Anda di halaman 1dari 34

Pengembangan Hydroponik Garden Sebagai Peningkatan Daya

Tarik Wisata Fotunorete Desa Wakumoro, Kecamatan Parigi,


Kabupaten Muna

Pariwisata

Diajukan untuk Mengikuti Pekan Ilmiah Lingkar Studi Ilmiah


dan Penalaran (PIL 2021)

OLEH

La Ode Muhamad Kaban 1755


Fauzan Agustriadi Romar 1666
Muhammad Nafis Almuyasin 1729

SMA NEGERI 1 PARIGI

RAHA

2021
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Karya tulis ini disusun dalam
rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca. Harapan kami semoga ide dalam penulisan karya tulis ini dapat
menginspirasi bagi para pembaca dan bermakna bagi perkembangan pariwisata
khususnya eduwisata
Karya tulis ini di latar belakangi atas dasar keprihatinan penulis terhadap
objek pariwisata daerah yang kurangnya perhatian dan penglolaannya oleh
pemerintah setempat.

Wasolangka, 27 Agustus 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
LEMBARAN PERNYATAAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................v
ABSTRAK..........................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat.............................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Deskripsi teori......................................................................................4
2.1.1 Pariwisata...................................................................................4
2.1.2 Eduwisata...................................................................................5
2.1.3 Pariwisata Kabupaten Muna......................................................5
2.1.4 Objek Wisata Fotuno Rete.........................................................6
2.1.5 Analisis Strategi Pengembangan Hydroponik Garden.............6
2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................8
III. METODE PENULISAN...............................................................................9
3.1 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................9
3.2 Pengelolahan Data dan Informasi........................................................9
3.3 Analisis Data........................................................................................10
3.4 Kerangka Pikir.....................................................................................10
IV. PEMBAHASAN...........................................................................................11
4.1 Kepedulin Pemuda Terhadap Pariwisata............................................11
4.2 Strategi Meningkatkan Daya Tarik Wisata Fotuno Rete Desa
Wakumoro, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna..............................12
4.3 Keunggulan Pengembangan Hydroponik Garden sebagai
Peningkatan Daya Tarik Wisata Fotuno Rete Desa Wakumoro,
Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna..................................................16
V. PENUTUP......................................................................................................18
5.1 Kesimpulan.........................................................................................18
5.2 Saran...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19
Biodata Peserta....................................................................................................20
LAMPIRAN........................................................................................................24
Lampiran 1. Formulir Pendaftaran......................................................................25
Lampiran 2. Kartu Tanda Siswa..........................................................................26
Lampiran 3. Bukti Pembayaran...........................................................................27

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fotuno Rete..........................................................................................6


Gambar 2. Tanaman Hidroponik...........................................................................7
Gambar 3. Sistem Hidroponik...............................................................................14
Gambar 4. Fotuno Rete..........................................................................................15

v
ABSTRAK

Pariwisata adalah salah satu kegiatan perjalanan yang dilakukan dengan tujuan
liburan atau rekreasi. Pariwisata pada dasarnya terbagi atas beberapa jenis, salah
satunya adalah pariwisata ekonomi. Pariwisata ekonomi adalah kegiatan yang
berhubungan dengan pariwisata untuk memaksimalkan sumber daya berupa
modal, manusia, dan alam dengan harapan memperoleh hasil produk pariwisata
berupa barang dan jasa yang maksimal, misalnya membuat Hydroponic Garden
sebagai eduwisata untuk meningkatkan daya tarik wisatawan. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari strategi dalam meningkatkan daya tarik wisata
permandian Fotunorate, dan keunggulan pengembangan Hydroponic Garden
sebagai eduwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kepustakaan. Hydroponic adalah salah satu metode dalam budidaya menanam
dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan
pada pemenuhan kebutuhan hara bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik
lebih sedikit dibandingkan kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.
Hydroponic Garden memiliki tingkat pertumbuhan 30-50% lebih cepat dan hasil
yang lebih banyak dibandingkan taman yang menggunakan tanah. Dengan
dikembangkan dalam satu tempat, agrobisnisnya dapat, wisatanya dapat,
edukasinya juga dapat. Dengan penataan yang sesuai, maka Hydroponic Garden
bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung, sebab memiliki nilai-nilai
estetika yang bisa dinikmati. Sekaligus mengenalkan teknik penanaman
hidroponik kepada masyarakat karena dapat ditanam pada lahan yang sempit dan
tidak menggunakan pestisida, sehingga sayuran dari hidroponik ini sangat segar
dan sehat. Oleh karena, itu pembuatan Hydroponic Garden merupakan salah satu
strategi yang sangat baik sebagai penambah daya tarik di wisata fotunorete
sebagai tempat swafoto dan eduwisata bagi wisatawan yang berkunjung. Selain
itu, pembuatan Hydroponic Garden cukup mudah dan alat pembuatannya mudah
didapat serta hasil dari penanaman hidroponik dapat dipasarkan untuk menambah
pendapatan daerah serta

