Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA DAN KIMIA

“Sejarah Perkembangan Antariksa dan Hasil Penelitian Badan Antariksa Dunia”

Dosen Pengampu : Atika Ulya Akmal, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 1:

Lidya Febryanti (20129155)


Tiara Ayu Dalfiahri (20129215)
Sri Wahyumeta (20129100)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan nikmat-Nyalah
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Konsep Dasar Bumi Antariksa dan Kimia yang
berjudul “Sejarah Perkembangan Antariksa dan Hasil Penelitian Badan Antariksa Dunia”
yang diberikan oleh ibu Atika Ulya Akmal, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Konsep Dasar Bumi Antariksa dan Kimia.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa


buku dan jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan. Kami sebagai penyusun
makalah ini,sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara
langsung untuk mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan
kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak sekali
kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Padang, 26 Maret 2022

Kelompok 1

i
PETA KONSEP

Sejarah dan Hasil


Penelitian Badan
Antariksa Dunia

Hasil Penelitian Badan Sejarah Perkembangan


Antariksa Dunia Antariksa

NASA Roscosmos ESA CNSA ISRO


Sejarah teknologi luar angkasa dimulai
oleh Jerman pada tahun 1930-an
dibawah pimpinan Wernher Von
Braun, seorang insinyur dan ilmuwan
roket. Wernher Von Braun dan timnya
berhasil menciptakan roket V-2 atau
Aggregat-4 (A4) yang digunakan
sebagai senjata Jerman pada Perang
Dunia II.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. .........................i

PETA KONSEP ........................................................................................... .........................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ........................iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ........................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... .........................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... .........................1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ .........................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Antariksa ........................................................ .........................2

2.2 Hasil Penelitian Badan Antariksa Dunia .............................................. .........................6

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... .......................10

3.2 Saran ................................................................................................... .......................10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. .......................11

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1…………………………………………………………………………………...3
2. Gambar 2………………………………………………………………………….………..4
3. Gambar 3…………………………………………………………………………….……..4
4. Gambar 4…………………………………………………………………………….……..6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi antariksa berdampak pada peningkatan peluncuran
satelit untuk menjalankan berbagai misi, seperti telekomunikasi, penginderaan jauh,
navigasi atau kebutuhan memantau aktivitas Bumi. Perkembangan penggunaan satelit
ternyata berdampak pada peningkatan populasi sampah antariksa yang didefinisikan oleh
para ilmuwan sebagai benda buatan manusia yang mengorbit Bumi selain satelit yang
masih berfungsi. Sampah ini berupa bekas roket (rocket body) dan satelit yang tidak lagi
berfungsi, termasuk serpihan-serpihannya jika bekas roket ini pecah, cat yang mengelupas,
debu, ampas biji dari motor roket, arloji bahkan sikat gigi astronot yang tidak terpakai
(Rachman, 2009). United States Space Command (USSPACECOM) mencatat bahwa
hingga saat ini ada 17 ribu benda antariksa buatan berukuran lebih besar dari 10 cm yang
sedang mengorbit Bumi dan hanya 1000 buah yang merupakan satelit yang masih
berfungsi. Populasi sampah antariksa ini tersebar di berbagai rentang wilayah ketinggian.
Khusus pada wilayah orbit rendah Bumi, jumlah populasi sampah antariksa menempati
posisi paling tinggi seiring dengan semakin banyaknya misi satelit yang diluncurkan pada
wilayah ini. Oleh karena itu, makalah ini membahas mengenai sejarah perkembangan
antariksa dan badan antariksa dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah perkembangan antariksa?
2. Bagaimana hasil penelitian badan antariksa dunia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan antariksa
2. Untuk mengetahui hasil penelitian badan antariksa dunia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Antariksa


