Anda di halaman 1dari 38

Laporan Praktikum Agroklimatologi

Kunjungan di BMKG Sicincin Padang Pariaman

Di Susun Oleh:
Nama :Arfi Arfi Fadillah
Nim : 2210056300002

Dosen Pengampu Reni Elmiati ,S.P.,M.P


Desi Ratna Sari ,S.P.M.Si

PRODI D3 BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS SAINS SOSIAL DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan berkaitan
dengan hasil kunjungan ke BMKG Sicincin,Padang Pariaman pada hari kamis,19
Januari 2023 tepat pada waktunya.
Dalam laporan ini akan dijelaskan tentang alat-alat yang digunakan untuk
penelitian cuaca. Khususnya tentang suhu,kelembaban, evaporasi dan intensitas
radiasi matahari. Dalam laporan ini juga akan dijelaskan alat- alat yang digunakan
di BMKG Sicincin Padang Pariaman, fungsi alat, cara kerja, kegunaan dan
kegunaan data dari alat tersebut.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah
wawasan dalam ilmu pengetahuan terutama ilmu sains dan fisika. Khususnya bagi
para mahasiswa D3 Budidaya Pertanian yang ingin menambah bahan referensinya
dalam proses pembelajaran. Tak lupa kritik dan saran dari pembaca diharapkan
untuk penyempurnaan laporan ini.

Bukittinggi, 12 Februari 2023

Penulis
 
DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................4
Latar Belakang.........................................................................................................4
Tujuan Dan Kegunaan Praktikum...........................................................................7
BAB II.............................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................8
Pengertian BMKG ( Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)....................8
Tugas dan Fungsi BMKG.........................................................................................9
Agroklimatologi bagi Pertanian............................................................................10
Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap Pertanian...................................11
Syarat Penempatan Stasiun..................................................................................12
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman........................13
Alat- alat Klimatologi.............................................................................................23
BAB III..........................................................................................................28
BAHAN DAN METODE................................................................................28
Waktu Dan Tempat................................................................................................28
Alat dan Bahan.......................................................................................................28
Metode Praktikum.................................................................................................28
BAB IV..........................................................................................................29
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................29
Radiasi Surya.........................................................................................................29
BAB V...........................................................................................................37
PENUTUP.....................................................................................................37
Kesimpulan............................................................................................................37
Saran......................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya
dapat memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang
berlimpah, wilayah yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat
ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis lain
dalam pembangunan fisik kota.Pertanian merupakan salah satu bidang
pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Kebudayaan-
kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu tercatat kemampuannya
dalam berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam sekitar
mereka (Kurnia, 2010).
Pertanian merupakan budaya yang pertama kali dikembangkan manusia
sebagai respon terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi
sukar karena semakin menipisnya sumber pangan di alam bebas akibat laju
pertumbuhan manusia. Pengelolaan hamparan tanaman (pertanaman)
memasukkan faktor- faktor produksi bahan organic secara sinergi dengan tujuan
meningkatkan produksi bahan organik secara optimal baik kuantitatif maupun
kualitatif,atau bertujuan untuk meningkatkan penampilan tanaman menurut selera
konsumen (tanaman ornament dan tanaman bunga). Pengelolaan pertanian
meliputi kegiatan yang berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan radiasi matahari,
komponen iklim makro dan mikro lainnya, hara tanaman dan air tanah oleh
tanaman(Nurmala, dkk. 2012).
Cuaca dan iklim merupakan hasil akhir dari proses interaksi atau hubungan
timbal balik dari unsur-unsur atau perubahan fisik atmosfer (unsur-unsur
cuaca/iklim). Proses tersebut berlangsung setiap saat dan berlangsung terus
menerus yang disebabkan atau dipicu oleh beberapa faktor yang disebut sebagai
weather and climatic controls. proses interaksi dari unsur-unsur cuaca atau iklim
dengan faktor pengendalinya pada suatu tempat atau wilayah akan menghasilkan
distribusi dan tipe iklim.Tipe iklim yang terjadi pada suatu wilayah pada dasarnya
merupakan refleksi dan karakteristik fisik daerah atau wilayah tersebut
(Sabaruddin, 2014)
Perubahan iklim tersebut berdampak pada perubahan unsur-unsur iklim antara
lain curah hujan, suhu, dan kelembaban udara, maupun intensitas radiasi yang
dirasakan semakin bergeser dari kondisi alami. Perubahan tersebut seharusnya
dijadikan sebagai bentuk keprihatinan dan kewaspadaan bagi setiap manusia yang
mendiami bumi ini, namun, sebalik nya kebanyakan orang kurang memandang
iklim sebagai sumber daya melainkan sebagai faktor penghambat. Faktor antara
lain kurangnya apresiasi atau pemahaman iklim sebagai sumber daya melainkan
sebagai sumberdaya, masih terbatasnya kemampuan mengaplikasikan unsur iklim
dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta
muncul nya kejadian-kejadian iklim di luar kemampuan mengaplikasikan unsure
iklim dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta
muncul nya kejadian-kejadian iklim di luar nalar kemampuan manusia
(sabbaruddin,2014).
Banyak nya alat-alat yang digunakan dalam mengetahui iklim pada suatu
tempat, mengharuskan kita untuk mengenalkan memahami alat-alat tersebut. Oleh
karena itu, dilakukanlah praktikum pengenalan alat-alat pengukur unsur iklim.Di
indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino
dan La Nina.Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya produksi
kelapa sawit.Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan
berturut-turut akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga
produksi kelapa sawit untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun.Selain
itu produksi padi juga menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau
terendam banjir. Akan   tetapi   pada   saat   fenomena La Nina produksi padi
malah meningkat untuk masa tanam musim kedua.Selain hujan, ternyata suhu
juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yg hidup di daerah - daerah
tertentu.Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh didaerah tropis,gurun dan
kutub.Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan
dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim
kemarau di daerah subtropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis,
klasifikasi suhu lebih diarahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat.
  Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai   contoh,   tanaman   strawberry akan
berproduksi baik pada ketinggian diatas 1000  meter, karena pada ketinggian 1000
meter perbedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti
inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strawberry.
Jadi erat hubungan antara klimatologi dengan ilmu   pertanian   tercermin dengan
berkembangnya cabang klimatologi , khusus dikaitkan dengan kegiatan pertanian,
yang disebut sebagai agroklimatologi. Agroklimatologi dan klimatologi pertanian
adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan
proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari di dalam agroklimatologi adalah
bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman. Unsur-
unsur iklim yang langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi, curah
hujan, kelembaban udara, suhu udara, angin, cahaya dan panjang hari.
Untuk menambah pengetahuan dan menjalani konsep yang selama ini
didapat dari perkuliahan di dalam ruangan kampus maka perlu dilakukan praktek
untuk memperdalam teori tersebut. Karena materi yang telah diperoleh dalam
ruang kuliah tidak hanya cukup pada pengetahun konsep saja, maka butuh
dibenarkan dalam bentuk pengkajian yakni dalam aplikasi dilapangan.
Maka praktikum mata kuliah Agroklimatologi perlu ditinjau langsung kelapangan
dan dipilih Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas II
Sicincin sebagai tempat study lapangan.Kemudian semua hasil studi di lapangan
tersebut disusun dalam bentuk laporan.
Stasiun Klimatologi Kelas II Sicincin sebagai suatu stasiun cuaca yang
memberikan informasi keadaan atmosfer Bumi, khususnya Sumatera Barat dalam
setiap harinya. Sehingga penduduk Sumatera Barat dapat melakukan perencanaan
kegiatan yang harus dilakukan apabila terjadi perubahan keadaan atmosfer yang
signifikan sewaktu-waktu.
Di Sumatera Barat sendiri ada beberapa stasiun meteorologi dan klimatologi
dibawah naungan BMKG. Diantaranya, (I) Stasiun Pemantau Atmosfer Global
(GAW), Koto Tabang, Kab. Agam (II) Stasiun Meteorologi Kelas II, Tabing,
Padang
(III) Stasiun Meteorologi Kelas IV Maritim, Teluk Bayur, Padang (IV) Stasiun
Klimatologi Kelas II Sicincin, Padang-Pariaman.
  Semua stasiun meteorologi dan klimatologi ini sangat bermanfaat dalam
pemberian informasi cuaca setiap harinya.Memudahkan masyarakat dalam
mempersiapkan segala sesuatu dalam menghadapi keadaan atmosfer tersebut.