Kata Kunci : Fotunorete, Hydroponic Garden

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam potensi


pariwisata, berupa wisata alam maupun wisata budaya lokal yang didukung oleh
letak geografis Indonesia sebagai negara tropis. Sehingga, menghasilkan objek-
objek wisata yang memiliki keindahan alam yang begitu luar biasa, selain itu
iklim tropis Indonesia sangat mendukung untuk tumbuh kembangnya flora dan
fauna di Indonesia. Keindahan alam di indonesia sangatlah terkenal, tidak hanya
di dalam negeri, tapi hingga ke luar negeri pun sudah mengetahui keindahan alam
Indonesia. Sehingga, tidak sedikit wisatawan asing yang berkunjung dari berbagai
negara untuk berwisata dan sekedar memanjakan mata. Hal ini, tentunya akan
mengakibatkan naiknya pendapatan devisa serta memberikan lowongan kerja bagi
masyarakat Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara yang berbentuk kepulauan dengan 17.508
pulau-pulau yang terdiri dari pulau besar maupun pulau kecil. Hal ini,
mengakibatkan tiap pulau memiliki objek wisata yang berbeda-beda dan menjadi
ciri khas tersendiri. Contoh objek-objek wisata alam di Indonesia yang sangat
terkenal dan mendunia akan keindahannya adalah Danau Toba (Sumatera Utara),
Nusa Penida (Bali), Taman Laut Bunekan (Sulawesi Utara), Wakatobi (Sulawesi
Tenggara), Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat), Gunung Bromo (Jawa Timur),
Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), serta masih banyak lagi. Dengan
keindahan alam, serta keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia, maka
sangat menguntungkan apabila objek-objek pariwisata di Indonesia terus dikelola
dan dikembangkan.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau
liburan baik secara individu maupun berkelompok. Menurut UU No. 10 Tahun
2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan
Pemerintah. Menurut Pendit (1994); Pariwisata dapat dibedakan menurut tempat
dan tujuan wisatawan mengunjungi suatu tempat. Pariwisata ekonomi adalah
kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata untuk memaksimalkan sumber
daya berupa modal, manusia, dan alam dengan harapan memperoleh hasil produk
pariwisata berupa barang dan jasa secara maksimal. Meskipun Indonesia memiliki
tempat-tempat yang menarik untuk pariwisata, namun Indonesia gagal menarik
jumlah wisatawan asing yang besar dibandingkan dengan wisatawan yang
berkunjung ke Malaysia, Thailand, Singapura, dan negara-negara eropa. Hal ini,
membuktikan bahwa pengelolaan sektor pariwisata di Indonesia masih kurang
maksimal sehingga wisatawan asing kurang berminat untuk berkunjung dan
berlibur ke Indonesia.
2

Kabupaten Muna adalah suatu daerah di provinsi Sulawesi Tenggara yang


memiliki potensi wisata yang sangat besar. Contoh objek-objek wisata di
Kabupaten Muna yang terkenal akan keindahan alamnya, yaitu Pantai Meleura,
Tanjung Labora, Danau Moko, Danau dan Pantai Napabale, Pantai Walengkabola,
dan objek wisata lainnya yang memiliki keindahan alamnya tersendiri. Potensi ini
jika dikelola dengan baik mampu memberikan sumbangan bagi PAD (Pendapatan
Asli Daerah) dan membawa nama Kabupaten Muna hingga dikenal masyarakat
luas ditingkat nasional maupun internasional.
Fotuno Rete merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Muna yang
memiliki potensi yang besar sebagai objek wisata. Fotuno Rete terletak di Desa
Wakumoro, Kecamatan Parigi, di mana mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai
petani dan penimbun sayur untuk dipasarkan ke kota. Potensi Fotuno Rete
sebagai objek wisata masih kurang dikelola secara optimal dan maksimal,
walaupun telah diperbaiki agar lebih layak lagi untuk dikunjungi wisatawan.
Namun, dalam bentuk pengembangan maupun promosinya masih sangat minim.
Padahal, jika sektor pariwisata di Kabupaten Muna dikelola dengan baik, dapat
memberikan kontribusi peningkatan terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Salah satu solusi yang tepat untuk mengembangkan Fotuno Rete, yakni dengan
pengembangan Hydroponik Garden.
Mengembangkan wisata Fotuno Rete sebagai eduwisata, tentu akan menjadi
daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang sangat menguntungkan, karena para
wisatawan selain berwisata juga dapat mengenal dan mempelajari tentang teknik
penanaman Hidroponik secara langsung sehingga memberikan pengetahuan baru
yang sangat bermanfaat bagi wisatawan yang datang berkunjung. Selain itu,
dengan penataan yang sesuai, Hydroponik Garden dapat dijadikan latar swafoto
yang menarik dengan tema alam karena unik dan memimiliki nilai-nilai estetika
yang indah.
Oleh karena itu, strategi pengembangan hidroponik garden sebagai
peningkatan daya tarik wisata Fotuno Rete sangatlah tepat dan bermanfaat karena
menjadi tempat wisata dan eduksi di satu tempat, serta menambah pemasukan
dengan menjual sayur hasil penanaman secara hidroponik. Pembangunan objek
wisata Fotune Rete sebagai eduwisata akan memiliki banyak rintangan dan
hambatan dalam pengelolaannya, terutama jika tidak didukung oleh masyarakat
dan pemerintah setempat. Disinilah pentingnya kesadaran pemerintah untuk
melakukan pembangunan sektor pariwisata dengan melibatkan masyarakat dalam
proses pembangunan serta pengelolaannya secara langsung.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengtahui
analisis strategi yang digunakan dan peran pemerintah serta masyarakat
Kabupaten Muna dalam mengembangkan potensi wisata Fotuno Rete sebagai
objek eduwisata Kabupaten Muna, sehingga dapat menarik minat wisatawan dan
meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui pariwisata dan
pengetahuan tentang teknik penanaman hidroponik bagi wisatawan sekaligus
3

memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Muna terutama


masyarakat pengagguran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan


masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana meningkatkan peran pemuda dan pemerintah dalam
meninkatkan daya tarik wisata di Kabupaten muna ?
b. Bagaimana strategi meningkatkan daya tarik wisata Fotuno Rete desa
Wakumoro, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna ?
c. Bagaimana keunggulan pengembangan Hydroponik Garden sebagai
peningkatan daya tarik wisata Fotuno Rete Desa Wakumoro, Kecamatan
Parigi, Kabupaten Muna ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk :


a. Mengetahui peran pemuda dan pemerintah dalam meningkatkan daya
tarik wisata di Kabupaten Muna
b. Mengetahui strategi meningkatkan daya tarik wisata Fotuno Rete desa
Wakumoro, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna
c. Mengetahui keunggulan pengembangan Hydroponik Garden sebagai
peningkatan daya tarik wisata Fotuno Rete Desa Wakumoro,
Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna
Manfaat yang dapat diperoleh dalam kegiatan ini, yaitu: meningkatkan PAD
melalui sektor pariwisata, memberikan pengetahuan teknik penanaman
Hydroponik modern kepada wisatawan dan masyarakat sekitar, memberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Muna terutama masyarakat
pengangguran, serta diharapkan dapat meningkatkan nama baik Kabupaten Muna
di bidang pariwisata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori pada karya tulis ini meluputi pariwisata, eduwisata, objek
wisata Fotuno Rete, analisis strategi pengembangan Hydroponic Garden.
Berdasarkan teori ini, dapat digunakan untuk membantu menganalisis strategi
pengembangan potensi wisata Fotuno Rete sebagai objek eduwisata Kabupaten
Muna.

2.1.1 Pariwisata

Istilah pariwisata (tourism) baru muncul di masyarakat kira-kira pada abad


ke-18, khususnya sesudah Revolusi Industri di Inggris. Istilah pariwisata berasal
dari dilaksanakannya kegiatan wisata (tour), yaitu suatu aktivitas perubahan
tempat tinggal sementara dari seseorang, di luar tempat tinggal sehari hari dengan
suatu alasan apapun selain melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau
gaji (Muljadi, 2012).
Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu ‘pari’ yang berarti
‘banyak, berkali kali dan berputar-puta’ dan ‘wisata’ yang berarti ‘perjalanan atau
bepergian’. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan
secara berkali-kali atau berkeliling (Muljadi, 2012:7).
Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, yang bersifat
sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Spillane dalam purnawan, 2015). Menurut
UU No. 10 Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, dan Pemerintah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pariwisata merupakan suatu
perjalanan sementara waktu yang dilakukan seseorang dari suatu tempat ketempat
lain dengan meninggalkan tempat semula, bukan maksud mencari nafkah, tetapi
semata mata untuk menikmati kegiatan rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam. Bidang pariwisata merupkan salah satu kegitan yang mempunyai
peranan sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional.
Sektor ini dicanangkan selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang
cukup handal, juga merupakan yang mampu menyerap tenaga kerja dan
mendorong perkembangan invenstasi. Dalam mengembangkan sektor ini,
pemerintah berusaha keras membuat rencana dan berbagai kebijakan yang
mendukung ke arah kemjuan sektor ini. Salah satu kebijakan tersebut adalah
menggali menginvertarisir dan mengembangkan objek-objek wisata yang sebagai
daya tarik utama bagi wisatawan (Wahyuni, 2016).
5

2.1.2 Eduwisata

Eduwisata adalah sebuah program atau kegiatan yang terencana untuk


mewujudkan suasana berwisata dan proses pembelajaran menjadi menyenangkan
untuk mengembangkan potensi diri secara aktif seperti kecerdasan, penalaran,
kreativitas, analisis, pengendalian diri, kepribadian serta keterampilan yang
diperlukan masyarakat luas. Eduwisata sangatlah baik diterapkan untuk pelajar
dengan melakukan pembelajaran langsung dan dibantu dengan penjelasan teori
sehingga memiliki kualitas dan materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan
dengan bobot siswa serta kurikulum pendidikan. Eduwisata atau wisata pendidkan
adalah jenis pariwisata yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan
muatan pendidikan dengan tujuan melakukan suatu perjalanan umtuk mempelajari
sesuatu pada bidang ilmu pengtahuan serta memperoleh pengalaman belajar
secara langsung terkait dengan objek wisata yang dikunjungi.
Eduwisata adalah suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk
memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai
bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini juga sebagai study tour atau
perjalanan kunjungan-kunjungan pengetahuan (Suwantoro, 1997). Eduwisata
adalah suatu perjalanan wisata yang memiliki tambah edukasi, tidak sekedar
berwisata, tetapi juga memiliki tujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi atau
pendidikan bagi wisatawan (Wikipedia,2017).

2.1.3 Pariwisata Kabupaten Muna

Kabupaten Muna merupakan daerah dengan keindahan alam yang


memberikan keunikan tersendiri dari daerah lain yang ada di Sulawesi Tenggara.
Dengan keindahan alam yang dimiliki, Dinas Pariwisata Kabupaten Muna
berupaya mengoptimalisasi pengelolaan potensi destinasi wisata di pedesaan.
Perencanaan pengembangan objek di desa wisata akan diintegrasikan agar arah
pembangunan kepariwisataan daerah lebih terkelola dan terukur.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Muna, Amiruddin Ako, menjelaskan
bahwa potensi di pedesaan yang ada di Kabupaten Muna sebenarnya cukup
prospek untuk dikembangkan. Banyak destinasi menarik tersebar di desa-desa
namun saat ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal. Menurut Dinas
Pariwisata, perlu adanya intervensi dan koordinasi antara Pemerintah Desa dan
Kabupaten agar pengelolaan potensi pariwisata daerah lebih masif dan terkelola
dengan baik. Amiruddin Ako melanjutkan, tahun 2021 ini Kabupaten Muna telah
mendapat bantaun APBN senilai Rp 500 juta untuk lima desa wisata. Meski
demikian pengelolaannya diharapkan sejalan dengan visi kepariwisataan daerah
Kabupaten Muna.
6

