Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ DIGITAL FARMING ”

OLEH :

NAMA : HASRIANI
NIM : 217 502 037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS LAKIDENDE
UNAAHA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Green House Digital Farming ”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca

Unaaha, 30 November 2019


Penulis,

Hasriani

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Green House ................................................................................................... 2
B. Jenis Green House .......................................................................................... 5
C. Tipe-Tipe Green House .................................................................................. 7
D. Bahan Penutup Green House .......................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Green house atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru
bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias.
Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan
mengetahui tentang green house ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin
melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam bahasan ini
akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house
sebagai penunjang agribisnis kita.
Dunia pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas
unggulan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menyebabkan
semakin banyaknya teknologi budidaya pertanian untuk terus dikembangkan. Salah satu
teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi rumah kaca (Greenhouse).
Greenhouse untuk daerah tropis sangat memungkinkan dan mempunyai banyak
keuntungan dalam produksi dan budidaya tanaman. Produksi dapat dilakukan sepanjang
tahun, dimana produksi dalam lahan yang terbuka tidak memungkinkan karena adanya
hujan yang sering dan angin yang kencang. Struktur greenhouse di daerah tropis sering
menggunakan sisinya untuk melindungi dan mengontrol suhu dengan menggunakan
ventilasi alamiah maupun terkontrol dengan dilapisi jala (screens) yang mampu
mengurangi serangan serangga dan hama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis dari pembuatan green house?
2. Apa saja tipe-tipe dari pembutan green house?
3. Apa bahan penutup green house?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui jenis-jenis green house
2. Dapat mengetahui tipe-tipe green house
3. Dapat mengetahui bahan penutup green house

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Green House
Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang
terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh
pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan
peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk.
Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua
tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya
hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan
perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market
hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia,
Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di
rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah
umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita
mengadopsi tekhnologi tersebut.
Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan
untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan
tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan
persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman
diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua
bidang pertanian.Green House sebagai Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat
Mendukung Upaya Peningkatan Produksi dan Kontinyuitas Produk

2
Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia
dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun
dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari
jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus. Sebagai
contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit tertentu. Adanya green house yang mampu menciptakan iklim yang bisa
membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu
menghindarkan dari serangan hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan
adanya green house penyebaran hama dan penyakit yang diujicoba dapat dicegah.
Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar green house dimana
dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena
terbawa angin maupun serangga.
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan
atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di
dalamnya dapat berkembang optimal.
Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi
lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang
dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
1. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
2. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
3. Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
4. Gangguan hama dan penyakit.
5. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
6. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
7. Ekses polutan akibat polusi udara.
Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
1. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
2. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan tanaman.
3. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
4. Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.
5. Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
6. Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
3
7. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.
Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi
perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya
menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang
akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim
terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan
menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian pula pada saat tertentu
suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara
pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian
segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar
menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan
produksi secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu
kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar
denganb jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
2. Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih
tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house
kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman.
Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan
fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal
sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih
intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama,
penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu,
polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan
kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat
waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih
4
serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran
maupun bentuk visual produk.
4. Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal
bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada
dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat
dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk
menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga
terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan
lembaran PVC sheet.
5. Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down.
Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada
perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau
mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat
teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan
yang menggunakannya.
6. Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman
bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis
tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang
khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana
dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan
di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.
B. Jenis Green House
Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green house
berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada
perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet
material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan
lebih lama.
5
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.
1. Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green
house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya
pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi.
Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek
dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan
struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas
menggunakan plastik UV.

2. Green house kayu


Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu,
terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house
bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi
lingkungan lebih baik.
Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan
bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa
plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.

6
3. Green house besi.
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house
yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped
galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak
terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi,
tetapi sanitasi yang terjadwal.
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional
dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house
dapat dilakukan secara optimal.

C. Tipe Green House


Type green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya.
Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat
berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam green house.
Secara umum desain green house uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di
daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat
khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.
Desain green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi.
Karena problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu
tinggi akibat radiasi sinar infra merah.
Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain green
house lebih tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim
dingin udara hangat akibar radiasi infra merah dipertahankan tidak keluar.

7
Jadi desain sebuah green house sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Bagaimana sebuah green house dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan tanaman terletak pada desainnya.
Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu :
1. tipe tunnel
2. tipe piggy back
3. tipe multispan
Masing – masing type dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tipe Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya
adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah
merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara
struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat.
Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan
pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system
untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green house.
2. Tipe Piggy back
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe
ini adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat
baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan
mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman.
Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan
kelemahan dari tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe
piggy back kurang disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka
menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan
penggunaan material atap sama, greeen house type ini relatif lebih mahal dibanding
type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
3. Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )
Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe
piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan
(hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green house
ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat
tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.

