PENDIDIKAN IPS SD
“Sumber, Media dan Evaluasi Pembelajaran IPS SD”
Oleh:
KELOMPOK 4
SEKSI :
18 BB 02
DOSEN PENGAMPU:
Nur Fadillah, S.Pd, M.Pd
Sumber belajar merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya sumber belajar seseorang tidak dapat mengumpulkan
informasi atau pengetahuan yang akan ia pelajari sebagai pengetahuan baru yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Sumber belajar sangat dibutuhkan
untuk menggali semua informasi yang kita perlukan dalam memahami materi yang
sedang dipelajari. Begitu pula saat kita akan belajar tentang materi IPS, kita
membutuhkan berbagai macam bahan materi untuk belajar IPS.
Sumber belajar berasal dari dua kata yaitu sumber dan belajar. Sumber
biasanya dikenal dengan istilah asal, awal mula dan bahan sedangkan belajar
merupakan “proses” mencari pengalaman. Jadi, dapat dikatakan bahwa sumber
belajar merupakan semua bahan yang memfasilitasi proses seseorang mendapatkan
pengalaman.
a. Satrianawati (2018: 23) menyatakan bahwa sumber belajar adalah sesuatu yang
dapat dijadikan acuan atau referensi yang menghasilkan pengalaman belajar bagi
anak didik.
b. Guslinda dan Kurnia (2018: 19) menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala
sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitar anak yang dapat dipergunakan atau
dimanfaatkan untuk membantu pemahaman anak dalam proses belajar mengajar
c. Majid (2011: 173) menyebutkan bahwa sumber belajar adalah informasi-informasi
yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu
siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
d. Dale dalam (Sitepu, 2014: 18) mengatakan bahwa sumber belajar dapat
dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan
memudahkan terjadinya proses belajar.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar
adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara
fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
2. Fungsi dan Manfaat Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki beberapa fungsi, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Jalinus dan Ambiar dalam (Guslinda dan Kurnia, 2018: 21) yaitu:
a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran
b. Memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
d. Memungkinkan belajar secara seketika
e. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografi.
Menurut Zaman dkk dalam (Guslinda dan Kurnia, 2018: 21-22) menjelaskan
bahwa sumber belajar memiliki beberapa fungsi atau manfaat yaitu:
a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung. Anak
usia SD yang berada pada fase berpikir konkret maka dengan pemberian
pengalaman belajar nyata/ konkret tentu akan megoptimalkan belajar anak dan
juga akan dapat meningkatkan kebermaknaan dalam proses belajarnya.
b. Upaya memperluas wawasan anak melalui sumber belajar. Misalnya guru
mengajak anak mengamati Ikan di dalam kolam atau aquarium, anak akan
mendapatkan pengalaman tentang berbagai warna ikan, besar kecilnya ikan yang
ada dalam kolam atau aquarium, bagaimana ikan bergerak di dalam air dan
sebagainya.
c. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya informasi yang
didapat anak dari buku bacaan, majalah anak atau nara sumber. Ini sangat
menguntungkan bagi anak sehingga ia akan dapat informasi dan pengetahuan
baru. Pengetahuan baru bagi anak akan meningkatkan minat dan akhirnya akan
terlatih karena adanya pembiasaan.
d. Motivasi anak untuk belajar selalu menjadi focus perhatian guru dalam
pengelolaan pembelajaran anak usia SD. Faktor motivasi sering menjadi masalah
yang menyebabkan tidak terciptanya iklim belajar yang kondusif dan
menyenangkan. Dengan memanfaatkan sumber belajar menjadi alternative bagi
guru untuk masalah tersebut.
e. Mengembangkan kemampuan berpikir anak secara kritis dan positif. Dengan
diberikannya berbagai alternative sumber belajar kepada anak kemampuan
berpikir kritis anak akan meningkat. Contohnya pada saat anak proses belajarnya
secara langsung, misalnya dikebun binatang, anak akan secara otomatis
berkembang pemikiran kritisnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh anak dengan
banyak mengemukakan pertanyaan terhadap berbagai fakta, peristiwa, kejadian
yang ditemukannya di tempat tersebut, bahkan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh
guru sekalipun akan ditanyakan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa anak
berkembang kemampuan berpikir kritis dan berpikir positifnya.
a. Kriteria Umum
Berikut kriteria dalam pemilihan sumber belajar secara umum yang meliputi
empat hal, yaitu :
1) Ekonomis, artinya sumber belajar tidak mahal. Dengan harga yang terjangkau,
semua lapisan masyarakat akan mampu mengadakan sumber belajar tersebut.
