Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala RahmatNya.
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang
Gempa bumi.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah geologi
rekayasa. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan dan saran yang
telah diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya
lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna
kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak
pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi
dan cara memprediksinya.
Indonesia adalah pertemuan rangkaian sirkum mediterania dan rangkaian
sirkum pasifik dengan proses peembentukan gunung yang masih berlangsung
.Oleh sebab itu ,di Indonesia banyak terjadi gempa bumi . Korban jiwa yang di
timbulkan dari gempa bumi ini mengalami peningkatan dari sekian gempa yang
terjadi (gempa-gempa besar), hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan dan
pengetahuan masyarakat terhadap gempa dan cara penanggulanganya, oleh karena
itu kami menyusun makalah ini unutk meningkatkan pengetahuan masyarakat
terhadap gempa, serta cara penanggulanganya dan mitigasi yang baik dan benar.
Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan
yang sangat hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang menjadi landasan
benua.Sebagian besar terjadi ketika dua lempengan di kerak bumi saling
bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng samudera dan lempeng
benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan menghasilkan
gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Proses terjadinya gempa
bumi tersebut kira-kira adalah sebagai berikut:
Pada hakikatnya gempa bumi adalah getaran atau serentetan getaran dari
kulit bumi yang bersifat tidak abadi dan kemudian menyebar ke segala arah. Kulit
bumi bergetar secara kontinyu walaupun relatif sangat kecil. Getaran tersebut tidak
dikatakan sebagai gempa bumi karena sifat getarannya terusmenerus. Jadi, suatu
gempa bumi harus mempunyai waktu awal dan waktu akhir yang jelas.
Sebab utama yang dapat memicu terjadinya gempa bumi adalah adanya
pelepasan energi, disebabkan pergeseran Lempeng Bumi. Semakin lama energi itu
akan membesar dan akan mencapai keadaan maximun. Apabila pinggiran lempeng
tidak bisa menahan energi tesebut maka akan mengakibatkan terjadinya gempa
bumi.
2.3.2. Gerak Lempeng Bumi yang saling menjauh
b) Skala Richter
Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang diusulkan oleh
fisikawan Charles Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari amplitudo
maksimum yang diukur dalam satuan mikrometer (µm) dari rekaman gempa
oleh alat pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100
km dari pusat gempa.Sebagai contoh, Misal kita mempunyai rekaman
gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km
dari pusat gempanya. Jika amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (103) µm sama dengan 3,0 skala
Richter. Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat
dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan
dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi. Skala Richter
Efek Gempa< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa 2.0-2.9 Tidak terasa, namun
terekam oleh alat 3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan
kerusakan 4.0-4.9 Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan,
suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan. 5.0-5.9 Dapat
menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil.
Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik. 6.0-
6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km 7.0-7.9 Dapat
menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas. 8.0-8.9 Dapat
menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil 9.0-9.9
Menghancurkan area ribuan mil > 10.0 Belum pernah terekam
c) Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang
diciptakan oleh vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada
1902. Skala Mercalli dibagi menjadi 12 bagian berdasarkan informasi dari
orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat dan
membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu,
skala Mercalli sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan
perhitungan magnitudo gempa yang lain. Saat ini penggunaan skala Richter
lebih luas digunakan untuk untukmengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi
skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi
Harry Wood dan Frank Neumannmasih sering digunakan terutama apabila
tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa
bumi ditempat kejadian. Skala Modifikasi Mercalli:
1. Tidak terasa
2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
3. Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding
rumah, benda tergantung bergoyang.
5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda keci
di atas rak mampu jatuh.
6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah,orang tidak dapatberjalan/berdiri.
8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
10. Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
11. Rel kereta api rusak.
12. Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.
d) Seismograf
3. Broadband Seismograph
Seismometer broadband memiliki jangkauan / range frekuensi yang
lebih luas dari seismometer biasa, yaitu kira – kira 0,01 – 50 Hz.
Seismometer jenis ini sangat sensitive terhadap variasi lingkungan,
khususnya variasi temperature dan tekanan atmosfer. Oleh sebab itu
seismometer ini membutuhkan tempat khusus, tidak seperti
seismometer analog. Merupakan seismometer 3 komponen
(vertical, horizontal NS –EW).Di stasiun geofisika
Jakarta,broadband seismometer ini diletakkan di bunker yang
berukuran kira – kira 1m x 1m 1m. Jika biasanya dinding bunker
seismometer dilapisi gabus, maka di stasiun geofisika Jakarta,
gabus tersebut berbentu kepingan – kepingan yang dihamburkan
menutupi seismometer itu sendiri. Data seismometer broadband
inilah yang digunakan sebagai data utama di samping data
seismometer SS1 Ranger. Seismometer ini merupakan seismometer
digital, jadi sensor yang ia dapatkan akan diteruskan ke amplifier /
pengkondisi signal (memisahkan antara noise dan signal),
dilanjutkan ke ADC (Analog to Digital Converter) lalu masuk
rekorder yang berupa computer, bukan SPS seperti rekorder yang
digunakan SS1 Ranger. Dalam computer ini telah disediakan
software khusus yang digunakan dalam pengolahan data. Software
yang biasanya digunakan adalah MnoST dan NetRec, juga software
lainnya.
