SMAN 1 BALONGPANGGANG
Tahun Ajaran 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
GEOGRAFI
STUDI TENTANG PENGARUH PEMANASAN GLOBAL TERHADAP
CUACA DAN IKLIM
1
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN GEOGRAFI
JUDUL :
OLEH :
NIK :
2
KATA PENGANTAR
Rasanya tidak ada ungkapan paling tepat kecuali rasa syukur. Saya sangat
berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa. Berkat kuasa-Nya.
akhirnya saya berhasil menyusun proposal penelitian.
Untuk itu saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, motivasi, dan dorongan. Sehingga saya berhasil
menyelesaikan proposal penelitian berjudul "Pengaruh Game Online
Terhadap Kesehatan Mata".
Selain kepada Tuhan, saya ucapkan banyak terima kasih kepada orang tua,
teman, dan sahabat. Dan tak lupa untuk guru Tanpa mereka, kelompok
saya tidak bisa menyelesaikan proposal ini.
3
ABSTRAK PROPOSAL GEOGRAFI
4
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan………………………………..……………………….. 1
Lembar Persetujuan………………………………………………………….2
Kata Pengantar………………..……………………………………………...3
Abstrak Proposal4
Daftar Isi5
Daftar Gambar6
Daftar Tabel7
Daftar Lampiran8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Proposal
D. Manfaat Proposal
BAB II TUJUAN PUSTAKA
A. Tujuan Pustaka
B. Anggapan Dasar
C. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Identitas Variabel
C. Populasi
D. Sample
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
5
LAMPIRAN
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh cuaca pada kehidupan sehari – hari hidup manusia
sangatlah besar, bahkan saking besarnya hidup kita seperti dikontrol oleh
pergerakan cuaca serta iklim. Kita pun mempunyai ketergantungan
terhadap kondisi cuaca pada saat kita beraktivitas. Bahkan kita mempunyai
kontak perasaan dengan sesuatu bergantung pada cuaca saat itu.
Kebanyakan cuaca dilihat dari objek indikasinya. Dan untuk penelitian
kali ini, objek nya adalah awan. Awan merupakan salah satu fenomena
alam yang paling menakjubkan. Awan itu sendiri merupakan kumpulan
titik – titik air atau Kristal es yang terdapat di udara, yang terjadi karena
adanya kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara.
Manusia melaksanakan kegiatan sehari – hari berdasarkan cuaca, seperti
misalnya seorang pedagang berjualan berkeliling akan berjualan bila
hanya cuacanya cerah. Dari contoh tersebut kita bisa melihat bahwa cuaca
sangat mempengaruhi kehidupan manusia dari awal mereka lahir sampai
meninggal pun akan sangat tergantung pada cuaca.
Karena belakangan ini terdapat isu pemanasan global, maka cuaca
sangatlah susah untuk diprediksi. Dengan demikian kehidupan manusia
menjadi sangat susah untuk dijalankan. Karena itu, kami ingin membuat
suatu penelitian mengenai pengaruh pemanasan global terhadap cuaca dan
iklim melalui indikasi awan.
Kondisi awan saat ini sangatlah memprihatinkan, karena awan – awan
tersebut sudah mulai mengandung gas – gas yang tidak mendukung
kehidupan manusia kearah yang lebih baik. Bahkan itu akan
menghancurkan hidup manusia. Seperti misalnya, hujan asam, itu akan
membuat pencemaran lebih lanjut. Hujan asam terjadi karena polusi udara
yang berlebihan. Efeknya juga berbahaya bagi kehidupan manusia, karena
hujan tersebut membawa bahan kimia yang terhitung sebagai bahaya.
Maka dari itu penelitian ini akan membawa sebuah pengetahuan baru akan
bagaimana caranya mengetahui cuaca yang akan datang untuk menunjang
kehidupan yang lebih baik. Awan akan sangat berpengaruh bagi kehidupan
kita, walaupun tidak kita sadari.
10
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, kami merumuskan masalah tersebut sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara kita bisa mengetahui cuaca yang akan terjadi hanya
dengan melihat awan?
2. Adakah pengaruh awan dengan pemanasan global yang sedang
terjadi?
3. Apa hubungan awan dengan cuaca dan iklim?
4. Pemanasan global disebabkan oleh menipisnya lapisan ozon, jadi
bagaimana kita mencegah penipisan lapisan ozon?
C. Tujuan Penelitian
Kami mengadakan penelitian itu dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana cara kita untuk memprediksi cuaca yang akan datang dengan
indikasi awan untuk menunjang kehidupan yang lebih baik karena awan
sangat berpengaruh bagi cuaca dan kehidupan kita walaupun kita tidak
sadari.
D. Manfaat Proposal
Penelitian ini bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari masyarakat.
Karena, cuaca ada pengaruhnya dengan pekerjaan yang dilakukan oleh
masyarakat, sehingga dengan penelitian awan ini, masyarakat bisa
memprediksi cuaca dengan baik dan pekerjaan bisa berjalan dengan lancar
sesuai dengan harapan kita.
11
BAB II TUJUAN PUSTAKA
A. Tujuan Pustaka
1. Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es di dalam udara yang terjadi karena
adanya kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Terbentuknya awan
dikarenakan kelembaban udara yang mengalami pendinginan sehingga membeku atau
mencapai titik embun. Proses pendinginan terjadi karena kelembapan udara terdorong ke atas
sampai ke atmosfer.
Seiring dengan kenaikan ketinggian, tekanan udara pun berkurang. Kondisi ini
menyebabkan udara yang mengandung uap air menyebar dan mengalami pendinginan. Pada
saat mencapai titik embun, udara menyatu dengan uap air. Seluruh uap air yang terkondensasi
dalam udara tersebut membeku dan membentuk embun melalui partikel-partikel udara yang
sangat kecil.