Teknologi luar angkasa adalah teknologi yang digunakan untuk pergi, dan
mengambil objek dari luar angkasa. Sedangkan luar angkasa atau dikenal juga dengan
istilah antariksa adalah bagian luar dari atmosfer, yang merupakan hamparan kosong dan
hampa udara. Pada masa perang, teknologi luar angkasa erat kaitannya dengan
persenjataan. Hal ini karena secara spesifik pengembangan teknologi luar angkasa
bermula dari penemuan roket yang digunakan untuk menyerang musuh dari jarak jauh.
Sejarah teknologi luar angkasa dimulai oleh Jerman pada tahun 1930-an dibawah
pimpinan Wernher Von Braun, seorang insinyur dan ilmuwan roket. Wernher Von Braun
dan timnya berhasil menciptakan roket V-2 atau Aggregat-4 (A4) yang digunakan sebagai
senjata Jerman pada Perang Dunia II. Jerman juga membuat Amerika Bomber Project,
sebuah upaya membangun pesawat yang dapat lepas landas dari Jerman kemudian
menjatuhkan bom di Amerika (Sekutu). Selain itu Jerman merancang Silbervogel, roket
bersayap yang dapat terbang berulang dan mampu meluncur melewati Atlantik secara
lebih cepat.
Biarpun Jerman sempat menyerang kota-kota besar Eropa yang dikuasai Sekutu,
namun pada akhirnya Jerman harus mengakui kekalahannya dari pihak Sekutu. Secara
terbuka maupun tersembunyi melalui Paperclip Operation, ilmuwan-ilmuwan hebat dan
peralatan-peralatan canggih yang dimiliki Jerman dipindahkan ke Amerika Serikat.
Tujuannya adalah agar mereka berkontribusi bagi penelitian-penelitian di Amerika
Serikat dan mencegah mereka agar tidak jatuh ke tangan Uni Soviet.
Terbukti para tenaga ahli Jerman yang pindah ke Amerika Serikat berhasil
mengembangkan Heavy Water melalui Manhattan Project, mereka kemudian
menciptakan bom atom dengan kode nama Little Boy dan Fat Man yang dijatuhkan di
Kota Hirosima dan Nagasaki, Jepang. Tercatat beberapa nama ilmuwan Jerman yang
bekerja untuk Amerika Serikat yaitu:
1. Wernher Von Braun, ia bekas anggota SS Nazi Jerman yang menciptakan roket V-2
bagi Jerman. Di Amerika Serikat ia menciptakan roket Saturnus V untuk membantu
misi Apollo tahun 1969.

2
2. Hubertus Strughold, ia dikenal sebagai bapak kedokteran luar angkasa karena
merancang system penyokong kehidupan di luar angkasa. Ia mengawalinya dengan
meneliti efek dari temperatur yang sangat rendah pada tubuh manusia di Camp
Dachau, Jerman. Di Amerika Serikat ia menduduki beberapa jabatan tinggi di
Angkatan Udara dan NASA.
3. Herbert A. Wagner, ia menemukan rudal Henschel Hs 293 yang digunakan Jerman.
Di Amerika Serikat ia bekerja sebagai penasihat teknik bidang pertahanan Amerika
Serikat.
4. Kurt Blome, ia seorang dokter yang ahli dalam pengembangan senjata biologi, baik
ketika bekerja untuk Jerman maupun Amerika Serikat.

Gambar 1 Para Ilmuwan Jerman

Teknologi luar angkasa semakin dikenal luas dunia pada masa Perang Dingin.
Informasi dan propaganda yang disebarkan oleh Uni Soviet maupun Amerika Serikat
membuat perbincangan mengenai luar angkasa menarik untuk diikuti. Pada tanggal 4
Oktober 1957 Uni Soviet meluncurkan satelit pertama di dunia (Sputnik I). Tidak lama
kemudian pada 31 Januari 1958 Amerika Serikat meluncurkan satelit pertamanya
(Exploler I). Tanggal 12 April 1961 Uni Soviet meluncurkan astronot pertama ke luar
angkasa mengelilingi orbit bumi (Yuri Alekseyevich Gargarin) menggunakan kapsul
Vostok I. Amerika Serikat mengikutinya dengan meluncurkan astronot (Alan B. Shepard)
menggunakan kapsul Mercury I. Penerbangan ini hanya bersifat naik dan turun serta tidak
mencapai orbit bumi. Uni Soviet kembali mengungguli Amerika Serikat dengan
mengirim astronot (Mayor German Stephanovich) dalam penerbangan 25 jam 18 menit
mengelilingi orbit bumi menggunakan Vostok II. Amerika Serikat pada akhirnya mampu
melakukan tiga kali orbit dalam penerbangan 4 jam 56 menit diawaki oleh astronot
(Letkol Jhon Herschel Glenn) menggunakan kapsul Friendship 7.

