“ANGIN RIBUT”
Dosen Pembimbing :
Gusni Rahma M.Epid
Anggota :
Patri Yuliani (1810104026)
Noor Syafikah (1810104024)
Telopon Salakkirat (1810104064)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
karunia, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Makalah yang kami buat ini mungkin jauh dari kata sempurna oleh karena itu
kami mohon maaf jika ada salah penulisan dalam makalah ini, dari hal ini kami mohon
kritikan serta saran ataupun masukan yang bersifat membangun dari pembaca agar bisa
penyempurnaan dalam makalah kami selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi geografis di Indonesia yang merupakan daerah tropis sangat
mendukung terjadinya angin ribut. Indonesia memiliki kelembapan di atas 75%
yang menyebabkan ketidakstabilan massa udara. Indonesia sebagai negara
kepulauan dikelilingi oleh lautan seperti Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
serta berdekatan dengan Benua Asia dan Australia juga mempengaruhi terjadinya
angin ribut. Adanya angin monsun barat dan angin monsun timur memicu
terjadinya angin ribut di daratan.Angin ribut banyak terjadi pada musim
penghujan, namun tidak menutup kemingkinan angin ribut terjadi di saat musim
kemarau ataupun transisi antara kedua musim tersebut.
Bencana angin ribut yang dicatat oleh BNPB merupakan jenis bencana
angin puting beliung yaitu sebutan untuk angin kencang di tanah Jawa. Jumlah
kejadian bencana angin ribut yang tercatat, terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun seperti yang tercatat pada tahun 1990-2011 (Gambar 1).Pada tahun
1990 hingga 1997 sebagian besar data bernilai nol kejadiankarena pada tahun-
tahun tersebut belum banyak obyek-obyek bencana (element at risk) yang
mengalami kerusakan sehingga kejadian bencana angin ribut belum begitu
diperhatikan oleh masyarakat dan pihak terkait. Selain itu, masih terbatasnya ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga masih sedikit pencatatan berita dan publikasi
bencana baik dari surat kabar maupun media massa lainnya.Pada tahun 1997
hingga 2007 hanya sedikit saja kejadian bencana yang dicatat namun jumlahnya
sudah terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini menunjukan bahwa
sudah mulai ada perhatian dari pemerintah terkait dengan kejadian bencana angin
ribut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi angin puting beliung?
2. Bagaimana ciri-ciri angin puting beliung?
3. Faktor apa saja penyebab terjadinya angin puting beliung?
5
4. Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung?
5. Bagaimana dampak yang diakibatkan dari angin puting beliung?
6. Bagaimana cara antisipasi dan penanggulangan angin puting beliung?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui definisi angin puting beliung.
2. Agar dapat mengetahui ciri-ciri angin puting beliung.
3. Agar dapat mengetahui Faktor apa saja penyebab terjadinya angin puting
beliung
4. Agar dapat mengetahui proses terjadinya angin puting beliung.
5. Agar dapat mengetahui dampak yang diakibatkan dari angin puting beliung.
6. Agar dapat mengetahui cara antisipasi dan penanggulangan angin puting
beliung.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63
km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang
awam menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus, di daerah Sumatera disebut
Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis lain dengan ukuran lebih
besar yang ada di Amerika yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan
berdiameter 500 meter.
Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim
pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan
pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.
7
Sampai tanggal 18 April 2020 Pkl. 10.00 WIB, tercatat jumlah kejadian bencana
alam sebanyak 1.115 kejadian. Kejadian bencana mendominasi adalah bencana banjir,
kemudian diikuti berturut-turut puting beliung dan tanah longsor. Bencana menimbulkan
terdampak dan mengungsi 1.818.738 jiwa, sedangkan sebanyak 156 jiwa meninggal dan
hilang, serta luka-luka 229 jiwa.
1) Angin ribut tidak dapat di prediksi namun dapat ditandai dengan adanya awan
kumulu nimbus atau awan gelap yang gelap hitam dan pekat seperti kembang kol
2) Pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga
kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap yang disertai embusan udara
dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak
lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai
hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun
menuju tanah (bumi).
