MAKALAH
“DIVERSIVIKASI PANGAN”
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya lah kami
dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa juga kami
haturkan untuk Rasulullah Muhammad SAW, beserta pengikut beliau dari dahulu, sekarang,
hingga hari akhir.
Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada dosen mata kuliahKetahanan
Dan Keamanan Pangan Pesisir Dan Kepulauan, yang telah memberikan bimbingan serta
pengajaran kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, meskipun
saya telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan tugas ini, tetapi, kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, mohon kritik serta saran,
yang kiranya dapat membangun, sehingga dapat menyelesaikan tugas yang lebih baik lagi. Kami
berharap tugas ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
A. Pengertian Diversifikasi Pangan...........................................................................................6
B. Tujuan Diversifikasi Pangan.................................................................................................7
C. Karakteristik Diversifikasi Pangan.......................................................................................8
D. Metode Pelaksanaan Diversifikasi Pangan...........................................................................9
E. Justifikasi Diversifikasi Pangan..........................................................................................10
F. Hambatan Diversifikasi Pangan.........................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai
dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap beras
dan terigu harus dikurangi secara bertahap dengan meningkatkan konsumsi dan produksi
bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011).
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk
mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama manusia untuk
mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan.
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau. Menurut Organisasi Pangan sedunia dan Organisasi Kesehatan
Dunia, ketahanan pangan berarti akses setiap rumah tangga atau individu untuk dapat
memperoleh pangan setiap waktu untuk keperluan hidup yang sehat. Ketahanan pangan
terwujud bila dua kondisi terpenuhi yaitu setiapsaat tersedia pangan yang cukup (baik
jumlah maupun mutu), aman, merata dan terjangkau dan setiap rumah tangga, setiap saat,
mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya, untuk
menjalanihidup sehat dan produkti.
Keamanan pangan (food safety) merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia (Kantor Menteri
Negara Urusan Pangan). Pengertian keamanan pangan dan kesehatan manusia. Makanan
sehat adalah memenuhi syarat sanitasi di setiap rantai makanan produksi yang meliputi
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, penyebaran, dan konsumsi yang benar.
Produksi pangan di Asia Tenggara terus meningkat, tetapi banyak penduduknya
yang tidak memperoleh makanan, sehingga banyak penduduk yang tetap menderita
kelaparan. Kekurangan pangan bukanlah suatu hal yang baru, persoalan baru tentang
kekurangan pangan adalah kecenderungan para petani di negara-negara bukan industri
beralih ke tanaman perdagangan dan pada saat bersamaan jumlah penduduk yang
meningkat secara cepat.
Indonesia sebagai salah satu negara agraris semestinya dapatmemenuhi sumber
kebutuhan pangannya sendiri. Dengan memanfaatkan semua potensi sumber daya
manusia, sumberdaya alam, modal sosial dan pemerintah, seharusnya Indonesia mampu
menjadi salah satu negara swasembada pangan, tetapi dibeberapa daerah masih terjadi
kekurangan pangan. Pangan merupakan masalah yang sangat penting dalam
pembangunan, karena jumlah pengeluaran untuk pangan merupakan bagian terbesar dari
biaya hidup masyarakat.
4
Penganekaragaman pangan (diversifikasi pangan) merupakan jalan keluar yang
saat ini dianggap paling baik untuk memecahkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan
pangan. Melalui penataan pola makan yang tidak hanya bergantung pada satu sumber
pangan memungkinkan masyarakat dapatmenetapkan pangan pilihan sendiri, sehingga
dapat membangkitkan ketahanan pangan keluarga masing-masing yang berujung pada
peningkatan ketahanan pangan secara nasional.