2. Tujuan Dan Kegunaan Praktikum


a) Memenuhi tugas mata kuliah agroklimatologi
b) Mengetahui hubungan antara pertanian dengan klimatologi,
c) Mengetahui alat-alat yang berperan dalam klimatologi terhadap bidang
pertanian
d) memahami   dengan   baik penggunaan   dan   penempatan   alat-alat
klimatologi tersebut.
e) Mengetahui alat-alat yang digunakan BMKG beserta fungsinya.

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar mampu memahami


agroklimatologi lebih dalam terutama terkait dengan penggunaan alat-alat secara
efisien dalam stasiun klimatologi.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian BMKG ( Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah ilmu yang
mempelajari mengenai cuaca disebut meteorologi yakni cabang ilmu yang
membahas pembentukan dan perubahan cuaca serta proses-proses fisika yang
terjadi di atmosfer. Secara luas menyatakan bahwa meteorologi sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan dari atmosfer mempunyai kaitan secara fisik, dinamik,
dan menyangkut status kimia atmosfer dan interaksi antara atmosfer bumi dengan
permukaan bumi. Nilai total dari perubahn fisik atmosfer yang berlangsung dalam
keadaan sesaat yang terjadi pada tempat tertentu. Nilai tersebut diperoleh melalui
pengukuran pada stasiun pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca.
Meteorologi lebih menekankan proses terjadinya cuaca misalnya mengapa
sampai terjadi suhu ekstrim, hujan lebat, kelembaban rendah,penguapan
tinggi,sedangkan klimatologi penekannya lebih menekankan pada penyebaran
hasil dari proses tersebut misal nya penyebaran suhu udara, kelembaban udara,
curah hujan,frekuensi terjadinya banjir, kekeringan, El Nino, baik skala harian,
bulanan maupun tahunan (Sabaruddin, 2014).
Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsur-unsur cuaca/iklim baik
skala global, regional maupun lokal atau setempat dalam kegiatan pertanian.
Dalam mempelajari klimatologi terlebih dahulu harus memahami istilah cuaca-
iklim dan meteorologi- klimatologi. Batasan secara klasik menyatakan bahwa
iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim (maksimum dan minimum), frekuensi
terjadinya nilai tertentu dari   unsur cuaca ataupun frekuensi dari tipe   iklim.Iklim
mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada suatu tempat atau
wilayah berulang selama waktu periode waktu yang panjang. Sebagai suatu
sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas mulai dari skala planimeter sampai
pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran atmosfer secara bersambung.
Kajiannya menyangkut berbagai aspek proses pembentukan iklim (Sabaruddin,
2014).
 Adapun yang termasuk unsur-unsur iklim dan cuaca yang diamati oleh pihak
BMKG :
1. Suhu udara
2. Curah hujan
3. Tekanan Udara
4. Kelembapan Udara
5. Laju serta arah angin
6. Perawanan dan penyinaran matahari

Tugas dan Fungsi BMKG

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND),


dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
menyelenggarakan fungsi :
a) Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
b) Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
c) Koordinasi kebijakan,perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
d) Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
e) Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
f) Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
g) Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait
serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
h) Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
i) Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
j) Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

k) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di


bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
l) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
m) Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
n) Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
p) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BMKG;
q) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
r) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.

Agroklimatologi bagi Pertanian

Pertanian diterjemahkan dari kata agriculture berasal dari bahasa latin yaitu
terdiri dari “ager” yang berarti lapangan/tanah/ladang/tegalan dan “culture” yang
berarti mengamati/memelihara/membajak.Pertanian adalah sejenis produksi
khusus yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Produksi
pertanian dalam arti luas tergantung dari faktor genetik yang ditanam, lingkungan
termasuk antara lain tanah, iklim dan teknologi yang dipakai. Dalam arti yang
sempit terdiri dari varietas tanaman, tanah, iklim, dan faktor-faktor non teknis
seperti keterampilan petani ,biaya produksi dan alat alat yang digunakan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat di bedakan pengertian antara
meteorologi pertanian dan klimatologi pertanian. Cabang ilmu meteorologi
pertanian (agrometeorology) atau klimatologi (agroklimatologi) adalah ilmu
terapan yang membahas tanggapan (respon) organism terhadap lingkungan fisik
nya.Dalam arti sempit klimatologi pertanian adalah cabang ilmu yang mengkaji
proses fisik dari atmosfer yang membentuk kondisi skala mikro yang
berhubungan dengan proses produksi sedangkan dalam arti luas sebagai subyek
yang   mengkaji   tanggap organisme   terhadap lingkungan fisik. Dalam hal ini
dapat dijelaskan bahwa bidang agrometeorologi lebih menerapkan pengetahuan
atmosfer untuk mewujudkan peningkatan produktivitas sedangkan
agroklimatologi lebih tertuju ke arah pengambilan kebijakan untuk pengembangan
daerah pertanian ( Sabaruddin, 2014 ) .
Pengamatan unsur cuaca dan prediksi dampak perubahanya terhadap
produktivitas padi di suatu daerah yang luas dengan data satelit inderaja adalah
sangat efektif dan efisien. Analisis perubahan cuaca melalui pengamatan liputan
awan dan intensitas radiasi surya di areal persawahan Pulau Jawa dari data satelit
inderaja dan memprediksi dampaknya terhadap produktivitas padi. Kebutuhan
pangan akan meningkat dengan bertambahnya penduduk, untuk itu.Pemerintah
Indonesia dalam memenuhi kebutuhan tersebut, selain mengadakan ekstensifikasi
yang ditempuh dengan jalan mencetak lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa,
juga meningkatkan panca usaha tani untuk peningkatan produksi pertanian.Guna
mengambil kebijaksanaan pemerintah untuk menangani kebutuhan pangan perlu
dilakukan pemantauan terhadap kondisi daerah pertanian, khususnya padi.
Produksi tanaman pertanian lebih banyak dipengaruhi oleh faktor   cuaca   dan  
iklim. Pertumbuhan dari produksi padi lebih banyak ditentukan oleh aktivitas
fotosintesis tanaman padi yang banyak dipengaruhi oleh liputan awan yang
menaungi tanaman (Kushartono, 2006).

Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap Pertanian

Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat diamati baik bila letak stasiun dapat
mewakili hubungan alamiah antara iklim dengan tanah, air dan tanaman di suatu
daerah pertanian yang. Tempat yang mempunyai iklim berbeda-beda dalam jarak
pendek karena faktor lingkungan yang bersifat khusus seperti: rawa, bukit, danau,
dan kota,sedapat mungkin tidak dipilih untuk lokasi stasiun. Beberapa faktor
lingkungan khusus yang mempengaruhi perubahan iklim antara lain: Vegetasi,
Tinggi tempat, Distribusi darat-laut, Gunung, Perlakuan dan aktivitas manusia
(Taufik, 2010).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan
secara terus – menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi   dari tanaman   dan   objek pertanian
lainnya. Taman alat-alat meteorologi umumnya terdapat pada setiap stasiun
meteorologi. Luas taman alat tergantung pada jenis alat-alat yang dipasang di
dalamnya.Tempat untuk membangun taman alat-alat disesuaikan dengan jenis
stasiun, agar hasil pengamatan cukup representatif, misalnya taman alat-alat untuk
keperluan penerbangan dibangun dekat landasan.Taman alat-alat meteorologi
pertanian di bangun di tempat yang representatif untuk keperluan pertanian
( Gunawan, 2007 ) .

Syarat Penempatan Stasiun

Klimatologi yang pengukurannya dilakukan secara kontinyu dan meliputi


periode waktu yang lama paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi
pengamatan utama yang dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah
dan laju angin, kelembapan, macam dan tinggi dasar awan, bangladesh horizontal,
durasi penyinaran matahari dan suhu tanah oleh karena itu persyaratan stasiun
klimatologi adalah lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak
mengalami perubahan agar pemasangan dan peletakan alat tetap memenuhi
persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (Kadir,2006).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan
pengamatan secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer). Suatu stasiun
meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-
turut, sehingga akan didapat gambaran umum tentang   rerata keadaan iklim suatu
tempat. Agar diperoleh hasil pengamatan yang akurat, maka dibutuhkan
persyaratan sebagai berikut :
1. Penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas.
2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca
yang absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah
penggunaan dan perawatannya.
3. Pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.
Stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif
(mewakili). Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi pertanian
dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 Ha (Kadir, 2006).

Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

1. Radiasi Surya
Permukaan matahari bersuhu 6000˚ K meskipun bagian dalamnya bersuhu
jutaan derajat Kelvin. Dengan suhu permukaan tersebut, radiasi yang dipancarkan
berupa gelombang elektromagnetik sebesar 43,5 juta Watt tiap m2 permukaan
matahari.Dengan jarak rata-rata matahari-bumi sejauh 150 juta km (Trewartha and
Horn, 1980). Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang
kurang dari 0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat
tinggi, spectra photosynthetically Active Radiation (PAR) yang berperan
membangkitan   proses fotosintesis dan spectra inframerah (lebih dari 0.74 mik
ron) yang merupakan pengatur suhu udara .spectra radiasi PAR dapat dirinci lebih
lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik
tertentu.Ternyata spectrum biru memberikan sumbangan yang paling potensial
dalam fotosintesis (Koesmaryono, 1999).
Untuk memanfaatkan potensi energi surya, ada 2 (dua) macam teknologi yang
sudah diterapkan, yaitu energi surya termal dan energi surya fotovoltaik.Energi
surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak(kompor surya),
mengeringkan hasil pertanian(perkebunan, perikanan,kehutanan,tanaman pangan)
dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan   untuk memenuhi
kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di
Puskesmas dengan kapasitas total + 6 MW (Anonim, 2008).
Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup.
Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan buahnya terlalu
lebat dan karenanya hanya dapat memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun
saja. Terlalu banyak matahari juga dapat mengakibatkan terlalu cepat merosotnya
keadaan tanah. Penghancuran humus di daerah-daerah tropis yang lebih rendah
juga sudah berjalan dengan sangat cepat (Vink, 1984).
2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap-
tiap 1 cm2 bidang mendatar di permukaan   bumi sampai batas   atmosfer. Jika
kita naik maka tekanan semakin rendah karena kerapatan udara makin kecil kolom
udaranya makin pendek (Wisnubroto, 1999).Berat udara di atas permukaan tanah
menghasilkan daya tekan ke bumi. Inilah yang disebut tekanan udara.Udara yang
mengembang menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah. Sebaliknya, udara
yang berat menghasilkan tekanan yang lebih tinggi. Untuk keperluan ilmu
pengetahuan, khususnya mengenai Meteorologi dan Geof isika diperlukan suatu
alat yang dapat mengukur kecepatan angin dan mengukur tekanan udara. Alat
tersebut sudah ada. Alat untuk mengukur kecepatan angin   disebut  
“Anemometer”   dan   alat   untuk   mengukur tekanan   udara   disebut “
Barometer” (Anonim, 2007).
Tekanan atmosfer tidaklah seragam d i semua tempat. Tidak semata terjadi
permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada suatu ketinggian
tertentu pun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang lain serta dari waktu ke
waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar variasi yang disebabkan oleh
ketinggian yang berbeda (Anonim,2008).Tekanan udara di sembarang titik pada
atmosfer,semata-mata karena berat gas atmosfer di atas titik tersebut.Dikenal juga
sebagai tekanan barometer.Satu atmosfer adalah besar tekanan yang dapat
menahan kolom air raksa setinggi 76 cm di dalam suatu barometer pada 0 derajat
C. Tekanan tersebut setara dengan 14 , 7 pound per inci persegi (psi) (Anonim,
2008).
Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan pada lokasi
tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Perbedaan atau
perubahan tekanan udara ini terutama disebabkan oleh pergeseran garis edar
matahari, keberadaan bintang laut dan ketinggian tempat (Kartasapoetra, 1987 ) .

3.Suhu (Suhu Udara dan Tanah)


Pembangunan membawa kesan ke atas sistem iklim mikro. Pembangunan
mengubah iklim mikro suatu kawasan; kesan utama adalah terhadap imbangan
sinaran tenaga dan gangguan terhadap kitaran hidrologi. Penebangan pokok
mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga yang diserap oleh tanah lapang meningkat.
Ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan tanah dan suhu udara. Pembalikan
sinar tenaga bertambah sehingga menyebabkan suhu udara meningkat (Anonim,
2008). Suhu dan kelembaban udara ini sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan
suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada
kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara
(Anonim,2008).
Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil fotosintesis
bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti oleh suhu udara rendah
di malam hari,hal tersebut menguntungkan bagi tanaman karena akan
meningkatkan produk fotosintesis netto.Pengurangan    produk    fotosintesis oleh
respirasi sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu udara yang terus menerus tinggi
akan mengurangi produk fotosintesis netto (Koesmaryono, 1999).Suhu tanah
beraneka ragam dengan cara yang khas pada perhitungan harian dan
musiman.Fluktuasi terbesar terdapat di permukaan tanah dan akan berkurang
dengan bertambahnya kedalaman tanah.
Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk
mengklasifikasikan tanah. Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan
berhubungan penting dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan terhadap
suhu yang khas (Foth, 1994).Temperatur tanah beragam dalam suatu pola yang
khas yang didasari harian atau dasar musim.Kedua fluktuasi terbesar pada
permukaan tanah dan menurun dengan bertambahnya kedalaman   tanah.Di bawah
kedalaman sekitar 3 m temperatur sedikit tetap (Foth, 1991.)