2.1.4 Objek wisata Fotuno Rete

Fotuno Rete adalah objek wisata yang berada di Desa Wakumoro,


Kabupaten Muna yang cukup dikenal masyarakat atau orang sering menyebutnya
Permandian Wakumoro. Fotuno artinya kepala, sedangkan Rete artinya tanah jadi
bisa diartikan kepala tanah. Lokasi ini dijadikan sebagai pusat keamanan wilayah
Rete pada zaman dahulu menjadi tempat pembinaan teritorial dalam upaya
melindungi masyarkat dari luar maupun dalam. Kini menjadi objek wisata yang
perlu dijaga kelestariannya. Permandian yang menurut para tokoh adat setempat
mengatakan konon katanya merupakan permandian tujuh bidadari juga
menyimpan sejumlah nilai-nilai mistik(sumber). Jika baru pertama berkunjung ke
tempat ini, maka akan dihimbau untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang
melanggar etika, norma, dan ajaran agama. Selain itu, tempat ini memiliki air
yang cukup dingin dan jernih, pepohonan yang menjulang tinggi dan rimbun
menambah panorama alam begitu indah dan asri. Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan yang lebih baik lagi agar objek wisata ini dapat dikenal hingga ke
daerah-daerah bahkan dunia sekalipun.

Gambar 1. Fotuno Rete


Sumber: httpsimages.app.goo.glWTSuvDNKvEQN43zv9.doc

2.1.5 Analisis Strategi Pengembangan Hydroponic Garden

Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi bagian-


bagian kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami. Menurut Umar (1999) dalam
Yamin (2005), tahapan kerja dalam pembuatan pengambilan keputusan terbagi
menjadi 4 tahap, yaitu: 1. Analisis, disebut juga input statge karena berfungsi
untuk menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.
2. Pemilihan strategi, disebut juga matching statge karena berfokus pada
pembangkitan strategi-strategi alternatif yang dapat dilaksanakan melalui
penggabungan faktor eksternal dan internal utama. 3. Penentuan alternatif strategi,
disebut juga decision stage. Tahap ini menggunakan input dan informasi. 4.
Acuan implementasi strategi, di mana pada tahap ini mulai merencanakan
langkah-langkah untuk merealisasikan pengunaan strategi yang baru.
7

Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan


memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada
pemenuhan kebutuhan unsur hara dan nutrisi pada tumbuhan daripada kebutuhan
air pada budidaya dengan tanah. Kebutuhan air pada Hydroponik lebih sedikit
daripada budidaya kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik
menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang
memiliki pasokan air yang terbatas (Wikipedia, 2020).
Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos
yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya
tanaman tanpa tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam
hidroponik di awali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya
kebutuhan pupuk bagi tanaman. Dalam konteks ini, fungsi dari tanah adalah untuk
penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian
diserap tanaman. Namun, air sebenarnya bukanlah satu-satunya media tanam
untuk Hidroponik. Jika diklasifikasikan berdasarkan media tanamnya, Hidroponik
terbagi atas beberapa metode, yaitu:
1. Metode Wick
2. Metode Deep Water Culture
3. Metode Aeroponik
4. Metode Drip
5. Metode EBB dan Flow
6. Metode Nutrient Film
7. Metode Bubbleponic
8. Metode Fertigasi (rumah.com, 2020)

Sistem hidroponik bisa digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan


lahan yang semakin tahun semakin sempit akibat efek samping kemajuan industri.
Diharapkan Hidroponik mampu menjadi manfaat untuk masa depan karena
mampu diberdayakan dalam kondisi lahan sempit.

Gambar 2. Tanaman Hidroponik


Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.haibunda.com/moms-life/20200814203705-76-157008/5-sistem-hidroponik-yang-mudah-dan-
cocok-untuk-kebun-bunda/amp
8

2.2 Penelitian Terdahulu

Sektor pariwisata di Indonesia pada beberapa tahun terakhir telah


mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Berbagai penelitian telah
dilakukan sebelumnya dalam hal strategi pengembangan, seperti yang dilakukan
oleh Gavin Price dan Barrie Georgie de Wet (2012) dengan judul “converting the
millitary strategy principle of simplicity into a successful tool for strategy
execution in a georgraphycally dispersed organisation” yang di dalamnya berisi
penjelasan bahwa untuk mencapai sebuah tujuan organisasi diperlukan
kemampuan untui mengidentifikasi dan mengelola tantangan serta masalah yang
dihadapi dan kemampuan untuk menggunakan sumber daya yang ada secara
optimal. Sehingga, kaitannya dengan penelitian ini adalah dalam sebuah
pengembangan objek wisata diperlukan sebuah koordinasi dalam memaksimalkan
potensi-potensi yang dimiliki, serta selalu menciptakan inovasi-inovasi dan
terobosan baru agar terus berkembang mengikuti selera dan kebutuhan wisatawan.
III. METODE PENULISAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam setiap penelitian baik itu kualitatif maupun


kuantitatif sangat penting keberadaannya, karena data adalah suatu fakta
berhubungan dengan obyek penelitian sehingga harus dipahami lebih jelas. Ada
beberapa tahap dalam pengumpulan data atau informasi untuk mendukung
penulisan, yang diperoleh dengan melakukan observasi, yaitu pengamatan secara
langsung kondisi dan keadaan suatu tempat, serta penelusuran pustaka, pencarian
data melalui internet dan sumber-sumber lain yang relevan. Data dan informasi
yang digunakan, yaitu data dari skripsi, laporan praktikum, majalah, media
elektronik, dan beberapa pustaka yang relevan atau website terpercaya. Hal ini,
dilakukan sebagai langkah awal dalam mengedintifikasi dan memahami
permasalahan yang ada secara lebih rinci. Sedangkan, tahap perencanaan adalah
tahap untuk menuangkan ide dan gagasan kreatif terhadap materi karya tulis
ilmiah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain :
1. Studi kepustakan yang dilakukan sebelum dilaksanakannya analisis data
sebagai bahan pertimbangan dan wawasan penulis tentang lingkup kegiatan
dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan.
2. Data referensi sebagai acuan untuk melakukan pembahasan analisis dan
sintesis data-data yang dipereoleh sehingga dapat dikembangkan untuk mencari
kesatuan materi untuk memperoleh solusi dan kesimpulan yang tepat.

