Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkah
dan rahmat-Nya menulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban dalam kegiatan Magang
di Balai Penelitian Tanaman Hias ini dengan tepat waktu.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratanyang harus
penulis penuhi untuk menyelesaikan tugas Magang dari Fakultas Pertanian, Universitas
Padjadjaran.
Dalam penyusunan laporan ini tidak sedikit hambatan dan tantangan yang penulis
hadapi. Oleh karena itu, penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan materi sserta
kegiatan penulis tidak terlepas dari dukungan, doa, bantuan, serta motivasi yang begitu
tinggi dari orang tua serta pihak yang telah membantu dan melancarkan kegiatan Magang,
yakni:
1. Nono Carsono, SP., M.Sc., Ph.D , selaku Kepala Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran yang telah memfasilitasi penulis dalam
kegiatan magang,
2. Noladhi Wicaksana SP., MP., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Magang atas saran
dan bimbingannya kepada penulis,
3. Dr. Ir Rudy Soehendi, MP., selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias yang telah
mengizinkan penulis untuk magang di tempat tersebut,
4. Asep Saepulah, SP., selaku Kepala Bidang Jasa Penelitian Balithi atas perizinan dan
arahan kepada penulis untuk magang di tempat tersebut,
5. Ir. Kurnia Yuniarto, MP., selaku Pembimbing Lapangan atas ilmu, nasehat,
bimbingan, saran, arahan, dan segala fasilitas yang telah diberikan selama penulis
melaksanakan kegitatan magang,
6. Ibu Rika, Ibu Surya, Ibu Ika, Ibu Fathonah, Bapak Daden, Kang Herly, Kang Jajang,
Kang Iwan, Teh Iyam, Kang Asep, Kang Tata, dkk, atas bantuan, arahan, bimbingan
dan kerjasama yang telah diberikan selama pelaksanakan kegiatan magang,
7. Mama, Mbak Emmy, Mbak Vita, serta seluruh keluarga atas doa, semangat,
kesabaran, bantuan materi, dan kasih sayang kepada penulis,
8. Bapak Agus, Ibu Ela, Eneng serta keluarga, atas segala bantuan dan fasilitas yang
diberikan kepaada penulis selama satu bulan penulis melaksanakan kegiatan
magang,
i
9. Sahabat-sahabat Unpad, Syarah, Hafsah, Nurul, dan Gea, atas kesabaran,
semangat, dan dukungannya kepada penulis,
10. Teman-teman baru Unsoed, UBB, dan Unsil, Fitri, Oci, Selly, Badriyah, Aini, Wulan,
Ubil, Nadia, Lana, Hemas, dan lain-lain, atas keceriaan, kesabaran, pengalaman,
dan kerjasamanya selama pelaksanaan magang berlangsung,
Akhir kata, semoga pengalaman serta ilmu yang didapat dari magang ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, Aamiin.
Jatinangor, 2016
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah Lokasi Balithi KP. Segunung, Pacet, Cianjur, Jawa Barat .................. 5
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Balithi ............................................................ 6
Gambar 3. Tanaman Gerbera ................................................................................... 10
Gambar 4. (a) Bunga Gerbera Tipe Tunggal (Single), (b) Bunga Gerbera Tipe Tunggal Semi
Ganda, (c) Bunga Gerbera Tipe Ganda (Berlapis-lapis) ........................... 12
Gambar 5. Proses Penyilangan Klon Gerbera; (a) Mengambil polen dari bunga jantan
menggunakan tangan, (b) Polen Gerbera, (c) Menempelkan polen kepada
putik reseptif bunga betina, (d) Bunga Gerbera yang telah disilangkang diberi
label keterangan ................................................................................. 13
Gambar 6. (a) Bunga Gerbera yang telah disilangkan disungkup, (b) Bunga tabung Gerbera
yang telah disilangkan dan berisi benih, (c) Benih Gerbera yang bernas, (d)
Benih Gerbera yang dikeringanginkan dalam wadah kertas ..................... 14
Gambar 7. Proses Pengambilan Eksplan ................................................................... 17
Gambar 8. Proses Sterilisasi Eksplan Bunga Gerbera; (a) Pemotongan Eksplan, (b) Eksplan
Klon 14.020 (varietas Athalia) dan Klon 01.098 (varietas Zsofia), (c) Proses
Shaking Eksplan yang Direndam dalam Larutan Betadine, (d) Proses Shaking
Eksplan yang Direndam dalam Larutan Sabun 1%, (e) Proses Shaking Eksplan
yang Direndam dalam Larutan Bakterisida dan Fungisida, (f) Larutan Alkohol
96%, (g) Larutan Kloroks 5% dan 10% ................................................ 18
Gambar 9. Proses Isolasi Eksplan Kuncup Bunga Gerbera ......................................... 19
Gambar 10. Proses Penanaman Eksplan ................................................................... 20
Gambar 11. Perbanyakan tanaman Gerbera secara (a) generatif, (b) kultur jaringan, (c)
anakan tanaman Gerbera ..................................................................... 21
Gambar 12. Proses Penyemaian Benih Gerbera ......................................................... 22
Gambar 13. Bibit Gerbera Hasil Persemaian Benih yang Berumur 2 Bulan ................... 22
Gambar 14. Proses Subkultur Planlet Gerbera ........................................................... 22
Gambar 15. Proses Persemaian Anakan Tanaman Gerbera; (a) Tanaman Induk, (b) Proses
Pemecahan Anakan dari Tanaman Induk, (c) Anakan yang telah Dipecah, (d)
Anakan Tanaman Gerbera yang Dikeringanginkan Setelah Direndam dengan
Larutan Fungisida 2 g/l selama 1 – 2 menit, (e) Media untuk Penanaman
Anakan, (f) Persemaian Anakan Gerbera pada Campuran Tanah, Pupuk
Kandang, dan Sekam Mentah ............................................................... 24
Gambar 16. Bentuk dan Ukuran Bedengan dalam Budidaya Tanaman Gerbera ............ 25
Gambar 17. Proses Penyiraman Tanaman Gerbera .................................................... 27
Gambar 18. Pemupukan Tanaman Gerbera dengan Pupuk NPK dosis 5 g .................... 27
Gambar 19. Perberdaan Komposisi N, P, dan K pada Pupuk Powder Supratonik Merah dan
Hijau .................................................................................................. 28
Gambar 20. Proses Pembuatan dan Pengaplikasian Pupuk Supratonik pada Tanaman
Gerbera .............................................................................................. 29
Gambar 21. Proses Penggemburan Tanah di Lahan Tanaman Gerbera ........................ 29
Gambar 22. Proses Perompesan Daun dan Bunga pada Tanaman Gerbera .................. 30
Gambar 23. Tanaman Gerbera yang Terserang Penyakit Kapang Kelabu ..................... 31
Gambar 24. Tanaman yang Terserang Embun Tepung .............................................. 31
Gambar 25. Serangan Hama White Fly pada Tanaman Gerbera .................................. 32
Gambar 26. (a) Daun Tanaman Gerbera yang Terserang Larva Lyriomiza sp., (b) Larva
Lyriomiza sp., (c) Serangan Lanjut yang Hama Penggorok Daun ............... 33
Gambar 27. Bercak Daun ........................................................................................ 33
Gambar 28. Patang Tangkai Bunga pada Gerbera ..................................................... 34
v
Gambar 29. Serangan Siput Slug pada Daun Gerbera ................................................ 35
Gambar 30. Kelainan pada Bunga Gerbera ............................................................... 35
Gambar 31. (a) Proses Pemanenan Bunga Gerbera; (b) Bunga Gerbera diletakkan di
Ember Berisi Air .................................................................................... 37
Gambar 32. Proses Sortasi dan Grading ................................................................... 38
Gambar 33. Proses Pengemasan Bunga Gerbera ....................................................... 38
Gambar 34. Proses Pengiriman Bunga Gerbera ......................................................... 39
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.4 Capaian Kegiatan Magang
1. Dapat mengidentifikasi dan menganalisis tahapan kegiatan dan atau permasalahan
yang berkaitan dengan proses produksi, pasca panen dan pengelolaan tanaman di
Balithi;
2. Dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan aspek
input, proses produksi, pasca panen dan pengelolaan tanaman yang efisien,
produktif dan berkelanjutan;
3. Dapat menerapkan ipteks yang diperoleh selama perkuliahan untuk mendukung
pengelolaan input, proses produksi;
4. Dapat menerapkan soft-skills, dalam hal kompetensi profesional sesuai dengan
deskripsi tugas yang diberikan;
5. Dapat menerapkan soft-skills, terutama berkaitan dengan kompetensi personal
(kejujuran, kemandirian, kedewasaan berpikir, tanggung jawab dan disiplin) sesuai
dengan tuntutan pekerjaan;
6. Dapat menerapkan soft-skills yang berkaitan dengan kompetensi sosial (komunikasi
lisan dan tulisan, kerja sama, dan etika) sesuai aturan yang berlaku.
3
BAB II
ANALISIS SITUASI UMUM
4
Suhu tanah : 210 C – 230 C
Struktur tanah : Remah dan gembur
Warna tanah : Hitam abu kecoklat-coklatan
Tekstur tanah : Lempung berdebu
Topografi : Berbukit
Tipe iklim : A (Alfa Schmidt dan Ferguson)
Curah hujan rata-rata : 3042 mm/ tahun
Kelengasan udara : 88 %
Penguapan : 3,2 mm/ hari
Gambar 1. Denah Lokasi Balithi KP. Segunung, Pacet, Cianjur, Jawa Barat
5
B. Struktur Organisasi
Tugas Balai Penelitian Tanaman Hias sesuai dengan surat keputusan Menteri Pertanian
No.63/Kpts/OT.210/1/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja yaitu melaksanakan
penelitian tanaman hias yang dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang membawahi 3
pejabat struktural, yaitu:
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Seksi Pelayanan Teknis
c. Seksi Jasa Penelitian
d. Kelompok Peneliti dan Jabatan Fungsional lainnya seperti Fungsional Peneliti dan
Teknisi Likayasa
KEPALA BALAI
Edi Tasman, SP
KP. Segunung
KP. Cipanas
A. Tugas Pokok
Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) terbentuk berdasarkan SK Menteri Pertanian
Nomor : 796/Kpts/OT/20/21/1994 tanggal 13 Desember 1994. Pada bulan Januari 2002
sesuai SK Menteri Pertanian Nomor : 63/Kpts/OT/210/1/2002 tanggal 9 Januari 2002
ditetapkan kembali tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian Tanaman Hias yaitu sebagai
unit pelaksana teknis dibidang penelitian dan pengembangan berada dibawah tanggung
jawab langsung kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Litbang
Pertanian.
7
B. Fungsi
1) Penelitian tanaman hias di bidang pemuliaan, fisiologi, agronomi, proteksi,
agroekosistem, agroekonomi, pascapanen, mekanisasi untuk pengembangan
produksi, lingkungan pola tanam, analisis komoditas, analisis residu pestisida dan
pupuk;
2) Penelitian komponen teknologi sistem usahatani tanaman hias;
3) Penelitian eksplorasi, evaluasi, pelestarian dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman
hias;
4) Pelayanan teknik, kerjasama dan penyebaran hasil penelitian.
C. Visi
Menjadi intitusi penelitian tanaman hias berkelas dunia dalam menghasilkan teknologi
inovatif mendukung industri florikultura yang berdaya saing, berkelanjutan dan berbasis
sumberdaya lokal.
D. Misi
Dalam upaya pencapaian visi dan pelaksanaan tupoksi, Balithi menetapkan misi sebagai
berikut:
1. menghasilkan, mendiseminasikan, dan merekomendasikan pengembangan
teknologi inovatif yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumberdaya lokal
guna mendukung terwujudnya industri florikultura berkelas dunia;
2. meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian serta
memanfaatkannya secara efisien dan efektif;
3. mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola
kemitraan menuju kemandirian Iptek florikultura.
2.3 Peluang dan Tantangan yang Dihadapi
A. Peluang
a. Gerbera merupakan komoditas tanaman hias bunga potong yang penting, ditandai
dengan meningkatnya peringkat bunga potong Gerbera disetiap tahunnya.
b. Gerbera merupakan komoditas ‘potensi’ pengganti krisan (pompon) dalam
mendekorasi ruangan.
c. Permintaan terhadap bunga potong Gerbera di kalangan masyarakat semakin
meningkat, sehingga penelitian Gerbera di Balithi terus dilakukan agar mendapatkan
varietas baru yang unggul.
8
B. Tantangan
a. Banyaknya klon Gerbera yang tidak diketahui tetuanya, sehingga menghambat proses
perilisan varietas lokal.
b. Kondisi iklim di Balithi sulit untuk diprediksi sehingga sangat berpengaruh pada proses
budidaya Gerbera.
2.4 Time Schedule Kegiatan Magang
Tabel 1. Agenda Kegiatan Magang
Waktu Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Kegiatan
Pemupukan
Gerbera
Pembuatan
media tanam
bibit Gerbera
Persilangan
Gerbera
Karakterisasi
Gerbera
Penggemburan
Tanah pada
Pertanaman
Gerbera
Isolasi tanaman
Gerbera
Subkultur
Gerbera
Penyiangan
gulma
Pemanenan
bunga Gerbera
Pemanenan
benih Gerbera
hasil persilangan
Persemaian
benih Gerbera
hasil persilangan
Pascapanen
Gerbera
9
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
10
Tanaman Gerbera membentuk bunga pada ujung batang, bertangkai panjang dan
berbentuk cakram. Pada setiap tangkai terdapat satu kuntum bunga. Mahkota Gerbera
berbentuk unik dan menarik, yaitu mirip kumpulan pita-pita alami yang tersusun rapi
membentuk bulatan yang berdiameter sampai dengan 10 cm. Warna mahkota Gerbera
bervariasi, antara lain putih, krem, kuning, jingga, merah jambu, merah menyala, dan lain-
lain tergantung varietasnya. Mahkota bunga Gerbera memiliki diameter mencapai 5-13 cm,
dengan panjang tangkai 25-50 cm. Bentuk mahkota Gerbera dibagi menjadi 3 tipe menurut
UPOV, yakni tunggal, semi ganda, dan ganda, sedangkan menurut petani atau masyarakat
umum, tipe mahkota bunga Gerbera terdiri atas tunggal, ganda, dan berlapis-lapis.
Bunga tipe tunggal (single) terdiri atas satu lapisan petal (selancar 1) dan memiliki disk
floret atau piringan bunga yang sangat tampak. Bunga Gerbera dengan tipe semi ganda
(menurut petani; Ganda) terdiri atas dua lapisan petal, yakni petal lapisan 1 (selancar 1)
dan petal lapisan 2 (selancar 2), serta disk floret yang juga tampak dengan bunga tabung
yang telah berkembang. Berbeda dengan tipe tunggal dan semi ganda, bunga Gerbera
dengan tipe ganda (berlapis-lapis) terdiri atas tiga lapisan petal, yakni petal lapisan 1
(selancar 1), petal lapisan 2 (selancar 2), dan petal lapisan 3 (selancar 3) yang merupakan
bunga tabung yang berkembang sehingga tidak tampak piringan bunga.
Petal lapisan 1
Disk Floret
Bunga tabung
(a)
Petal lapisan 1
Petal lapisan 2
Piringan bunga
Bunga tabung dari
piringan bunga yang
telah berkembang
(b)
11
Petal lapisan 1
Petal lapisan 2
Petal lapisan 3 (tidak
ada piringan bunga)
(c)
Gambar 4. (a) Bunga Gerbera Tipe Tunggal (Single), (b) Bunga Gerbera Tipe Tunggal Semi
Ganda, (c) Bunga Gerbera Tipe Ganda (Berlapis-lapis)
12
polen dari tetua jantan pada jari pemulia, kemudian ditempelkan pada putik reseptif
dari bunga betina.
Persilangan bunga Gerbera dilakukan pada klon 14.020 dengan tipe mahkota
bunga tunggal berwarna merah dengan klon 28.011 dengan tipe mahkota bunga
semi ganda berwarna putih pada tanggal 11 Agustus 2016 pukul 14.30. Bunga
Gerbera yang telah disilangkan kemudian diberi label yang berisi keterangan nama
klon yang disilangkan dan tanggal persilangan.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5. Proses Penyilangan Klon Gerbera; (a) Mengambil polen dari bunga jantan
menggunakan tangan, (b) Polen Gerbera, (c) Menempelkan polen kepada putik reseptif bunga
betina, (d) Bunga Gerbera yang telah disilangkang diberi label keterangan
13
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 6. (a) Bunga Gerbera yang telah disilangkan disungkup, (b) Bunga tabung Gerbera
yang telah disilangkan dan berisi benih, (c) Benih Gerbera yang bernas, (d) Benih Gerbera yang
dikeringanginkan dalam wadah kertas
14
Dalam praktek perbanyakan tanaman menurut Pierik et al. (1982) dan
Murashige (1974) yang dikutip Hermanto (1991), terdapat dua metode
perbanyakan Gerbera secara in vitro yang diaplikasikan, yaitu (1) pembentukan
pucuk dari eksplan yang berasal dari kapitulum (bongkol bunga), (2) perbanyakan
klon secara cepat melalui ujung pucuk dan multiplikasi lebih lanjut dengan
pertunasan akar. Perbanyakan yang dilakukan di Balithi menggunakan metode
kapitulum dengan keuntungan yaitu isolasi secara in vitro lebih mudah
dibandingkan ujung pucuk yang keberhasilannya hanya mencapai 20% serta tidak
merusak tanaman induk karena hanya menggunakan bunga (yang masih kuncup)
sebagai eksplan.
Perbanyakan tanaman Gerbera secara kultur jaringan di Balithi masih dalam
tahap percobaan, karena tekniknya yang lebih rumit dibandingkan dengan
perbanyakan krisan serta jumlah eksplan yang terbatas. Dalam percobaannya, klon
Gerbera yang akan dikultur adalah varietas Athalia dan varietas Zsofia. Adapun
tahapan yang dilakukan dalam proses kultur jaringan diantaranya, penyediaan
media tumbuh, sterilisasi alat dan bahan, dan penanaman eksplan serta
pengamatan hasil kultur.
1. Penyediaan media tumbuh
Komposisi media Murahige dan Skoog merupakan salah satu media yang
paling umum digunakan, khususnya untuk morfogenesis, kultur meristem, dan
regenerasi tanaman. Perkembangangbiakan Gerbera melalui teknik kultur
jaringan membutuhkan dua formulasi media, yakni untuk penggandaan dari
tunas yang terbentuk secara cepat serta untuk merangsang pembentukan
perakaran sebelum di-aklimatisasi.
Penyediaan media tumbuh dalam kultur Gerbera dibagi menjadi empat, yakni
media isolasi, perbanyakan, pengakaran, dan aklimatisasi. Adapun rumus dosis
pada keempat jenis media tersebut dalah sebagai berikut:
Isolasi : 0,5 MS + 0,5 mg/l TD2 + 0,25 mg/l BAP
Perbanyakan : MS + 0,2 mg/l BAP + 0,02 mg/l NAA
Pengakaran : 0,5 MS + 2 g/l arang aktif
Aklimatisasi : Cocopeat + pakis dengan perbandingan 1 : 1
Komposisi bahan media MS menurut Laboratorium Unit Produksi Benih
Sumber (UPBS) Balai Penelitian Tanaman Hias adalah sebagai berikut:
15
Tabel 2. Komposisi Bahan Media MS untuk Kultur Gerbera
Bahan Kimia Konsentrasi Media
(mg/liter larutan)
NH4NO3 1650
KNO3 1900
CaCl2.2H2O 441
MgSO4.7H2O 371
KH2PO4 170
FeSO4.7H2O 27
Na2EDTA 37,3
MnSO4.4H2O 22,3
ZnSO4.7H2O 8,6
H3BO3 6,2
KI 0,83
NaMoO4.2H2O 0,25
CuSO4.5H2O 0,025
COCL2.6H2O 0,025
Myo-Inositol 100
Niacine 0,5
Pyridoksin-HCl 0,5
Thyamin-HCl 0,1
Glicyine 2
IBA 0,2
NAA 0,02
17
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g)
Gambar 8. Proses Sterilisasi Eksplan Bunga Gerbera; (a) Pemotongan Eksplan, (b)
Eksplan Klon 14.020 (varietas Athalia) dan Klon 01.098 (varietas Zsofia), (c)
Proses Shaking Eksplan yang Direndam dalam Larutan Betadine, (d) Proses Shaking
Eksplan yang Direndam dalam Larutan Sabun 1%, (e) Proses Shaking Eksplan yang
Direndam dalam Larutan Bakterisida dan Fungisida, (f) Larutan Alkohol 96%, (g)
Larutan Kloroks 5% dan 10%
18
3. Penanaman eksplan
Setelah tahap sterilisasi selesai, tahap selanjutnya adalah isolasi Gerbera
yang dilakukan dalam Laminar Air Flow (LAF). Seluruh alat dan bahan yang
masuk ke dalam LAF harus dipastikan steril dari kontaminan, dengan
menyemprotkan alat, bahan, serta anggota tubuh pekerja (yang masuk ke dalam
LAF) dengan alkohol 70%. Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam proses
isolasi, antara lain eksplan kuncup bunga Gerbera yang telah disterilisasi, larutan
akuades 100 ml, larutan betadine 10 ml yang dilarutkan dengan akuades 100
ml, petridish besar untuk alas isolasi kuncup bunga Gerbera, petrisdish kecil
untuk alas pinset, pinset besar dan pinset kecil, gagang dan pisau scalpel,
bunsen (lampu spirtus), botol yang berisi media agar, alkohol 96%, plastik wrap,
plastik bening, karet, dan label yang berisi keterangan klon, tanggal isolasi, dan
inisial pekerja yang melakukan isolasi.
Langkah-langkah dalam melakukan isolasi dimulai dari isolasi eksplan yang
dilakukan dengan membuang bagian-bagian tanaman yang tidak dibutuhkan
(sepal, bunga tabung, petal) dan menyisakan piringan dalam bunga (disk floret).
Isolasi dilakukan menggunakan alat berupa pinset besar sebagai penjepit
eksplan, pinset kecil sebagai alat pemotong bagian tanaman yang dihilangkan,
bunsen, alkohol 96%, dan petridish sebagai alas. Sebelum memulai proses
isolasi, pinset dipastikan harus steril, dengan mencelupkannya ke dalam alkohol
96%, kemudian ditunggu agak kering, lalu dipanaskan diatas bunsen. Proses
isolasi lebih mudah dilakukan pada kuncup bunga yang masih muda, karena
bagian tanaman yang lain lebih mudah dan cepat dihilangkan dibandingkan
dengan kuncup bunga yang petalnya sudah agak membuka.
c) Persyaratan Benih
Benih Gerbera diseleksi dari benih yang bernas dan memiliki viabilitas serta
vigor yang tinggi. Tanaman diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif.
Perbanyakan vegetatif dapat menggunakan teknik kultur jaringan. Bahan kultur
jaringan menggunakan bakal bunga yang masih kuncup (petal belum membuka)
dan berukuran kecil. Perbanyakan dengan kultur jaringan ini dilakukan pada media
steril. Perbanyakan tanaman Gerbera selain lewat kultur jaringan dapat dilakukan
secara generatif dengan benih untuk tanaman Gerbera pot ataupun secara
vegetatif dengan pemecahan anakan-anakan atau potongan-potongan rimpang.
Perbanyakan tanaman Gerbera dengan anakan dapat dilakukan dengan
memperhatikan bahwa bibit diambil dari tanaman induk yang sudah berumur
minimal 1,5 tahun, pertumbuhannya baik, dan bebas dari serangan hama dan
penyakit tanaman. Anakan yang diambil adalah anakan yang masih muda dan
belum membentuk tunas generatif.
20
(a)
(b) (c)
Gambar 11. Perbanyakan tanaman Gerbera secara (a) generatif, (b) kultur jaringan,
(c) anakan tanaman Gerbera
21
Gambar 12. Proses Penyemaian Benih Gerbera
Gambar 13. Bibit Gerbera Hasil Persemaian Benih yang Berumur 2 Bulan
ii. Penyemaian secara kultur jaringan
Media yang digunakan berupa medium Mirashige Skoog (MS) yang terbuat
dari gula 30 gram/liter, vitamin B dan zat pengatur tumbuh kinetin 5 mg
ditambah IAA 0,5 mg/liter, pH sebelum dipanaskan diatur sekitar 5,7 dengan
penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. Medium dibuat padat dengan Difco Bacto
Agar (DBA) sebanyak 7,5 gram/liter. Bibit hasil kultur jaringan dipindahkan ke
persemaian steril dan dipelihara sampai cukup besar. Kemudian bibit di
aklimatisasi ke persemaian dengan media sekam bakar yang telah disiram
sebelumnya.
(d) (e)
23
(f)
Gambar 15. Proses Persemaian Anakan Tanaman Gerbera; (a) Tanaman Induk, (b)
Proses Pemecahan Anakan dari Tanaman Induk, (c) Anakan yang telah Dipecah, (d)
Anakan Tanaman Gerbera yang Dikeringanginkan Setelah Direndam dengan Larutan
Fungisida 2 g/l selama 1 – 2 menit, (e) Media untuk Penanaman Anakan, (f)
Persemaian Anakan Gerbera pada Campuran Tanah, Pupuk Kandang, dan Sekam
Mentah
2) Pengolahan Lahan
a) Persiapan Lahan
Selama melakukan magang di Balithi, pengolahan tanah tidak dilakukan karena
kondisi lahan Gerbera yang sudah dalam masa produksi. Berdasarkan informasi
yang didapatkan, pada prinsipnya konstruksi rumah lindung untuk Gerbera sama
dengan yang digunakan pada budidaya Krisan. Dua jenis rumah lindung yang
terdapat di Balithi, yakni miring tunggal dan miring ganda. Lahan untuk budidaya
Gerbera dipasang tiang setinggi 100-150 cm di sisi Timur dan 80 – 100 di sisi Barat,
kemudian diberi naungan berupa plastik bening. Rumah lindung untuk pertanaman
Gerbera yang masih baru sebaiknya diberi paranet 30 – 40% untuk mengurangi
intensitas cahaya matahari, dan dapat dilepas ketika sudah 1 – 2 tahun. Selain itu,
insect screen juga diperlukan untuk mencegah masuknya serangga ke dalam
rumah lindung, menjaga suhu dalam rumah lindung agar tidak jauh berbeda
dengan di luar, serta mengurangi tiupan angin.
Lahan yang akan digunakan dibersihkan dari gulma, jika diperlukan dilakukan
sterilisasi dari hama dan penyakit tular tanah. Tanah diolah dengan kedalaman 30
cm hingga gembur satu atau dua minggu sebelum tanam. Penggemburan tanah
kedua dilakukan kembali agar stuktur tanah lebih halus.
b) Pembentukan Bedengan
Gerbera memerlukan bahan organik yang banyak berupa pupuk kandang. Oleh
karena itu, pertanaman Gerbera dibuat dengan bedengan tinggi untuk
menampung pupuk kandang yang cukup banyak. Media tanam Gerbera berupa
24
campuran pupuk kandang, sekam mentah, dan tanah dengan perbandingan 5 : 3
: 1. Lebar bedengan 80 – 90 cm dengan tinggi bedengan 25 – 30 cm. Dinding
bedengan biasa menggunakan plastik UV bekas dengan penguat dari belahan
bambu.
Gambar 16. Bentuk dan Ukuran Bedengan dalam Budidaya Tanaman Gerbera
26
penyiraman yang kurang tepat. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak tangkai bunga Gerbera yang rentan patah.
Gambar 19. Perbedaan Komposisi N,P, dan K pada Pupuk Powder Supratonik Merah
dan Hijau
Dosis pupuk Supratonik merah untuk tanaman Gerbera adalah 7,5 g per 8 liter
air. Peracikan pupuk Supratonik merah biasa ditambahkan bahan berupa vitamin
B1 dan B6 masing-masing sebanyak 2 tablet yang dilarutkan dengan 100 ml air.
Bahan-bahan tersebut dilarutkan hingga homogen sebelum ditambahkan air
sebanyak 8 liter di dalam emrat.
28
Gambar 20. Proses Pembuatan dan Pengaplikasian Pupuk Supratonik pada Tanaman
Gerbera
29
Gambar 22. Proses Perompesan Daun dan Bunga pada Tanaman Gerbera
30
berfungsi melindungi tanaman dari serangan jamur lebih lanjut dengan
mencegah pembentukan spora pada jamur sehingga tidak dapat menyebar.
31
yang menyebabkan penyakit sekunder jamur dan bakteri. Hama kutu putih
dapat pula dikendalikan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida
Confidor atau Pegasus 0,5 – 10 ml/l. Dalam pengaplikasiannya, penyemprotan
pestisida sebaiknya ditujukan pada bagian bawah daun kemudian ke seluruh
permukaan tanaman. Penambahan perekat pestisida seperti Tenac atau Rudor
sebaiknya digunakan, karena hama kutu putih dapat terbang dan berpindah ke
tempat lain.
32
(a) (b)
(c)
Gambar 26. (a) Daun Tanaman Gerbera yang Terserang Larva Lyriomiza sp.,
(b) Larva Lyriomiza sp., (c) Serangan Lanjut yang Disebabkan Hama Pengorok
Daun
v. Bercak Daun
Bercak daun pada tanaman Gerbera disebabkan oleh jamur Cercospora
gerberae chupp et viegas. Gejala dari penyakit ini berupa timbulnya bercak-
bercak berwarna coklat berbentuk bulat atau tidak beraturan pada daun-daun
tua. Pengendalian dari penyakit ini dilakukan dengan membuang daun yang
telah terinfeksi penyakit ini dan untuk pencegahan dilakukan penyemprotan
secara rutin dengan fungsida Dithane atau Daconil, sedangkan untuk tanaman
dengan intensitas serangan yang tinggi, pengendalian dilakukan dengan
menyemprotkan Cabrio dua kali dalam satu minggu.
33
vi. Patah Tangkai Bunga
Penyebab dari patah tangkai bunga pada Gerbera belum diketahui secara
jelas, namun diduga penyebab dari patah tangkai dari bunga Gerbera adalah
terlalu banyak kandungan senyawa N dari amonium. Selain itu, suhu di sekitar
pertanaman Gerbera yang terlalu panas akibat bangunan rumah paranet yang
kurang tinggi dapat menyebabkan patah tangkai bunga pada Gerbera. Dalam
penanganannya, Balithi Cipanas melakukan pergiliran pemupukan NPK dengan
KNO3 dengan rentang waktu satu bulan.
35
diperhatikan saat panen adalah waktu panen yang tepat, yaitu tingkat kematangan
bunga sudah optimal sesuai dengan standar.
Panen bunga potong Gerbera di Balithi KP. Cipanas diperuntukkan untuk bahan
penelitian, namun sebagian dijual dalam skala kecil atau bila ada pesanan. Hal ini
dikarenakan tanaman Gerbera masih dalam tahap penelitian dan pendaftaran varietas.
Pemanenan bunga potong Gerbera juga bermaksud untuk memudahkan dalam
karakterisasi beberapa varietas dan klon terpilih. Karakterisasi bunga Gerbera bertujuan
untuk Adapun karakterisasi Gerbera menggunakan beberapa alat, yaitu:
a. Jangka sorong, yang digunakan untuk mengukur diameter tangkai bunga bunga,
diameter bunga luar, diameter bunga dalam 1, diameter bunga dalam 2, diameter
bunga luar, diameter piringan bunga, dan tinggi bunga (tinggi kelopak bunga).
b. Penggaris, yang digunakan untuk mengukur panjang daun, lebar daun, panjang
tangkai daun, dan panjang tangkai bunga.
c. Color Chart, yang digunakan untuk menentukan warna bunga luar, warna bunga
dalam 1, warna bunga dalam 2, dan warna piringan bunga.
d. Botol beling yang berisi air, yang digunakan sebagai tempat pengujian vase life
bunga.
a) Panen Bunga Potong Gerbera
Bunga pertama muncul 10 – 12 minggu setelah tanam anakan. Pemanenan
bunga Gerbera dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6 – 8 bulan setelah tanam
dengan bibit yang berasal dari biji, atau 3 – 5 bulan dengan bibit yang berasal dari
anakan. Tiap rumpun Gerbera dapat menghasilkan 5-15 kuntum atau sekitar 140
kuntum bunga per meter luas lahan per tahun. Bunga Gerbera dipanen ketika
terbuka penuh dan saat dua lingkaran benangsari (disk floret). Cara panen yang
baik dan benar akan memperpanjang vase life bunga potong Gerbera. Pemanenan
bunga Gerbera dilakukan dengan memotong tangkai bunga bagian pangkal (terlihat
bagian antosianin) ke arah yang berlawanan dengan daun. Setelah itu, bunga yang
telah dipanen ditempatkan di dalam wadah berisi air (ember) yang mengandung
bakterisida untuk mencegah kelayuan bunga dan mengurangi kebusukan akibat
adanya organisme pengganggu yang terbawa dalam alat pemanen bunga.
Pemanenan bunga Gerbera baik dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca
tidak terlalu panas, karena tangkai bunga Gerbera lebih mudah dipanen ketika suhu
tidak terlalu tinggi.
36
(a)
(b)
Gambar 31. (a) Proses Pemanenan Bunga Gerbera; (b) Bunga Gerbera diletakkan di
Ember Berisi Air
39
kultur jaringan yang membutuhkan proses perbanyakan lebih lama dengan
kemungkinan tanaman dapat hidup yang relatif kecil, namun dapat menghasilkan
tanaman dengan kualitas yang baik karena ditumbuhkan dalam media yang steril dan
terkendali. Adapun keuntungan melakukan perbanyakan melalui persilangan adalah
dapat menghasilkan tanaman yang bervariasi, serta kemungkinan tanaman tumbuh
lebih besar dibandingkan dengan perbanyakan kultur jaringan.
2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan pada budidaya Gerbera di Balithi Kp.Cipanas tidak dilakukan oleh
peserta magang. Namun, praktik pengolahan lahan tersebut sudah sesuai dengan SOP
budidaya tanaman Gerbera dengan beberapa modifikasi yang dilakukan oleh teknisi.
3. Penanaman
Penanaman tanaman Gerbera yang dilakukan oleh peserta magang berupa
penanaman benih hasil persilangan pada media persemaian. Adapun penanaman
anakan dilakukan pada polybag dengan bantuan teknisi.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada tanaman Gerbera, meliputi penyulaman, penyiraman,
pemupukan, penyiangan dan penggemburan, serta perompesan. Peserta magang
melakukan pemeliharaan tanaman Gerbera, diantaranya pemupukan, penyiangan dan
penggemburan, serta pembuatan yellow trap.
Pemupukan pertama dilakukan dengan pemberian NPK 15:15:15 dengan dosis 5g
per rumpun yang ditabur atau dikubur dalam lubang tanam di sisi tanaman.
Selanjutnya, dua minggu kemudian, tanaman disiram dengan larutan NPK 1 – 2 g/l air
untuk 200 ml/rumpun. Satu bulan kemudian, pemupukan dilakukan dengan
menaburkan 2,5 g NPK 15:15:15 dan 2,5 g KNO3 di sisi kiri dan kanan rumpun tanaman
dengan posisi lubang pupuk yang berbeda dengan pemupukan sebelumnya.
Pemupukan Gerbera di Balithi tidak hanya menggunakan pupuk dalam bentuk padatan,
namun terdapat pula pupuk majemuk berbentuk serbuk yang dilarutkan dalam air,
seperti pupuk majemuk Supratonik. Pupuk majemuk supratonik diaplikasikan pada
Gerbera yang ditanam di dalam pot dengan pemberian satu kali dalam dua minggu.
Pupuk Supratonik yang digunakan dalam pemeliharaan Gerbera berupa pupuk
Supratonik merah yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bunga dengan dosis
7,5 g per 8 liter air dan tambahan 2 tablet vitamin B1 dan B6 yang bertujuan untuk
menghindari stres pada tanaman. Penambahan vitamin B1 dan B6 merupakan inisiatif
dari penanggung jawab lapangan yang juga pemulia tanaman Gerbera.
40
Adapun kegiatan penyiangan dan penggemburan dilakukan secara bersamaan,
sekaligus dengan pembumbunan tanaman agar batang pokok tetap berada di bawah
permukaan tanah. Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma disekitar
pertanaman Gerbera secara mekanik, sedangkan penggemburan dilakukan dengan
menggemburkan tanah disekitar area perakaran tanaman Gerbera menggunakan obeng
atau kayu.
Pengendalian hama yang dilakukan oleh peserta magang ialah pembuatan yellow
trap yang merupakan perangkap untuk hama di lahan pertanaman Gerbera. Adapun
bahan yang digunakan dalam pembuatan yellow trap, diantaranya impra board
berwarna kuning dengan ukuran 40 x 20 cm yang telah dipasangkan bambu berukuran
60 – 70 cm, lem tikus cap gajah, dan bensin. Permukaan papan kuning dilapisi lem tikus
yang telah dicampurkan dengan bensin dengan komposisi 250 ml per 3 tube lem tikus.
Yellow trap dapat digunakan hingga 3 bulan dan dapat digunakan kembali dengan
membersihkan permukaan papan dari hama yang terjerat menggunakan bensin.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman di Balithi sebagian besar menggunakan
obat berbahan kimia anorganik, diantaranya Cabrio, Daconil, Dithane, Confidor, Decis,
Pegasus, Tenac, Rudor, dan Siputok. Pengaplikasian pestisida bergantung pada jenis
hama dan intensitas serangannya.
5. Panen dan Pascapanen
Kegiatan panen yang dilakukan peserta magang dalam skala kecil, hanya berupa
simulasi. Panen dilakukan dengan mencabut pangkal tangkai bunga (tangkai
berantiosianin) ke arah yang berlawanan dengan daun. Bunga yang telah dipanen
kemudian ditempatkan di dalam wadah berisi air untuk mencegah kelayuan bunga.
Dalam pascapanen bunga Gerbera, peserta magang membuat contong, yakni sungkup
sebagai pelindung bunga agar tidak rusak, kemudian dikemas kembali menggunakan
kertas koran berdasarkan sortasi warna. Adapun kegiatan penyimpanan tidak dilakukan
di Balithi, karena produksi bunga Gerbera di Balithi masih dalam skala kecil.
41
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
a. Budidaya tanaman Gerbera yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias KP.
Cipanas masih diperuntukkan sebagai bahan penelitian, sehingga belum diproduksi
dalam skala besar. Adapun teknik budidaya yang dilakukan sudah berdasarkan SOP
budidaya tanaman Gerbera pada umumnya, diantaranya persilangan Gerbera,
persiapan benih Gerbera, pengolahan tanah Gerbera, pembibitan Gerbera,
pemeliharaan tanaman Gerbera, panen, dan pascapanen Gerbera.
b. Pemeliharaan tanaman Gerbera yang dilakukan berupa pemupukan, penyiraman,
penyiangan, penggemburan tanah, perompesan, dan pemberian pestisida.
c. Hama dan Penyakit Tanaman yang menyerang Gerbera, diantaranya white fly, leaf
miner, kapang kelabu, embun tepung, patah tangkai bunga, dan siput telanjang.
d. Pengendalian yang dilakukan Balithi Kp. Cipanas terhadap hama dan penyakit tanaman
adalah penggunaan pestisida kimiawi.
4.2 Saran
Perlu adanya penambahan sarana dan prasarana penunjang dalam budidaya Gerbera
guna memperlancar proses penelitian tanaman Gerbera di Balai Penelitian Tanaman Hias.
42
DAFTAR PUSTAKA
Baliadi, Y., dan Tengkano, W. 2010. Lalat Pengorok Daun, Liriomyza sp. (Diptera:
Agromyzidae), Hama Baru Pada Tanaman Kedelai di Indonesia. Jurnal Litbang
Pertanian. 29(1). Diakses melalui
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3291101.pdf pada 29 Agustus
2016.
Herdiani, Elvina. 2015. Budidaya Bunga Potong Gerbera. Diakses melalui http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/942-budidaya-bunga-
potong-gerbera pada 25 September 2016.
Herdiani, Elvina. 2014. Pasca Panen Bunga Potong. Diakses melalui http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/828-pasca-panen-bunga-
potong pada 12 Oktober 2016.
Hermanto, M. 1991. Perbanyakan Gerbera Jamesonii melalui Teknik Kultur Jaringan. Skripsi.
62 halaman.
Isnaningsih, NR. 2008. Siput Telanjang (Slug) sebagai Hama Tanaman Budidaya. Fauna
Indonesia. 8(2):21-24.
Modul Budidaya Tanaman. Tanpa tahun. Penanganan Pasca Panen. Diakses online
http://psbtik.smkn1cms.net/pertanian/budidaya_tanaman/budidaya_tanamn/men
angani_hasil_pertanian.pdf pada 15 Oktober 2016.
Samosir, J. 2007. Inventarisasi Jamur Penyebab Penyakit pada Tanaman Stroberi (Fragaria
vesca L.) di Kecamatan Berastagi. Skripsi. 37 halaman.
Singh, A. K. 2006. Flower Crop: Cultivation and Management. New India Publishing Agency.
New Delhi. India. 463 halaman.
Timur, Tania. 2015. Budidaya Tanaman Gerbera di Balithi Cipanas. Laporan Magang. 62
Halaman.
Yayasan Ciputri Nusantara Bakti Bangsa, 1999. Tuntunan Membangun Agribisnis. PT. Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
43
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Selesai Pelaksanaan Magang
Lampiran 2. Sertifikat Telah Melaksanakan Magang
Lampiran 3. Logbook Kegiatan Magang Selama 25 Hari Kerja