4. Kelembaban Tanah dan Udara

Udara dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air. Banyaknya
bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu udara, makin banyak
uap air yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993). Kelembaban adalahkonsentrasi
uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan
absolut, kelembapan spesifik atau kelembaban relatif. Alat untuk mengukur 
kelembapan  disebut  higrometer.  Sebuah  humidistat digunakan untuk mengatur
tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer
dan termostat untuk suhu udara. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan
laut dapat mencapai 3% pada 30 oC (86 oF), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 oC
(32 oF) (Anonim, 2007).Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu
yang menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap
air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan oleh
ketersediaan air di tempat tersebut serta energi untuk mengucapkannya
( Handoko, 1993 ) .
Kelembaban udara dinyatakan oleh tekanan uap air oleh koefisien
hygrometer/kelembaban relatif atau temperatur titik embun sebab sesungguh nya
tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban sebenarnya(Martha,1993) .

5. Curah Hujan

Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks dan bervariasi dari
tempat yang satu ke tempat yang lain,dari musim ke musim pada tempat yang
sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan terdiri atas: ion-ion natrium,
kalium, kalsium, khloe, karbonat dan sulfat yang merupakan jumlah yang besar
bersama- sama (Wisnubroto, 1999)
Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa,
seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan
bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi
yang dikenali sebagai virga (Anonim, 2008).
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah selama
periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal
apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi,pengairan dan
resapan.Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh diatas permukaan tanah
rata seandainya tidak ada infiltrasi dan evaporasi.Satuannya adalah mm.curah
hujan 1 mm berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2
= 1mm x 1 m 2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1 liter. Hari hujan adalah suatu hari
dimana terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih (Buckman, 1982).
Hujan jatuh ke bumi baik langsung maupun melalui media misalnya ,melalui
tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara.
Pada retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu.
Retensi dapat berupa retensi alam seperti daerah-daerah cekungan,danau tempat-
tempat yang rendah,dll. Maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur,
embung, waduk,dll (Anonim,2011).
Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang
rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran ini
disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas permukaan tanah. Al iran
ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke
sistem jaringan sungai, system danau atau waduk. Dalam sistem sungai aliran
mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke system sungai besar dan akhirnya
menuju mulut sungai atau sering disebut estuari yaitu tempat bertemunya sungai
dengan laut.(Anonim,2011)
Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara yang
bergerak melintasi permukaan laut.Udara bermuatan embun terus menyerap uap
air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur dibawah temperatur titik
embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika temperatur nya rendah,
terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya temperatur massa udara disebabkan
oleh konveksi, yaitu udara yang mengandung embun panas yang temperaturnya
bertambah kemudian berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya
dengan cepat menimbulkan hujan. Hal ini disebut   presipitasi   konvektif.
Presipitasi orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi
daratan dan membelok ke atas karena  adanya  pegunungan  sepanjang  pantai,
dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh dan menjadi
embun (Wilson, 1993)
6. Sifat Hujan
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama
satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
 Atas normal (A) : Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar
dari 115%. Normal (N) :Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara
85%-115%.
 Bawah normal (BN) :Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang
dari 85%.(Anonim,2011)
 Normal Curah Hujan
Rata- rata Curah Hujan Bulanan : adalah nilai rata- rata curah hujan
masing- masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
 Normal Curah Hujan Bulanan : adalah nilai rata-rata curah hujan masing-
masing bulan selama periode 30 tahun.
 Standar Normal Curah Hujan Bulanan
Standar Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan
pada masing- masing bulan selama periode 30 tahun, dimulai dari tahun
1901 s/d 1930, 1931 s/d 1960, 1961 s/d 1990 dan seterusnya.

Curah hujan dihitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai dengan


kebutuhan.Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi,serta pengendalian
banjir selalu menggunakan data curah hujan ini, untuk mengetahui berapa jumlah
hujan yang pernah terjadi di suatu tempat, sebagai perkiraan pembuatan besarnya
saluran atau sarana   pendukung   lainnya   saat   hujan   sebesar   itu   akan  
datang lagi dimasa mendatang(Bocah,2008).Alat pengukur curah hujan
merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang terjadi pada suatu daerah baik
pedesaan, kecamatan, atau provinsi mengacu pada WMO (World Meteorological
Organization). Dengan adanya alat pengukur curah hujan dapat diketahui
banyaknya curah hujan yang terjadi setiap waktu. Data curah hujan dihasilkan
otomatis dari alat pengukur curah hujan disimpan secara real-time dengan
menggunakan aplikasi berbasis open-source seperti java dan sistem operasi IGOS.
7. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Angin
berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas
matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan tanah yang panas membuat
suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara mengembang dan menjadi lebih
ringan (Anonim, 2007).Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang
dengan kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan. Namun di
daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena
mengakibatkan pengeringan yang kuat. Angin mempunyai pengaruh mekanis,
yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).
Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara
bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin diberi
nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin laut adalah angin
yang bertiup dari laut ke darat (Tyasyono, 2004). Mata angin merupakan panduan
yang digunakan untuk menentukan arah. Umum digunakan dalam navigasi, kompas, dan
peta.
Berpandukan pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan
urutan sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam): 1.Utara (0o), 2. Timur Laut (45o), 3.
Timur (90o), 4. Tenggara (135o), 5. Selatan (180o), 6. Barat Daya (225o), 7. Barat
(270o), 8. Barat Laut (315o) (Anonim, 2008).Kecepatan dan arah angin masing-masing
diukur dengan anemometer dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah
anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang
empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran mengukur
kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran
berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan
(Foth, 1991).

8. Evapotranspirasi
Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan suatu proses yang
berlangsung hampir tanpa gangguan  selama berjam-jam pada siang hari dan sering juga
selama malam hari. Air akan menguap dari permukaan baik tanah gundul maupun tanah
yang ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan
raya air, air terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993).
Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh masih belum masih
belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh terhadap penentuan
evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan lamanya gerakan air dari tanah ke
atmosfer. Untuk peliputan kawasan yang luas alat yang paling tepat bagi penelitian
evaporasi adalah radiometer inframerah dan pencatat citra dari udara (Ersin Seyhan,
1990).
Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki
cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer. Sekitar 9 5 . 0 00 mil kubik 
air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir
80 . 0 0 0 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15 . 000 mil kubik berasal dari
daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari
transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi
(Anonim, 2007).