3) Jika dalam 2 – 3 hari suhu udara terasa panas dan cuaca ceran tetapi di hari ketiga
tiba tiba ada tumbuhan awan hitam yang sangat cepat
8
D. Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung
Bencana Angin Ribut merupakan terjadi Akibat peristiwa Hidrometeorologi yang
meningkat intesistasnya kejadian pada masa peralihan musim. Indonesia yang terletak di
garis Khatulistiwa sehingga Indonesia yang berada di kondisi Iklim Tropis dan berbentuk
kepulauann sehinggan Indonesia berpotensi tinggi bencana hidrometeorologi apalagi saat
musim peralihan
1 Sebab alam
2 Sebab sosial
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba
pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi
matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut
terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus
9
udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara
tiba-tiba dan berjalan secara acak.
Angin puting beliung terbentuk oleh gelombang udara. Udara lembab yang hangat
bertemu udara kering yang dingin hingga terbentuklah awan petir. Setelah awan petir
terbentuk, udara yang hangat naik dan ketika udara hangat mendesak udara kosong
semakin banyak, udara mulai berputar. Udara yang berputar membentuk angin puting
beliung.
F. Kajian Bahaya
1.Data kecepatan dan arah angin dari stasiun dan satelit meteorogi memberikan
infromasi tentang kuat dan pola pergerakan dan arah angin suara daerah n
2.Faktor local : Topografi , vegetasi dan daerah permukiman yang dapat
berpengaruh terhadap cuaca local
3.Catatan kejadian angin rebut masa lalu dapat di gunakan untuk mengetahui pola
umum terjadinya angit rebut dimasa yang akan datang
2.Akibat sosial
10
1) Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan.
2) Merusak jaringan listrik.
3) Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil.
4) Membahayakan keselamatan.
5) Rusaknya rumah dan infrastruktur suatu daerah.
6) Dapat menimbulkan korban jiwa.
7) Rusaknya kebun-kebun warga.
8) Kerugian material.
9) Banyak puing-puing dan sampah yang terbawa puting beliung dan berserakan.
10) Terganggunya kegiatan-kegiatan ekonomi.
I. Mitigasi
a) Mitigas Struktural
b) Non Struktura :
11
Upaya Mitigasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk :
1) Pra Bencana :
2) Saat Bencana :
3) Pasca Bencana :
12
a) Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera
ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut.
b) Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh
sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanen,
kecil kemungkinan terhempas.
c) Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk
tidak mendekati daerah awan gelap tersebut.
d) Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa
fenomena tersebut sangat cepat.
e) Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar
berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin dan sebagainya.
2) Upaya sebelum datangnya angin
a) Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan
terkini cuaca setempat.
b) Waspadalah terhadap perubahan cuaca.
c) Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.
d) Waspadalah terhadap tanda-tanda angin puting beliung.
e) Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan (bungker) bila ada angin puting
beliung mendekat.
3) Saat datangnya angin
a) Bila dalam keadaan bahaya segera ke tempat perlindungan (bunker).
b) Jika berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran,
sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit,
maka yang harus dilakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah
dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang
dianggap paling aman, basemen, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang
paling bawah.
c) Jika berada di dalam kendaraan bermobil, segera hentikan dan tinggalkan
kendaraan serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah
disebutkan di atas.
13
d) Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau
sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan
lengan.
e) Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Akan
lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah.
f) Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan
menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau
yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan untuk mencari tempat
perlindungan terdekat.
g) Hati-hati terhadap benda-benda yang diterbangkan angin puting beliung.
Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari
63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.
Penyebab terjadinya angin puting beliung disebabkan karena udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung.Terjadinya angin
puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari suhu udara
panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari
tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan
arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun
dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan
berjalan secara acak.
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengetahui dan memahami ciri-ciri
dan karakteristik angin puting beliung, di samping itu kita pun harus mengetahui cara
penanggulangan dan antisipasinya jika suatu hari nanti dihadapkan pada bencana
angin puting beliung dilingkungan kita.
15
DAFTAR PUSTAKA
16