Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMASARAN HASIL PERTANIAN


SURVEI PASAR : PASAR BESAR DAN SPAR DINOYO PADA
KOMODITAS BERAS DAN CABAI

Disusun oleh:
Kelompok 1
Mudhiatur Royani 155040100111002
Michael Prima Y.G 155040100111027
Eka Gita Marita 155040100111058
Athiatul Hasanah 155040100111083
Alvian Arlin T. 155040100111085

Kelas D

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan survey pasar mata kuliah Pemasaran Hasil
Pertanian. Laporan ini berisi ulasan tentang perbandingan harga dan margin di
beberapa bentuk pasar beras putih dan cabai rawit dan menentukan bentuk pasar
melalui beberapa indeks pemasaran hasil pertanian. Penulis menyadari akan
banyaknya kekurangan baik dari segi bahasa, metodologi maupun pemaparannya,
tidak lain karena keterbatasan, kelemahan dan kekurangan pada diri penulis yang
tidak dapat penulis pungkiri.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,


terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca agar dapat menjadi
perbaikan bagi kami untuk makalah selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih.

Malang, 15 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Definisi Pasar............................................................................................2
2.2 Struktur Pasar............................................................................................3
2.2.1 Pasar Persaingan Sempurna...................................................................3
2.2.2 Pasar Monopoli......................................................................................4
2.2.3 Pasar Oligopoli......................................................................................4
2.2.4 Pasar Monopolistik................................................................................4
2.2.5 Pasar Monopsoni...................................................................................5
2.3 Pasar Tradisional.......................................................................................5
2.3.1 Pengertian Pasar Tradisional.................................................................5
2.3.2 Ciri Pasar Tradisional............................................................................6
2.4 Pasar Modern.............................................................................................6
2.5 Penetapan Harga........................................................................................7
BAB III METODOLOGI......................................................................................9
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................9
3.2 Jenis dan Sumber Data..............................................................................9
3.2.1 Data Primer............................................................................................9
3.2.2 Data Sekunder........................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................10
4.1 Gambaran Umum Pasar..........................................................................10
4.1.1 Pasar Tradisional Pasar Besar..............................................................10
4.1.2 Pasar Modern Spar Dinoyo..................................................................10
4.2 Perbedaan Karakteristik Beras Putih dan Cabai Rawit pada Pasar
Tradisional Pasar Besar dengan Pasar Modern Spar Dinoyo.............................11
4.2.1 Perbedaan Karakteristik.......................................................................11
4.2.2 Analisis Struktur Pasar........................................................................12
4.3 Margin Pasar Tradisional Pasar Besar.................................................17
BAB V PENUTUP................................................................................................19
5.1 Kesimpulan..............................................................................................19
5.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN..........................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era yang globalisasi yang semakin canggih pasar merupakan tempat yang
tetap dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat. Pasar sebagai tempat untuk
konsumen mencari produk barang atau jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari, begitu pula bagi penjual atau pemasar pasar digunakan sebagai sarana
untuk memasarkan produknya dengan tujuan memperoleh laba. Di pasar pembeli
dan penjual dapat saling bernegosiasi untuk memperoleh kesepakatan harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak. Di masa yang semakin modern seperti sekarang
telah muncul berbagai pasar modern (supermarket) yang banyak dikunjungi oleh
masyarakat ekonomi menengah ke atas, namun terlepas dari hal itu keberadaan
pasar tradisional tetap mendapat tempat di mata masyarakat. Pasar tradisional
menyediakan berbagai bahan pokok hasil pertanian yang memiliki harga lebih
terjangkau jika dibanding dengan pasar modern. Keberadaan pasar tradisional dan
pasar modern pasti memiliki perbedaan baik dari segi produk yang
diperdagangkan, harga produk serta struktur pasarnya.

1.2 Tujuan

1) Dapat mengetahui perbandingan pasar tradisional dan modern.


2) Dapat mengetahui karakteristik produk di pasar.
3) Dapat mengetahui struktur pasar pada pasar tradisional dan pasar
modern.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pasar

Dalam kehidupan sehari-hari, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya


pembeli dan penjual. Pengertian pasar tersebut adalah pengertian pasar secara
konkret. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar tidak dikaitkan dengan masalah
tempat, akan tetapi pengertian pasar lebih dititikberatkan pada kegiatan. Jika ada
kegiatan jual beli disebut pasar, dan jika tidak ada kegiatan jual beli disebut bukan
pasar. Pasar dapat terbentuk di mana saja dan kapan saja, di dalam bis, di terminal,
di halte, dan lain-lain. Bahkan transaksi jual beli juga bisa terjadi lewat surat, TV,
radio, internet, dan lain-lain.
Pengertian pasar menurut ilmu ekonomi tersebut disebut pasar abstrak. Pasar
sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dapat terbentuk
dengan adanya syarat-syarat sebagai berikut:
1) adanya penjual,
2) adanya pembeli,
3) tersedianya barang yang diperjual belikan,
4) terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang) dan
pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Adapun fungsi pasar dalam kegiatan ada tiga macam, yaitu:
1) Fungsi Distribusi: Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan
jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Pasar
memiliki fungsi distribusi menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada
konsumen.
2) Fungsi Pembentukan Harga: Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu
dilakukan tawar menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara
penjual dan pembeli. Dalam proses tawar menawar itulah keinginan kedua
belah pihak (antara pembeli dan penjual) digabungkan untuk menentukan
kesepakatan harga, atau disebut harga pasar.
3) Fungsi Promosi: Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi,
karena di pasar banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan
leaflet atau brosur penawaran, membagikan sampel atau contoh produk
kepada calon pembeli, dan sebagainya (Darwis, 1984).

2.2 Struktur Pasar

Struktur pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar


berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya
perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri
dan peranan iklan dalam kegiatan industri. Menurut Simamora (2001), adapun
struktur pasar diantaranya:
2.2.1 Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen
sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip
dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti
beras, gandum, batu bara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan
sempurna:
a) Jumlah penjual dan pembeli banyak.
b)Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain.
c) Penjual bersifat pengambil harga (price taker).
d)Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran
(demand and supply).
e) Posisi tawar konsumen kuat.
f) Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata.
g) Sensitif terhadap perubahan harga.
h) Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
Dalam pasar persaingan sempurna, keputusan mengenai jumlah output
perusahaan secara individual tidak bisa mempengaruhi tingkat harga, dan
untuk keputusan mengenai penentuan harga, kurva permintaan
menggambarkan secara horizontal, oleh karena itu harga dianggap konstan,
berapapun output yang dihasilkan. Dengan demikian maka laba total akan
didapat pada saat: MR = P = MC sepanjang P > AVC.
2.2.2 Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan
penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan
banyak pembeli atau konsumen.
Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:
a) Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran.
b) Tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute).
c) Produsen memiliki kekuatan menentukan harga.
d) Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut
karena ada hambatan berupa keunggulan perusahaan.

2.2.3 Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan


penawaran, di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai
seluruh permintaan pasar. Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah:
a) Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
b) Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda
corak (differentiated product), seperti air minuman aqua.
c) Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar
pasar untuk masuk ke dalam pasar.
d) Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual
yang memiliki/pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki
kekuatan yang besar untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya
harus mengikuti harga tersebut. Contoh dari produk oligopoli: semen,
air mineral.

2.2.4 Pasar Monopolistik

Pasar monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan


dengan penawaran di mana terdapat sejumlah besar penjual yang
menawarkan barang yang sama. Pasar monopolistik merupakan pasar yang
memiliki sifat monopoli pada spesifikasi barangnya. Sedangkan unsur
persaingan pada banyak penjual yang menjual produk yang sejenis. Contoh:
produk sabun yang memiliki keunggulan misalnya untuk kecantikan,
kesehatan dan lain-lain.

2.2.5 Pasar Monopsoni

Bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi
permintaan atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan dalam
menentukan harga. Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu
bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana permintaannya
atau pembeli hanya satu perusahaan. Contoh yang ada di Indonesia seperti
PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli alat-alat
kereta api.

2.3 Pasar Tradisional

2.3.1 Pengertian Pasar Tradisional

Melalui Perpres no 112 tahun 2007 ditegaskan bahwa pasar tradisional


sebagai pasar yang dibangun dan dikelola olehPemerintah, Pemerintah
Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah
termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios,
los, dan tenda yang dimilki/ dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skal kecil, menegah, dengan
usaha skala kecil, modal kecil dandengan proses jual beli barang dagangan
melalui tawar menawar. Pasar tradisonal adalah pasar yang kegiatan para
penjual dan pembelinya dilakukan secara langsung dalam bentuk eceran
dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas.
Pemerintah kota Yogyakarta kembali menegaskan melalui perda no 12
tahun 2001 tentang pasar trasional yang menyatakan bahwa pasar Tradisional
adalah Pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta,
Badan Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah termasuk
kerjasama dengan swasta berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los,
dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, koperasi
dengan usaha skala kecil, modal kecil dan melalui proses jual beli barang
dagangan dengan tawar menawar.
Dari beberapa pengertian diatas, pasar tradisional adalah tempat pasar
yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,
Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah yang merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam proses transaksi jual beli
secara langsung dalam bentuk eceran dengan proses tawar nawar dan
bangunannya biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran
terbuka. Pasar tradisional biasanya ada dalam waktu sementara atau tetap
dengan tingkat pelayanan terbatas.

2.3.2 Ciri Pasar Tradisional

Menurut Permen No. 20 Tahun 2012, ciri-ciri pasar tradisional adalah


sebagai berikut:
1) Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah
daerah.
2) Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Tawar
menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk di dalam pasar. Hal
ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara pedagang dan pembeli
yang lebih dekat.
3) Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama. Meskipun
semua berada pada lokasi yang sama, barang dagangansetiap penjual
menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu jugaterdapat
pengelompokan dagangan sesuai dengan jenis dagangannya seperti
kelompok pedagang ikan, sayur, buah, bumbu, dan daging.
4) Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal. Barang
dagangan yang dijual di pasar tradisonal ini adalah hasil bumi yang
dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa dagangan yang
diambil dari hasil bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah
tersebut namun tidak sampai mengimport hingga keluar pulau atau negara.

2.4 Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang


diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat
berlangsungnya pasar ini adalah di mall, plaza, dan tempat tempat modern
lainnya. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan
makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang
dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah
hypermarket, pasar swalayan (supermarket), mall, dan minimarket. Pasar dapat
dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang
dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud (Pariaman, 2006).

2.5 Penetapan Harga

Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi,
dalam penetapan harga menurut Marras (1999. hal. 181-185), harga dapat
ditentukan atau dihitung :
a) Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus
pricing method). Metode penetapan harga ini adalah metode yang paling
sederhana di mana penjualan atau produsen menetapkan harga jual untuk satu
barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu
jumlah untuk laba yang diinginkan (margin) pada tiap-tiap unit tersebut sehingga
formula menjadi: Cost plus pricing method = Biaya total + laba = Harga jual
Metode ini mempertimbangkan bahwa ada bermacammacam jenis biaya dan
biaya ini dipengaruhi secara berbeda oleh kenaikan atau penurunan keluaran
(output) = hasil nyata. Mark Up Pricing Method Variasi lain dari melode cosplux
adalah mark up pricing method yang banyak dipakai oleh pedagang. Para
pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya
setelah menambah harga belinya sejumlah mark up (kelebihan harga jual di atas
harga belinya). Jadiformulanya menjadi: Harga Beli + Mark Up = Harga Jual
b) Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai.
Metode penetapan harga yang lain adalah metode menentukan harga terbaik demi
tercapainya laba yang optimal melalui keseimbangan antara biaya dengan
permintaan pasar. Metode ini memang paling cocok bagi perusahaan yang tujuan
penetapan harga-harganya memaksimalkan laba. Dalam menentukan harga dan
mendayagunakannya tentunya perlu pemahaman tentang konsep-konsep istilah
berikut seperti:
1) Biaya tetap total (Total fixed cost).
2) Biaya variabel (Variable cost).
3) Biaya total (Total cost).
4) Biaya marginal (Marginal cost).
Analisa suplai dan permintaan yang dipakai sebagai dasar penetapan harga kurang
didayagunakan dalam kalangan bisnis. Menurut mereka analisa ini hanya bisa
dipakai untuk mempelajari perkembangan harga masa lalu, tidak bisa
didayagunakan sebagai pegangan praktis dalam penetapan harga sekarang dan
akan datang.
c) Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga
yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar adalah suatu metode penetapan harga
yang berorientasi pada kekuatan pasar di mana harga akan menentukan harga
jualnya setelah menambah harga belinya sejumlah mark up (kelebihan harga di
atas harga belinya) Jadi furmulanya menjadi: Harga beli + Makr Up = Harga Jual
d)Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan. Metode
ini memang paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harga-harganya
memaksimalkan laba. Analisa permintaan dan suplai yang dipakai sebagai dasar
penetapan harga kurang didayagunakan dalam kalangan bisnis. Menurut mereka
analisa ini hanya bisa digunakan untuk mempelajari perkembangan harga masa
lalu, tidak dapat dipergunakan sebagai pegangan praktis dalam penetapan harga
sekarang dan akan datang.
e) Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga ini merupakan
suatu metode penetapan harga yang berorientasi pada kekuatan pasar dimana
harga jual dapat ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, di atas harga pesaing
atau di bawah harga pesaing.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilakukan di Pasar Tradisional Besar dan Pasar Modern Spar


Dinoyo. Penelitian di Pasar Tradisional Besar dan Pasar Modern Spar Dinoyo
dilakukan pada tanggal 04 November 2016.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer dan sekunder diuraikan sebagai berikut:

3.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung


dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Jenis data primer yaitu berasal dari hasil wawancara
dengan pedagang di Pasar Tradisional Besar dan dengan survei langsung
harga cabai dan beras di Pasar Modern Spar Dinoyo dan Pasar Tradisional
Besar.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh


orang yang melakukan penelitian dari sumber sumber yang telah ada.
Dalam penelitian ini, data sekunder bersumber dari jurnal dan artikel yang di
ambil dari internet.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pasar

4.1.1 Pasar Tradisional Pasar Besar

Pasar tradisional yang terkenal di kota Malang salah satunya ialah


Pasar Besar. Pasar Besar ini merupakan pusat perdagangan dan belanja yang
terletak tidak jauh dari Alun-alun Kota Malang, tepatnya di Jalan Kyai tamin
nomor 1A. Para pedagang pengecer mengambil barang dagangan mereka dari
Pasar Besar untuk dijual di pasar ataupun toko mereka yang notabene adalah
salah satu pasar grosir terbesar di Malang. Terdapat banyak sekali ruko dan
toko yang dibuka di sini. Pada Pasar Besar ini menjual beranekaragam
kebutuhan yang kebanyakan bersifat homogen. Pengunjung pun kerap
berdatangan ke Pasar Besar Malang di tiap harinya untuk berbelanja atau
hanya sekedar berjalan-jalan. Menurut survey kami, kebersihan pasar ini
dapat dibilang kurang bersih baik dari segi kebersihan pasar maupun
kebersihan produk-produk yang dijual. Pasar ini akan ramai sekali dengan
pembeli pada jam 6-12 siang. Dari Alun-Alun Kota Malang, kita bisa berjalan
kaki ke arah selatan sekitar 1 kilometer untuk mencapainya. Atau bisa
memanfaatkan jasa becak untuk mengantarkan ke pasar dari alun-alun.
Ada berbagai komoditas pertanian yang dijual di pasar Besar,
terutama bahan makanan pokok. Pasar tradisional Besar salah satunya
menjual beras putih dan cabai rawit. Tempat penjual beras putih dan cabai
rawit terletak pada bagian tengah-tengah pasar ini dimana para penjualnya
juga merupakan penjual kebutuhan pokok lain seperti palawija, minyak
goreng dan lain-lain yang kebanyakan di kemas dalam karung plastik dan di
jual dalam ukuran kilogram.

4.1.2 Pasar Modern Spar Dinoyo

Pasar Modern Spar Dinoyo dalah supermarket yang terkenal di


Malang. Di Pasar Modern ini menjual berbagai barang yang dibutuhkan
pembeli dengan berbagai varian merk, harga, dan kualitas. Barang yang dijual
di Pasar Modern Spar Dinoyo ini bersifat heterogen. Menurut survey kami,
kebersihan pasar modern ini terjaga, barang yang dijual tertata rapi, memiliki
kemasan yang rapi untuk setiap produknya, dan untuk beberapa barang
seperti buah, sayur, ikan, dan daging tidak terdapat kemasan sebelum
konsumen membelinya. Pasar ini akan ramai pada jam 12 siang ke atas.

4.2 Perbedaan Karakteristik Beras Putih dan Cabai Rawit pada Pasar
Tradisional Pasar Besar dengan Pasar Modern Spar Dinoyo

4.2.1 Perbedaan Karakteristik

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan karakteristik


produk pada komoditas beras putih dan cabai rawit di Pasar Tradisional Pasar
Besar dan Pasar Modern Spar Dinoyo.
Beras Putih
KATEGORI PASAR BESAR SPAR DINOYO
Kemasan Menjual beras grosir Menjual berbagai macam
maupun eceran atau merek dengan ukuran yang
dijual per kg beras tanpa telah ditentukan dalam bentuk
adanya kemasan atau kemasan plastik yang berisi 5
beberarapa merk tertentu kg yang di desain semenarik
saja. Kemasan untuk mungkin agar konsumen
penjualan grosir berupa tertarik untuk membeli produk
glangsi sedangkan tersebut.
penjualan ecer hanya
berupa kantong plastik.
Kualitas Hanya terdapat beberapa Terdapat berbagai macam
kualitas beras putih yang kualitas yang ditawarkan,
berbeda. dengan merek yang berbeda-
beda.
Harga Harga relative murah, Harga relative mahal
yaitu sekitarRp 10.000 tergantung merek dan ukuran.
Rp 11.500/kg. Harga Untuk merek Rojolele dengan
tergantung dari harga beli ukuran 5 kg sebesar Rp. 93.990
pedagang di agen.
Cabai Rawit
KATEGORI PASAR BESAR SPAR DINOYO
Kemasan Menjual cabai rawit grosir Menjual cabai rawit dengan
maupun eceran atau dijual berbagai kemasan, ada yang
per kg cabai rawit tanpa dibungkus kecil, sedang dan
adanya kemasan dan merk besar. Kemasan berupa
tertentu. Kemasanuntuk plastik yang dibungkus
penjualan grosir dengan dengan rapih.
glangsi dan penjualan ecer
hanya berupa kantong
plastik.
Kualitas Kualitas antara pedagang Kualitas antar produk relative
satu dan lainnya sama. sama.
Harga Harga relative murah, Harga beraneka ragam
yaitu sekitar Rp 34.000 tergantung jenis dan ukuran,
40.000 /kg. untuk cabai rawit merah
seharga Rp. 76.990/kg dan
untuk cabai rawit hijau
seharga Rp. 48.990/kg.
4.2.2 Analisis Struktur Pasar

Untuk mengukur atau menentukan struktur pasar, maka dilakukan


pengumpulan data volume pembelian dari 7 pedagang kecil dan 7 pedagang
pengumpul. Pada komoditas beras putih didapat 7 pedagang dan pada
komoditas cabai rawit didapat 7 pedagang yang akan dijadikan objek analisis
dalam menentukan struktur pasar yang ada pada pasar tradisioanal Pasar
Besar.

4.2.2.1 Hasil Survei Pasar Komoditas Beras Putih

Volume pembelian beras putih tiap pedagang relatif berbeda-


beda didasari atas volume penjualan kepada permintaan pasar, saat
konsumen banyak membutuhkan beras putih pada saat-saat tertentu
seperti lebaran, maka pedagang juga akan lebih banyak dalam
membeli beras putih tersebut. Berikut data volume pembelian Beras
Putih di Pasar Besar.
No. Pedagang Besar Beras Volume Pembelian Harga jual
Putih (kg) (Rp/kg)
1. Pedagang 1 500 kg 10.000
2. Pedagang 2 200 kg 10.000
3. Pedagang 3 100 kg 11.000
4. Pedagang 4 300kg 11.500
5. Pedagang 5 500 kg 11.000
TOTAL 1600 kg

Volume Pembelian Harga (Rp/kg)


No Pengecer Beras Putih
(kg)
1. Pedagang 1 5 kg 10.000

2. Pedagang 2 2 kg 11.500

3. Pedagang 3 8 kg 11.000

4. Pedagang 4 5 kg 11.000

5. Pedagang 5 5 kg 11.500

6. Pedagang 6 3 kg 11.500

7. Pedagang 7 2 kg 11.500

TOTAL 30 g

Dari hasil survey pasar yang telah dilakukan di Pasar Besar


pada komoditas beras putih lima pedagang besar dan 7 pedagang kecil
atau pengecer, dengan total volume pembelian 1600 kg untuk
pedagang besar dan 30 kg untuk pengecer. Harga beras putih baik
pedagang bsar dan pedagang kecil berkisar antara Rp. 10.000 sampai
Rp.11.500 per kg.

Hasil perhitungan market share, indeks herfindahl , indeks


gini, dan CR4 komoditas berah putih adalah

Jenis struktur pasar pedagang besar menurut 4 analisis, antara lain:


1 IH = 0, 250
= 0 < IH < 1
= Oligopoli/oligopsoni
2 CR4 = 0,937
= CR4 > 0,8
= Pasar monopoli/monopsoni
3 Indeks Rosenbluth = 0,195
= Mendekati batas minimum maka struktur
pasar yang terbentuk cenderung pasar
persaingan sempurna
4 Indeks Gini = 0,262
=0,0 < IG 0,4
= Pasar persaingan sempurna/monopolistik
dengan ketimpangan merata sampai
timpangan ringan
Jenis struktur pasar pedagang pengecer menurut 4 analisis, yaitu:
1 IH = 0,174
= 0 < IH < 1
= Oligopoli/oligopsoni
2 CR4 = 0,767
= 0,4 < CR4 0,8
= Pasar oligopoli/oligopsoni
3 Indeks Rosenbluth = 0,229
= Mendekati batas minimum maka struktur
pasar yang terbentuk cenderung pasar
persaingan sempurna
4 Indeks Gini = 0,339
=0,0 < IG 0,4
= Pasar persaingan sempurna/monopolistik
dengan ketimpangan merata sampai
timpangan ringan
4.2.2.2 Hasil Survei Struktur Pasar Komoditas Cabai Rawit
Pedagang pada Pasar Besar cenderung memilih membeli
cabai rawit dengan volume pembelian yang tinggi agar mendapat
harga lebih murah. Volume pembelian juga ditentukan oleh
permintaan pasar, apabila permintaan pasar sedang tinggi maka
pedagang membeli cabai rawit lebih banyak.
Pedagang besar Volume Harga jual (Rp/kg)
No
cabai rawit pembelian (kg)
1. Pedagang 1 50 kg 34.000

2. Pedagang 2 20 kg 35.000

3. Pedagang 3 20 kg 36.000

4. Pedagang 4 30 kg 35.000

5. Pedagang 5 30 kg 35.000

TOTAL 150 kg

Pengecer cabai Volume Harga jual (Rp/kg)


No
rawit pembelian (kg)
1. Pedagang 1 7 kg 39.000

2. Pedagang 2 3 kg 40.000

3. Pedagang 3 10 kg 34.000

4. Pedagang 4 10 kg 40.000

5. Pedagang 5 10 kg 36.000

6. Pedagang 6 5 kg 40.000

7. Pedagang 7 5 kg 39.000

TOTAL 50 kg

Dari hasil survey pasar yang telah dilakukan di Pasar Besar


pada komoditas cabai merah ditemukan lima pedagang besar dan
tujuh pedagang kecil atau pengecer, dengan total volume pembelian
150 kg untuk pedagang besar dan 50 kg untuk pengecer. Harga cabai
merah untuk pedagang besar berkisar antara Rp. 34.000 sampai
Rp.36.000 per kg sdangkan harga dipedagang pengecer sedikit lebih
mahal yakni antara Rp. 34.000 sampai Rp.40.000 per kg.
Hasil perhitungan market share, indeks herfindahl , indeks
gini, dan CR4 komoditas cabai rawit adalah
Jenis struktur pasar pedagang besar menurut 4 analisis yaitu:
1 IH = 0,227
= 0 < IH < 1
= Oligopoli/oligopsoni
2 CR4 = 0,867
= CR4 > 0,8
= Pasar monopoli/monopsoni
3 Indeks Rosenbluth = 0,217
= Mendekati batas minimum maka struktur
pasar yang terbentuk cenderung pasar
persaingan sempurna
4 Indeks Gini = 0,187
=0,0 < IG 0,4
= Pasar persaingan sempurna/monopolistik
dengan ketimpangan merata sampai
timpangan ringan
Jenis struktur pasar pedagang pengecer menurut 4 analisis, yaitu:
1 IH = 0,163
= 0 < IH < 1
= Oligopoli/oligopsoni
2 CR4 = 0,74
= 0,4 < CR4 0,8
= Pasar oligopoli/oligopsoni
3 Indeks Rosenbluth = 0,145
= Mendekati batas minimum maka struktur
pasar yang terbentuk cenderung pasar
persaingan sempurna
4 Indeks Gini = 0,206
=0,0 < IG 0,4
= Pasar persaingan sempurna/monopolistik
dengan ketimpangan merata sampai
timpangan ringan

4.3 Margin Pasar Tradisional Pasar Besar

Volume pembelian yang berbeda-beda didasari atas volume penjualan


kepada permintaan pasar, saat konsumen banyak membutuhkan beras putih dan
cabai rawit pada saat-saat tertentu seperti lebaran, maka pedagang juga akan lebih
banyak dalam membeli produk tersebut. Semakin banyak volume pembelian,
maka harga belinya pun semakin rendah. Harga beli yang ditentukan agen juga
berbeda-beda meskipun di satu tempat, hal itu dikarenakan selain volume
pembelian yang berbeda-beda juga tergantung dari pembelinya yang bisa
melakukan negosiasi harga dengan penjual.
Harga jual yang ditetapkan tergantung dari harga beli yang mereka dapat.
Ada beberapa pedagang yang mengambil sedikit keuntungan, dengan maksud
agar dapat bersaing dengan pedagang lain yang menetapkan harga jual tidak
terlalu tinggi. Namun ada juga yang tetap mengambil untung sedikit lebih banyak.
Masing-masing rantai pasar memiliki tingkat keuntungan yang berbeda tergantung
pada resiko usaha yang harus dihadapi (Rusdianto, dkk. 2014). Hal ini
dipengaruhi oleh diferensiasi harga dari lembaga pemasok yang mereka dapat.
Deferensiasi merupakan segala upaya yang dilakukan produsen maupun pedagang
untuk menciptakan perbedaan diantara pesaingnya dengan tujuan memberikan
nilai yang terbaik pada konsumn. Berlaku hukum permintaan kenaikan harga akan
menyebabkan menurunnya permintaan (Putong, 2010).
Volume penjualan yang ada di Pasar Besar menurut para pedagang tidak
dapat dipastikan, namun sesuai dengan volume pembelian, dan penjualan beras
putih terus berlangsung karena merupakan makanan pokok di Indonesia.
Sedangkan cabai rawit merupakan pelengkap untuk makanan lainnya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data yang telah didapat serta analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa perbedaan dari Pasar Tradisional Pasar Besar dengan Pasar
Modern Spar Dinoyo dari beberapa aspek adalah:
1) Pasar modern lebih unggul dalam kebersihan tempat dan bersifat swalayan
dibandingkan dengan pasar tradisional yang pembelinya yang dilayani
penjual.
2) Kemasan produk yang dijual di pasar modern lebih menarik jika dibanding
dengan pasar tradisional yang produknya rata rata hanya diberi kemasan
sederhana yaitu kertas koran dan plastik.
3) Harga produk yang dijual di pasar modern lebih mahal jika dibandingkan
dengan harga produk yang dijual di pasar tradisional.
4) Kualitas produk di pasar tradisional berbeda beda pada setiap pedagang.
5) Dari perhitungan analisis pasar untuk komoditas beras putih di Pasar Besar,
pasar bersifat oligopoli/oligopsoni.
6) Sedangkan dari perhitungan analisis pasar untuk komoditas cabai rawit di
Pasar Besar, pasar bersifat pasar persaingan sempurna/monopolistik yang
cenderung ke oligopoli.

5.2 Saran

Kegiatan praktikum telah dijalankan dengan baik. Semoga kegiatan dapat


dikembangkan lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bilson Simamora, 2001, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan


Profitabel, Edisi Pertama, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama
Marius, dan Marras 1999, Penentuan dan Penetapan Harga, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
M. Darwis, Penataan Kembali Pasar Kotagede. Skripsi S-1.Fak.
Teknik.Jur.Arsitektur, Universitas Gajah Mada. 1984
Putong I. 2010. Economics. Pengantar Mikro dan Makro. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
Rusdianto, dkk. 2014. Analisis Margin Harga pada Tingkat Pelaku Pasar Ternak
Sapi dan Daging Sapi di Nusa Tenggara Barat. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian. Nusa Tenggara Barat.
Sinaga, Pariaman. 2006. Penelitian Dampak Keberadaan Pasar Modern
(Supermarket dan Hypermarket) Terhadap Usaha Ritel Koperasi/Waserda
dan Pasar Tradisional. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM: nomor 1
tahun 1-2006: 85-99.
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Survei Pasar Besar


1. Tabel perhitungan market share, indeks herfindahl , indeks gini, dan CR4
komoditas beras putih adalah

Indeks
Market share
Herfindahl CR4
Pedagang
Nilai Konsentrasi
besar Konsentrasi CR4
Market Kumulatif dari (Kr)2 IH CR4
Rasio %
Share (%) Market Share

1 0.3125 31.25 31.25 0.0977

2 0.1250 12.50 43.75 0.0156

3 0.2501 0.9375 93.75


0.0625 6.25 50.00 0.0039

4 0.1875 18.75 68.75 0.0352

5 0.3125 31.25 100 0.0977

1
Pedagang ke-n x
Total (2 x Total) (2 x Total) - 1 ( 2 x Total )1
Kr
1 x 0.3125 0.3125

2 x 0.1250 0.2500 6.1250 5.1250 0.1951


3 x 0.0625 0.1875
4 x 0.1875 0.7500
5 x 0.3125 1.5625
TOTAL 3.0625

nilai max volume pembeliannilai min volume pembelian 500100


Interval= = =100
interval yang diinginkan 4
Kumulatif Jumlah Presentase Kumulatif
Jumlah Presentase
Interval Presentase Volume Volume Volume
Pedagang Pedagang
Pedagang Pembelian Pembelian Pembelian
100 200 2 40% 40% 300 18.75% 18.75%
200 300 1 20% 60% 300 18.75% 37.50%
300 400 0 0% 60% 0 0% 37.50%
400 500 2 40% 100% 1000 62.50% 100%
TOTAL 5 100% 1600 100%

Interval 1 (40 x 37.50) (60 x 18.75) = 375


Interval 2 (60 x 37.50) (60 x 37.50) = 0
Interval 3 (60 x 100) (100 x 37.50) = 2250 +
= 2625
2625
IG= =0,2625
10000

Indeks
Market share
Herfindahl CR4
Pedagang Nilai Konsentrasi
pengecer Konsentrasi Market Kumulatif
(Kr)2 IH CR4 CR4%
Rasio Share dari Market
(%) Share (%)
1 0.1667 16.67 16.67 0.0278

2 0.0667 6.67 23.34 0.0045

3 0.2667 26.67 50.01 0.0711

0.1735 0.7668 76.68%


4 0.1667 16.67 66.68 0.0278

5 0.1667 16.67 83.35 0.0278

6 0.1000 10.00 93.35 0.0100

7 0.0667 6.67 100 0.0045


1
Pedagang ke-n x
Total (2 x Total) (2 x Total) - 1 ( 2 x Total )1
Kr
1 x 0.1667 0.1667

2 x 0.0667 0.1334 7.3348 6.3348 0.1579


3 x 0.2667 0.8001
4 x 0.1667 0.6668
5 x 0.1667 0.8335
6 x 0.1000 0.6000
7 x 0.0667 0.4669
TOTAL 3.6674

nilai max volume pembeliann ilai min volume pembelian


Interval=
interval yang diinginkan

82
=1.5
4

Kumulatif Jumlah Presentase Kumulatif


Jumlah Presentase
Interval Presentase Volume Volume Volume
Pedagang Pedagang
Pedagang Pembelian Pembelian Pembelian
2 3.5 3 42.86% 42.86% 7 23.33% 23.33%
3.5 5 3 42.86% 85.72% 15 50.00% 73.33%
5 6.5 0 0% 85.72% 0 0% 73.33%
6.5 8 1 14.29% 100% 8 26.67% 100%
TOTAL 7 100% 30 100%

Interval 1 (42.86 x 73.33) (85.72 x 23.33) = 1143.08


Interval 2 (85.72 x 73.33) (85.72 x 73.33) = 0
Interval 3 (85.72 x 100) (100 x 73.33) = 2250 +
= 3393.08
3393.08
IG= =0,3393
10000
2. Tabel perhitungan market share, indeks herfindahl , indeks gini, dan CR4
komoditas cabai rawit adalah

4.

55.

61.

66.
71.
76.
81.
86. 88. 89. 90.

91.

92.
nilai max volume pembeliannilai min v
Interval=
interval yang diinginka

5020
93.
=7.5
4
94.
95.
96.
97.
105.
112.
119.
126.
133. 136. 139.
140.
141. Interval 1 (40 x
66.67) (80 x 26.67) =
533.2
142. Interval 2 (80 x
66.67) (80 x 66.67) =
0
143. Interval 3 (80 x 100) (100 x 66.67) = 1333 +
144.
=
1866.2
145.
146.
1866,2
IG= =0,1866
10000

147.

149.
216.
217.

218.
222.

223.

228.
233.
238.
243.
248. 250. 251. 252.
253. 255. 256. 257.
258. 260. 261. 262.

263.

264.
nilai max volume pembeliannilai min v
Interval=
interval yang diinginka

103
265.
=1.75
4

273.
280.
287.
294.
301. 304. 307.
308.
309. Interval 1 (14.29 x
26) (42.86 x 6) =
114.38
310. Interval 2 (42.86 x
40) (57.15 x 26) =
228.5
311. Interval 3 (57.15 x 100) (100 x 40) = 1715 +
312.
=
2057.88
313.
314.

2057,88
IG= =0,2058
10000

Anda mungkin juga menyukai