Selain itu, ekonomis yang dalam artian murah ini tidak selalu terpatok pada
harga yang selalu rendah, tapi dapat juga pemanfaatannya dalam jangka waktu
yang panjang.
2) Praktis dan sederhana, artinya sumber belajar tidak memerlukan pelayanan
atau pengadaan sampingan yang sulit dan langka.
3) Mudah diperoleh, artinya sumber belajar dekat dan mudah dicari.
4) Fleksibel, artinya sumber belajar bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
pembelajaran, atau dengan istilah lain kompatibel.
b. Kriteria Khusus
Secara khusus, kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber
belajar adalah :
a. Sumber belajar dapat memberikan kepuasan sehingga dapat memotivasi
peserta didik dalam belajar.
b. Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang
dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan.
Sehingga sejalan dengan apa yang menjadi indikator pencapaian hasil belajar
dan menjadi sebab mudahnya ketercapaian indikator yang telah dibuat.
c. Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti dan sebagainya.
d. Sumber belajar untuk pemecahan masalah. Maksudnya sumber belajar yang
dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang
dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.
e. Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode atau strategi penyampaian
pesan.
Sedangkan menurut Mahmud dan Idham (2017: 28), dalam pemilihan sumber
belajar, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yakni:
a. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
b. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan materi pembelajaran yang
disajikan
c. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan metode pembelajaran yang
digunakan
d. Sumber belajar yang dipilih hendaknya mudah diperoleh
e. Sumber belajar yang dipilih hendaknya sesuai dengan karakteristik siswa.
f. Sumber belajar yang dipilih hendaknya mampu digunakan oleh guru
g. Sumber belajar yang dipilih hendaknya efektif dan efisien
h. Sumber belajar yang dipilih hendaknya tidak bertentangan dengan agama, nilai
budaya dan karakter bangsa
4. Jenis-jenis Sumber Belajar IPS SD
Menurut Rohani (dalam Nur, 2012: 70) pembagian sumber belajar antara lain
meliputi:
1. Sumber belajar cetak seperti buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster,
denah, dan lain-lain
2. Sumber belajar non cetak seperti film, slide, video, model, boneka, audio kaset,
dan lain-lain
3. Sumber belajar yang berupa fasilitas seperti audotorium, perpustakaan, ruang
belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan olahraga dan lain-lain;
4. Sumber belajar yang berupa kegiatan seperti wawancara, kerja kelompok,
observasi, simulasi, permainan dan lain-lain
5. Sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat seperti taman, terminal,
dan lain-lain
Adapun menurut Mahmud dan Idham (2017: 25-26), sumber belajar dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
bagi peserta didik. Misalnya situs, candi dan sebagainya.
b. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang menjadi tempat bagi
peserta didik dapat belajar sesuatu. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, sastrawan,
dan ahli ilmu-ilmu lainnya.
c. Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, buku fiksi
dan lain-lain.
d. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya persitiwa kerusuhan, peristiwa
bencana dan peristiwa lainnya.
e. Tempat atau lingkungan alam sekitar yakni semua tempat yang dapat digunakan
untuk melakukan proses belajar. Tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat
belajar yang berarti sumber belajar. Misalnya perpustakaan, pasar, museum,
sungai, gunung, kolam ikan, dan sebagainya.
a. Berdasarkan Jenisnya
Berikut ini klasifikasi sumber belajar berdasarkan jenisnya antara lain:
1) Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku. Misalnya : perpustakaan, pasar,
museum, sungai, gunung, dan lain-lain.Contoh penerapannya adalah ketika
kita akan mempelajari tentang peninggalan sejarah dalam pembelajaran IPS
kita dapat mengetahuinya dengan mendatangi museum atau ketika kita ingin
mengetahui tentang kegiatan ekonomi kita dapat mempelajatinya dengan
mengunjungi pasar.
2) Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah
laku bagi peserta didik, misalnya : candi, masjid, dan sebagainya. Contoh
penerapannya adalah ketika kita ingin mengetahui letak suatu wilayah kita
dapat menggunakan peta sebagai sumber belajar.
3) Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik, misalnya : buku pelajaran, majalah, koran, dan sebagainya.
Contoh penerapannya adalah siswa sedang belajar tentang perjuangan tokoh
nasional maka siswa dapat menggunakan buku-buku teks yang berkaitan
dengan perjuangan tokoh nasional sebagai sumber belajar.
4) Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusuhan, peristiwa
bencana, dan peristiwa lainnya. Contoh penerapannya adalah seseorang yang
sedang mempelajari peristiwa bencana banjir maka ia dapat turun secara
langsung ke daerah yang sedang dilanda banjir untuk mengetahui bagaimana
peristiwa banjir dan pengaruh banjir tersebut bagi penduduk di sekitarnya.
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan
salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan. (Tusriyanto, 2014: 131).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru
untuk mengirimkan pesan-pesan materi pelajaran yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, minat, dan kemauan peserta didik sedemikian rupa
sehingga terjadi suatu proses pembelajaran yang efektif dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. (Amri, 2015: 52)
Dalam pembelajaran IPS memerlukan media dan sumber belajar yang lebih
menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan dan lingkungan peserta didik. Ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan media
pembelajaran IPS (Zainal Abidin, dalam Karim, 2015: 98), yaitu:
a. Kesesuaian, artinya media itu harus sesuai dengan upaya peserta didik untuk
mencapai tingkah laku atau kompetensi yang diharapkan.
e. Kualitas teknik. Misalnya kalau kita ingin menggunakan film, slide, rekaman
suara, chart, VCD, komputer. dan lain-lain perlu diperhatikan kualitas gamban
rekaman, dan warnanya.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam
penggunaannya menurut Amri (2015: 54), yaitu:
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lainlain.
l. Media mampu meningkatkan efeks sosial, yakni kesadaran akan dunia sekitar
Poewito (dalam Karim, 2015: 102- 108) atas dasar pertimbangan berbagai
jenis media pembelajaran, terdapat berbagai media yang relevan untuk
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara garis besar dibedakan
menurut cara pembuatan dan penggunaanya yaitu media grafis, media audio dan
media proyeksi.
c. Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-
benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta
elektris, koleksi diorama).
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. \
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Seperti, film slide, foto, transparansi, lukisan,
gambar.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video.
a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio
dan televisi.
b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu,
seperti film slide, video dan sebagainya.
a. Media Visual.
b. Media Audio
Jenis-jenis media audio antara lain radio dan alat perekam atau tape recorder.
Jenis-jenis media proyeksi gerak dan audio visual antara lain film gerak,
film gelang, program TV dan Video.
c. Multimedia.
Multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik,
bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui
komputer. selain itu juga, multimedia berarti penggabungan atau
pengintegrasian dua atau lebih format media yang terpadu seperti tes, grafik,
animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem
komputer.
d. Benda.
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya.
media yang tidak diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
gambar diam, bahan-bahan grafis, serta model dan realita (Mukminan. Dalam
Hidayati: 9- 10).
Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat
tiga dimensi. Jadi benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek
sebenarnya yang sudah disederhanakan. Dengan model ini siswa
mendapatkan pengertian yang konkrit tentang benda atau obyek yang
sebenarnya dalam bentuk yang disederhanakan (diperbesar atau diperkecil).
Model seperti ini banyak dipakai di sekolahsekolah dewasa ini, misalnya:
model gunung berapi yang dibuat dari ( tanah liat, kertas atau semen ),
tiruan tentang rumah, model candi, pabrik, model tiruan bumi (globe) dan
sebagainya.
Realita adalah model dan benda yang sesungguhnya seperti: uang logam,
tumbuh-tumbuhan, alat-alat, binatang yang pada umumnya tidak dianggap
sebagai visual, karena istilah visual mengandung makna representative
(mewakili suatu benda/obyek dan bukan benda itu sendiri). Media semacam
ini banyak digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari
dua macam yaitu: media proyeksi yang tidak bergerak dan media proyeksi yang
bergerak.
(1) Slide
Slide adalah gambar atau “image” transparant yang diberi bingkai yang
diproyeksikan dengan cahaya melalui sebuah proyektor. Slide dapat
ditampilkan satu persatu, sesuai dengan keinginan. Ada pula yang
urutan penampilannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara,
sehingga disebut slide suara (sound slide). Presentasi slide berada di
bawah kontrol guru, sehingga kecepatan serta frekwensi putarnya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan.
Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan yang prinsip:
kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah atau satu persatu, sedang
film strip gambargambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara
teratur berdasarkan sequencenya. Seperti slide, film strip dapat
disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-
film).
(1) Film
berputar.
(3) Televisi
3. Media audio
Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi
suara (manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang
termasuk media audio adalah:
a. Radio Pendidikan
Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna
bagi semua tingkat pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan
ide-ide baru, kejadiankejadian dan peristiwa-peristiwa penting dalam dunia
4. Sistem multimedia
Sistem multimedia adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan
visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara
kombinasi dua atau lebih media pengajaran, dikenal dengan sistem multi
media. Perlu dimengerti bahwa konsep multi media ini, bukan sekedar
penggunaan media secara majemuk untuk suatu tujuan pembelajaran, namun
mencakup pengertian perlunya integrasi masing-masing media yang digunakan
dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik (sistematik). Masing-masing
media dalam sistem media ini dirancang untuk saling melengkapi, sehingga
secara keseluruhan, media yang dipergunakan akan lebih besar peranannya dari
pada sekedar penjumlahan dari masing-masing media. Bentuk-bentuk sistem
multi media yang banyak digunakan di sekolah adalah kombinasi slide suara,
kombinasi sistem audio kaset, dan kit (peralatan) multimedia.
Pemilihan dan penggunaan media dalam proses belajar mengajar bagi seseorang
pengajar ataupun pendidik harus di sadari bahwa: tidak ada satu media yang
terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tiap-tiap jenis media memiliki
kelebihandan kekuranga sendiri-sendiri, sehingga dalam pemilihan media harus
senantiasa mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi
pelajaran yang disajikan serta kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
1. Media gambar/foto
Kelebihannya :
a. Sifatnya konkret: gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verb
b. Gambar dapat mengatasi Batasan ruang dan waktutidak semua benda, objek
atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bias anak-anak
dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar/foto dapat mengatasi hal
tersebut. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas
lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau,
kemarin atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat
seperti apa adanya. Dambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.
Kekurangannya:
2. Denah
Kelebihannya:
c. Mudah membuatnya
Kekurangannya :
a. Sulit dipahami oleh tingkat usia dan tingkat Pendidikan tertentu
3. Karikatur
Kelebihannya :
Kekurangannya :
Kelebihan :
a. Mudah menggunakannya
Kekurangannya :
5. Radio
Kelebihannya :
Kekurangannya :
1. Kesederhanaan
Isi media sebaiknya ringkas, sederhana dan dibatasi pada halhal yang penting
saja, asalkan konsep yang disampaikan tergambar dengan jelas.
2. Kesatuan
3. Peneka Penekanan
4. Keseimbangannan
3. Evaluasi Pembelajaran IPS SD
A. Pengertian Evaluasi
Menurut Sudrajat (dalam Aunurrahman, 2012; 206-207) evaluasi adalah
“kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah
tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat
efisiensi pelaksanaannya”.
Menurut Sudijino (2007;5) menyatakan evaluuasi adalah mencakup dua
kegiatan yaitu “pengukuran” dan “penilaian”. Evaluasi adalah kegiatan atau proses
untuk menilai sesuatu.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang mencangkup
dua kegiatan yaitu “pengukuran” dan “penilaian”.
Dalam evaluasi kita sering mendengar istilah penilaian. Evaluasi lebih luas
ruang lingkupnya dari pada penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus pada aspek
tertentu saja yang merupakan bagian dari ruang lingkup tersebut. Jika hal yang ingin
dinilai adalah system pebelajaran, maka ruang lingkupnya adalah semua komponen
pembelajaran, istilah yang tepat untuk menilai system pembelajaran adalah evaluasi.
Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagian komponen pembelajaran,
misalnya hasil belajar, maka istilah yang tepat digunakan adalah penilaian.
B. Tujuan Evaluasi
Secara umum tujuan evaluasi untuk melihat sejauh mana suatu program atau
kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2012; 209-210) tujuan
dilakukannya evaluasi yaitu :
(a) memperkuat kegiatan belajar, (b) menguji pemahaman dan
kemampuan siswa, (c) mematikan pengetahuan prasyarat yang sesuai, (d)
mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran, (e) memotivasi siswa,
(f) memberi umpan balik bagi guru dan siswa, (g) memelihara standar
mutu, (g) mencapai kemajuan proses dan hasil belajar, (h) memprediksi
kinerja pembelajaran selanjutnya, (i) menilai kualitas pembelajaran”.
Menurut Anas (2006; 17) tujuan khusus evaluasi yaitu “(a) untuk merangsang
kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan, (b) untuk mencari dan
menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik
dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya”.
C. Manfaat Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan mempunyai manfaat yang luas, tidak
sekedar mengukur keberhasilan proses belajar akan tetapi dapat memberikan
manfaat dalam berbagai kegiatan lain baik bagi guru maupun bagi siswa.
Menurut Aunurrahman (2012; 211-215) manfaat evaluasi adalah (a)
mengetahui taraf kesiapan anak untukmenempuh suatu pendidikan tertentu, (b)
mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan, (c)
mengetahui apaakah suatu mata pelajaran yang akan kita ajarkan dapat dilanjutkan
dengan bahan yang baru ataukah harus mengulang pelajaran-pelajaran yang telah
lampau, (d) mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan
tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk siswa, (e) mendapatkan
bahan-bahan informasi apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih
tinggi atau harus mengulang di kelas semula, (f) membandingkan apakah prestasi
yang dicapai anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum, (g) untuk
menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk kita lepaskan kedalam
masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi, (h)
untuk mengadakan seleksi, (i) untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang
dipergunakan dalam lapangan pendidikan.
F. Jenis-jenis evaluasi
Menurut Aunurrahman (2012; 220-222) jenis-jenis evaluasi yaitu :
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
pembahasan suatu pokok bahasan. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
sejauh mana suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagai mana yang
direncanakan. Contohnya ulangan harian.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap satu satuan waktu
yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke
unit berikutnya. Contohnya ujian akhir semester.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan
yang tepat.
Abdullah, R. 2012. Pemanfaatan Berbasis Pemanfaatan Sumber Belajar. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan. Vol.12, No. 2.
Guslinda dan Kurnia, Rita. 2018. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Surabaya: Jakad
Publishing.
Hasanah, Uswatun. 20. Media dan Sumber Belajar IPS Bagi Anak Usia SD/ Mi.
Jurnal IJTIMAIYA, Vol. 2, No. 1.
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Surakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Karim, Abdul. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Malang: UM.
Mahmud, Saifuddin dan Idham Muhammad. 2017. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Oka, Gde Putu Arya. 2017. Media dan Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish.
Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.
Purwana, Agung Eko. 2009. Bahan Ajar Paket 6 Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran IPS MI. Surabaya: AprintA.
Sitepu, B.P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Subqi, Imam. 2016. "Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil
Belajar." Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 1 Nomor 1.
Sudatha, I Gde Wawan & Tegeh, I Made. 2015. Desain Multimedia Pembelajaran.
Yogyakarta: Media Akademi.
Wibowo, Satriyo. 2011. Pengembangan Media dan Sumber Belajar IPS. Yogyakarta:
Diktat.