9. Awan
Awan dapat terdiri dari butir-butir air, kristal-kristal es atau kombinasi keduanya.Bila
awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan menembusnya, awan tersebut
sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik yang memungkinkan dapat dibedakan antara
awan kristal es dan awan butir air (Masson, 1962).Awan mencegah radiasi penuh
matahari mencapai permukaan bumi, akan mengurangi masukan energi dan dengan
demikian memperlambat proses evaporasi. (Wilson, 1993).
Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfer. Ia kelihatan seperti asap
berwarna putih atau kelabu di langit. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air
ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi
dengan dua cara :
Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih
cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga
tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan
terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. Suhu
udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembab. Udara makin lama akan
menjadi semakin tepu dengan uap air (Anonim, 2008).
Pada umumnya awan terdiri dari butir-butir air cair yang berukuran sedemikian
kecil sehingga tidakjatuh. Namun apabila awan tersebut mencapai suatu
ketinggian dimana temperatur udaranya jauhdibawah 0 C maka butir-butir air
tersebut menjadi butir-butir es (kristal). Awan adalah penolong berharga dalam
ramalan cuaca karena memperlihatkan,perubahan apa yang sedang terjadi dalam
atmosfer. Awan itu sendiri tidak memberitahu kita terlalu banyak. Ahli cuaca
harus mengetahui bagaimana ia telah berkembang dengan berubah atau pecah
pada umumnya, kemungkinan ada hujan lebih besar kalau awan tinggi yang
terpisah menjadi tambah tebal, bertambahjumlahnya dan dasar awan lebih rendah
( Wisnubroto, 1981 ) .
Awan terbagi dalam 4 golongan yaitu awan tinggi, awan menengah, awan
rendah, dan awan yang membumbung ke atas. Tiap golongan awan ini terbagi lagi
dalam beberapa jenis menurut ketinggian dan bentuk awan tersebut misalnya
cirrus, alto cumulus, nimbostratus, cumulus nimbus, dan lain sebagainya.Awan
merupakan salah satu jenis hydrometer, jenis hydrometer yang lain adalah kabut,
hujan lembut, hujan merata, hujan setempat, dan salju. Jenis-jenis hujan
tergantung dari jenis-jenis awan yang merupakan sumbernya (Handoko, 1995)
Menurut Wisnubroto (1981), cuaca penuh sinar matahari mungkin menjadi biasa
jika ka but jadi bersih sebelum tengah hari dan kalau dasar awan menjadi lebih
tinggi. Di sini k ita memperlihatkan sepul uh jenis awan yang penting
dikelompokkan secara internasional, menjadi tiga golongan menurut  ukuran
tinggi,yaitu :
 Awan Tinggi
terdapat pada ketinggian 6.000 meter ke atas.Cirrus (Ci) adala h sejenis awan
tinggi yang terbentuk seperti mata pancing atau seperti bulu ayam dengan struktur
berserat (fibrous). Awan cirrus tersebut nampak putih bersih.Cirro cumulus (Cc)
adalah sejenis awan tinggi yang terbentuk seperti sisik i kan. Awan cirro cumulus
nampak putih bersih, gumpalan-gumpalan awannya adalahkecil -kecil, dan bundar
tanpa bayang-bayang. umumnya awan ini tersusun dalam kelompok, garis/riak
yang d ihasilkan dari getaran lembaran awan. Ini d isebabkan karena awan cirro
cumulus itu terletak jauh dari mata penilik.Cirro stratus (Cs) adalah sejenis awan
tinggi yang tidak mempunyai gambar, melainkan merupakan suatu layar awan
yang rata. Awan tipis menyerupai lembaran yang putih menutupi sel uruh langit
dan menampilkan gambaran seperti susu.
Awan ini seringkali menghasilkan halodisekitar matahari/bulan. Pada siang hari kalau
langit diliputi awan cirro stratus, maka langit nampak putih silau.
 Awan Menengah
terdapat pada ketinggian antara 2.000meter dan 6.000 meter. Alto cumulus (Ac) adalah
jenis   awan   menengah yang terbentuk   serupa dengan awan cirro cumulus, seperti bulu
domba atau seperti sisik   ikan. Akan tetapi gumpalan-gumpalan   awan nya nampak
lebih besar, massa awan yang pipih dan globular tersusun dalam bentuk garis
/gelombang. Karena awan alto cumulus terletaklebih dekat pada mata penilik.Altostratus
(As) adalah jenis awan menengah, dan pada prinsipnya,   awan yang berupa lembaran
yang seragam bentuk nya dengan warna putih kotor / abu-abu. Kadang-kadang corona
terbentuk, altostratus umumnya diikuti oleh presipitasi yang meluas dan lama.
 Awan Rendah
terdapat pada ketinggian 2.000 meter kebawah .Nimbostratus (Ns), pada prinsipnya
terbentuk serupa dengan alto stratus, akan tetapi amat tebal sehingga sinar matahari sulit
untuk menembus lapisan awan ini. Dengan demikian maka bagian bawah awan nimbo
stratus berwarna abu-abu gelap sampai hitam. Awan nimbostratus bisa menimbulkan
hujan lebat. Strato cumulus (Sc) adalah jenis awan rendah yang pada prinsipnya
berbentuk serupa dengan awan alto cumulus, seperti bulu domba akan tetapi
gumpalangumpalan awan nya nampak lebih besar, karena awan strato cumulus terletak
lebih dekat pada mata penili k.Awan strato cumulus Nampak berwarna abu-abu dan
bentuk tiga dimensi sudah nampak. Massa globular besar atau massa awan bergulung-
gulung lembut berwarna abu-abu. Pada umumnya tersusun dalam satu pola yang tetap.
(Low) Stratus (St) adalah jenis awan rendah yang tidak mempunyai gambar apa- apa
melainkan merupakan suatu layar awan yang  rata.Kalau awan (low) stratus mencapai
permukaan tanah, maka hal ini disebut kabuat.Status yang tipis menghasilkan corona.
 Awan yang melambung ke atas
Cumulus humilis (Ch) merupakan fase pertama pembentukan awan golongan IV ini
terjadi karena adanya aliran udara vertikal. Pada tempat-tempat dimana udara mengalir ke
atas maka terbentuk awan, dan di tempat-tempat diman udara mengalir ke bawah, mak
awan yang ada akan dilenyapkan. Awan cumulus humilis ini juga dikenal dengan sebutan
cumulus kecil atau juga dengan sebutan fair weather cumuli. Awan yang tebal dan rapat
dengan perkembangan vertikal. permukaan bagian atas berbentuk kubah dengan struktur
seperti kubis, sedangkan bagian dasarnya hampir horisontal.Cumulus congestus,
merupakan fase kedua pembentukan awan golongan IV. Kalau hari makin panas, maka
aliran udara vertikal mendapat kesempatan untuk mencapai ketinggian   yang   lebih  
besar,    dan    hal    ini    menyebabkan    awan cumulus humilis bertumbuh ke atas.
Bagian bawah cumulus congestus ini mulai memperoleh warna abu-abu, karena sudah
bertambah tebal, sehingga sinar matahari mengalami kesulitan untuk menembus awan ini.
Puncak awan cumulus congestus belum melebar, melainkan masih berbentuk runcing.
Cumulonimbus, merupakan fase terakhir pembentukan awan golongan IV. Bagian atas
cumulonimbus sudah melebar. Bagian bawah cumulonimbus tampak berwarna abu-abu
gelap sampai hitam. Cumulonimbus Menimbulkan hujan setempat (showers). Selain itu,
petir, kilat, dan guntur ditimbulkan oleh cumulonimbus.

