Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Konsep Dasar Bumi Antariksa dan Kimia SD


“Pengertian, Jenis Awan Dan Angin Beserta Dampaknya”

Oleh :
Kelompok 9
Abdul Hamid (20129238)
Riza Amalia Fitri (20129340)
Siti Nur Anisa Putri (20129077)

Dosen Pengampu : Atika Ulya Akmal,S.Pd, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Pengertian, Jenis Awan Dan Angin Beserta Dampaknya”. Shalawat beserta
salam, tidak lupa pula kami sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW, karena berkat
usaha beliau kita semua dapat menikmati indahnya islam dan ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat ini.
Dalam kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
 Ibu Atik Ulya Akmal, S.Pd., M.Pd, dosen pengampu yang telah memberikan arahan
dan bantuan terhadap penyusunan makalah ini.
 Orang tua yang telah membantu baik dalam segi moril dan materil.
 Dan pihak yang telah membantu bersama-sama menyusun pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat
menjadi acuan dan pembelajaran bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 21 Februari 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Awan......................................................................................................................................3

1. Pengertian Awan.................................................................................................................3

2. Proses Pembentukan Awan...................................................................................................3

3. Jenis-Jenis Awan....................................................................................................................5

4. Faktor yang Memengaruhi Terbentuknya Awan...............................................................6

5. Fungsi Awan...........................................................................................................................7

B. Angin......................................................................................................................................7

1. Pengertian Angin..................................................................................................................7

2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Angin........................................................................8

3. Sifat-Sifat Angin...................................................................................................................8

4. Pengaruh Angin Terhadap Tanaman.................................................................................9

5. Jenis-Jenis Angin................................................................................................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................................15

B. Saran....................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Awan adalah kumpulan tetes air atau kristal es yang mengendap di atmosfer. Para ilmuwan
sudah pernah menjelaskan tentang keberadaan awan ini ada sejak tahun 1770an. Adapun
pengertian awan menurut para ilmuwan adalah sebagai berikut.
 Menurut Lamarck dan Howard, awan adalah kumpulan dari gelembung-gelembung
air.
 Menurut von Guericke, awan dibentuk berdasarkan teori gelembung.
 Menurut Coulier, tetesan awan dari langit dibentuk oleh debu.
 Menurut Aitken, tetesan awan terbentuk dari uap air dengan bantuan partikel debu
sebagai penentu terbentuknya fase beru. 

Keberadaan awan di atmosfer sangat berpengaruh pada cuaca dan iklim di Bumi.
Contohnya saja, jika di daerahmu terdapat awan yang berwarna hitam dan pekat, maka
kemungkinan besar akan turun hujan di daerah tersebut. Sebaliknya, jika kamu menjumpai
adanya awan berwarna putih bersih dengan jumlah yang tidak terlalu banyak disertai
pemandangan langit yang berwarna biru, maka kemungkinan besar tidak akan turun hujan di
daerah tersebut.
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerahyang
bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah
kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada
ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin
merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada
permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi,
jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik
permukaan yang dilaluinya.. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan
angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat
pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian awan?


2. Bagaimana proses pembentukan awan?
3. Apa-apa saja jenis-jenis awan?
4. Bagaimana faktor yang memengaruhi terbentuknya awanfungsi awan?
5. Apa pengertian angin?
6. Bagaimana faktor-faktor yang menyebabkan angin?
7. Apa-apa saja sifat-sifat angin?
8. Bagaimana pengaruh angin terhadap tanaman?
9. Apa-apa saja jenis-jenis angin?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Awan


2. Untuk mengetahui Proses Pembentukan Awan
3. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Awan
4. Untuk mengetahui Faktor Yang Memengaruhi Terbentuknya awanfungsi Awan
5. Untuk mengetahui Pengertian Angin
6. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Angin
7. Untuk mengetahui Sifat-Sifat Angin
8. Untuk mengetahui Pengaruh Angin Terhadap Tanaman
9. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Angin