Konsep penganekaragaman pangan yang dianggap benar adalah upayauntuk
meningkatkan mutu gizi makanan keluarga sehari-hari dengan cara menggunakan bahan-
bahan makanan yang beragam dan terdapat di daerahyang bersangkutan, sehingga
ketergantungan kepada salah satu bahan pangan terutama beras dapat dihindari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diversifikasi pangan
2. Apa tujuan dari diversifikasi pangan
3. Bagaimana karakteristik dari diversifikasi pangan
4. Bagaimana metode pelaksanaan diversifikasi pangan
5. Apa justifikasi diversifikasi pangan
6. Bagaimana hambatan dari diversifikasi pangan
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari diversifikasi pangan
2. Untuk mengetahui tujuan dari diversifikasi pangan
3. Untuk mengetahui karakteristik diversifikasi pangan
4. Untuk mengetahui metode pelaksanaan diversifikasi pangan
5. Untuk mengetahui justifikasi diversifikasi pangan
6. Untuk mengetahui apa saja hambatan dari diversifikasi pangan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Hal ini dimaksudkan agar laju peningkatan konsumsi beras dapat dikendalikan,
setidaknya seimbang dengan kemampuan peningkatan produksi beras.
2. Diversifikasi pangan dalam rangka memperbaiki mutu gizi makanan penduduk
sehari-hari agar lebih beragam dan seimbang.
Menurut Hafsah dalam Widowati dan Darmardjati dalam Supadi (2004), pangan
perlu beragam karena beberapa alasan yaitu :
a. Mengkonsumsi pangan yang beragam adalah alternative terbaik untuk
pengembangan sumber daya manusia berkualitas
b. Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian dan kehutanan
c. Memproduksi pangan yang beragam mengurangi ketergantungankepada impor
pangan
d. Mewujudkan ketahanan pangan yang merupakan kewajiban bersama pemerintah dan
masyarakat.
7
kolesterol. Di samping itu,keragaman juga memberikan lebih banyak pilihan kepada
masyarakat untuk memperoleh pangan sesuai preferensinya.
Manfaat diversifikasi dari aspek penyediaan adalah semakin beragamnya
alternatif jenis pangan yang dapat ditawarkan, tidak terfokus pada pangan tertentu saja.
Penganekaragaman pangan (diversifikasi pangan) merupakan jalan keluar yang
saat ini dianggap paling baik untuk memecahkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan
pangan. Melalui penataan pola makan yang tidak hanya bergantung pada satu sumber
pangan memungkinkan masyarakat dapat menetapkan pangan pilihan sendiri, sehingga
dapat membangkitkan ketahanan pangan keluarga masing-masing yang berujung pada
peningkatan ketahanan pangan secara nasional.
Dalam hal konsumsi pangan, permasalahan yang dihadapi tidak hanya mencakup
ketidakseimbangan komposisi pangan yang dikonsumsi penduduk, tetapi juga masalah
masih belum terpenuhinya kecukupan gizi. Keanekaragaman konsumsi pangan selama ini
sering diartikan terlalu sederhana berupa penganekaragaman konsumsi pangan pokok
terutama pangan nonberas. Penganekaragaman konsumsi pangan seharusnya
mengkonsumsi aneka pangan dari berbagai kelompok pangan, baik pangan pokok, lauk
pauk, sayur, maupun buah dalam jumlah yang cukup.
Tujuan utama penganekaragaman konsumsi pangan adalah untuk meningkatkan
mutu gizi konsumsi pangan dan mengurangi ketergantungan konsumsi pangan pada salah
satu jenis atau kelompok pangan tertentu. Kedua tujuan utama tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada perbaikan kesehatan penduduk.
Berbagai studi menunjukkan bahwa makan beraneka ragam konsumsi pangan dapat
meningkatkan konsumsi berbagai antioksidan pangan, konsumsi, serta menurunkan risiko
hiperkolesterol, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
Tujuan utama Penganekaragaman Konsumsi Pangan (diversifikasi pangan) adalah
membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk
hidup sehat, aktif, dan produktif. Penganekaragaman pangan sangat penting dan
mendesak, karena kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum
mempertimbangkan kecukupan gizi. Selain itu, pola konsumsi pangan penduduk
Indonesia masih belum seimbang yang ditandai dengan tingginya konsumsi padi-padian,
terutama beras; masih rendahnya konsumsi pangan hewan, umbi-umbian, serta sayur dan
buah; pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu masih
relatif rendah; kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola
Pangan Harapan (PPH) masih belum mencapai kondisi ideal. Oleh karenanya diperlukan
upaya untuk menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang
ideal agar hidup sehat, aktif, dan produktif.