Alat- alat Klimatologi


Jenis Alat-alat Meteorologi, Ditinjau dari cara membacanya,alat-alat
Meteorologi dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat Recording dan Non
Recording. Alat yang bersifat Recording adalah alat yang dapat mencatat data
dengan sendirinya secara terus menerus sejak pemasangan pias hingga
penggantian pias berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan harga
minimum dan harga maximum. Sedangkan alat yang bersifat Non Recording
adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat- saat tertentu untuk memperoleh data
( Darisman, 2006 ) .
A. Aktinograf
Berfungsi untuk mengukur sinar radiasi matahari pada waktu satu hari,di pasang
pada tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Panas karena radiasi
yang diserap membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding
radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke
jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini
berbentuk grafik. Luas   grafik/integral   dari   grafik sebanding dengan jumlah
radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari (Hendayana, 2011).
B. Gun Bellani
Fungsi alat ini sama dengan alat aktinograf yaitu untuk mengukur total radiasi
matahari selama satu hari sejak matahari terbit hingga terbenam. Alat ini tidak
secara langsung mengukur radiasi matahari tetapi melalui suatu proses penguapan
zat cair terlebih dahulu. Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding lurus dengan
total radiasi matahari yang diterima (Hendayana, 2011)
C. Campbell Stokes
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola
kaca masif dengan garis tengah/diameter 10-15cm,berfungsi sebagai lensa
cembung yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke satu titik api (fokus), dan
alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120
cm dari permukaan tanah. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak
lintang setempat. Posisi alat tidak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias
dapat diganti-ganti setiap hari (Hendayana, 2011).
D. Termometer Maksimum
Termometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil(pembuluh)di dekat tempat/
tabung air raksanya,sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara
meningkat,tapi tidak dapat turun kembali pada  saat suhu udara mendingin.Untuk
mengembalikan air raksa ke tempat semula, thermometer ini harus di hentakan
berkali- kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet (Hendayana, 2011 ).
E. Termometer minimum
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu
udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi
dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum.Prinsip
kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang
(indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan
indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap
pada posisi dibawah atau tetap (Hendayana, 2011).
F. Termometer biasa
Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya
termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan
dengan termometer bola basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan
tegak. Semua termometer pengukur suhu udara pada waktu pengukuran berada
didalam sangkar cuaca. Maksud nya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi
surya langsung maupun radiasi dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan
ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari penyerapan
radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara (Hendayana,
2011).
G. Termometer tanah
 Prinsipnya sama dengan termometer air raksa yang lain,hanya aplikasinya
digunakan untuk mengukur suhu tanah pada kedalaman 0, 2, 5, 10, 20,50 dan 100
cm. Untuk kedalaman 50 dan 10 0 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk
menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan.Untuk
kedalaman 0-20 cm, cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai
dengan kedalaman yang diperlukan (Hendayana, 2011).
H. Termohigrograf
Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembaban udara
dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan
secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas
pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembaban
setiap waktu secara otomatis pada pias.Melalui suatu koreksi dengan psikrometer
kelembaban saat ke saat tertentu (Hendayana, 2011).
I. Psikrometer standar
Alat pengukur kelembaban udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola
kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor.
Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu
atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau
pembasah cepat sekali   kotor   oleh   debu.   Air pembasah harus bersih dan
jernih. Pakaila h  air  be bas  ion  atau  aquades. Air banyak mengandung mineral
akan mengakibatkan terjadinya  endapan garam pada termometer bola basah dan
mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer
bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu  udara  yang  ditunjukkan
termometer  bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah.
Semua alat pengukur kelembaban udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung
dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta dari hujan (Hendayana, 2011 ) .
J. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann
Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, j umlah, dan waktu terjadinya hujan,
dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong
penakar dan luas penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah
silinder jam sebagai tempat pemasangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah
hujan maksimum dan minimum serta waktu terjadinya. Prinsip kerja alat ini yaitu
air hujan masuk melalui corong kemudian akan terkumpul dalam tabung. Dalam
tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan tangkai pena, sehingga
air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung, maka penumpang
akan naik dan tangkai pena turut bergerak ke atas. Gerakan pena tersebut akan
mencatat pada pias yang dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai
skala 10 mm pada pias maka secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon
dan jatuh kedalam bejana plastik. Air dalam tabung terkuras habis sehingga
tangkai pena turut bergerak turun sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan
masih turun pena akan naik lagi, demikian seterusnya.Waktu pengamatan :
pengamatan dilakukan selama 24 jam dan penggantian pias dilakukan pada jam
07.00 WIB (Hendayana, 2011).
K. Penakar Hujan Manual Type Observatorium
Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang di atas tonggak
kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut
corong penakar, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas
menampung curah hujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran.
Jumlah curah hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar
dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm. Pengamatan dilakukan
jam 07. 00  WS dengan membuka kran dan menampung air hujan dalam gelas
penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah curah hujan yang
terjadi selama 24 jam setelah itu dilakukan pencatatan (Hendayana, 2011).
L. Open Pan Evaporimeter
Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu.Alat
ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti
karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi25.4 cm.Panci ini
ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana a la tersebut
diletakkan di atas pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna
putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi.Tinggi air dari bibir panci ±
5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan
sesuai.Waktu pengamatan yaitu I, II, III ( Jam 07.30, 13.30, 17.30 WIB)
(Hendayana, 2011)

BAB III
BAHAN DAN METODE

Waktu Dan Tempat


Praktikum agroklimatologi ini dilaksanakan pada hari kamis,19 januari 2023
pukul 08.30 sampai selesai di Stasiun Klimatologi kelas II Sicincin, Kabupaten
Padang Pariaman ,Provinsi Sumatera Barat.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah semua alat-alat yang terdapat pada Stasiun
Klimatologi Sicincin, seperti pengukur suhu udara minimum dan maksimum,
pengukur suhu tanah, pengukur kelembaban udara, termometer bola basah dan
kering, pengukur arah hujan tipe observatorium, otomatis, pengukur lama
penyinaran matahari,Campbell Stokes (kertas pias), pengukur kecepatan dan arah
angin. Sedangkan bahan yang digunakan adalah boring pengamatan dan ballpoint.

Metode Praktikum
Adapun metode yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Perkenalan dan pemberian arahan oleh staf kantor stasiun BMKG Sicincin
tentang alat alat yang ada.
b. Memperkenalkan dan menjelaskan tentang alat alat yang ada di stasiun
BMKG Sicincin dengan secara langsung melihat ke taman alat,tempat alat
alat di taruh.
c. Di berikan penjelasan langsung oleh staf BMKG Sicincin tentang
bagaimana fungsi dan cara kerja alat alat yang ada di lapangan.
d. Mencatat nama alat alat baik fungsi dan cara kerja di dalam buku catatan
e. Mendokumentasikan kegiatan di lapangan dan dokumentasi alat alat yang
ada di lapangan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Radiasi Surya
a. Cambell Stokes
Fungsi: Untuk mengetahui lamanya penyinaran matahari dalam satuan
jam/persen, lamanya penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahari yang ditangkap oleh
bola kaca yang sifatnya mengumpulkan sinar ketitik api yang tepat pada kertas
pias.

Prinsip Kerja: Prinsip alat adalah pembakaran pias dengan pemfokusan sinar
matahari. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur
lama penyinaran surya. Sinar ditangkap oleh lensa dan di fokuskan ke atas kertas
pias hingga terbakar. Hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar,
sehingga yang terukur adalah lama penyinaran surya terang.Pias ditaruh pada titik
api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di bawah bola
lensa.Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar. Alat d ipasang di
tempat terbuka, tak   ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat
matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letaklintang
setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat
diganti-ganti setiap hari

b. Aktinograf
Fungsi: Untuk mencatat intensitas cahaya matahari dalam satuan Joule (J).