2
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Awan

1. Pengertian Awan
Awan adalah kumpulan tetes air atau kristal es yang mengendap di atmosfer. Para
ilmuwan sudah pernah menjelaskan tentang keberadaan awan ini ada sejak tahun 1770an.
Adapun pengertian awan menurut para ilmuwan adalah sebagai berikut.
 Menurut Lamarck dan Howard, awan adalah kumpulan dari gelembung-gelembung
air.
 Menurut von Guericke, awan dibentuk berdasarkan teori gelembung.
 Menurut Coulier, tetesan awan dari langit dibentuk oleh debu.
 Menurut Aitken, tetesan awan terbentuk dari uap air dengan bantuan partikel debu
sebagai penentu terbentuknya fase beru. 

Keberadaan awan di atmosfer sangat berpengaruh pada cuaca dan iklim di Bumi.
Contohnya saja, jika di daerahmu terdapat awan yang berwarna hitam dan pekat, maka
kemungkinan besar akan turun hujan di daerah tersebut. Sebaliknya, jika kamu menjumpai
adanya awan berwarna putih bersih dengan jumlah yang tidak terlalu banyak disertai
pemandangan langit yang berwarna biru, maka kemungkinan besar tidak akan turun hujan di
daerah tersebut.

2. Proses Pembentukan Awan

Awan tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui serangkaian proses tertentu
yang diawali dengan adanya suhu udara panas di daratan. Diibaratkan kita memasak air
dengan kompor pada panci dengan diberi tutup panci, saat air panas dan mendidih kemudian
menguap menjadi uap air, maka uap itu melayang ke atas, selanjutnya uap air ditangkap tutup
panci kemudian mengumpul menjadi kristal kristal air.

3
Proses tahapan lengkapnya pembentukan awan dapat diuraikan seperti berikut ini.

 Seluruh air yang berada diatas permukaan bumi. Baik air danau, sungai, laut, bahkan
air yang ada didalam tubuh kita. Ketika terkena sinar panas matahari atau pun udara
panas yang membuat air tersebut menguap dan terbang keatas atmosfer.

 Saat telah mencapai lapisan atmosfer yang memiliki suhu yang lebih rendah dari suhu
normal. Maka, uap air tersebut mulai melakukan pengembunan dan menjadi titik-titik
air yang bergabung menjadi satu dalam keadaan setengah menguap. Sekumpulan titik
air dan uap air inilah yang disebut sebagai awan.

 Sekumpulan awan uap air yang bergabung menjadi awan ini. Kemudian, bergabung
dengan sekumpulan awan lainnya yang membuat dan menimbulkan massa awan yang
semakin bertambah berat.

 Dikarenakan massa awan tersebut semakin berat. Maka, awan yang ada turun
mendekati atmosfer bumi yang paling bawah akibat adanya gaya gravitasi. Hal
tersebut kemudian membuat terjadianya penurunan suhu dan temperatur disekitar
wilayah yang ditutupi oleh awan akibat menghalangi cahaya dan udara panas yang
ditimbulkan oleh matahari.

 Dengan demikian, uap air yang telah menjadi air tersebut tidak dapat tertampung lagi
dan turun ke bumi dan ini lah yang kita sebut proses terjadinya hujan.

4
 Setelah melepas air yang telah jatuh ke bumi akibat proses terjadinya hujan. Maka,
udara disekitar tempat tersebut kembali memanas. Hal ini menyebabkan air yang ada
disekitar tempat tersebut kebali menguap dan naik ke atas atmosfer yang lebih dingin
lagin untuk kembali membentuk awan.

