Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MEDIA DAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA INDONESIA SD

Dosen Pengampu : Dr. IBK Gunayasa, M.Hum.,

Heri Setiawan, M.PD.,

Disusun oleh :

Kelompok : 5 ( Lima )

Aci Pratiwi : E1E017001

Ade Irfan Maulana : E1E017002

Baeah : E1E017021

Desi Mawardah Putri : E1E017031

Kelas : 4 A Reguler Pagi

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

UNIVERSITAS MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembacanya.

Mataram, 06 Mei 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dengan menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
transfer ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
(moral) dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi belajar siswa
dan kratifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan selalu berusaha
membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswanya dengan menggunakan
berbagai cara, salah satunya penggunaan media pembelajaran.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat
dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi target dari
pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.

Materi pada bab ini sangat penting karena merupakan salah satu dasar pijakan sebelum
menyusun perencanaan pembelajaran. Keberhasilan dalam menyusun dan mengembangkan
perencanaan pembelajaran juga sangat tergantung pada kemampuan memilih dan
mengembangkan media pembelajaran. Karena itu, untuk dapat mengembangkan perencanaan
pembelajaran dengan baik, diperlukan keahlian dalam meilih dan mengembangkan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi, siswa, dan semua elemen pembelajaran.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apakah pengertian media pembelajaran ?

b. Apa fungsi media pembelajaran ?

c. Apa sajakah jenis media pembelajaran ?

d. Bagaimanakah prinsip – prinsip pemilihan dan pengembangan media pembelajaran ?

e. Apa sajakah langkah-lngkah pengembangan media pembelajaran ?

1.3 TUJUAN

a. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran

b. Untuk mengetahui fungsi media pembelajaran

c. Untuk mengetahui jenis media pembelajaran

d. Untuk mengetahui prinsip – prinsip pemilihan dan pengembangan media pembelajaran

e. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan media pembelajaran

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Media Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Secara etimologi kata 'media' berasal dari bahasa Latin,"medium', artinya perantara atau
pengantar. Secara umum media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber kepada penerima. Menurut Romiszowski (dalam Wibawa, 2001: 8),
media ialah pembawa pesan yang dapat berupa orang atau benda, yang berasal dari suatu
sumber kepada penerima pesan. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi.
Proses pembelajaran juga termasuk di dalam bidang komunikasi karena dalam proses tersebut
terdapat komunikan, komunikator, dan media komunikasi. Terdapat berbagai pendapat ahli
mengenai media pembelajaran. Menurut Ibrahim (2001: 78), media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong kelancaran
proses belajar mengajar. Sementara itu, Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2002) menyatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
isi materi pembelajaran yang antara lain terdiri atas: buku, tape recorder, film, foto, grafik,
kaset, video kamera, televisi, komputer, dan lain-lain. Dengan demikian, media adalah
komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi pembelajaran di
lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Assosiation of Education and Communication Technology (AECT) 1977, menyebutkan


bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi. Sejalan dengan itu, menurut National Education Association (NEA), media
adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrumen vang digunakan untuk kegiatan taersebut. Sementara itu, dalam Depdiknas (2003)
dinyatakan bahwa media pembelajaran adalah media pendidikan yang secara khusus
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa alat peraga adalah benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat bantu adalah

5
alat/benda yang digunakan guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar sama halnya
dengan AVA (audio visual aids). Ketiga istilah tersebut termasuk dalam pengertian media
pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki hubungan dengan sumber belajar. Sumber belajar memiliki
cakupan yang lebih luas daripada media pembelajaran. Sumber belajar bisa berupa pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan latar/lingkungan. Sedangkan media adalah alat (perangkat
keras/ hardware) dan bahan (software) belajar tersebut. Transparansi, program kaset audio,
dan program video merupakan contoh bahan belajar, yang hanya bisa disajikan bila ada alat,
seperti: OHP, radio kaset, video player. Jadi, salah satu atau kombinasi perangkat lunak dan
perangkat keras bersama-sama dinamakan media. Berdasarkan beberapa batasan pengertian
media, dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
proses belajar-mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang
digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2.1.2 Fungsi Media Pembelajaran

Secara umum, fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Dalam proses pembelajaran,
fungsi media adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta hasilnya lebih baik. Dalam proses belajar-
mengajar, media memiliki fungsi yang sangat penting. Enoch (1992) mengemukakan bahwa
penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan
minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar, serta dapat
mempengaruhi psikologis siswa. Penggunaan media juga dapat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman, menyajikan materi/data dengan menarik, memudahkan dalam
menafsirkan data, dan memadatkan informasi.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai
penyalur pesan. Secara lebih khusus, Kemp dan Dayton seperti dikutip Haeruddin, dkk
(2007) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan dengan bantuan media

penafsiran yang beragam dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa
secara seragam, mengurangi terjadinya kesenjangan informasi di antara siswa.

6
Misalnya, guru mengajarkan perbedaan paragraf deskriptif dan deduktif. Dengan
menggunakan media berupa contoh paragraf deskriptif dan paragraf deduktif yang
dibuat dalam carta disertai dengan tanda-tanda yang membedakan keduanya, setiap
siswa akan mendapat kesan yang tidak jauh berbeda.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa,


merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional media dapat
membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak
monoton, dan tidak membosankan. Materi pelajaran yang dikemas melalui program
media, akan lebih jelas, lengkap, menarik minat siswa. Misalnya, guru mau
mengajarkan cara membaca puisi yang baik. Guru dapat memanfaatkan media berupa
kaset (dan tape recorder) atau rekaman video ( VCD ) berisi rekaman pembacaan puisi
oleh model, siswa diminta memperhatikan pembacaan tersebut, memberi
komentar,selanjutnya siswa bergantian membacakan puisi.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa
media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada
siswa.Namun dengan media guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru
sendiri yang aktif tetapi juga siswanya. Misalnya dalam pembelajaran keterampilan
berbicara, guru dapat memanfaatkan media rekaman kaset atau video berbagai
kegiatan diskusi,debat,seminar,simposium,konferensi,berpidato dari berbagai aktivitas
nyata, rekaman tersebut diperhatikan kepada siswa untuk diperhatikan dan
komentari,setelah itu siswa diminta melakukannya sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.

d. Pemakaian waktu dan tenaga lebih efisien

Dengan media,tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin.

7
Dengan media,guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang -
ulang,sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah
memahami pelajaran.

e. Kualitas hasil belajar siswa meningkat

Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajran lebih efisien,tetapi juga
membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Jika hanya
dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja ,siswa mungkin kurang
memahami pelajaran secara baik.Namun, jika hal itu diperkaya dengan kegiatan
melihat, menyentuh ,merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka
pemahaman siswa pasti akan lebih baik. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran sebaiknya dapat dimanipulasi atau dimanfaatkan oleh siswa ,bukan
hanya oleh guru.

f. Proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

Media memungkinkan pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa


dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa,kapan pun dan dimana pun,
tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran
audio visual, termasuk prigram pembelajaran menggunakan komputer,
memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri tanpa terikat
oleh waktu dan tempat.

g. Menumbuhkan siakap positif siswa terhadap proses belajar

Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong


siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber
ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, dapat
menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai
sumber belajar yang diperlukan.

h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Dengan memanfaatkan media secara baik,seorang guru bukan lagi menjadi satu-
satuannya sumber belajar bagi siswa.

8
Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi
peran dengan media. Dengan demikian, guru kan lebih banyak memiliki waktu untuk
memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan
belajar siswa, pembentukan kepribadian, atau memotivasi siswa.

Hampir sama dengan pendapat diatas, Hafni ( 1985 ) Menjelaskan bahwa fungsi
media pembelajaran, khususnya media audio-visual, bukan saja sekedar menyalurkan
pesan, melainkan juga membantu menyederhanakan proses penerimaan pesan yang
sulit sehingga proses komunikasi menjadi lancar tanpa distorsi. Selain itu, Kaufan (
1972 ) berpendapat bahwa media pembelajaran, khususnya media Visual memiliki
empat fungsi, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,dan fungsi
kompensatoris. Fungsi atensi adalah dapat menarik atau mengarahkan perhatian siswa
agar berkinsentrasi pada isi pembelajaran yang terkandung dalam media visual
tersebut.

 Fungsi afektif yaitu dapat digunakan untuk mencipatakan rasa senag atau
kenikmatan siswa terhadap isi pembelajaran.

 Fungsi kognitip adalah dapat mempermudah siswa dalam memahami pesab


tau informasi yang disampaikan dalam pembelajaran.

 Fungsi kompensatoris adalah dapat mengakomodasi siswa yang lemah dalam


menerima isi pembelajaran.

2.1.3 Jenis Media Pembelajaran

Terdapat bebrbagai penggolongan media. Gerlach (1971) mengklasifikasikan jenis media


berdasarkan teknologi yang digunakan,yaitu ꞉ Media Tradisional dan Media dengan teknologi
mutakhir. Media tradisional meliputi (1) media visual diam yang diproyeksikan, contohnya ꞉
pryeksi tak tembus pandang. Proyeksi overhead, slides dan filmstrips, (2) media visual yang
tak diproyeksikan , contohnya ꞉ gambar,poster,foto charts,grafik,diagram,papan infi, dan
papan bulu ,(3) audio ,contohnya ; radio, piringan hitam,tape recorder dan multi-image (5)
visual yang video ,(6) media cetak , contohnya ꞉ buku teks,modul,workbook,majalah, dan
hand out , (7) dan (8) realita, contohnya ꞉ model ,manipulatif seperti boneka dan peta. Media
dengan teknologi mutakhir meliputi dua jenis yaitu ꞉ (a) media berbasis telekomunikasi,

9
seperti teleconference dan kuliah jarak jauh , dan (b) media berbasis mikroprosesor, seperti
computer-assisted intruction ,permainan ,siste, tutor intelejen, interaktif,hipermedia,compact
(video) disc.
Atmphoetomo (dalam ruhani 1997)membagi media pembelajaran menjadi tiga jenis ,yaitu ꞉
media audio,media visual,dan media audio visual. Media audio meliputi ꞉ radio,piringan
hitam, dan tape recorder.media visual dibagi menjadi dua kelompok ; yaitu ꞉ (1) media yang
penampilannya perlu diproyeksikan seperti ; (a) slide, dan film bisu (b) film strip/loop,(c)
overhead proyektor, dan (d) epidiascop ; dan (2) media yang enampilannya tidak perlu
diproyksikan seperti ꞉ (a) wall sheets contohnya ꞉ peta,chat,diagram,dan poster,(b)
model,contohnya ꞉ mook up,miniatur dan maket ,dan (c) objek, contohnya ꞉ speciment
(hebarium-aquarium-insektarium).sementara itu,media audio visual meliputi ꞉ televisi ,radio,
visio/video ,fil, (bicara) ,dan sound slides.
Mengingat anyaknza jenis media , media yang dipilih atau digunakan dalam pembelajaran
harus sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.pembelajaan bahasa indonesia selain
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa , juga meningkatkan kemampuan berfikir dan
bernalar serta kemampuan memperluas wawasan.
Beberapa jenis media yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa indonesia adalah
sebagai berikut .
a. Gambar
gambar yang digunakan sebagai media dapat berupa gambar jadi , misalnya gambar
dari majalah ,booklet,brosur ,selebaran,dan lai-lain.dapat pula gambar garis atau
sketsa/stick figure dan strip story.,misalnya ,guru akan mengajarkan mengarang
dengan memnfaatkan gambar.siswa membuat karangan berdasarkan gambarnya yang
dilihatnya (bisa gambar tunggal atau berseri ) .
b. Chart
chart atau peta dan bagan sering terdapat dalam buku-buku pelajaran.chart selain
dapat digunakan untuk mengelompokkan objek,peristiwa ,atau spesies,juga dapat
digunakan untuk hubungan kronolgi peristiwa-peritiwa yang terjadi.misalnya guru
mau mengajarkan penjenisan kalimat berdasarkan hasil karangan siswa.
c. Bagan
bagan dapat dibuat secara vertikal maupun horisontal. Bagan secara vertikal /bagan
pohon biasanya digunakan untuk menunjukkan rantai komando/perintah dalam suatu
organisi.sedangkan bagasn horisontal/bagan alir yang biasanya dugunakan untuk