3
Setelah berlomba keluar angkasa dan mengelilingi orbit bumi, Uni Soviet dan
Amerika Serikat melanjutkan rivalitasnya, kali ini bulan dipilih sebagai objek
persaingannya. Pada tanggal 14 September 1959 Uni Soviet mengawalinya dengan
mengirimkan satelit tanpa awak (Lunik II). Satelit ini tercatat sebagai satelit pertama yang
mendarat di permukaan bulan. Selang tujuh tahun kemudian, Uni Soviet berhasil
melakukan pendaratan lunak melalui satelit (Lunik IX). Tanggal 17 Juli 1969 Amerika
Serikat mengejutkan dunia karena meliput pendaratan manusia pertama di bulan
menggunakan satelit (Apollo-11) yang di awaki oleh Neil Amstrong dan Edwin Adrin.
Total sejak pertama kali mendarat di bulan sejak tahun 1969 sampai tahun 1972 Amerika
Serikat sudah mengirim tujuh kali misi ke bulan.

Gambar 2 Yuri Gargarin dan Alan B. Shepard

Gambar 3 Apollo dan Neil Amstrong

4
Perkembangan dunia luar angkasa semakin meneguhkan Uni Soviet dan Amerika
Serikat sebagai sebuah Negara yang mampu mengakses, mengeksplorasi dan
mengeksploitasi luar angkasa yang pada periode itu masih jarang Negara lain untuk
melakukannya. Pasca Perang Dingin berakhir, prinsip untuk mengembangkan luar
angkasa secara lebih lanjut dibangun dengan beberapa cara yaitu:
1. Mengirim manusia keluar angkasa
2. Mengembangkan pesawat ruang angkasa
3. Mengembangkan askses keruang angkasa dengan proses mudah dan lebih murah
4. Menggunakan pesawat ruang angkasa untuk membangun stasiun ruang angkasa,
Mars, dan planet-planet lainnya
5. Menghuni stasiun ruang angkasa dan menggunakannya sebagai dasar untuk memulai
ekspedisi ke bulan
Pada akhirnya Uni Soviet dan Amerika Serikat bersama-sama dengan Negara
maju lainnya bahu-membahu membangun serta mengembangkan stasiun luar angkasa
Internasional. Kini, perkembangan teknologi luar angkasa tidak hanya menjadi monopoli
Uni Soviet dan Amerika Serikat saja. Cina, Jepang, India dan Negara-negara Uni Eropa
lainnya tercatat serta terbukti telah berhasil mengembangkan hal yang sama.
Di Indonesia perkembangan teknologi luar angkasa memang berjalan agak
lambat. Tahun 1963 didirikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) yang
difokuskan untuk pembuatan roket dan satelit, dilanjutkan tahun 1976 Indonesia berhasil
meluncurkan Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa (SKSD Palapa). Pada masanya
itu Indonesia menjadi Negara ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Kanada yang
menggunakan satelit komunikasi. Rentang beberapa puluh tahun kemudian baru pada
tahun 2012 Indonesia mampu menciptakan satelit sendiri yang dinamakan Lapan
A2/Orari, yang pada tahun 2015 untuk pertama kalinya berhasil diluncurkan ke luar
angkasa.

5
Gambar 4 SKSD Palapa

2.2 Hasil Penelitian Badan Antariksa Dunia


1. NASA
NASA singkatan dari National Aeronautics and Space Administration. Badan
antariksa ini adalah milik Amerika Serikat. Presiden Dwight D. Eisenhower
meresmikannya pada tahun 1958. NASA telah menjalankan berbagai misi ke ruang
angkasa. Di antaranya, misi Apollo yang membawa astronaut ke Bulan, misi-misi
dengan pesawat ulang alik Space Shuttle, misi-misi wahana ruang angkasa misalnya
mengirim wahana ruang angkasa Cassini ke Saturnus, dan masih banyak lainnya.
2. Roscosmos
Russian Federal Space Agency atau yang lebih dikenal dengan nama
Roscosmos merupakan lembaga antariksa dari Rusia yang resmi berdiri pada tahun
2015. Sebelum menjadi Roscosmos, lembaga antariksa Rusia dikenal dengan nama
Russian Federal Space Agency yang berdiri sejak 1992 silam. Jika ditelusuri lebih
dalam lagi, sebenarnya keterlibatan Rusia dalam misi ruang angkasa telah ada sejak
Uni Soviet masih berkuasa.
Awalnya, Rusia memiliki badan antariksa Soviet Space Program yang berdiri
pada tahun 1930. Badan antariksa itu telah menjalankan berbagai misi ke antariksa
yang bersejarah. Salah satunya adalah mengirim manusia pertama yang ruang ke
angkasa, yaitu astronaut Yuri Gagarin dengan pesawat Vostok 1 pada tahun 1961.
Soviet Space Program lalu diganti menjadi Roscosmos. Presiden Boris Yeltsin
meresmikannya pada tahun 1992. Roscosmos telah melakukan berbagai misi dan
penelitian ruang angkasa. Salah satu misinya adalah menjalankan Stasiun Ruang
Angkasa Internasional

6
Lembaga ini berfokus pada perencanaan program pengembangan misi ruang
angkasa, manufaktur, penyediaan peralatan ruang angkasa, serta infrastruktur ruang
angkasa bagi negara Rusia. Roscosmos juga merupakan perwakilan Rusia dalam
membentuk kooperasi dengan negara internasional di ruang angkasa agar dapat
memperoleh hasil demi masa depan.
Meski secara usia Roscosmos nampak sangat muda, namun dalam pengalaman
lembaga yang satu ini punya beragam prestasi. Saat masih di bawah pemerintahan Uni
Soviet, lembaga antariksa Soviet berhasil untuk meluncurkan satelit pertama di dunia,
yaitu Sputnik, pada 4 Oktober 1957. Selain itu, Soviet juga berhasil mengirim
manusia pertama ke ruang angkasa, Yuri Gagarin, serta wanita pertama ke ruang
angkasa, Valentina Tereshkova.

3. ESA
European Space Agency atau ESA, berdiri pada tahun 1975. Pendirinya adalah
22 negara Uni Eropa. Markasnya terletak di Paris, Prancis. ESA juga memiliki pusat-
pusat penelitian antariksa yang memiliki fungsi yang berbeda-beda di berbagai kota di
Eropa. Misalnya, Pusat Astronaut Eropa terletak di Cologne, Jerman.
European Space Agency atau ESA merupakan satu-satunya lembaga antariksa
yang didirikan atas kesepakatan banyak negara dalam daftar ini. Total sebanyak 22
negara jadi anggota dari ESA yang bermarkas di Paris, Prancis. Tujuan utama dari
lembaga ini adalah mengembangkan kapabilitas Eropa dalam bidang antariksa yang
nantinya diharapkan dapat memberi banyak manfaat bagi masyarakat Eropa secara
khusus dan masyarakat dunia secara umum.
Program antariksa ESA mirip seperti kebanyakan lembaga lainnya, yaitu
mempelajari tentang Bumi, Tata Surya, serta pengadaan teknologi satelit. Selain itu,
ESA juga berusaha untuk mempromosikan industri antariksa dari Eropa dan kerja
sama dengan lembaga lain di luar Eropa.
Space melansir, ESA telah meluncurkan pesawat maupun peralatan ruang
angkasa untuk memantau dan mengunjungi planet-planet di dalam maupun luar Tata
Surya. Selain itu, ESA juga terlibat dalam berbagai misi angkasa yang merupakan
hasil kolaborasi bersama lembaga antariksa lain, seperti Venus Express, LISA
Pathfinder, dan peluncuran teleskop James Webb. Lalu dalam hal peralatan, ESA
turut mengembangkan Automated Transfer Vehicle sebagai kendaraan kargo untuk
ISS.

7
4. CNSA
China National Space Administration atau CNSA adalah badan antariksa milik
Tiongkok. CNSA berdiri pada tahun 1993. Markasnya di Beijing, Tiongkok. CNSA
adalah badan antariksa ketiga di dunia yang dapat memberangkatkan sendiri
astronautnya ke ruang angkasa. CNSA pertama kalinya membawa astronaut ke ruang
angkasa dengan pesawat antariksa Shenzhou 5 pada tahun 2003. Pada tahun 2016,
sudah ada 10 astronaut dari Tiongkok yang menjalankan misi ke ruang angkasa.
China National Space Administration atau CNSA dibentuk pada tahun 1993
untuk mengontrol aktivitas luar angkasa nasional China. Berbeda dengan lembaga lain
dalam daftar ini, CNSA tidak ikut ke dalam ISS dan memiliki stasiun luar angkasanya
sendiri, meski dalam ukuran yang lebih kecil. Selain itu, sejarah dari lembaga
antariksa China juga lebih tertutup pada awalnya karena adanya campur tangan militer
pada masa Perang Dingin.
Dalam menjalankan fungsinya CNSA dibagi ke dalam empat departemen
berbeda, yaitu Departemen Perencanaan Umum, Departemen Sistem Teknis,
Departemen Sains, Teknologi, dan Quality Control, serta Departemen Urusan Luar
Negeri. CNSA memiliki fokus untuk menciptakan industri ruang angkasa secara
komersil, di samping terus ikut memutakhirkan teknologi antariksa dan mengirim
manusia ke luar angkasa.
Sejumlah prestasi juga telah diukir oleh CNSA. Di antaranya ada peluncuran
manusia ke ruang angkasa secara mandiri menggunakan roket Shenzhou oleh Yang
Liwei pada 2003, mengembangkan pendorong Chang Zheng untuk perjalanan jarak
jauh, hingga turut membuat berbagai macam satelit untuk kepentingan umum maupun
militer.

5. ISRO
ISRO adalah singkatan dari Indian Space Research Organisation. Lembaga
antariksa ini didirikan pada 1969, menggantikan lembaga bernama Indian National
Committee for Space Research (INCOSPAR) yang lebih dulu didirikan pada 1962.
Markasnya di Bengaluru, India. ISRO telah menjalankan 87 misi wahana ruang
angkasa. Salah satunya adalah Mars Orbiter Mission. Wahana ini mulai masuk ke
orbit Planet Mars pada tahun 2014. Inilah pertama kalinya badan antariksa dari Asia
berhasil mendekati Mars. ISRO merupakan badan antariksa keempat yang berhasil
meneliti Mars dari dekat, selain NASA, Soviet Space Program, dan ESA.

8
Misi utama dari lembaga antariksa ini adalah untuk menyediakan kendaraan
maupun teknologi lain yang berkaitan tentang luar angkasa, membuat dan
mengembangkan teknologi satelit, serta melakukan penelitian dan pengembangan
pada ilmu luar angkasa. Prestasi yang berhasil ditorehkan oleh ISRO pun juga tak bisa
dipandang sebelah mata. Lembaga tersebut telah berhasil meluncurkan roket berisi
satelit SLV-3, sukses mengorbit ke Mars pada 2014 lalu, serta menjadi negara
pertama yang memiliki lebih dari 100 satelit di angkasa dengan angka 143 satelit pada
Januari 2021.
Meski dalam film-film kita lebih akrab mengenal NASA sebagai lembaga
antariksa yang punya teknologi canggih, ternyata negara-negara lain tak mau kalah
bersinar dengan lembaga asal Amerika Serikat tersebut. Tentunya besar harapan agar
seluruh lembaga antariksa ini dapat bersinergi untuk menghasilkan pengetahuan demi
kemajuan peradaban manusia.

9
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Sejarah teknologi luar angkasa dimulai oleh Jerman pada tahun 1930-an dibawah
pimpinan Wernher Von Braun, seorang insinyur dan ilmuwan roket. Wernher Von Braun
dan timnya berhasil menciptakan roket V-2 atau Aggregat-4 (A4) yang digunakan sebagai
senjata Jerman pada Perang Dunia II. Jerman juga membuat Amerika Bomber Project,
sebuah upaya membangun pesawat yang dapat lepas landas dari Jerman kemudian
menjatuhkan bom di Amerika (Sekutu). Selain itu Jerman merancang Silbervogel, roket
bersayap yang dapat terbang berulang dan mampu meluncur melewati Atlantik secara
lebih cepat. Badan antariksa dunia terdiri atas National Aeronautics and Space
Administration (NASA), Russian Federal Space Agency (Roscomoscos), European Space
Agency (ESA), China National Space Administration (CNSA), dan Indian Space
Research Organisation (ISRO).

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini dibuat semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita
semua. Setelah memperlajari makalah ini, diharapkan untuk setiap mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang telah dipelajari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Sekolah Menengah Atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Modul
pembelajaran SMA sejarah kelas XII: ilmu pengetahuan dan teknologi. [Online]
http://repositori.kemdikbud.go.id/20611/1/Kelas%20XII_Sejarah_KD%203.2.pdf
(Diakses pada 18 Maret 2022).

Ramadani, A. T. 2022. Lembaga Antariksa Negara ain yang Tak Kalah Hebat dari NASA.
[Online]. https://www.idntimes.com/science/experiment/anjar-triananda-ramadhani-
1/lembaga-antariksa-negara-lain-yang-tak-kalah-hebat-dari-nasa-c1c2-1/5 (Diakses
25 Maret 2022).

Maha, Lita. 2017. 6 Badan Antariksa Dunia. [Online]. https://bobo.grid.id/read/08673764/6-


badan-antariksa-dunia?page=all (Diakses 25 Maret 2022).

11

Anda mungkin juga menyukai