Menurut Howel (dalam Mulyo, 2004) :Pada hakikatnya gempa bumi adalah
getaran atau serentetan getaran dari kulit bumi yang bersifat tidak abadi dan
kemudian menyebar ke segala arah. Kulit bumi bergetar secara kontinyu walaupun
relatif sangat kecil. Getaran tersebut tidak dikatakan sebagai gempa bumi karena
sifat getarannya terus menerus. Jadi, suatu gempa bumi harus mempunyai waktu
awal dan waktu akhir yang jelas. Gempa bumi dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi menurut Bayong (2006: 12)
sebagai berikut.
Dimana penyebab gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena akan
meletusnya/erupsi gunung berapi.Gempa bumi vulkanik ini adalah salah
satu gempa bumi yang sulit untuk diprediksi karena terjadinya gempa bumi
ini adalah akibat dari aktivitas magma yang sangat peka terhadap panas.
Akan tetapi aktivitas ini bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk
mendeteksi peningkatan keaktifan gunung berapi dan juga status gunung
berapi. Proses peningkatan panas pada magma yang begitu dinamis ini
terjadi karena adanya tekanan pada magma itu sendiri sehingga
menimbulkan gelombang-gelombang atau getaran pada kerak bumi. Bila
getaran yang dihasilkan lemah atau kecil maka akan menghasilkan gempa
bumi yang tidak bisa dirasakan orang secara umum. Namun tetap mampu
untuk dideteksi dengan alat khusus.Akan tetapi bila getaran dari gelombang
tersebut kuat, maka gempa bumi yang terjadi juga akan dapat dirasakan oleh
orang orang. Bahkan dalam kasus ini juga mampu menyebabkan fauna di
sekitar gunung akhirnya turun gunung akibat khawatir dengan kondisi yang
tak biasanya terjadi. Untuk frekuensi gempa bumi vulkanik yang biasanya
terjadi adalah pada kisaran antara 1 hingga 5 Hz.
Gempa vulkanik ini sangat jarang memiliki magnitude yang besar
hingga 6 skala richter. Sedangkan untuk kedalamannya, gempa bumi
vulkanik ini bisa mencapai 4km hingga 40 km. Untuk mengetahui kondisi
di aera gunung berapi biasanya pemerintah akan memasang alat yang akan
melacak dan merekam gempa bumi yang disebut dengan seismograf.
Beberapa proses atau tahapan yang dilalui sebelum terasa gempa tektonik
sampai akhirnya gempa tektonik tersebut terasa di permukaan Bumi. Proses-
proses diatas terjadi berurutan secara bertahap. Setelah mengetahui proses
terjadinya gempa tektonik, ada baiknya kita juga mengetahui tentang
karakteristik dari gempa tektonik ini sendiri. Adapun beberapa karakteristik
yang dimiliki oleh gempa Bumi tektonik antara lain sebagai berikut:
1) Memiliki kekuatan besar
2) Bersifat merusak
3) Datangnya tiba- tiba
4) Disebabkan karena aktivitas lempeng- lempeng Bumi
c) Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. Gempa
Bumi runtuhan merupakan gempa bumi yang terjadi akibat runtuhnya
sesuatu, baik itu tanah, batuan maupun bagian atas dari litosfer bumi
lainnya. Keruntuhan ini biasanya disebabkan karena di bagian dalam litosfer
tersebut berongga. Gempa bumi runtuhan juga bisa disebabkan karena
lereng gunung ataupun bukit yang runtuh akibat tidak bisa menahan beban
atau kemiringan yang terlalu tajam. Gempa bumi runtuhan umumnya terjadi
daerah pertambangan, kemudian di daerah pegunungan kapur, lereng
gunung atau pantai berdinding curam maupun di daerah goa. Gempa bumi
runtuhan ini jarang terjadi karena memang tidak selalu tempat- tempat
tersebut mengalami longsor. Meskipun jarang terjadi, namun ada baiknya
kita selalu berjaga- jaga terlebih bagi masyarakat yang berada di sekitar
kawasan- kawasan yang telah disebutkan di atas dan ketika memasuki
musim penghujan yang berpotensi rawan longsor. Beberapa karakteristik
dari gempa bumi runtuhan antara lain adalah:
Umumnya getarannya hanya bersifat lokal
Gempa runtuhan memiliki kekuatan kecil hingga sedang
Gempa bumi runtuhan terjadi di daerah tertentu
Gempa bumi runtuhan jarang terjadi
Gempa bumi runtuhan merupakan gempa bumi yang jarang terjadi. Namun
meski demikian pernah juga terjadi gempa runtuhan terbesar di dunia
tercatat sebagai gempa terbesar kedua sepanjang sejarah kehidupan di Bumi.