10
agroindustri pangan, serta menghemat devisa negara. Uraian dari masing-masing unsur
tersebut seperti berikut :
1. Memperkuat Ketahanan Pangan
Masalah ketahanan pangan menjadi isu penting akhir-akhir ini, baik di dalam negeri
maupun di dunia internasional. Oleh karena itu upaya menurunkan peranan beras, dan
menggantikannya dengan jenis pangan lain menjadi penting dilakukan dalam rangka
menjaga ketahanan pangan dalam jangka panjang. Upaya tersebut dapat dilakukan
dengan mengembangkan dan mengintroduksi bahan pangan alternatif pengganti beras
yang berharga murah dan memiliki kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan
beras.
2. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Agroindustri Pangan
Peran sektor pertanian yang utama adalah sebagai penyedia pangan bagi penduduk.
Jenis komoditas pangan yang dihasilkan oleh sektor pertanian akan sangat tergantung
dari pola konsumsi masyarakat. Pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan secara
bertahap akan mengubah pola produksi pertanian di tingkat petani (diversifikasi
produksi pertanian). Petani akan memproduksi komoditas yang banyak dibutuhkan
oleh konsumen dan yang memiliki harga cukup tinggi. Kondisi ini akan membawa
dampak pada peningkatan pendapatan petani. Mereka tidak lagi tergantung pada
komoditas padi sebagai sumber pendapatan usahataninya, tetapi dapat mencoba
tanaman lain yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Hal ini juga secara
ekplisit dituangkan dalam PP No. 68 yang menyebutkan bahwa penganekaragaman
pangan dilakukan dengan mengembangkan teknologi pengolahan dan produk pangan.
3. Menghemat Devisa Negara
Produksi beras Indonesia jauh tertinggal dari permintaan dan nampak semakin
fluktuatif selama dasawarsa sembilan puluhan. Tingkat partisipasi konsumsi beras
masyarakat di kota maupun di desa, baik di Jawa maupun Luar Jawa, yang cenderung
meningkat semakin menambah beban pemerintah dalam mencukupi kebutuhan
konsumsi beras. Akibatnya, ketergantungan Indonesia akan beras impor juga semakin
besar. Selama tahun 1990-2001, Indonesia telah mengimpor tidak kurang dari 15 juta
ton beras atau senilai US $ 4,4 milyar.
Selain itu, impor biji gandum sebagai bahan baku produk mi juga meningkat terus.
Pada tahun 1997/1998 impor biji gandum Indonesia hanya sekitar 3,7 juta ton, tetapi
pada tahun 2000/2001 melonjak menjadi 4,1 juta ton (Sawit, 2003). Keberhasilan
diversifikasi konsumsi tidak saja akan memperkuat ketahanan pangan masyarakat
karena tidak terlalu berpengaruh terhadap fluktuasi produksi beras, tetapi juga akan
bermanfaat bagi penghematan devisa negara jutaan dolar per tahunnya yang berarti
juga meringankan beban keuangan negara, apalagi di saat terjadi krisis ekonomi ini.
Selain itu, masih banyak masalah yang dihadapi dalam distribusi pangan untuk
menjamin upaya penganekaragaman konsumsi pangan, antaralain menyangkut sarana
transportasi (jalan, angkutan), pergudangan, sarana penyimpanan dan teknologi
pengolahan untuk memudahkan distribusi panganantar wilayah. Pengembangan
penganekaragaman konsumsi pangan penduduk juga tidak lepas dari tingkat
pengetahuan tentang pangan dan gizi. $al initerkait dengan masalah bahwa baik
kekurangan maupun kelebihan pangandan gizi akan menimbulkan masalah kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penganekaragaman atau diversifikasi konsumsi pangan bukan merupakan isu
baru, tetapi sudah dikumandangkan sejak dikeluarkannya instruksi presiden No. 14 tahun
1974 tentang Perbaikan Menu Makanan Rakyat (PMMR). Maksud dari instruksi ini
adalah untuk lebih menganekaragamkan jenis dan meningkatkan mutu gizi makanan
14
rakyat, baik kuantitas maupun kualitasnya sebagai usaha penting bagi pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, material, dan spiritual.
Tujuan utama Penganekaragaman Konsumsi Pangan (diversifikasi pangan) adalah
membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk
hidup sehat, aktif, dan produktif. Penganekaragaman pangan sangat penting dan
mendesak, karena kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum
mempertimbangkan kecukupan gizi.
Pada prinsipnya, selain berpedoman pada keempat pilar ketahanan pangan,
bahwa prinsip pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan harus didasarkan salah satunya
pada potensi sumber daya pangan lokal. Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki karakteristik tanaman yang beragam atau multi holticultura. Keberagaman
tanaman tersebut meliputi fungsi tanaman pangan, obat, sandang, maupun keperluan
lainnya. Untuk tanaman pangan sendiri, Indonesia memiliki potensi variasi tanaman
pangan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Ini berarti bahwa
sebagian besar wilayah tingkat propinsi di Indonesia memiliki potensi untuk
dikembangkan keberagaman produksi pangan maupun konsumsi tanaman pangan.
Dalam pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan, perlu dilakukan identifikasi atas
segala jenis tanaman pangan yang dapat dijadikan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan
pangan.
Dalam KTT Pangan Dunia 1996 yang menghasilkan Deklarasi Roma tentang
Ketahanan Pangan ditegaskan bahwa: “adalah hak setiap orang untuk memiliki akses
terhadap pangan yang aman, bermutu dan bergizi, konsisten dengan hak azasi bagi setiap
orang untuk memperoleh pangan yang cukup dan bebas dari kelaparan”. Secara tegas
dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup bagi setiap penduduk
merupakan suatu hal yang mutlak dipenuhi dari sisi hak manusia. Dengan demikian
kekurangan pangan atau kelaparan yang berdampak pada kekurangan gizi dapat dianggap
sebagai bentuk pelanggaran hak azasi manusia.
Walaupun upaya diversifikasi sudah dirintis sejak dasawarsa 60-an, namun
sampai saat ini masih belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pola pangan lokal
seperti jagung dan ubikayu telah ditinggalkan masyarakat, berubah ke pola beras dan pola
mie. Kualitas pangan juga masih rendah, kurang beragam dan masih didominasi pangan
sumber karbohidrat. Ketergantungan akan beras yang masih tinggi di kalangan
masyarakat dan meningkatnya tingkat konsumsi mi secara signifikan menjadikan upaya
diversifikasi konsumsi pangan belum menunjukkan keberhasilan, bahkan salah arah.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut dan saling berkaitan satu dengan yang
lain.
Pada hakekatnya faktor-faktor yang mempengaruhi diversifikasi konsumsi pangan
adalah sama dengan faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu sosial, budaya,
ekonomi, pengetahuan, ketersediaan pangan dan lain-lain.
B. Saran
15
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya masyarakat dapat memenuhi
asupan nutrisi dengan gizi yang seimbang melalui diversifikasi atau keragaman pangan
agar masyarakat lebih produktif.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dwiastuti, Emi. 2013. Diversifikasi Pangan Berupa Kacang-kacangan.
(http://emi3astuti.blogspot.com/!"3/!#/diversifikasipanganberupakacang ".html ).
Ketahanan Pangan Bogor.2013.
Profil Kantor Ketahanan Pangan.http://&&&.kotabogor.go.id/kantor/kantor-
ketahanan-pangan
17