10
menunjukan urutan sebuah proses dan prosedur.misalnya guru mengajarkan proses
penyusunan suatu karangan dari awal sampai akhir.
d. Overhead proyektor (OHP)
OHP merupakan media yang relatif sederhana.OHP terdiri atas dua bagian yaitu ꞉
hardware(berupa overhead) dan sofware (transparan projektor ) .sekarang OHP sudah
disediakan di sekolah ,guru daoat memanfaatkannya untuk berbagai tujuan materi
yang sesuai.berikut hal-hal yang arus diperhatikan dalam OHP transparan ꞉
(1) Tegangan listrik harus sesuai dengan peralatannya
(2) Letak posisi transparan harus benar
(3) Tombol pengatur fokus harus di atur sedemikian rupa sehingga gambar yang di
proyeksikan bisa dilihat dengan jelas
(4) Tulisan OHT harus jelas dan dapat menggunakan spidol warna yang bervariasi
(maksimal 4 warna)
e. Tape recorder
tape recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware
(tape recorder) dan soft ware(kaset yang berisi pesan) tape recorder sangat cocok
untuk pembelajaran menyimak. Bukan berarti pembelajaran kemampuan yang lain
seperti, berbicara, menulis ,sastra , dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
Selain media di atas ,ada lagi pengelompokkan media dilakukan secara anderson dalam buku
medi pembelajaran (Depdiknas,2003꞉21-22) dinyatakan bahwa anderson telah membagi 10
golingan media ,yaitu sebagai berikut

No Golongan media Contoh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia


1. Audio . Kaset radio,siaran radio,CD,telepon ,dll.
2. Cetak . Buku pembelajaran,modul , brosur ,gambar.
3. Audio-cetak. Kliping,dll.
4. Proyeksi visual diam . Kaset audio yang dilengkapi bahan tulis,dll.
5. Proyeksi audio visual gerak. Overhead transfaransi (OHT) ,film ,bingkai.
6. Visual gerak. Film bingkai (slide) bersuara , dll.
7. Audio visual gerak. Film bisu.
8. Objek fisik. Film gerak bersuara,CD ,televisi, dll.
9. Manusia dan lingkungan. Benda nyata ,model ,spesimen.
10. Komputer. Guru ,pustakawan ,laboran/narasumber, dll .

11
2.2 Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran BSI SD

2.2.1. Prinsip – Prinsip Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing. Dalam hal


pemilihan media Pembelajaran, guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan atau tujuan pembelajaran agar penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam pemilihan media pembelajaran,
terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.

Apakah Pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah Sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi,
apakah untuk pembelajaran Kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa
TK,SD,SLTP,SMU, atau siswa pada sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat
pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan Tersebut akan
menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi),
atau pembelajaran pembedahan ( kedokteran).

2) Karakteristik Media Pembelajaran.

Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik Tertentu, baik dilihat dari


keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus Dimiliki
guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu Memberikan
Kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara
bervariasi.

3) Alternatif Pilihan

yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisik Dengan
demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih
Jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan. Tabel berikut dapat
dijadikan pedoman dalam pemilihan media yang cocok untuk multimedia

12
pembelajaran terkait dengan Hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran
(Allen dalam Sulaimi, dkk. 2012)

Hubungan Antara Media Dengan Tujuan Pembelajaran

Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek 3D R T R R R R
Rekaman S R R S R S
Audio
Programmed S R S T R S
Instruction
Demonstrasi R S R T S S

Buku Teks S R S S R S
tercetak

Keterangan :

R = Rendah S = Sedang T = Tinggi

1 = Belajar Informasi Faktual

2 = Belajar pengenalan visual

3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan

4 = Prosedur belajar

5 = Penyampaian keterampilan persepsi motorik

6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi

Namun demikian perlu diingat bersama bahwa tidak ada satu media yang sifatnya
bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas.

13
Terkait dengan uraian di atas, Hafni seperti dikutip Haeruddin, dkk. (2007)
mengemukakan bahwa media yang akan dipilih hendaknya memiliki karakteristik
berikut.

a. Relevan dengan tujuan, media yang dipilih/ dirancang untuk digunakan


dalam suatu pembeljaran harus sesuai/ relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai.
b. Sederhana, media yang digunakan hendaknya bisa menyederhanakan hal –
hal yang ruwet atau sulit seta bisa merangkum penjelasan yang bertele – tele
sehingga siswa mudah memahami pesan yang ada dalam media tersebut.
c. Esensial, sering terjadi kasus dala suatu ruang yang besar yang dipenuhi oleh
siswa, guru hanya mengandalkan suara dalam ceramahnya. Akan tetapi, suara
tersebut tidak dapat didemgar oleh seluruh siswa. Akibatnya suasana kelas
menjadi gaduh dan proses belajar – mengajar menjadi kacau serta tidak
efektif. Dalam kondisi yang demikian, barangkali OHP dan pengeras suara
dapat menjadi media yang esensial.
d. Menarik dan Menantang, apabila dalam proses belajar – mengajar guru
selalu memilih dan menggunakan media yang sama, siswa bisa menjdai bosan.
Untuk itu dalam proses belajar – mengajar media yang digunakan hendaknya
variatif sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan tantangan bagi
siswa.