3. Jenis-Jenis Awan
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.

 Golongan awan rendah, yaitu awan yang ketinggiannya hanya mencapai 2.000 m.
Adapun awan yang termasuk golongan awan rendah adalah sebagai berikut.
 Nimbo Stratus adalah awan rendah yang merata dan berukuran tebal. Tak
heran jika sinar Matahari sulit menembus awan ini. Hal itu mengakibatkan
terbentuknya warna abu-abu di bagian bawah awan dan berpotensi menjadi
hujan lebat.
 Strato Cumulus adalah awan rendah yang bentuknya menyerupai bulu domba
atau sisik ikan. Awan ini bisa dilihat dalam bentuk tiga dimensinya, lho. Hal
itu dikarenakan rendahnya ketinggian awan ini.
 (low) Stratus adalah awan rendah yang merata dan tidak berbentuk spesifik
layaknya awan lain. Jika awan ini menyentuh tanah, akan terbentuk kabut.

 Golongan awan menengah, yaitu awan yang berada di ketinggian 2.000 m – 6.000 m.
Adapun awan yang tergolong awan menengah adalah sebagai berikut.
 Alto Cumulus adalah awan menengah yang berbentuk gumpalan cukup besar
menyerupai sisik ikan atau bulu domba.
 Alto Stratus adalah awan menengah yang merata dan biasanya berwarna abu-
abu. Keberadaan awan ini bisa menjadi indikator akan turunnya hujan di
suatu tempat.

 Golongan awan tinggi, yaitu awan yang memiliki ketinggian di atas 6.000 m. Adapun
awan yang tergolongan awan tinggi adalah sebagai berikut.
 Cirrus adalah awan tinggi yang bentuknya seperti bulu ayam dan terkadang
juga seperti mata pancing. Umumnya, awan ini berwarna putih bersih.

5
 Cirro Cumulus adalah awan yang berbentuk gumpalan-gumpalan kecil
menyerupai sisik ikan dan berwarna putih bersih. Gumpalan awan cirro
cumulus terlihat lebih kecil daripada alto cumulus karena posisinya lebih
tinggi.
 Cirro Stratus adalah awan tinggi yang tidak memiliki bentuk spesifik,
melainkan rata menyelimuti atmosfer. Pada dasarnya, bentuk awan ini
hampir sama dengan alto startus, hanya saja berada di posisi yang lebih
tinggi. Jika dilihat pada siang hari, awan ini bisa membuat mata silau.

 Golongan awan yang membumbung ke atas, yaitu sebagai berikut.


 Cumulus Humilis adalah awan yang dibentuk oleh aliran udara vertikal. Jika
udara mengalir ke atas, awan akan terbentuk. Sebaliknya, jika udara mengalir
ke bawah, awan akan hilang. Awan ini terlihat di bawah awan cirro stratus.
 Cumulus Congetus adalah fase lanjutan dari awan cumulus humilis. Jika
awan cumulus humilis mendapatkan panas berlebih, maka awan ini akan
membumbung ke atas dengan ukuran lebih besar namun belum melebar,
masih berbentuk runcing.
 Cumulo Nimbus adalah fase terakhir dari pembentukan awan vertikal.
Cumulus congetus yang terus membumbung ke atas, semakin lama akan
semakin melebar dan membesar. Awan inilah yang nantinya disebut cumulo
nimbus. Tak heran jika cumulo nimbus menjadi sarang terjadinya petir, kilat,
dan guntur. Siapa sangka jika keberadaan awan ini cukup ditakuti oleh para
pilot, lho. Oleh karena ketebalan dan ukurannya yang cukup besar, awan ini
bisa mengganggu laju dan gerak pesawat. Terlebih saat terjadi petir di
dalamnya.

4. Faktor yang Memengaruhi Terbentuknya Awan


Adapun faktor yang memengaruhi terbentuknya awan adalah sebagai berikut.
 Suhu udara
Salah satu faktor yang memengaruhi proses pembentukan awan adalah naiknya suhu
udara di daratan. Jika suhu daratan naik, uap air akan terangkat ke atas lalu akan
mengembang secara adiabatik untuk selanjutnya berubah menjadi awan.