3.2 Pengelohan Data dan Informasi

Pada tahap pengolahan data, dilakukan pengumpulan data yang akan diolah
dan dimanfaatkan untuk menyimpulkan atau menjawab permasalahan yang ada.
Tahap pengolahan data terdiri atas tahap dalam meramu data literatur yang telah
diperoleh menjadi suatu kajian terbaru dalam pembahasan yang terperinci. Proses
pengolahan data yang akan digunakan dalam kegiatan studi ini adalah, yaitu :
 Editing, yaitu melakukan pengecekan kembali data-data yang sudah terkumpul
untuk meningkatkan kualitas data yang hendak diolah atau dianalisis, sehingga
dapat menjawab masalah yang telah dirumuskan.
 Klasifikasi, yaitu mengelompokkan data yang telah ada dalam berbagai
kategori.
 Tabulasi, yaitu melakukan penyusunan data dalam bentuk tabel untuk
meringkas data-data yang diperoleh berdasarkan kategorinya agar lebih mudah
dipahami.
10

3.3 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif adalah
menganlisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondis, situasi dari
berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan
mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan (Winartha, 2006). Teknik
analisis data yang digunakan dalam analisis kualitatif dalam studi ini memiliki
empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah
terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.

3.4 Kerangka Pikir

Pemerintah

Kelompok Masyarakat
Desa Wakumoro

Managemen
Wisata
Objek Wisata
Fotuno Rete

Hidroponik Wisata Permandian


garden Fotuno Rete

Terbentuknya
Objek Eduwisata
Kabupaten Muna
Dan Meningkatnya
Perekonomian
Masyarakat Desa
Wakumoro
IV. PEMBAHASAN

4.1 Kepedulian Pemuda Terhadap Pariwisata

Penjelasan tentang pemuda termuat dalam Peraturan Menteri Pemuda dan


Olahraga Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2016 menyebutkan “Pemuda
adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16 hingga 30 tahun. Hal ini, menandakan generasi
muda mempunyai peran dan posisi yang strategis dalam memajukan
kelangsungan bangsa dan negara di masa depan, demikian juga dengan kemajuan
pariwisata di daerahnya dan Indonesia pada umumnya. Di dalam masyarakat
pemuda merupakan suatu unsur yang memiliki potensial. Kedudukan dengan
umur yang terbilang matang sangat strategis sebagai penerus cita-cita perjuangan
dan sumber insasi bagi pembangunan bangsa. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
pemuda merupakan salah satu unsur dari masyarakat, yang memiliki banyak
potensi untuk dibina dan dikembangkan, di mana setiap aktifitasnya diharapkan
mampu melakukan sebuah terobosan dan perubahan ketingkat yang lebih baik.
Pemberdayaan masyarakat dalam konteks pengembangan pariwisata
merupakan upaya penguatan dan peningkatan kapasitas, peran dan inisiatif
masyarakat sebagai salah satu stakeholder penting di luar unsur pemerintahan dan
swasta, untuk dapat berpastisipasi dan berperan aktif baik sebagai subjek maupun
sebagai penerima manfaat dalam pengembangan kepariwisataan secara
berkelanjutan (Michelle, 2011). Dalam hal ini, peran masyarakat terbagi menjadi
dua, yaitu :
1.) Sebagai obyek, masyarakat menjadi pelaku penting dan terlihat secara aktif
dalam perencanaan dam pengembangan kegiatan kepariwisatawan.
2.) Sebagai penerima manfaat, masyarakat memperoleh nilai manfaat ekonomi
signifikan dari pengembangan kegiatan kepariwisataan yang akan
meningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Sumber daya manusia yang memadai merupakan hal yang sangat penting
dalam pengelolaan Kawasan Eduwisata, terutama peran keikutsertaan
masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk mengembalikan kepedulian pemuda
terhadap kawasan eduwisata dapat dilakukan dengan sosialisasi tentang
pentingnya mengelola dan mengembangkan eduwisata daerah, karena pada
dasarnya para pemuda yang ikut serta dalam pengelolaan Kawasan Eduwisata
pada dasarnya tidak memiliki pengetahuan tentang eduwisata secara luas.
Salah satu eduwisata yang terdapat di daerah Kabupaten Muna yang kurang
dikelola dengan baik dan luput dari pandangan pemerintahan adalah objek wisata
Fotune Rete yang terdapat di desa Wakumoro. Hasil pengamatan dilapangan,
mengungkapkan bahwa objek wisata Fotune Rete memiliki potensi alam yang
sangat indah untuk dijadikan sebagai tempat berwisata karena disamping memiliki
12

mata air yang sejuk juga kaya akan berbagai potensi wisata budaya dan
pendidikan apabila dikemas menjadi produk daya tarik unggulan pariwisata di
Kabupaten Muna.
Defenisi peran pemuda dalam pengembangan desa wisata yang diacu dalam
penelitian ini adalah kegiatan, keikutsertaan dan peran serta masyarakat Desa
Wakumoro untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mengembangkan objek wisata
Fotune Rete menjadi objek wisata yang menarik. Peran masyarakat serta
pemerintah sangatlah penting untuk mengembangkan objek wisata Fotune Rete,
sehingga partisipasi masyarakat, terutama pemuda menjadi salah satu keberhasilan
yang sangat penting dalam pengembangan objek wisata Fotune Rete. Hal ini,
dikarenakan sektor kepariwisataan yang membutuhkan pengembangan, juga
memerlukan para pemuda yang berjuang untuk mengembangkan sektor tersebut
hingga semaksimal mungkin sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan
masyarakat setempat. Menurut Jhon Cohen dan Unphoof dalam Michelle (2006),
peran masyarakat yaitu :

