitu :
1. Penilaian Acuan patokan (PAP)
Penilaian Acuan patokan (PAP) merupakan penilaian dengan menerapkan
norma absolut atau mutlak oleh guru atau pembuat tes berdasarkan jumlah soal,
bobot masing-masing soal serta persentase penguasaan yang dipersyaratkan.
Tujuan PAP digunakan untuk menyeleksi secara pasti status individual perkenaan
dengan domain perilaku yang ditetapkan atau dirumuskan dengan baik.
Contohnya: untuk menentukan nilai A atau B seorang siswa harus men
dapatkan skor tertentu sesuai dengan batas yang telah ditetapkan.
Salah satu contoh kriteria nilai yang digunkan dalam bentuk rentang skor
sebagai berikut:
A. 80% - 100 %
B. 70% - 79%
C. 60% - 69%
D. 45% - 59%
E. < 44% - (tidak lulus)
Adapun kelemahan dari PAP yaitu: tergantung pada tingkat kesulitan soal
atau tes, maksudnya jika standar yang ditentukan terlalu tinggi maka siswa akan
sulit dalam menjawab soal tersebut begitu juga sebaliknya.

2. Penilaian Acuan Norma (PAN)


Penilaian Acuan Norma merupakan suatu norma yang disusun secara relative
berdasarkan distribusi skor yang dicapai oleh peserta didik. Relative artinya
tinggi rendahnya kemampuan (performa) siswa tergantung kemampuan
(performa) kelompoknya, karena standar pengukuran yang digunakan adalah
norma kelopok. Adapun tujuan PAN adalah untuk mengetahui status peserta
didik dalam hubungannya dengan kemampuan kelompok peserta didik yang lain
yang telah mengikuti tes.
DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, R. 2012. Pemanfaatan Berbasis Pemanfaatan Sumber Belajar. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan. Vol.12, No. 2.

Amri, Emizal. 2015. Pendidikan IPS. Padang: FIS UNP.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Guslinda dan Kurnia, Rita. 2018. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Surabaya: Jakad
Publishing.

Hasanah, Uswatun. 20. Media dan Sumber Belajar IPS Bagi Anak Usia SD/ Mi.
Jurnal IJTIMAIYA, Vol. 2, No. 1.

Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Surakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Karim, Abdul. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Malang: UM.

Mahmud, Saifuddin dan Idham Muhammad. 2017. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru. Bandung: Ramaja Rosda Karya.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nasution, Toni. 2018. Konsep Dasar IPS. Yogyakarta. Samudra Biru.


Nur, Faizah M. 2012. “Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran Sains Kelas V SD
Pada Pokok Bahasan Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan”. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Vol. 13 No. 1.

Oka, Gde Putu Arya. 2017. Media dan Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish.

Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.

Purwana, Agung Eko. 2009. Bahan Ajar Paket 6 Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran IPS MI. Surabaya: AprintA.

Saifuddin. 2014. Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. Yogyakarta:


Deepublish.

Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish.

Sitepu, B.P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subqi, Imam. 2016. "Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil
Belajar." Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 1 Nomor 1.

Sudatha, I Gde Wawan & Tegeh, I Made. 2015. Desain Multimedia Pembelajaran.
Yogyakarta: Media Akademi.

Sudjiono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Tusriyanto. 2014. Pembelajaran IPS SD/MI. Yogyakarta: Kaukaba.

Wibowo, Satriyo. 2011. Pengembangan Media dan Sumber Belajar IPS. Yogyakarta:
Diktat.

Zaina, Arifin. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai