PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
NUR ANNASIAH
08320180035
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
2.1.5. Rendemen................................................................................. 17
2.1.6. Biaya........................................................................................ 17
2.1.9. Penerimaan............................................................................... 21
2.1.10. Pendapatan.............................................................................. 21
2.4. Hipotesis............................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................43
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Teks
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks
Halaman
I. PENDAHULUAN
hortikultura
Tanaman
keuntungan petani
Indonesia adalah bawang merah. Hal ini dikarenakan hingga saat ini jenis
sebagai
kegiatan
diungkapkan oleh
berasal dari
2
digunakan
kimiawi,
bahan
semusim (22 jenis tanaman) dan buah- buahan semusim (4 jenis tanaman)
Sulawesi Selatan Tahun 2018 sebesar 506.4451 ton (meningkat 7,07% dari
tahun 2017). Jenis sayuran yang paling banyak di produksi pada tahun
2018 adalah bawang merah dengan total produksi sebesar 92.392 ton atau
Produksi bawang merah tersebut diatas dihasilkan dari 9.297 hektar lahan
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Pada Tahun
2017-2021 di Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Produktivitas
(ton/Ha)
2017 12.775 1.291 0,101
komoditas
4
petani
kelompok
penyedap
mempertahankan
mulai
pengendalian
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi
bawang merah pada tahun 2017 mencapai 1.291 ton, dan terus meningkat
hingga pada tahun 2021 produksi bawang merah mencapai 1.832.095 ton.
5
penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi
penyedap masakan.
Tabel 2. Nilai Gizi Bawang Merah pada setiap 100 gram BDD (Berat Dapat
Dimakan)
Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan %AKG*
Energi 46 kkal 2.14 %
Lemak total 0.30 g 0.45 %
Vitamin A 0 mcg 0%
6
Vitamin B1 0.03 mg 3%
Vitamin B2 0.04 mg 4%
Vitamin B3 0.20 mg 1.33 %
Vitamin C 2 mg 2.22 %
Karbohidrat total 9.20 g 2.83 %
Protein 1.50 g 2.50 %
Serat pangan 1.70 g 5.67 %
Kalsium 36 mg 3.27 %
Fosfor 40 mg 5.71 %
Natrium 7 mg 0.47 %
Kalium 179 mg 3.81 %
Tembaga 60 mcg 7.50 %
Besi 0.80 mg 3.64 %
Seng 0.20 mg 1.54 %
B-Karoten 2 mcg -
Karoten total -
Air 88 g -
Abu 1g -
* Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal. Kebutuhan energi anda
mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
yang
Makassar
komoditas
penyimpanan
didefinisikan
sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai bahan baku dan input
lainnya,
tambah untuk
faktor
kualitas
produk, kualitas bahan baku, dan input penyerta. Sedangkan faktor pasar
meliputi
harga jual produk, harga bahan baku, nilai input lain, dan upah tenaga
kerja
yang
mempengaruhi
dilihat dari
juga
adalah
padat karya, maka proporsi tenaga kerja akan lebih besar daripada proporsi
padat
proporsi
besarnya nilai
tambah yang dilihat dari produk akhir yang dihasilkan. Produk dengan
kualitas
yang baik, harganya akan lebih tinggi dan akhirnya akan memperbesar
nilai
berikut :
Makassar?
Makassar?
Kota Makassar?
Makassar?
1. Bagi peneliti
usaha industri rumah tangga bawang goreng serta sebagai salah satu syarat
3. Bagi pembaca
Bawang Goreng.
industry rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam skala kecil
yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Menurut Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (BPOM) mengemukakan bahwa usaha rumah tangga adalah suatu
Usaha rumah tangga adalah usaha yang dijalankan oleh satu sampai empat
orang dilihat dari aspek organisasi, manajemen, metode atau pola produksi,
teknologi dan tenaga kerja produk, dan lokasi usaha. Industri rumah tangga pada
umumnya adalah unit-unit usaha yang sifatnya lebih tradisional, dalam arti
menerapkan sistem organisasi dan manajemen yang baik seperti lazimnya dalam
suatu perusahaan modern, tidak ada pembagian tugas kerja dan sistem pembukuan
yang jelas.
Sedangkan Industri, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan
ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (atau biasanya ditulis atau dieja
13
dengan “Home Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan
kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini
dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil jelas tercantum oleh UU No. 9 Tahun
1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih
paling banyak Rp.200.000.000,- (tidak termasuk tanah dan banguan tempat usah)
kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang memiliki kriteria
Tentang Usaha Kecil adalah milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha
perorangan, baik berbadan hokum maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti
industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola
keluarga. Proses produksi dilakukan di samping atau di dalam rumah dari pemilik
usaha, mereka tidak mempunyai tempat khusus. Teknologi yang digunakan sangat
sederhana yang pada umumnya manual dan sering kali direkayasa sendiri dan
keluarga).
mengelola biaya secara efektif dan efisien, demi meraih laba maksimal.
Apabila sebuah perusahaan tidak dapat mengelola biaya secara baik, maka
laba atau keuntungan pada perusahaan tersebut akan sulit dicapai, bahkan
yang
sayuran ini
sebagai
merupakan
cukup
2005).
dataran
berkisar
antara 25oC sampai 30oC, tempat terbuka tidak berkabut, intensitas sinar
matahari
menghasilkan
rumput,
seperti
pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis.
Oleh
karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah
karena
cakram inilah
tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang merah berbentuk bongkol
pada
berbunga
sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah dengan tiga
ruangan
dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji yang agak lunak dan
tidak
(Ibriani,
2012):
16
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoenae
Ordo : Liliflorae
Family : Liliaceae
Genus : Allium
cm,
permukaan
tahan
memanjang seperti
Pasta bawang merah adalah bumbu pasta instan sebagai bumbu siap
saji yang dibuat dalam bentuk pasta. Terbuat dari berbagai campuran bumbu
dan rempah, sesuai dengan kegunaan bumbu tersebut. Misalnya bumbu gulai,
suatu kreasi dan inovasi baru dalam pengolahan bawang merah yang
menjadi pasta, warna yang dihasilkan adalah putih pucat. Hal ini tidak
menunjukkan ciri khas dari warna bawang merah itu sendiri. Tujuan
tidak boleh berlebihan karena dapat mempengaruhi rasa dari pasta bawang
merah.
b. Bawang Goreng
masyarakat. Pengolahan produk ini tidak sulit dan dapat dilakukan dengan
biaya murah sebagai usaha kecil rumah tangga. Umumnya sajian ini ditabur
pada banyak masakan Indonesia sebagai penyedap dan penambah cita rasa.
pelengkap bumbu masak sehari-hari yang berguna menambah cita rasa dan
18
peluang yang besar untuk dipasarkan. Namun dunia usaha tidak terlepas dari
produsen atau pengusaha yang tertarik untuk memulai usaha bawang goreng.
goreng.
menjadi
produk bawang goreng yang dapat disimpan sampai dengan satu tahun.
bulan.
Dari segi cita rasa, proses produksi bawang goreng menjadikan produk
lebih enak
dalam rasa dan aroma serta memperbaiki penampilan. Salah satu faktor
utama
minyak yang
merah.
menggunakan
menjadi
goreng
goreng,
sayur, bakso, soto, sop, mie goreng, cilok, dan sebagainya. Selain itu
bawang
goreng bisa disajikan sebagai MSG alami untuk setiap masakan karena
rasa gurihnya sama seperti rasa gurih pada MSG. bawang goreng berasal
gizi dari bawang merah tersebut akan hilang jika terlalu lama dipanaskan
Bawang Merah
Pengupasan
20
Penirisan
Bawang Goreng
Gambar 1. Proses pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng (Hartuti dan
Sinaga, 1995).
2.1.5. Rendemen
proses.
Rendemen adalah perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan berat
2.1.6. Biaya
menggunakan sumber daya ekonomi yang ada. Biaya berasal dari aktiva
konsep biaya sangat penting, karena dalam ilmu akuntansi terdapat dua
istilah biaya, yaitu biaya sebagai cost dan expense. Tentu saja kedua istilah
a. Jenis-Jenis Biaya
22
Biaya Tetap (Fixed Cost): biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap
Biaya Variabel (Variable Cost): biaya variabel (variable cost) adalah biaya
perubahan volume kegiatan. Jadi biaya produksi atau total cost adalah total
mencari total cost (biaya total) adalah dengan menjumlahkan fixed cost (biaya
TC = FC + VC
Keterangan :
b. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik atau biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan suatu produk,
bagian yang tidak dapat di pisahkan dari produk selesai dan dapat
dihasilkan.
konsumen kepada penjual untuk mendapatkan barang atau jasa yang ingin
dibelinya. Oleh sebab itu, harga pada umumnya ditentukan oleh penjual
atau pemilik jasa. Akan tetapi, dalam seni jual beli, pembeli atau
pasar.
harga merupakan suatu nilai tukar dari sebuah produk atau jasa yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Selain itu, harga merupakan salah satu
Perusahaan yang berhasil dinilai dari seberapa besar perusahaan itu bisa
tambah dapat didefinisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai
biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja.
Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan
bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup komponen faktor produksi yang
digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa pengusaha
Nilai Tambah adalah peluang ada di tambah nilai pada satu produk
melalui
penanganan lanjutan dari suatu produk. Nilai tambah suatu produk adalah
hasil
25
dari nilai produk akhir dikurangi dengan biaya antara yang terdiri dari
biaya bahan
baku dan bahan penolong (Tarigan, 2004). Nilai tambah merupakan nilai
yang
ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi
dalam
proses produksi sebagai biaya antara. Nilai yang ditambahkan ini sama
dengan
balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi. Bila
komponen biaya antara yang digunakan nilainya semakin besar, maka nilai
tambah produk tersebut akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, jika
biaya
antaranya semakin kecil, maka nilai tambah produk akan semakin besar
(Makki et
al, 2001).
2.1.9. Penerimaan
penjualanan
hasil
TR = P x Q
Dimana:
26
2.1.10. Pendapatan
yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu priode
berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi
produksi. Pengeluaran total usaha adalah nilai semua masukan yang habis
dilakukan karena pembukuan yang tidak lengkap dan juga adanya biaya
27
π = TR – TC
Dimana :
π (Profit) = Pendapatan
mana
pertimbangan
dalam mengambil keputusan, apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk
diusahakan.
kegiatan untuk
suatu
28
mengambil
usaha/proyek
kemungkinan
(benefit)
baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti sosial layaknya suatu
gagasan
arti
financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan
(Ibrahim,
2008).
keuntungan
usaha
Revenue Cost
Ratio atau dikenal dengan perbandingan (nisbah) antara total biaya (TR)
29
dan total
TR
Rumus : R/C=
TC
Keterangan :
Apabila R/C = 1, berarti usaha tidak untung dan tidak rugi atau
impas,
selanjutnya bila R/C < 1, menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak
diusahakan, dan jika R/C > 1, maka usaha tersebut layak untuk
rumusan
yang
diteliti dan dapat dikutip dari dua atau lebih karya tulis atau bacaan.
Kerangka
permasalahan
semakin
sumber,
baik teksbook atau sumber lainnya misalnya, artikel, jurnal, internet dan
33
lain-
lain.
biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya peralatan, biaya tenaga
goreng.
Nilai tambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir
dikurangi
dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan
penolong
barang
dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai
biaya
antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut
34
sertanya
faktor produksi dalam proses produksi. Bila komponen biaya antara yang
akan
semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, jika biaya antaranya semakin kecil,
maka
bawang goreng. Secara ringkas, alur kerangka pikir dalam penelitian ini
Tahapan :
Pencucian
Pengupasan
Proses Pengolahan Bawang
Merah Pengirisan
Penggorengan
Biaya Produksi pengemasan
Harga
Penerimaan
Pendapatan
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak Diteliti
2.4. Hipotesis
1. Nilai tambah yang dihasilkan pada proses pengolahan bawang merah menjadi
rumah tangga bawang goreng yaitu industri rumah tangga bawang goreng
Agustus 2022. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data dan keterangan
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
adalah pemilik usaha dan seluruh karyawan industri rumah tangga bawang
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar dan
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
pada 1 orang pemilik dan 4 orang karyawan pada usaha industri rumah
yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang
bilangan.
a. Data primer
b. Data sekunder
yang telah ada dan sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan.
Sumber data sekunder meliputi data lain yang diperoleh dari hasil
penelitian serta karya ilmiah yang erat hubungannya dengan penelitian ini.
1. Wawancara
tangga.
2. Observasi
3. Dokumentasi
4. Kuesioner
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu
Makassar.
Makassar.