1.) Partisipasi dalam pembuatan dan pengembangan keputusan rencana-rencana


yang
2.) bisa dilaksanakan.
3.) Partisipasi dalam implementasi dan pelaksanaan, pada proses pelaksanaan
masyarakat ikut berpastisipasi sebelum program dimulai sampai pada akhir
program (Yudan dan Yoyon, 2016).
4.) Partisipasi dalam menikmati hasil kegiatan yang mmberikan keuntungan.
5.) Partisipasi dalam evaluasi, dimana keterlibatan dalam proses yang berjalan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk mengembangkan pariwista alam di suatu daerah mutlak diperlukan


kerjasama dengan masyarakat sekitar. Di lain pihak peran masyarakat dapat
terwujud karena manfaatnya dapat secara langsung dirasakan melalui terbukanya
kesempatan kerja dan usaha jasa wisata yang pada gilirannya akan mampu
meningkatkan pendapatan mereka. Dengan demikian, diharapkan bahwa situasi
tersebut akan dapat menggugah keterlibatan masyarakat sehingga mereka mau
ikut berperan di dalamnya, baik secara aktif maupun pasif.

4.2 Strategi Meningkatkan Daya Tarik Wisata Fotuno Rete Desa


Wakumoro, Kecamatan Parigi, Kabupaten

Strategi untuk meningkatkan daya tarik wisata Fotuno Rete menggunakan


berbagai cara, yaitu :
13

1. Pembuatan Dan Perbaikan Obyek Wisata Unggulan di Desa Wakumoro

a. Pembuatan Hydroponic Garden


Hydroponik Garden adalah teknik bercocok tanam yang baru dalam
pertanian, namun banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui cara
melakukannya dan keuntungannya. Jika dikelola dengan baik, Hydroponic
Garden dapat meningkatkan daya tarik wisata Fotune Rete sebagai objek
eduwisata. Dilakukan dengan dimanfaatkan sebagai salah satu lokasi untuk
mengembangkan potensi pertanian yang dapat menjadi objek eduwisata yang
menarik. Objek wisata Hydroponic Garden dapat digunakan menjadi tempat
untuk mengenalkan dan mengajarkan cara bercocok tanam sayuran dengan
teknik hydroponik pada para pengunjung yang datang, serta para siswa/i dari
sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas sebagai objek pembelajaran.
Sehingga dapat dilestarikan dan digunakan secara luas oleh masyarakat karena
sangat menguntungkan dan terbilang unik, untuk meningkatkan nilai ekonomi
masyarakat. Karena terbilang baru dan teknik yang unik dalam pembuatannya,
Hydroponik Garden dapat menjadi tempat yang sangat menarik untuk tempat
refreshing dan latar berswafoto karena bertemakan alam yang menenangkan
jiwa dan batin. Selain itu, objek wisata Hydroponic Garden ini dapat digunakan
sebagai salah satu objek pendukung pada saat ada beberapa kunjungan dari luar
daerah maupun luar negara.
Berikut langkah-langkah pembuatan Taman Hidroponik sederhana dari
pipa paralon :
 Siapkan alat dan bahan
Langkah pertama untuk membuat tanaman hidroponik adalah
menyiapkan alat dan bahan yang perlu disiapkan:
o Paralon berdiameter 3 inci
o Penutup paralon
o Penyambung paralon
o Lem paralon
o Gerjadi pemotong
o Gelas plastik yang sudah dilubangi kecil-kecil di bagian bawahnya
o Air
o Tanaman untuk ditanam secara hidroponik
o Kerikil atau pelet tanah sebagai media tanam hidroponik
 Lubangi pipa paralon sesuai diameter gelas plastik
Setelah menyiapkan alat dan bahan, lubangi pipa paralon sesuai
dengan diameter gelas plastik. Beri jarak 10-15 cm antar lubang agar
tanaman dapat tumbuh bebas tanpa berdesakan satu dengan yang lain
 Tutup kedua ujung paralon dengan penutup paralon atau plastik
14

Setelah pipa paralon diberi lubang, tutup kedua ujung paralon dengan
penutup. Apabila tidak memiliki penutup pipa, bisa memanfaatkan plastik
untuk menutup kedua ujungnya. Tutup ujung pipa ini secara rapat agar air
tidak bocor.
 Isi paralon dengan air
Selanjutnya, isi paralon dengan air. Jangan mengisinya sampai penuh
karena air bisa meluap dalam gelas plastik.
 Tanam tumbuhan ke dalam gelas plastik menggunakan kerikil atau pelet
tanah liat
Isi gelas plastik dengan kerikil atau pelet tanah liat sebagai media
tanam tumbuhan ke dalam gelas plastik tersebut.
 Masukkan gelas plastik ke dalam lubang yang sudah terbentuk
Setelah tanaman siap, masukkan gelas plastik ke dalam lubang di pipa
paralon yang sudah terbentuk. Pastikan ujung gelas plastik cukup lebar
agar tidak tenggelam ke dalam lubang paralon.
 Cek volume air dan akar tanaman secara berkala
Cek volume air dan akar tanaman secara berkala. Tambahlah volume
air apabila terlihat berkurang. Lalu, apabila akar tanaman terihat semakin
lebat, bisa digunting

Gambar 3. Sistem Hidroponik


Sumber: https://guyubtani.blogspot.com/2016/05/cara-bertanam-hidroponik-dft-deep-flow-technique.html?m=1

b. Perbaikan Wisata Permandian Fotune Rete


Wisata permandian Fotune Rete merupakan salah satu objek wisata yang
berada di Kabupaten Muna. Meskipun memiliki potensi pariwisata, tetapi
potensi tersebut belum dikelola dengan baik dan maksimal oleh pemerintah
daerah. Misalnya, sampah yang tidak terkendali dan fasilitas umumnya yang
tersedia telah rusak dan kurang memadai sehingga kurang menunjang
kenyamanan pengunjung. Hal ini, tentunya akan menurunkan minat wisatawan
untuk berkunjung ke objek wisata Fotuno Rete. Sehingga, diperlukan
perbaikan fasilitas umum yang telah ada dan menyediakan tempat sampah di
beberapa titik strategis, sehingga pengunjung dapat membuang sampah dengan
mudah. Dengan adanya perbaikan ini diharapkan dapat mendukung dan
15

menaikkan pamor potensi wisata Fotune Rete di mata wisatawan karena


memberikan kesan nyaman, aman, dan bersih.