Gempa ini kebetulan sekali terjadi di Indonesia, tepatnaya di Sumatera
Utara. Gempa ini tercatat sebagai gempa terkuat kedua setelah yang
memusnahkan populasi dinoasurus di Bumi. Gempa runtuhan ini terjadi
sekitar 450.000 tahun yang lalu. Gempa ini terjadi dengan kekuatan antara
7-9 MSR (Mega Skala Richter). Gempa ini terjadi katena adanya aktivitas
tektonik yang tidak stabil yang mengakibatkan tersisanya lubang besar di
bawah permukaan Bumi. Karena tanah di permukaan tidak kuat untuk
menopang lubang besar tersebut akibatnya tanah di sekitarnya amblas dan
menyebabkan gempa runtuhan. Akibat peristiwa ini maka terbentuklah
danau Toba yang awalnya cekungan besar yang terisi oleh air hujan yang
tidak dapat terserap oleh tanah.
Goncangan gempa bisa sangat hebat dan dampak yang ditimbulkannya juga
tidak kalah dahsyat. Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang
menimbulkan bencana. Dilihat dari efek atau akibat yang ditimbulkan, kejadian-
kejadian yang mungkin terjadi mengiringi peristiwa gempa bumi sebagai berikut.
a) Gelombang tsunami
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami
jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul
jika di pusat gempa terjadi patahan lempeng bumi turun sehingga air laut
surut sementara. Akan tetapi tidak lama kemudian gelombang sangat
tinggi dan berkecepatan luar biasa menerjang pantai dan masuk jauh ke
daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa saja yang
dilaluinya.Sebelum tsunami muncul, biasanya muncul tanda-tanda seperti
terjadi gerakan tanah, getaran kuat, muncul cairan hitam atau putih dari
arah laut, biasanya juga terdengar bunyi keras, tercium bau garam
menyengat dan air laut terasa dingin.
Gambar 2.19.
Turis di Thailand panik menghindari terjangan
Tsunami Aceh 2004
Sumber : Gunawan, 2007
b) Kerusakan bangunan
Gempa merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh
pergerakan lempeng tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Dengan bergoyangnya permukaan bumi, maka bangunan-bangunan
seperti gedung sekolah, pusat pertokoan, perkantoran, maupun rumah-
rumah penduduk dapat hancur atau paling tidak retak.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar bumi, yakni Indo-
Australia, Eurasia, dan Pasifik. Posisi ini menyebabkan Indonesia rawan dilanda
gempa bumi, baik yang berkekuatan rendah maupun tinggi. Berikut 7 gempa bumi
berkekuatan di atas magnitudo 7 yang pernah terjadi di berbagai wilayah di
Indonesia sejak 2000.
1. Aceh (magnitudo 9,3) Gempa ini tercatat sebagai gempa terbesar di
Indonesia dalam kurun waktu 18 tahun terakhir. Gempa terjadi pada
Minggu, 26 Desember 2004, pukul 09.00 WIB. Sekitar 30 menit setelah
gempa, terjadi tsunami di Aceh yang menelan lebih dari 160.000 korban
jiwa.Gelombang tsunami setinggi 35 meter ini tidak hanya
meluluhlantakkan Aceh, tetapi juga menyapu sepanjang pesisir barat
Sumatera, bahkan menjangkau daratan Sri Lanka dan Semenanjung
India. Gempa dan tsunami ini menghancurkan kehidupan warga Aceh,
mayoritas bangunan rata dengan tanah, banyak yang kehilangan sanak
saudara karena menjadi korban bencana ini.
Tinggi gelombang saat itu lebih tinggi dari perkiraan tinggi gelombang
yang dihasilkan dari gempa berkekuatan magnitudo 7,7. Gempa
Pangandaran ini disebut sebagai "Tsunami Earthquake" sebagaimana
dijelaskan oleh Kanamori (1972). Berdasarkan data Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), korban yang ditimbulkan dari bencana ini
adalah 668 orang tewas, 65 hilang dan diasumsikan tewas, sementara
9.299 orang mengalami luka-luka.
Sebagai masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana geologi, kita harus
memiliki ilmu mengenai cara mengenali dan memahami karakteristik bencana
tersebut untuk mengurangi jumlah korban jiwa. Mitigasi dapat dilakukan dengan
tiga tahapan yaitu sebelum terjadi, ketika berlangsung dan setelah terjadi gempa
bumi.Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam rangka mengantisipasi
bencana gempa bumi diantaranya.
Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal Perabotan (lemari,
cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk
menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.Simpan
bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar
terhindar dari kebakaran.Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila
tidak sedang digunakan.
Jika Anda sedang mengendarai mobil Keluar, turun dan menjauh dari
mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran;Lakukan point B.
3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi.
2. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi).
3. Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik,gempa
runtuhan,dan gempa buatan
4. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin
lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
5. Kerusakan-kerusakan yang terjadi setelah gempa bumi.
6. Indonesia termasuk kedalam kawasan Ring of Fire sebab itu
Indonesia sering terjadi gempa bumi.
3.2. Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa
diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa
langkah sebagai berikut :
1) Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa
bumi.
2) Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3) Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barangbarang yang
sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.
4) Tidak membuat rumah dipinggir pantai
5) Membuat rumah tahan gempa
DAFTAR PUSTAKA