8
Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single Span)
dapat disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini sulit
dilakukan pada green house tipe tunnel.
Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe
campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green
house luas, maka type multispan adalah type yang paling sesuai.
D. Bahan Penutup Green House
Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada
green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700
nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green
house mampu menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang
diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung
membuat cahaya menjadi tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan
polycarbonate lebih cenderung meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya
yang sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi tanaman,
dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun-daun tanaman bagian atas dan
memantulkannya pada daun-daun yang ada di bagian bawah sehingga penyebaran cahaya
menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari
bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang
dibentuk dari bahan penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat
menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah
dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa
disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe
plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat
transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua
lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas
sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning
walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari bahan acrylic
adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah tergores/tidak tahan gores.

9
2. Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta
lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu
menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar
40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah
memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam
waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik,
harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh
perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk
bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya adalah
bahan ini mudah memuai.
4. Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya
hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan
penanganan maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah
sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2
tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar
sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan
cahaya paling besar.
5. Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya
dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan
temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai
penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan polyethylene film
dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar
didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk
lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung crop yang
akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya. Bahan dinding beserta atapnya dapat
dari kaca maupun plastik yang tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya
dimulai dari atapnya dulu, kalau sudah selesai baru dinding. Pintu dari green house
harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan bagi udara luar
10
untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan atap terpasang kaca atau
plastik, kita dapat memasang sistem irigasi dengan menggunakan pipa secara
sistematis yang dapat kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol
masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam
green house ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house
yang penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau percobaan
hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah seperti yang ada dilahan
persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya sayuran, buah-buahan dan bunga yang
akan dibuat petakan atau bedengan. Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa
sama seperti tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan green house
pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan air,
kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat dikontrol dengan
sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house sangat
menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura karena kita mampu
berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca atau musim bahkan kualitas
produk yang dihasilkan dapat terjamin atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam
bebas.
Unsur Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembangunan Green House
1. Luas Areal
Luas lahan hendaknya cukup besar untuk mengantisipasi perkembangan usaha
dimasa yang akan datang. Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting.
Disamping itu perlu diperhitungkan juga lahan untuk bangunan penunjang usaha
seperti jalan, gudang dan lain-lain.
2. Topografi
Lokasi pembangun rumah plastik harus sedatar mungkin untuk menekan
biaya, karena jika dibangun pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan
untuk pembuatan rumah plastik bertingkat. Lokasi yang datar juga memudahkan
dalam otomasisasi pada rangkai rumah plastik yang besar sekalipun. Lahan tersebut
juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.
3. Iklim
Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tanaman yang
akan diusahakan. Area yang seringkali berkabut atau bercuaca buruk umumnya
kurang baik bagi kebanyakann tanaman. Tanamam yang menyukai intensitas cahaya
11
yang tinggi akan lebih baik diusahakan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi
dengan intensitas cahaya yang baik. Adanya bukit atau barisan pepohonan yang
berlaku sebagai penghalang, penting untuk area-area yang anginnya cukup kencang.
4. Ketersediaan air
Air adalah salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanamam. Karena
itu dalam menentukan lokasi rumah plastik, ketersediaan air di lokasi yang dipilih
baik kualitas maupun kuantitasnya harus cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus
bisa mencukupi untuk jangka waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang
tersedia harus diperiksa untuk menentukan kandungaan mineral dan mendekteksi
unsur-unsur yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Mengetahui kandungan mineral cukup penting terutama untuk daerah-daerah dekat
pantai dan muara sungai, biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang kurang
baik bagi tanaman.
5. Arah/orientasi
Arah/orientasi akan mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya. Transmisi
cahaya dapat terhalangi oleh kerangka rumah plastik dan juga ditentukan oleh musim
akibat perubahan sudut penyinaran matahari, terutama untuk daerah- daerah yang
berada pada lintang tinggi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Green house merupakan suatu bangunan yang berkerangkah atau di bentuk
gelembung diselubungi bahan bening atau tembus cahaya yang dapat meneruskan cahaya
secara optimum untuk produksi atau melindungi tanaman dari kondisi iklim yang
merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
Green house memiliki beberapa jenis yaitu Green house bambu umumnya dipakai
sebagai green house produksi. Green house ini secara umum adalah jenis green house
yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita
sebagai sarana produksi. Green house kayu Lebih baik dari green house bambu adalah
gren house dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan
bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih
panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. http://senutyofajri.wordpress.com/2010/12/10/pengertian-dari-greenhouse/
2. http://nurchayati.wordpress.com/2011/04/05/fungsi-dari-pembutan-greenhouse/
3. http://nurullatifah.wordpress.com/2012/7/18/pembutan-rumah-kaca/
4. http://muthiaura.wordpress.com/2012/02/28/jenis-jenis-greenhouse-2/

14

Anda mungkin juga menyukai