Gambar 4. Fotuno Rete


Sumber: https://www.gotravelly.com/review/detail/124452864-
sensasi_tenang_dan_sejuknya_pemandian_mata_air_fotuno_rete_di_muna

2. Menggandeng Pemerintah Daerah


Pengembangan sebuah objek wisata, yang bertugas dan bertanggung jawab
di dalamnya adalah masyarakat, pemerintah, dan bantuan dari pihak swasta. Dari
ketiga komponen tersebut, pemerintah lebih dominan dalam pembangunan karena
sesuai dengan tugas dari pemerintah itu sendiri, yaitu sebagai pelaksana dari
tugas-tugas pembangunan itu sendiri. Untuk melakukan pengembangan sebuah
objek pariwisata menjadi eduwisata, dapat dilakukan dengan menggandeng
pemerintah daerah, hal ini dikarenakan sangat dibutuhkannya peran serta
dukungan pemerintah daerah untuk ikut serta dalam pengembangan potensi
pariwisata tersebut, misalnya melaui dinas-dinas terkait, perangkat-perangkat
berupa regulasi, serta terlebih lagi peran pemerintah pusat.

3. Manajemen Pariwisata
Manajemen bisnis adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya dalam bisnis
pariwisata. Di dalam manajemen pariwisata harus menekankan nilai-nilai
kelestarian lingkungan, nilai sosial, dan juga kerja sama komunitas. Nilai-nilai
tersebut dikemas dalam sajian wisata yang bisa dinikmati oleh wisatawan.
Manajemen parisawata dapat dilakukan dengan memperbaiki sarana dan prasana
bagi pengunjung, memperbaiki berbagai alat penunjang yang sangat dibtuhkan
pengunjung, serta memperhatikan saran dan pendapat pengunjung.
16

4.3 Keunggulan pengembangan Hydroponik Garden sebagai


peningkatan daya tarik wisata Fotuno Rete Desa Wakumoro,
Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna

1. Keuntungan Hidroponik

a. Hemat Tenaga dalam Perawatannya


Tanaman yang tumbuh di tanah perlu menyebarkan akarnya untuk
menemukan air dan semua nutrisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Artinya, mereka harus ditanam dengan jarak tertentu dan terpisah satu sama
lain. Sedangkan, sistem hidroponik akar tidak perlu menyebar karena air dan
nutrisi dikirim langsung ke akar. Hasilnya, sistem hidroponik dapat
menumbuhkan lebih banyak tanaman dalam jumlah ruang yang sama dengan
sistem berbasis tengah.

b. Meminimalisir Terkena Bahan Kimia


Walaupun sistem hidroponik tidak mampu mengatasi masalah hama,
tapi budiayanya ini bisa menurunkan potensi terjadinya hal itu. Kebutuhan
akan pestisida dan herbisida yang tebruat dari bahan kimia. Selain itu, sistem
hidroponik bisa mengontrol munculnya gulma yang dapat mengambil alih
taman.

c. Pertumbuhan Tanaman Lebih Cepat


Tanaman yang tumbuh dalam sistem hidroponikbisa tumbuh 30%
hingga 50% lebih cepat daripada yang tumbuh di tanah. Tanaman tumbuh
lebih cepat dalam sistem hidroponik karena menerima jumlah nutrisi yang
ideal dan jika ditanam di dalam ruangan (indoor), jadi lebih sedikit stres
akibat lingkungan luar, seperti cuaca dan hama.
d. Lebih Bisa Mengontrol Nutrisi dengan Baik
Sistem hidroponik akan memberi makan tanaman dari larutan nutrisi
yang telah dicampur dengan air. Berbagai jenis tanaman biasanya akan
tumbuh dengan baik jika diberi bantuan pupuk. Namun pada hidroponik
tanaman sudah menerima semua bantuan yang mereka butuhkan dan dalam
jumlah yang tepat.

e. Dapat Tumbuh dengan Baik Meski di Dalam Ruangan


Manfaat lain dari pertanian hidroponik adalah mudah dilakukan di dalam
ruangan. Tanaman mampu tumbuh sepanjang tahun, pengatur suhu dan iklim,
dan lebih sedikit hama. Sistem hidroponik biasanya diimplementasikan di
dalam ruangan karena bisa beradaptasi dengan lingkungan.
17

f. Tanaman Lebih Sehat


Teknik hidroponik, tanaman tumbuh lebih sehat daripada di tanah. Salah
satu faktor yang umun terjadi adalah penyakit yang ditularkan melalui tanah
tidak menjadi masalah dalam hidroponik, tidak akan meneyebar pada tanam.
Sehingga, tanaman hidroponik tidak akan mudah membusuk dan mengalami
penyakit.

g. Menghasilkan Hasil Panen lebih Berkualitas


Menanam dengan metode hidroponik dapat membuat hasil panen
tanaman menjadi lebih berkualitas karena pengaruh nutrisi yang seimbang,
jauh dari hama, serta mengandung mikrobioma sendiri.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pemberdayaan masyarakat dalam konteks pengembangan pariwisata
merupakan upaya penguatan dan peningkatan kapasitas serta merupakan hal
yang sangat penting dalam pngelolaannya, terutama peran para pemudanya.
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan suatu unsur yang memiliki
potensial untuk dibina dan dikembangkan. Hal ini, menandakan generasi
muda mempunyai peran dan posisi yang strategis dalam memajukan
kelangsungan bangsa dan negara di masa depan, demikian juga dengan
kemajuan pariwisata di daerahnya dan Indonesia pada umumnya.
2. Strategi meningkatkan daya tarik wisata Fotune Rete sebagai objek
eduwisata dapat dilakukan dengan membuat objek wisata unggulan
Hydroponik Garden, serta melakukan perbaikan sarana dan prasana di objek
wisata Fotune Rete, dengan cara melibatkan pemerintah setempat dengan
menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan, nilai sosial, dan juga kerja
sama komunitas yang dikemas dalam sajian wisata yang bisa dinikmati oleh
wisatawan.
3. Pemanfaatan strategi Hydroponik Garden sebagai peningkatan daya tarik
wisata Fotuno Rete Desa Wakumoro, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna
sangatlah memberikan banyak manfaat yang menguntungkan. Desain yang
unik dan tergolong hal baru memberikan nilai lebih serta menjadi daya tarik
tersendiri bagi masyarakat dan wisatawan.

5.2 Saran

Perlu diadakan sosialisasi oleh pemerintah seputar pariwisata sebagai


bentuk pemberdayaan masyarakat, terutama peran pemuda dalam konteks
pengembangan pariwisata untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolannya.
Serta, diharapkan pengembangan Hydroponik Garden dikelola dengan baik
sebagai objek eduwisata di Kabupaten Muna untuk menarik minat wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA

Herayomi. Juni 2016. Peran Pemuda dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa
Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daereah Istimewa
Yogyakarta [Skripsi]. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Livia. Februari 2020. Langkah Membuat Taman Hidroponik Sederhana dari Pipa
Paralon. https://www.idntimes.com/life/diy/amp/klara-livia-1/langkah-
membuat-taman-hidroponik-sederhana

Hidayat. Maret 2021. Fotuno Rete, Destinasi Wisata Air di Muna.


https://mediakendari.com/inilah-fotuno-rete-destinasi-wisata-air-di-
muna/95274

Irmaningsih. Januari 2018. Potensi Wisata Permandian Fotuno Rete Sebagai


Wisata Alam di Wakumoro Kabupaten Muna.
http://lib.uho.ac.id/library/index.php?p=show_detail&id=33663

Maulana. Desember 2020. Mengenal Hidroponik dan Cara Kerjanya


https://www.kompas.com/homey/read/2020/12/28/162600876/mengenal-
hidroponik-dan-cara-kerjanya

Wikipedia. 16 Januari 2018. Wisata Pendidikan


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wisata_pendidikan

Humaira S. 2019. Hubungan Kegiatan Eduwisata dalam Meningkatkan Jumlah


Penumpang [Skripsi]. Medan (ID). Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara

Hidayah. 2019. Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan.


https://pemasaranpariwisata.com/2017/11/05/wisata-pariwisata-
kepariwisataan

Wikipedia. 24 Mei 2021. Pariwisata. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pariwisata

Rumah.com. 10 Juli 2020. Sistem Hydroponik. https://www.rumah.com/panduan-


properti/sistem-hidroponik-29659

Kendaripos. Januari 2021. https://kendaripos.co.id/2020/12/perencanaan-


kepariwisataan-di-muna-harus-terintegrasi

Indonesia Investments. Desember 2016. https://www.indonesia-


invesments.com/id/bisnis/industri-sektor/pariwisata/item6051
20

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Biodata Ketua Tim

Nama Lengkap : La Ode Muhamad Kaban

Tempat dan Tanggal Lahir : 19 Maret 2004

NIS : 1755

Alamat : Desa Parigi Kec. Parigi Kab. Muna

No. Hp : 082259659402

Jenjang Pendidikan : SMA

Pengalaman Organisasi :-

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :-

Penghargaan yang Pernah Dibuat :-


21

2. Biodata Anggota 1

Nama Lengkap : Fauzan Agustriadi Romar

Tempat dan Tanggal Lahir : Wasolangka, 16 Agustus 2004

NIS : 1666

Alamat : Kel. Wasolangka Kec. Parigi Kab. Muna

No. Hp : 082296182062

Jenjang Pendidikan : SMA

Pengalaman Organisasi :-

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :-

Penghargaan yang Pernah Dibuat :-


22

3. Biodata Anggota 2

Nama Lengkap : Muhammad Nafis Almukyasin

Tempat dan Tanggal Lahir : Wasolangka, 19 Juni 2005

NIS : 1729

Alamat : Wasolangka Kec. Parigi Kab. Muna

No. Hp : 082293426382

Jenjang Pendidikan : SMA

Pengalaman Organisasi :-

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :-

Penghargaan yang Pernah Dibuat :-


23

4. Biodata Pembimbing

Nama Lengkap : Martina, S.Pd

Tempat dan Tanggal Lahir : Unsume, 17 Agustus 1975

NIP : 19750817 200212 2 009

Alamat : Desa Parigi Kec.Parigi Kab.Muna

No. Hp : 081245754028

Pengalaman Organisasi :-

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :-

Penghargaan yang Pernah Dibuat :-


24

LAMPIRAN
25

Lampiran 1. Formulir Pendaftaran


26

Lampiran 2. Kartu Tanda Siswa

No Nama Siswa Kartu Tanda Siswa

1 La Ode Muhamad Kaban

2 Fauzan Agustriadi Romar

3 Muhammad Nafis Almukyasin


27

Lampiran 3. Bukti Pembayaran

Anda mungkin juga menyukai