Prinsip Kerja: Alat ini terdiri dari Karbon , karbon yang terbakar akan
menggantikan pena. Sehingga menunjukan data tentang panas intensitas cahaya
matahari.Jika karbonnya terbakar hal ini menunjukan panas atau radiasi matahari
pada saat itu bagus untuk fotosintesis tanaman. Piasnya diganti tiap
minggu.Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi
surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas
bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena
radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung.Besarnya lengkungan
sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara
mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil
rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding
dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari.

c. Gun Bellani
 Fungsi: Untuk mengukur intensitas matahari secara kumulatif pada suatu periode
(harian) yang dinyatakan dalam suatu kalori.
Prinsip Kerja: Cara kerja alat ini adalah sinar matahari pada pagi hari pertama
kali tiba pada permukaan kubah kaca, kemudian diteruskan lewat ruang hampa
dalam bentuk panas dan tiba pada permukaan berwarna hitam. Warna hitam pada
tembaga dimaksudkan agar semua   radiasi tiba   di permukaan   bola tembaga dan
diubah dalam bentuk energi kalor. Sehingga keadaan suhu dalam tabung
bertambah. Suhu yang tinggi itu digunakan untuk menguapkan air dalam bola
hitam. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari maka banyak pula air yang
menguap, uap ini selanjutnya akan masuk kedalam tabung buret. Sehingga uap air
tadi diubah dalam bentuk cair.Untuk mengetahui intensitas yaitu dengan melihat
jumlah air yang tertampung dalam tabung skala, kemudian langsung dibalik
sampai air dalam pipa terserap kedalam bola hitam (kemudian dibaca sebagai
pembacaan pertama) setelah itu alat dimasukkan kembali kedalam tanah.
Besarnya penambahan volume air yang terkondensasi dapat diketahui dengan
cara, yaitu : Jumlah pembacaan hari ini dikurangi dengan skala awal hari
sebelumnya, Waktu pengamatan dilakukan setiap pagi jam 0 7 . 0 0 Wib.
1. Suhu (Tanah dan Udara)
 
a. Termometer Maksimum dan Termometer Minimum

 Termometer Maksimum
Fungsi: Untuk mengukur suhu udara ekstrim tinggi. Pias atau indeks ukurnya
adalah air raksa yang terdapat dalam kapiler termometer.
Prinsip Kerja: Apabila temperatur naik dan kolom air raksa tidak terputus, maka
air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom menunjukkan
temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang
sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom
air raksa tetap pada tempatnya.
Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena
penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan.
Termometer menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan.
Thermometer dikembalikan setelah dibaca. Termometer maksimum diletakkan
pada posisi hampir mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali
dalam 24 jam, pada pukul 07.00 malam, karena suhu puncak terjadi pada siang
hari sehingga untuk mendapatkan hasil suhu maksimum pengamatan hasilnya
dapat dilihat pada malam hari waktu
00.00 GMT
 Termometer Minimum
Fungsi: Berfungsi untuk mengukur suhu udara ekstrim rendah. Indeks atau Pias
ukurnya di dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening.
Prinsip Kerja: Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau menyusut
terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong ke bawah pada suhu rendah oleh
tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik alkohol
memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah.Setelah ujung indeks
yang dekat meniskus alkohol dibaca dan dicatat, dengan perlakuan khusus indeks
dikembalikan mendekati meniskus alkohol. Posisi termometer pada waktu
mengukur hampir sama dengan termometer maksimum yaitu agak mendatar.
Perlu diperhatikan bahwa kapiler alkohol harus dalam keadaan bersambung, tidak
boleh terputus- putus. Bila kapiler alkohol terputus, termometer tidak boleh lagi
dipakai sebagai alat pengukur suhu, harus dibetulkan terlebih dahulu, Pengamatan
sekali dalam 24 jam, pada pukul 07 . 00 pagi karena suhu rendah biasanya terjadi
pada malam hari sehingga hasil dapat dilihat pada jam 07.00 pagi atau 00.00
GMT.
 
b. Temperature Tanah Berumput dan Temperatur Tanah Gundul
 Temperatur Tanah Berumput
Fungsi: Berfungsi untuk mengukur temperatur atau suhu tanah berumput pada
masing- masing kedalamannya.

Prinsip Kerja: Prinsip Kerja Alat ini bekerja berdasarkan proses pemuaian, jika
suhu naik maka air raksa dalam reservoir akan naik. Cara kerja alat Thermometer
ini terdiri dari 7  buah alat yang pada bagian bawahnya d itanam dalam tanah,
apabila alat ini terkenasinar matahari,maka suhu tanah akan naik
menyeababkan air raksa dalam reservoir thermometer akan naik dan menunjukkan
skala pada pipa.

 Temperatur Tanah Gundul

Fungsi: Untuk pengukuran suhu tanah gundul


Prinsip kerja: Prinsip kerjanya sama dengan termometer tanah berumput yaitu
melalui proses pemuaian. Cara Kerja Pada dasarnya cara kerja dari alat ini hampir
sama dengan termometer tanah berumput yaitu jika suhunya naik maka air raksa
dalam reservoir akan naik dan menunjukkan skala pada pipa. Aplikasi pada
pertanian Kita dapat mengetahui dengan mudah jenis tanaman yang dapat tumbuh
seperti tanaman yang berumur pendek misalnya kacang- kacangan, padi dan 
berbagai jenis tanaman yang cocok untuk tanah gundul.Kedalaman 0 cm,2 Cm, 5
Cm. 10 Cm, 20 Cm, 30 Cm,50 Cm, 100 cm.Benda kuning pada thermometer 50
cm dan 100 cm adalah parafin yang berfungsi agar ketika alat tersebut dibaca
maka suhu tidak berubah.Data suhu tanah ini digunakan dalam kegiatan
pemupukan tanah.

2. Alat pengukur kualitas udara

 High Volume Air Sampler (HVAS)


 Fungsi: alat pengambil sampel partikulat di udara ambien memiliki fungsi untuk
mengambil sampel SPM (Suspended Particulate Matter).
Prinsip Kerja: Prinsip kerja hvas yaitu udara yang mengandung partikel debu dihisap
mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu
akan menempel pada kertas filter yang akan diukur konsentrasinya dengan cara
menimbang kertas filter tersebut sebelum dan sesudah sampling serta mencatat flowrate
dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.
3. Kelembaban Udara

a. Termohigrograf atau Hygrometer


 Fungsi: Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relatif (RH).
Proses Pengukuran Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan
kelembaban yang satu menunjukkan temperatur
Prinsip Kerja: Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan
dua termometer.Termometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara
biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian bawah
termometer diliputi kain/kapas yang basah).Termometer Bola Kering : tabung air
raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara  sebenarnya.
ermometerBolaBasah: tabung  air  raksa  dibasahi  agar suhu  yang terukur adalah
suhu saturasi/ titik jenuh,yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat
berkondensasi.
 
4. Curah Hujan

a. Penakar Hujan Observatorium (OBS)


Fungsi: Untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah
dalam periode waktu 24 jam

Prinsip Kerja: Penakar hujan Observatorium mempunyai corong dengan luas


tamping 100 cm2. Pada corong dipasang ring yang tepinya dibuat seruncing
mungkin dengan maksud untuk mendapatkan luas bidang tamping setepat
mungkin. Air hujan masuk ke silinder penampung air hujan melalui corong
dengan sudut berbanding curam lebih kurang 300, maksudnya adalah untuk
menghindari percikan air keluar. Bagian ujung corong disambung dengan pipa
tembaga berukuran ¼ dengan panjang lebih kurang 7 cm untuk menghindari
terjadinya penguapan. Air dikeluarkan melalui kran yang dihubungkan dengan
pipa kecil inder penampung air hujan.

 
b. Penakar Hujan Hellman
Fungsi: Untuk mengukur intensitas,jumlah,dan waktu   terjadinya hujan,dipasang
dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan
luas penampang corong 200 cm2. Penakar hujan hellman mempunyai luas bidang
corong penampung curah hujan 200 cm2

Prinsip Kerja: Air hujan masuk ke reservoir yang dihubungkan dengan pipa. Di
Dalam reservoir ditempatkan pelampung, pada saat air masuk ke dalam reservoir,
pelampung akan terangkat dan pada pelampung dipasang tangkai pena yang
mencatat pada kertas pias yang ditempelkan pada silinder yang diputar oleh jam.
Bekerjanya apabila air yang tertampung dalam reservoir telah mencapai setara
dengan tinggi curah hujan 10 mm, maka air dalam reservoir akan tumpah secara
otomatis melalui pipa pindah (sifon) dipasang pada reservoir dan pena akan
kembali lagi ke angka nol. Air yang tumpah melalui pipa sifon ditampung dalam
sebuah bejana , untuk selanjutnya ditakar kembali sebagai penteraan apakah yang
tercatat pada pias sama dengan yang ditakar dengan gelas ukur khusus hellman.

c. Automatic Rain Water Sampler (ARWS)


Fungsi: peralatan yang digunakan untuk mengambil sampel air hujan Basah .
Prinsip Kerja: Prinsipnya jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan pemicu
pada sistem kontrol untuk membuka tutup tempat penampungan air yang
digerakkan oleh motor listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka
kemudian setelah hujan berhenti maka penutup akan bergerak ke posisi semula.
Sehingga air hujan yang ada di tempat penampungan tidak terkena kotoran lain
karena tertutup rapat. Kemudian sampel air hujan tersebut dikirim ke
Laboratorium Kualitas Udara BMKG Jakarta untuk dianalisa.
5. Angin
a. Anemometer Cup Counter
Fungsi: Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin selama periode waktu
tertentu. Prinsip Kerja
Alat ini dipasang disebelah selatan dekat pusat panci, dengan ketinggian 0,5 meter
dari permukaan tanah. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar
bila tertiup angin, dimana bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang
mencatat perputaran mangkok tersebut. Untuk mengetahui kecepatan angin pada
periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka
counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi
dengan periode waktu pengamatan.

6. Evapotranspirasi
a. Evaporimeter Pan
Fungsi: Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi.
Semakin luas permukaan panic, semakin representative atau makin mendekati
penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai, dan
lain-lain.
Prinsip Kerja: Pengukuran evaporasi menggunakan evaporimeter memerlukan
perlengkapan sebagai berikut:

1. Panic bundar besar


2. Hook Gauge, yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi
permukaan air dalam panic. Hook Gauge mempunyai bermacam- macam
bentuk sehingga cara pembacaannya berlainan.
3. Still well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk
silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
4. Thermometer air and thermometer maximum/minimum.
5. Cup counter anemometer.
6. Pondasi/alas pondasi atau alas yang digunakan yaitu papan.Hal ini
dikarenakan dengan menggunakan papan panic penguapan ini akan rata
dan tidak berhubungan langsung dengan panas bumi dari tanah.
7. Penakar hujan biasa penguapan diukur 3x sehari, yaitu pada saat:
 Pukul 7 pagi, alasan diukur pada pukul 7 pagi karena pada saat ini belum
terjadi penguapan. Untuk menghitung penguapan harian data yang diambil
adalah data pada saat pukul 7 pagi ini.
 Pukul 2 siang, alasan diukur pada pukul 2 siang karena terjadinya
pemanasan maksimum adalah pada saat pukul 2 siang.
 Pukul 6 sore, alasan diukur pada pukul 6 sore karena pada itu waktu
matahari terbenam.
Pada evaporimeter terdapat thermometer apung.Thermometer ini merupakan
bagian/kelengkapan dari alat evaporasi panci terbuka.Berfungsi untuk mengetahui
suhu permukaan air yang terjadi di permukaan bumi/tanah.Terdiri dari termometer
maksimum (thermometer air raksa) dan thermometer minimum(thermometer
alcohol).Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan suhu maksimum dan
minimum, kemudian dibagi 2. Letak termometer harus terapung tepat di
permukaan air,   sehingga dilengkapi dengan pelampung di bagian depan dan
belakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/karat (biasanya aluminium).
Setelah dilakukan pembacaan, posisi indeks pada termometer minimum harus
dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk
termometer maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu aktual
dengan menggunakan magnet.

\
 

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa iklim di suatu wilayah tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu radiasi surya,tekanan udara,suhu,
kelembaban,curah hujan,angin, evapotranspirasi,dan awan.Dari kedelapan faktor
tersebut dinamakan unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur cuaca tersebut memiliki
pengaruh yang besar terutama terhadap dunia pertanian.Oleh sebab itu
pengetahuan mengenai pengamatan iklim sangat dibutuhkan.
Selain itu cara untuk mengetahui cuaca dan iklim pada suatu daerah
menggunakan alat yang berbeda beda baik fungsi, bentuk dan cara
kerjanya.Keakuratan data yang dihasilkan pun berbanding lurus dengan tingkat
keseriusan pengamat, apabila pengamat membuat data dengan teliti maka
kemungkinan besar data akan akurat.

Saran
Pada praktikum lapangan ke Stasiun Klimatologi Sicincin ini d i harapkan
kepada praktikan agar dapat serius dalam mendengarkan penjelasan dari
narasumber dan dapat menyerap informasi yang diberikan oleh narasumber
sehingga dapat memahami cara kerja dan fungsi dari alat-alat   tersebut sesuai
dengan penjelasan dari narasumber.Dalam melakukan pengamatan terhadap cuaca
dan iklim membutuhkan ketepatan dan keakuratan.Sehingga diharapkan kepada
mahasiswa agar dapat memahami unsur-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga
dapat mengetahui cara kerja alat-alat meteorologi dan klimatologi serta dapat
mengumpulkan dan mengolah datanya.
 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008 . Cuaca Iklim.www.wikipedia/ cuaca iklim.menl.co.id. diakses


pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 15:00 WIB
Anonim,2011.Curah Hujan www.wikipedia/hujan.menlh.go.id. Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2015 pukul 15:00 WIB
A Pramudia, E Runtunuwu, dan P Setyanto. 2011. Antisipasi Perubahan Iklim di
dalam Mengamankan Produksi Beras Nasional. Jurnal Pengembangan Inovasi
Pertanian. 2011 :76-86
Bocah,2008. Curah hujan Lokal. UGM Press: Yogyakarta
Buckman, 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Edi Tanoe,2011. Alat Pengukur Hujan-Laporan Klimatologi Dasar.Bogor.
FMIPA-IPB
Ersin Seyhan,1990.Dasar-Dasar Hid rologi,.Yogyakarta.Gadjah Mada
University Press.
Fontain,A.2002.
Meteorology. (http://www.kompas.com).Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015
pukul 15:00 WIB.
Foth D.H, 1991.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press
Handoko Eta/. 1993. Klimatologi Dasar. Handoko,editor. Pustaka Jaya, Bogor.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.
Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.
Koesmaryono,   Y.,   Impron,   Sugiarto,   Y.,   1999.   Kapita    Selekta
Agroklimatologi: Kumpulan Makalah dan Tulisan Ilmiah dalam Bidang
Agroklimatologi.  Jurusan Geofisika  dan  Meteorologi,  Fakultas  Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai