Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DIGITAL FARMING

DISUSUN OLEH

ROMI PANGINAN (218401057)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAKIDENDE
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah
dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya penulis dapat
menyelesaikan tugas kuliah ini dengan baik dan tepat waktu. 

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Digital Farming. 

Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan
cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini. 

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami
semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca lain pada umumnya. 

Unaaha, 10 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN JUDU

L
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1. Konsep Pertanian Berbasis IoT (Internet Of Things)........................................................6
2.2. Konsep Pertanian Berbasis Artuduino..............................................................................7
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................9
DAFTAR ISI.................................................................................................................................10

1.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki era industri, tanpa disadari tentunya IoT sudah bukan suatu hal yang asing lagi
bagi kita. Internet of Things atau sering disebut IoT adalah sebuah gagasan dimana objek tertentu
mempunyai kemampuan untuk dapat berkomunikasi satu dengan yang lain sebagai bagian dari
satu kesatuan sistem terpadu menggunakan jaringan internet sebagai penghubung tanpa
memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat
komputer[1]. Dalam konsep IoT, berbagai perangkat dapat saling terhubung melalui internet.
Teknologi ini dapat memudahkan dalam pengintegrasian perangkat-perangkat yang digunakan
dalam seluruh bidang, termasuk pertanian.

Kondisi sumber daya air yang terbatas telah mengalami gangguan akibat
perusahaan iklim menyebabkan kebutuhan air untuk kepentingan pertanian semakin
kompetitif. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara ketersediaan dan
kebutuhan air untuk tanaman. Masalah kekurangan atau kelebihan air akan menyebabkan
tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimum. Mengatasi masalah
kekurangan air untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi
diperlukan penerapan teknologi pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien. Maka dari
itu dengan adanya system irigasi otomatis berbasis mikrontroller menggunakan Ardunio
Uno ini diharapkan dapat berguna untuk memudahkan pengairan dibidang pertanian
terutama greenhouse. Greenhouse sangat penting sekali dalam menunjang produktivitas
pertanian karena pada greenhouse terdapat kondisi lingkungan yang terkendali mulai dari
sinar matahari/cahaya, kelembapan, suhu dan jumlah pengairan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Konsep pertanian berbasis IoT (Internet of Things)
b. Bagaiaman Konsep pertanian berbasis Arduino

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui konsep pertanian berbasis IoT
b. Untuk mengetahui konsep pertanian berbasis Arduino
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pertanian Berbasis IoT (Internet Of Things)

Pengaplikasian IoT pada bidang pertanian adalah pada pengumpulan data suhu,
data tentang curah hujan, kelembaban, hama, kecepatan angin, maupun muatan tanah .
data-data tadi digunakan sebagai membantu cara pengoptimalisasian teknik pertanian,
selain itu juga dapat digunakan dalam mengambil sebuah keputusan, berdasarkan
informasi yang telah terkumpul. Contohnya kini para petani sudah dapat memantau suhu
serta kelembaban tanah tanpa perlu repot dan bisa memantaunya dari jauh, semua ini
berkat internet of things pada sektor pertanian.

Penerapan IoT di pertanian dapat mengurangi bahkan menjadi solusi yang tepat
bagi berbagai problematika bisnis pada sector pertanian. Akurasi Internet Of Things
dapat memberikan perubahan pada distribusi pasokan pertanian dan menyediakan
teknologi yang membuat pasokan logistic pertanian menjadi lebih lancar.

Berikut merupakan manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan IoT dalam
bidang pertanian:

a. Precision Farming dengan Sensor Pertanian Terintegrasi


Precision farming merupakan konsep pertanian dengan keakuratan sesuai kondisi
lapangan. Penerapan Precision farming dengan sensor yang terhubung IoT dapat
memaksimalkan akurasi dikarenakan data yang didapat secara real time. Konsep
precision farming telah diterapkan di daerah Sukabumi pada tahun 2019. Program ini
didirikan Mitra Sejahtera Bangsa (MSMB) dengan bantuan Asian Development Bank dan
Bappenas. Pengaplikasian ini menggunakan 20 sensor (diantaranya sensor tanah, cuaca,
dan debit air) yang terhubung dengan internet.
b. Agricultural Drone
Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle  (UAV) atau yang lebih dikenal dengan
drone merupakan inovasi yang sudah mulai sering digunakan. Menurut Putranto dan Dini
(2018)[3], Sistem drone berfungsi sebagai pemetaan kondisi pertanian (irigasi, kondisi
tanaman, pelacakan hewan), dan sebagai penyemprot pestisida maupun pupuk.
Penggunaan drone dapat meningkatkan presisi penyemprotan dan pemetaan serta
menghemat waktu karena petani tidak perlu langsung turun ke lapangan.
c. Smart Greenhouse
Tanaman yang ditanaman di rumah kaca bertujuan agar dapat terisolasi dari
lingkungan luar sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pengaplikasian sensor ini
dapat membantu menjaga lingkungan greenhouse mendukung pertumbuhan tanaman.
Sensor lingkungan (suhu, kelembaban ruangan dan tanah, intensitas cahaya ) yang
terhubung dengan internet dapat menyediakan data real time sehingga akan memudahkan
perawatan[4].
Dilihat secara keseluruhan, penerapan IoT dalam pertanian ini ternyata sangat
membantu terutama dalam hal perawatan agar tanaman pertanian dapat tetap terjaga
kualitasnya sehingga dapat menghasilkan hasil pertanian yang efektif. Namun di
Indonesia sendiri penggunaan IoT masih memiliki pro dan kontra seperti di bawah ini:

Pro :

 Praktis, cukup dengan satu sistem kendali, banyak aspek dapat dikendalikan seperti
suhu, kelembaban, pemberian air, dll.
 Dapat meningkatkan efisiensi produksi
 Pertumbuhan dan produksi tanaman dapat dipantau secara real time
 Memudahkan dalam perawatan tanaman.

Kontra :

 Petani sulit merubah kebiasaan lama. Terbiasa dengan pola budidaya konvensional
 Memerlukan modal awal yang besar
 Butuh pelatihan penggunaan teknologi kepada petani
 Adanya stigma bahwa pekerjaan petani akan digantikan mesin, sehingga petani
merasa takut terhadap perubahan teknologi.

Berdasarkan pro dan kontra di atas terkait penggunaan IoT dalam pertanian, maka
kita perlu membuat stratetegi penting agar kedepannya kita dapat mengembangkan dan
memaksimalkan potensi pertanian dengan IoT. Beberapa strategi yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:

 Perlu penerapan multidisiplin ilmu


 Regenerasi petani muda yang paham teknologi
 Membangun komunikasi yang baik dengan para petani
 Pembuatan Pilot Project, sehingga dapat memberikan contoh penerapan IoT yang
sukses.

2.2. Konsep Pertanian Berbasis Artuduino

Pertumbuhan penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat,


sehingga berdampak permintaan pangan di Indonesia meningkat. Pertumbuhan penduduk
membawa permintaan pangan, khususnya pada permintaan pertanian. Para petani
mengembangkan pertanian dalam rangka mecukupi permintaan kebutuhan beras dengan
mempercepat masa penanaman dan panen. Kendala saat mempercepat masa penanaman
dan panen, para petani belum memperhatikan kualitas lahan, dari segi tanah dan air. Hasil
panen yang melimpah dipengaruhi dari kualitas tanah dan air, namun selama ini para
petani hanya menggunakan metode perkiraan dan melihat para petani sebelumnya.
Metode tersebut ditinjau kurang maksimal, sehingga para petani membutuhkan alat yang
dapat mengetahui atau monitoring kandungan tanah dan air. Sistem kerja monitoring
yang dilakukan dengan membaca data sensor secara real-time dari persawahan petani dan
mengirim data sensor pada server internet. Server internet memiliki fasilitas basis data
yang dapat merekam setiap pembacaan sensor.Parameter yang digunakan dalam
memperoleh data dengan membandingkan hasil panen sebelum menggunakan alat dan
setelah menggunakan alat. Kualitas lahan pertanian yang akan ditanami padi dapat
dipasang sebuah alat yang dapat mengukur kandungan pada lahan. Perkembangan
teknologi pertanian mulai dari alat ukur hingga sistem pertanian yang otomatis telah
dikembangkan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan teknologi tak
dapat terelakkan dan akan selalu menjadi bagian dari kehidupan. Sudah saatnya bagi
calon perekayasa pertanian untuk mulai bergerak, mengamati keadaan pertanian saat ini,
berinovasi serta terus mengembangkan potensi pertanian Indonesia yang dimiliki.
Sekarang saatnya petani muda yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik demi
memajukan pertanian Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : ttg.lipi.go.id

Sivitas Terkait : M Luthfi Khair A S.Hum.

Wilianto, W., & Kurniawan, A. (2018). Sejarah, cara kerja dan manfaat internet of
things. Matrix: Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika, 8(2), 36-41.

[2] https://www.jagoanhosting.com/blog/pengertian-internet-of-things-iot/

[3] Putranto, R. A., dan Dini A. S. 2018.“Perlukah DUnia Pertanian Mengenal  Internet of


things”. Iribb, 6(2): 29-32.

[4] https://www.postscapes.com/greenhouse-climate-and-control-systems/

Anda mungkin juga menyukai