42
penerimaan (TR) dan total biaya (TC). Penerimaan usaha adalah perkalian
antara produksi dan harga jual produksi bawang goreng, sedangkan biaya
π = TR – TC
Dimana :
π (Profit) = Pendapatan
𝑇𝑅 = 𝑃 𝑥 𝑄
43
keterangan :
TC =FC +VC
Keterangan :
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). R/C ratio adalah adalah singkatan dari Revenue
Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara Total Revenue (TR)
dan Total Cost (TC). Kelayakan usaha dihitung dengan rumus Soekartawi (2002)
sebagai berikut :
Total Penerimaan(TR)
R/C-ratio = Total Biaya (TC )
Keterangan :
R/C = 1, maka usaha tidak untung dan tidak rugi atau impas
R/C < 1, menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan
didapat dengan cara menimbangkan hasil berat akhir yang dihasilkan dari proses
dilakukan dengan cara menghitung bawang goreng yang dihasilkan dari setiap
diperoleh melalui perbandingan antara bobot bahan keluar dengan bobot bahan
awal. Berikut ini adalah cara untuk menghitung nilai rendemen (Distantina dkk,
2010).
yang
Berat Akhir
Rumus Rendemen (%) = x 100
Berat Awal
45
Keterangan :
nilai biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan
marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam
marjin ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga
kerja, input lainnya dan balas jasa pengusaha pengolahan (Hayami et al, 1987).
manajemen (Hayami et. al, 1987 dalam Maimun, 2009) yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Dimana:
Menurut Reyne dalam Hubeis (1997), berikut kriteria dari nilai tambah:
1. Industri rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam skala
memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang,
5. Harga adalah suatu nilai tukar uang yang bisa disamakan dengan uang atau
barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi
hasil produksinya.
prestasi kerjanya selama satu priode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan.
8. Kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang dapat atau tidaknya serta
9. Nilai tambah merupakan penambahan nilai yang terdapat pada suatu produk
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. The Johns Hopkins University
Press. London.
Aedi, Nur. 2010. Instrumen Penelitian Pengumpulan Data. Bahan Belajar Mandiri
Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: FIP-UPI.
Abd. Rauf, 2014, Analisis Pendapatan dan Karakteristrik Usaha Bawang Goreng
pada UMKM Amalia di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi. e-J. Agrotekbis 2 (6) : 628-633, Desember 2014.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. Balitbang-Depertemen
Pertanian, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. Provinsi Sulawesi Selatan, 2017-2021. Provinsi Sulawesi
Selatan dalam angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.
Distantina, S., Fadilah., Y. C. Danarto., Wiratni dan M. Fahrurrozi. 2010. Efek
Bahan Kimia pada Tahap Presipitasi terhadap Rendemen dan Sifat
Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottoni. Ekuilibrium. 8 (2): 47-
53.
Dewi Cahyanti Wahyu Ningsih, Saharia Kassa, Dafina Howara, 2013, Analisis
Nilai Tambah Bawang Merah Lokal Palu
Menjadi Bawang Goreng Di Kota Palu. e-J. Agrotekbis 1 (4) : 353-360,
Oktober 2013.
Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis
Bawang Merah Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Jakarta.
Gary Syukra Rizki, Syahyana Raesi, Muhammad Refdinal, 2020, Analisis Nilai
Tambah Pada Agroindustri Bawang Goreng Ali Masni Di Kota Padang.
Journal of Socio Economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian Tropis) Vol. 2 No. 2 Agustus (2020) 130-142.
Suriana, N. 2011. Bawang Bawa Untung Budidaya Bawang Merah dan Bawang
Putih. Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.
Sunarjono, H.H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Panebar Swadaya. Jakarta.
Soetriono, 2006, analisis finansial dan analisis ekonomi, Daya Saing Dalam
Tinjauan Analisis, Bayu Media, Malang
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press, Jakarta.
Soeharjo. 1991. Konsep dan Ruang Lingkup Agribisnis . Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. 2006. Ekonomi Pembangunan; Proses, Masalah dan Dasar
Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sri Wirasti, 2014, Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Bawang
Putih Goreng pada Industri Rumah Tangga Sofie Di Kota Palu. e-J.
Agrotekbis 2 (5) : 500-504, Oktober 2014.
Tarigan, R. 2004. Ekonomi Regional. Bumi Aksara. Jakarta.
Umar, Husein. (2007) . Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.
Yuniarifin, H, Bintoro VP, Suwarastuti A. 2006. Pengaruh Berbagai Konsentrasi
Asam Fosfat pada Proses Perendaman Tulang Sapi terhadap Rendemen,
Kadar Abu dan Viskositas Gelatin. Journal Indon Trop Anim Agric.
31(1): 55-61.