Selain memperhatikan karakteristik media sebagaimana pendapat Hafni tersebut, dalam

Memilih media pembelajaran, guru BSI hendaknya dapat mempertimbangkan beberapa

Pertanyaan berikut.

1. Apakah bahan –bahan sudah tersedia, dan apakah mutunya baik?


2. Apakah biaya persiapan dan pengadaannya terjangkau/ tidak terlalu tinggi?
3. Apakah memerlukan biaya untuk reproduksi?
4. Berapa lama waktu dibutuhkan untuk persiapan?
5. Syarat – syarat apa yang dibutuhkan untuk tiap – tiap peralatan, fasilitas, keterampilan
teknis, dan pelayanan?

14
6. Apakah tidak ada lagi media (peralatan) yang lebih sederhana dan mudah dibawa oleh
siswa ( portable) ?
7. Apakah tidak menimbulkan banyak masalah di dalam memilih media itu ?

Contoh pemilihan media pembelajaran BSI SD:

NO. KD Media yang dapat digunakan

1 Memahami karya sastra Tape recorder + vita cassette/ VCD + CD:


Berisi rekaman pembacaan puisi, cerpen, atau
pentas drama;
carta/ OHP + OHT:
berisi contoh puisi ,cerpen, atau kerangka analisis;
kliping hasil karya sastra; dll.

2 Menulis karya ilmiah Kliping tulisan dari media cetak atau elektronik;
OHP/ carta; jurnal; majalah dinding; dll.

3 Membaca pemahaman Kliping ; carta; OHP, tape recorder + caset


Berisi rekaman pembacaan teks, pidato, atau
pembicaraan yang dapat disimak oleh siswa.

2.2.2 Langkah – langkah pengembangan media pembelajaran

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga
langkah, yaitu perencanaan, peroduksian dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka ,
melakukan desain atau rancangan pengembangan program media. Sadiman dalam Sulaimi,
dkk (2012), memberikan urutan langkah – langkah yang harus diambil dalam pengembangan
program media menjadi enam langkah sebagai berikut.

1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.


2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan operasional dan khas.

15
3. Merumuskan butir – butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya
tujuan.
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
5. Menulis naskah media.
6. Mengadakan evaluasi dan revisi media

1. Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa


Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang
dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Misalnya , jika mengharapkan siswa dapat
berpidato dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa melakukan pembukaan saja,
perlu dilakukan latihan untuk menguraikan isi pidato, memanfaatkan mimic atau gerak tubuh
untuk mendukung isi pidato , dan seterusnya. Setelah menganalisis kebutuhan siswa, juga
perlu menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut pengetahuan atau keterampilan
yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan
yang lainnya langkah ini dapat disederhankan dengan cara menganalisa topik – topik materi
ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini
sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk
rangsangan indera mana yang diperlukan ( audio,visual,gerak atau diam). Contoh melakukan
identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa. Siswa SD/MI kelas tinggi diharapkan sudah
memiliki kemampuan berbicara yang baik dari segi kelancaran, pelafalan, intonasi,
pemanfaatan gerak tubuh dan mimic, maupun keberanian. Namun demikian , banyak siswa
teramati yang tidak sesuai dengan harapan, sehingga terjadi kebutuhan memperbaiki perilaku
siswa dalam berbicara. Adanya kebutuhan tersebut menjadi dasar pijakan dalam membuat
media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan
baik.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran dengan operasional dank has

Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan
yang harus diingat, yaitu: tujuan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa. Dalam hal
ini, tujuan itu benar – benar harus menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat
dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar. Di samping itu, hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran

16
hendaknya memiliki empat unsur pokok yang bisa diakronimkan menjadi ABCD
(Audience, Behavior, Condition, dan Degree).

A = Audience adalah menyebutkan sasaran/ audien yang dijadikan sasaran pembelajaran;

B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat
dilakukan setelah pembelajaran berlangsung;

C = Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat
mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya; dan D = Degree adalah
menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai. Dalam hal ini,
urutan yang benar adalah CABD.

3. Merumuskan Butir – butir Materi secara terperinci yang mendukung tercapainya


tujuan

Penyusunan rumusan butir – butir materi dapat dilihat dari subkemampuan atau
keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran. Hal ini agar materi yang
disusun merupakan alat bantu mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar
mengajar tersebut. Setelah daftar butir – butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah
mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal
– hal yang konkrit kepada yang abstrak.