❖ Menurut Bentuknya
1. Cumulus, yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bunar) dan
dasarnya horizontal.
2. Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit
secara merata.
3. Sirus, yaitu awan berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu
burung.
❖ Menurut Ketinggiannya
1. Awan Tinggi (6000 – 9000 m)
a. Sirus, yaitu sejenis awan lembut dan mengandung Kristal-kristal es yang
berbentuk seperti bulu burung.
b. Sirostratus, yaitu awan putih merata yang menyerupai kerudung tipis atau tabir
c. Sirocumulus, yaitu awan yang muncul dalam bentuk bintik-bintik kcil atau riak
kecil, seperti sisik ikan yang terkadang menyerupai ekor kuda betina.
12
2. Awan Sedang (2.000m – 6.000m)
a. Altocumulus, yaitu awan yang membentuk serangkaian perahu rakit di langit. Oleh karena
itu, langit kadang disebut langit mackerel (mackerel sky)
b. Altostratus, yaitu awan yang berlapis-lapis tebal yang dapat membuat matahari menjadi
tampak berair
4. Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500 m – 1.500m
a. Cumulus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal dengan dasar rata. Awan cumulus seperti
balutan bulu domba lembut.
b. Cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan
hujan, serta sering terjadi angin ribut. Awan cumulonimbus adalah segerombolan awan putih
yang bergelembung dan membentuk menara yang dapat berdiameter sekitar 10 km dengan
puncak menyerupai kembang kol.
2. Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama (sekitar 30-100
tahun)dan cakupan wilayah yang luas. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah
klimatologi. Kondisi iklim yang bervariasi di muka bumi disebabkan rotasi dan revolusi
bumi, serta adanya perbedaan garis lintang dari setiap region di dunia. Terdapat beberapa
jenis iklim, yaitu sebagai berikut:
13
❖ Iklim Matahari
Iklim ini didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh
permukaan bumi. Oleh karena itu, pembagian iklimnya didasarkan atas perbedaan lintang
astronomis, yaitu sebagai berikut:
1. Daerah Iklim tropis : 0° - 23,5° LU/LS
2. Daerah Iklim Subtropis : 23,5° – 40° LU/LS
3. Daerah Iklim Sedang : 40° – 66,5° LU/LS
4. Daerah Iklim Dingin : 66,5° – 90° LU/LS
❖ Iklim Koppen
14
Ef = iklim salju
Eh = iklim salju pegunungan tinggi
Dasar: menghitung bulan kering dan bulan basah. Bulan kering adalah endapan hujan
kurang dari 60mm/bulan sedangkan Bulan Basah adalah endapan hujan lebih dari
100mm/bulan dan Bulan Lembab adalah endapan hujan antara 60 mm/bulan dan
150mm/bulan. Penghitungan tipe ini membutuhkan data 10 tahun/lebih. Wilayah Indonesia
termasuk iklim ini karena sesuai dengan tipe iklim tropis. Iklim ini sangat berguna untuk
keperluan pertanian, kehutanan, hortikultura, dan untuk pengembangan tanah.
Ada beberapa klasifikasi dari iklim Schmidt Ferguson adalah sebagai berikut:
H🡪 700% < Q
❖ Iklim Oldeman
Dasar: indicator curah hujan. Bulan basah dan bulan kering berturut-turut
dikaitkan dengan pertanian untuk daerah tertentu disebut zona agroklimat. Bulan basah
adalah curah hujan yang lebih dari 200mm/bulan sedangkan Bulan lembab adalah curah
hujan antara 100-200 mm/bulan dan Bulan kering adalah curah huja yang kurang dari 100
mm/bulan.
Tipe-tipe iklim Oldeman:
Iklim A >9 bulan basah secara berturut-turut
Iklim B 7–9 bulan basah secara berturut-turut
Iklim C 5–6 bulan basah secara berturut-turut
Iklim D 3–4 bulan basah secara berturut-turut
Iklim E <3 bulan basah secara berturut-turut
15
❖ Iklim Junghuhn
Junghuhn klasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan
kehidupan tumbuh-tumbuhan dan berdasarkan ketinggian. Pembagiannya sebagai berikut:
1. Daerah panas atau tropis
Letak : 0-700 m dpl
Suhu : 22°C-26,3°C
Tanaman yang cocok : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat
2. Daerah sedang sejuk
Letak : 700-1.500m dpl
Suhu : 17,1C-22°C
Tanaman yang cocok : padi,tembakau, teh, kopi, coklat, kina, dan sayur-sayuran
3. Daerah sejuk
Letak : 1.500-2.500m dpl
Suhu : 11,1°C-17,1°C
Tanaman yang cocok : kopi, teh, kina, dan sayur-sayuran
4. Daerah dingin
Letak : 2.500-3.300m dpl
Suhu : 6,2°C-11,1°C
Tanaman yang cocok : tidak ada
5. Daerah dingin bersalju
Letak : >3.300m dpl
Suhu : <6,2°C
Tanaman yang cocok : tidak ada
B. Anggapan Dasar
16
1. Awan
Dapat melihat cuaca dari sedikitnya awan yang ada dilangit
Tabel 1.1
2. Cuaca
Rata-rata awan yang mempengaruhi pemanasan global, dapat juga
menyebabkan berubahnya cuaca
Tabel 1.2
4. Pemanasan Global
Jika terjadi pemanasan global, maka bumi kita berada dalam
keadaan yang berbahaya. Salah satu akibat yang ditimbulkan
pemanasan global adalah mencairnya es di kutub. Jika es di kutub
sudah mencair, luas daratan akan semakin sempit, rumah di pesisir
pantai akan tergenang air, dll.
Tabel 1.4
17
C. Hipotesis
18