6
 Intensitas sinar Matahari
Semakin besar intensitas sinar Matahari yang mengenai Bumi, semakin besar energi
kalor yang dihasilkan. Akibatnya, suhu akan meningkat.
 Angin
Semakin kencang angin yang berhembus, akan mempercepat proses penguapan.
Akibatnya, awan lebih cepat terbentuk.
 Kelembapan udara
Udara lembap akan mempercepat proses pembentukan awan. Hal itu karena udara
lembap mengandung banyak uap air.
 Tekanan udara
Semakin besar perbedaan tekanan di daratan dan di udara, semakin cepat awan
terbentuk.

5. Fungsi Awan
Selain pertanda turunnya hujan, kira-kira awan berfungsi untuk apa saja ya?
 Penghalang radiasi sinar Matahari
Tanpa adanya awan, mungkin radiasi sinar Matahari terasa sangat menyengat di kulit.
Itulah mengapa, keberadaan awan mampu menghalangi radiasi sinar Matahari secara
berlebih.
 Sumber cadangan air
Tanpa hujan, Bumi akan terasa kering kerontang. Keberadaan hujan merupakan salah
satu faktor penting bagi keberlangsungan hidup makhluk di Bumi.
 Objek pengamatan untuk prakiraan cuaca
Salah satu objek kajian BMKG dalam meramalkan cuaca adalah dengan melihat
awan, misalnya saja bentuk awan, intensitas awan, ketinggian awan, dan sebagainya.
Data-data yang diperoleh nantinya bisa dijadikan dasar peramalan cuaca di suatu
tempat dan tentunya dilengkapi dengan citra satelitnya.

B. Angin

1. Pengertian Angin

7
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerahyang
bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah
kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada
ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin
merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada
permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi,
jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik
permukaan yang dilaluinya.. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan
angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat
pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.. Kecepatan
angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer
yang paling banyak digunakan adalah anemometer mangkok. Kecepatan angin dapat diukur
dalam satuan meter per detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot– sekitar 0,5 m/s).
Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan180°, timur 90°, barat
270°, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan arah datangnya
angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari arah darat, angin laut adalah angin
yang datang dari laut . Pada permukaan bumi terdapat atmosfer yang diakibat perbedaan
dalam menerima energi matahari, maka dalam skala luas/global angin membentuk sirkulasi
tertentu. Oleh karena itu maka angin memiliki laju dan arah. Di samping angin yang bergerak
dalam skala luas terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu atau disebut angin lokal.
Contoh dari angin lokal adalah angin laut dan angin darat.

2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Angin

 Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara


dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin
cepat tiupan anginnya.
 Lokai, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh
dari garis khatulistiwa.
 Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya

8
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempa, gaya gesekan
ini semakin kecil.
 Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada
malam hari.
 Sebenarnya yang kita lihat saa angin berhembus adalah partikel-partikel ringan
seperti debu yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya
karena kita mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.

3. Sifat-Sifat Angin

Beberapa sifat angin antara lain:


 Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin
tersebut.
 Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
 Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tampat lain, dan dari waktu ke
waktu.

4. Pengaruh Angin Terhadap Tanaman

Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang optimum dimana
tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang
berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan penguapan permukaan daun, maupun
pergerakan awan, Membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga Membawa
gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman.
angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga
dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran
serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan
penangkaran benih dan akan menimbulkan penyerbukan silang.

Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya dalam
Penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu
diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti perkembangan jamur.

9
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca yang sangat
lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan patogen cenderung akan
meluas bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa patogen
dipencarkan oleh angin. Dari hasil penelitian Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran
konidium pada satu musim tanam tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan
angin dan penurunan kelembaban udara. Pada bulan kering maupun bulan lembab
peningkatan kecepatan angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan
mendukung pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan konidium
hanya memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.

Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan jumlah luka
pada tanaman inang dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan tanaman yang
basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat dimungkinkan karena adanya angin baik
secara langsung atau tidak langsung melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak
jauh. Selain itu karena hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman
atau melalui pasir yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka
dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.

Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin karena jamur
membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang tidak terhitung,
mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah diangkut oleh angin dalam
jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat
tanah, di lapisan udara yang paling tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada
kenyataannya penyakit tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan
sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati karena kekeringan dan sinar matahari
pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu mengendap tidak tepat jatuh
pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat anginnya maka spora yang akan
tersebar pun akan semakin jauh keberadaannya.

Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan lingkungan
karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki misalnya penanaman
tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan silang. Namun jika permasalahan penyebaran
patogen maka usaha yang dapat dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar

10
mengurangi jumlah patogen yang dapat disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula
menggunakan tanaman pematah angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan
seperti menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 – 20
kali tinggi pohon pelindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200
meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya pematah
angin maka laju dan arah angin menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga
penyebaran patogen akan lebih kecil.

5. Jenis-Jenis Angin

1. Angin laut dan Angin Darat

Angin Darat dan Angin Laut

 Angin Laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini bisa
dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
 Angin Darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada
umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00. Angin jenis
ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahi
bertenaga angin sederhana.
 Proses Terjadinya Angin Darat Dan Angin Laut
Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin lokal yang terjadi di wilayah pantai
dan sekitarnya. Massa daratan mempunyai sifat fisik cepat menerima panas dan cepat
pula melepaskan, massa lautan lambat dalam menyerap panas dan lambat pu;a

11
melepaskannya. Sifat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat
tersebut dalam waktu yang bersamaan. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima
panas, sehingga udara menjadi panas lalu memuai dan bertekanan lebih rendah dari
lautan. perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari laut ke darat. Angin
dari laut ke darat ini disebut sebagai angin laut.

Sedangkan pada malam hari tekanan udara di darat lebih tinggi dibanding tekanan udara di
laut. Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari darat ke laut seingga
terjadilah angin darat.

2. Angin Lembah dan Angin Gunung


Angin Lembah dan Angin Gunung
 Angin Lembah
Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung dan
biasa terjadi pada siang hari.
 Angin Gunung
Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung dan
terjadi pada malam hari.
 Proses Terjadinya Angin Gunung Dan Angin Lembah
Pada pagi sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung pegunungan
lebih dahulu disinari matahari bila dibandingkan dengan wilayah lembah. Akibatnya,
wilayah lereng lebih cepat panas dan mempunyai tekanan udara yang rendah,
sedangkan suhu udara di daerah lembah masih relatif dingin sehingga mempunyai
tekanan udara yang tinggi. Maka massa udara bergerak dari lembah ke lereng atau ke
bagian punggung gunung. Massa udara yang bergerak ini disebut sebagai angin
lembah.

Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian rendah sehingga
terjadi pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang masih relatif
lebih hangat. Gerakan udara inilah yang disebut angin gunung.

3.Angin Fohn

12
Angin Fohn
 Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis. Angin
yang bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang
jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena uap air sudah di buang
pada saat hujan orografis.
 Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman
yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya
tahan tubunya terhadap serangan penyakit.
 Proses Terjadinya Angin Fohn
Angin Fohn terjadi bila terjadi perbedaan densitas udara di daerah sekitar lintang 30
derajat (baik lintang utara maupun selatan yang bertekanan maksimum dan sekitar
lintang 10 derajat yang bertekanan minimum.

4.Angin Muson

13
Angin Muson

Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang berhembus
secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode yang lain
polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan setiao setengah tahun. Angin
Muson terbagi atas dua macam,yaitu :
 Angin Muson Barat
Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia (musim
dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat
yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati
adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan
Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, Januari
dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan Kecepatan Minimum 3 m/s.
 Angin Muson Timur
Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia( musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan
( kemarau) di Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit dan
berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli dan Agustus, dan
maksimal pada bulan juli.
 Proses Terjadinya Angin Muson
Benua (daratan) dan samudra (perairan) merupakan dua wilayah yang memiliki sifat
fisika berbeda dala hal menerima energi panas. Sebagai material padat, benua lebih
cepat menyerap panas tetapi cepat pula melepaskannya. Sebaliknya, samudra atau
wilayah perairan lebih lambat menerima dan melepaskan enegi panas. Perbedaan
sifat fisik kedua wilayah ini tentunya mengakibatkan perbedaan kerapatan dan
tekanan udara. Akibat adanyaperbedaan tekanan udara yang sangat mencolok antara
wilayah benua dan samudra, mengalirlah massa udara yang disebut angin muson
(monsoon) dari kawasan benua ke samudra atau sebaliknya. Perubahan arah gerakan
muson biasanya seiring dengan pergantian musim panas dan dingin.

14
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan

Awan adalah kumpulan tetes air atau kristal es yang mengendap di atmosfer. Para
ilmuwan sudah pernah menjelaskan tentang keberadaan awan ini ada sejak tahun 1770an.
Adapun pengertian awan menurut para ilmuwan adalah sebagai berikut.
 Menurut Lamarck dan Howard, awan adalah kumpulan dari gelembung-gelembung
air.
 Menurut von Guericke, awan dibentuk berdasarkan teori gelembung.
 Menurut Coulier, tetesan awan dari langit dibentuk oleh debu.
 Menurut Aitken, tetesan awan terbentuk dari uap air dengan bantuan partikel debu
sebagai penentu terbentuknya fase beru. 

Keberadaan awan di atmosfer sangat berpengaruh pada cuaca dan iklim di Bumi.
Contohnya saja, jika di daerahmu terdapat awan yang berwarna hitam dan pekat, maka
kemungkinan besar akan turun hujan di daerah tersebut. Sebaliknya, jika kamu menjumpai
adanya awan berwarna putih bersih dengan jumlah yang tidak terlalu banyak disertai

15
pemandangan langit yang berwarna biru, maka kemungkinan besar tidak akan turun hujan di
daerah tersebut.

Angin selain sebagai unsur cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi disekitar
tanaman. Selain pengaruhnya banyak bermanfaat bagi tanaman, potensi kerugian tanaman
yang disebabkan adanya angin juga besar. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan terhadap
lingkungan agar fungsi angin lebih mengarah pada hal yang mendukung budidaya pertanian.
Usaha pengelolaan angin di lahan pertanian memang sangat sulit. Namun usaha masih dapat
dilakukan walaupun hanya berpengaruh kecil.
Permukaan bumi kita tidak rata, tidak halus mulus ,ada yang menonjol dan ada yang
cekung. Permukaan yang menonjol dapat berupa gunung , bukit ,atau dataran
tinggi.Permukaan yang cekung dapat berupa jurang, sungai atau laut. Dilihat dari
penyebabnya karena ada aktifitas tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga Endogen dapat
berupa tektonisme, vulkanisme dan seisme. Tenaga Eksogen berupa pelapukan,erosi dan
sedimentasi. Perbedaan satu tempat dengan tempat yang lainnya berkaitan dengan relief bumi
membawa akibat perbedaan cuaca ,suhu, iklim ,curah hujan, jenis tanah dan lain-lain.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat menjadi acuan dan
pembelajaran bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Semoga makalah yang
telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/geografi/awan-pengertian-jenis-dan-proses-
pembentukan/
https://kissparry.com/2019/01/24/bagaimana-terjadinya-awan-hingga-hujan
Fahrizayusroh. 2010. Penyebaran Penyakit Melalui Angin.
http://fahrizayusroh.wordpress.com, [10 April 2010].
Tantawi, A. R. 2007. Hubungan Kecepatan Angin Dan Kelembaban Udara Terhadap
Pemencaran Konidium Cercospora Nicotianae Pada Tembakau.Agritrop, 26 (4) : 160– 167.
Tjasyono, B. 2004.Kli matologi . ITB: Bandung.
Kartasapoetra,Ance Gunarsih,Ir.,1993. “klimatologi pengaruh iklim terhadap tanah dan
tanaman. Jakarta:Bumi Aksara.
Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB.
http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-macam-macam-angin.htm

17

Anda mungkin juga menyukai