Dosen pengampu :
Disusun :
Meilani Widianingsih (231012400090)
Afifah Rizqiyyah (231012400075)
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini yang berjudul
“Proses terbentuknya Bunyi dan Alat Ucap Manusia Dalam Menghasilkan
Bunyi”. Tak lupa pula shalawat beserta salam kepada nabi Muhammad Saw semoga
kita mendapatkan syafaatnya dihari akhir kelak.
Terakhir, kami juga mengucapkan maaf kepada para pembaca apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar dapat menjadi lebih baik.
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah yaitu:
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk dapat mengetahui apa itu alat ucap.
2. Untuk dapat mengetahui proses fonasi.
3. Untuk dapat mengetahui macam-macam artikulator.
4. Untuk dapat mengetahui klasifikasi bunyi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alat Ucap Manusia
Alat ucap adalah organ pada tubuh manusia yang berfungsi dalam pengucapan
bunyi. Organ-organ yang terlibat antara lain adalah paru-paru, laring, faring, rongga
hidung, rongga mulut, bibir, gigi, lidah, alveolum, palatum, velum, dan uvula.
Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang dibicarakan adalah alat ucap manusia
yang menghasilkan bunyi bahasa. Sebenarnya alat ucap itu juga memiliki fungsi utama
lain yang bersifat biologis. Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat-alat ucap itu biasanya
diberi nama sesuai dengan alat ucap itu namun disesuaikan dengan nama latinnya,
misalnya :
1. Paru-paru (lung)
5. Krikoid (cricoid)
7. Aritenoid (arythenoid)
9. Epiglotis (epiglottis)
3
18. Gusi, lekung kaki gigi (alveolum) – alveolar
Selanjutnya sesuai dengan bunyi bahasa itu dihasilkan, maka harus kita gabungkan istilah
dari dua nama alat ucap itu. Misalnya, bunyi apikodental yang gabungan antara ujung lidah
dengan gigi atas.
B. Proses Fonasi
Terjadinya bunyi bahasa pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara
keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok yang di
dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa terus keluar, pita suara itu harus
berada dalam posisi terbuka. Setelah melalui pita suara, yang merupakan jalan satu-
satunya untuk bisa keluar, baik melalui rongga mulut atau rongga hidung udara tadi
akan diteruskan ke udara bebas.
Di bawah ini dijelaskan posisi pita suara ketika membentuk bunyi bahasa.
1) Posisi pita suara ketika bernafas
Ketika bernafas, pita suara membuka lebar
sehingga udara yang keluardari paru-paru
melalui tenggorokan tidak ada yang
menghalangi.
2) Posisi pita suara bergetar
Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit sehingga
membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak
bergetar, akan menghasilkan bunyi[p,t,c,k,f,h,s].
4
3) Posisi pita suara ketika ngengucapkan bunyi glotal
Ketika ngucapkan konsonan glotal, pita suara menutup sehingga bunyi yang
melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan menghasilkan bunyi hamzah.
4) Posisi pita suara ketika berbisik
Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit, udara
yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi–bunyi bahasa tersebut tidak
jelasterdengarnya.
C. Macam-macam Artikulator
1. Artikulator Aktif
D. Klasifikasi Bunyi
1. Klasifikasi Vokal
Contoh :
Bunyi vokal tinggi : (i) dan (u)
5
Bunyi vokal tengah : (e)
Bunyi vokal rendah : (a)
Secara horizontal ada vokal depan dan vokal belakang.
Contoh :
Bunyi vokal depan : (i) dan (e)
Bunyi vokal belakang : (u) dan (o)
Menurut bentuk mulut, vokal ada 2 yaitu :
1) Vokal bundar
Disebut vokal bundar karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan
vokal.
Misalnya:
Vokal (o) dan vokal (u)
2) Vokal tidak bundar
Disebut vokal tidak bundar karena bentuk mulut tidak membundar melainkan
melebar pada waktu mengucapkan vokal tersebut.
Misalnya:
Vokal (i) dan vokal (e)
Disebut diftong atau vokal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi
bunyi padabagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu
menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, dan
strukturnya.
Contoh diftong dalam bahasa indonesia:
(au) seperti pada harimau dan kerbau.
(ai) seperti pada lantai dan pandai.
Apabila ada dua buah vokal berturutan, namun yang pertama terletak
pada suku kata yangberlainan dari yang ke dua, maka disitu tidak ada diftong.
Jadi vokal (au dan ai) pada kata seperti bau dan lain bukan diftong.
Diftong sering dibedakan berdasarkan letak atau posisi unsur-unsurnya,
sehingga dibedakan adanya diftong naik dan diftong turun. Disebut diftong
naik karena bunyi pertama posisinyalebih rendah dari posisi bunyi yang kedua
Contoh : (ai) balai
6
(au) kerbau dan (oi) amboi
3. Klasifikasi Konsonan
Bunyi-bunyi konsonan biasanya dibedakan tiga patokan atau kriteria,
yaitu:
Posisi pita suara
Tempat artikulasi
Cara artikulasi
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat ucap manusia yang yang berguna dalam membentuk bunyi bahasa.
1. Paru-paru (lungs)
2. Tenggorokan (trachea)
5. Krikoid (cricoid)
6. Tiroid
7. Aritenoid (arythenoid)
9. Epiglotis (epiglottis)
8
20. Gigi bawah (denta)
Klasifikasi bunyi
2) Klasifikasi vocal
3) Klasifikasi konsonan
Proses terbentuknya bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas empat macam,
yakni :
B. Saran
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kebahasaan
tentang terjadinya bunyi dan alat ucap. Di dalamnya membahas tentang alat ucap,
klasifikasi bunyi, proses terjadinya bunyi, dan proses artikulasi.
Kami menyadari makalah ini terdapat kekurangan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah ini menjadi
lebih baik dan berguna bagi pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8913420/Makalah_Kebahasaan_I
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Verhaar, J.W.M. 1982. Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
10