4. Mengembangkan Alat Pengukur Keberhasilan

Bersamaan dengan proses merumuskan butir – butir materi secara terperinci yang
mendukung tercapainya tujuan, juga harus dirancang alat pengukur keberhasilan penggunaan
media yang akan dibuat. Alat atau instrument pengukuran keberhasilan ini hendaknya terkait
dengan kefektifan penggunaan media yang dibuat dalam rangka mempercepat pencapaian
tujuan pembelajaran.

5. Menulis naskah media

Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan
yang merupakan penjabaran dari pokok – pokok materi yang telah disusun secara baik
seperti yang telah dijelaskan diatas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan
melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang
disebut naskah program media. Naskah program media merupakan penuntun dalam

17
memproduksi media. Artinya menjadi penuntun dalam mengambil gambar dan merekam
suara karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera
atau bunyi dan suara yang harus direkam.

Adapun tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah berawal dari adanya ide dan
gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran ; selanjutnya pengumpulan data
dan informasi, penulisan synopsis dan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah
atau review naskah, dan revisi naskah sampai siap di produksi.

Sebagai contoh, berikut disajikan prosedur umum dalam merancang media grafis. Adapun
langkah – langkah dalam merancang media grafis adalah sebagai berikut.

1. Pertama, mengidentifikasi program, dalam hal ini tentukanlah nama mata pelajaran
, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, tujuan pembelajaran, atau kompetensi
yang diharapkan, dan sasaran ( siswa yang akan menggunakan:kelas, semester)
2. Kedua , mengkaji literature, dalam membuat media cetak ini guru selanjutnya
menentukan materi yang akan diasjikan pada kedua media tersebut. Perlu diketahui
bahwa menentukan isi yang akan disajikan pada media cetak dan media presentasi
bukan untuk memindahkan semua isi dalam buku teks, namun perlu dikemas
sedemikian rupa sehingga materi dapat divisualisasikan lebih tepat, merangkum
materi yang disampaikan jelas dan menarik minat dan perhatian siswa
3. Ketiga , membuat naskah, naskah untuk media grafis berisi skesta visual yang akan
ditampilkan berisi objek gambar, garfik, diagram, objek foto dan isi pesan visual
dalam bentuk teks. Naskah untuk media presentasi berupa storyboard dengan
format double kolom berisi kolom visual yang diisi dengan semua tampilan dan
bentuk visual dan kolom audio
4. Keempat, kegiatan produksi, media cetak dapat dibuat secara manual atau
menggunakan computer, cara manual berarti diperlukan keterampilan khusus untuk
menggambar, melukis atau membuat dekorasi objek grafis, bahan – bahan yang
diperlukan seperti kanvas/ kertas, cat air, kuas, minyak, spon, berbagai bentuk
bahan, dan lain – lain. Cara kedua menggunakan software aplikasi penggunaan
gambar dan dicetak dengan printer warna.

6. Mengevaluasi dan Merevisi Media

Naskah media yang telah disusun perlu dievaluasi dan direvisi bila diperlukan agar

18
Keefektifannya dalam menunjang pencapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih
baik. Pengevaluasian dan perevisian media dapat dilakukan sebelum maupun
setelah penggunaannya, evaluasi dan revisi dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik validasi teman sejawat atau ahli. Sementara itu, evaluasi dan revisi setelah
penggunaan dapat dilakukan melalui kegiatan refleksi dengan teman sejawat yang
menggunakan atau mengobservasi penggunaannya.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media memiliki peran penting dalam suatu proses pembelajaran, di mana


secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: auditif, visual, dan gerak,
sehingga dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Media memiliki peran sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektf

2. Penggunaan media pengajaran bukan merupakan bagian yang integral dani


keseluruhan situasi mengajar.

3. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

4. Diharapkan media yang digunakan dapat mengarahkan siswa dan memudahkan


dalam memahami matern pelajaran

20
DAFTAR PUSTAKA

Musaddat, Syaiful. 2013. Pendidikan Bahasa Sastra


Indonesia Kelas Tinggi. Mataram : Fkip Press Unram.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Intruksional Edukatif.


Jakarta : Rineka Cipta.

Sulaimi, M. Dkk. 2012. “Pengembangan Perangkat


Pembelajaran ( modul PLPG Rayon 122 NTB Tahun
2012 )”. Mataram : Universitas Mataram

21

Anda mungkin juga menyukai