Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKOLOGI PANGAN DAN GIZI


“ Distribusi Pangan ”

Dosen pengampuh: Dr. Sunarto Kadir, M.kes

Kelompok 5;
1. Fidyawati Husain 811421217
2. Lisyawati Kasim 811421020
3. M Sahrul A Saleh 811421219
4. Melinda Nur Sapadia 811421155
5. Nurain Guge 811421148
6. Nurain Tuti 811421159
7. Shelly Tham Puti 811421142

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentukmaupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaik mungkin.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehinga kedepannya dapat lebih baik

Makalah inikami akui masih banyak kekurangan karena pegalaman yang kami miliki
masih sangat kurang. Oleh karena itu kamiharapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untukkesempurnaanmakalah ini.

Gorontalo, Agustus 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................3

BAB II...............................................................................................................................................

PEMBAHASAN..............................................................................................................................4

2.1 Konsep Ketahanan Pangan.....................................................................................................4

2.2 Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan................................................................................5

2.3 Pengertian Distribusi Beras....................................................................................................7

2.4 Tugas dan Peran BULOG .....................................................................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................1

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan mendasar manusia yang paling utama dan


pemenuhannya adalah bagian dari hak asasi manusia yang dijamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk
mewujudkan sumber daya manusia sumber daya manusia yang berkualitas. Negara
berkewajiban mewujdukan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi
pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional
maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan
budaya lokal.

Distribusi pangan merupakan salah satu subsistem ketahanan pangan yang peranannya
sangat strategis, apabila tidak dapat terselenggara secara baik dan lancar, bahan pangan
yang dibutuhkan masyarakat tidak akan terpenuhi. Distribusi pangan ini diharapkan dapat
terlaksana secara efektif, efisien dan merata disetiap lokasi berlangsungnya transaksi
bahan pangan kebutuhan masyarakat. Gangguan distribusi pangan ini berdampak
terhadap kelangkaan bahan pangan dan kenaikan harga pangan serta berpengaruh
terhadap rendahnya akses pangan masyarakat karena daya beli bahan pangan menjadi
menurun.

Salah satu aspek penting dalam meningkatkan dan membangun ketahanan pangan
adalah ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup dan adanya sistem
kelembagaan di masyarakat dalam pengelolaan pangan. Ketersediaan pangan dibangun
melalui peningkatan kemampuan produksi di dalam negeri, peningkatan pengeleloaan
cadangan pangan, serta distribusi pangan untuk mengisi kesenjangan antara daerah
dengan aspek produksi dan kebutuhan. Cadangan pangan dapat dilakukan oleh
pemerintah (BULOG) dan masyarakat termasuk swasta.

Pada awal tahun 2020, Presiden Jokowi memberikan arah kebijakan penyediaan
pangan dengan menekankan pentingnya menjaga ketahanan pangan, mulai dari produksi
hingga distribusi untuk menghadapi ancaman krisis pangan. Di tengah penyebaran virus
Covid-19. distribusi mengalami gangguan yang sangat signifikan karena adanya
pengurangan kapasitas untuk memproses penutupan jalan dan pelabuhan, dan pembatasan

1
transportasi, yang memperlambat produksi pertanian dan distribusi pangan dari produsen
ke konsumen. Gangguan ini telah menyebabkan kenaikan harga pangan di Indonesia
dengan kenaikan sebesar 1,28% dari harga pada bulan Desember 2019. Sarana untuk
melakukan distribusi pangan menjadi terbatas sehingga kurangnya produktifitas pangan.

Pandemi Covod-19 telah memberikan dampak terhadap segala aspek kehidupan


termasuk potensi terjadinya krisis pangan akibat pembatasan mobilitas warga hingga
distribusi pangan menjadi terkendala, sebagaimana yang disampaikan Presiden Joko
Widodo melalui pidatonya beberapa waktu silam. Indonesia diketahui masih bergantung
pada impor pangan salah satunya adalah beras, sehingga adanya pembatasan tyersebut
akan membuat berjalannya impor mengalami gangguan. Ketergantungan indonesia
terhadap impor beras dan pangan lainnya akan mengalami kesulitan yang dapat
menimbulkan kelaparan massal. Ancaman kelaparan akibat masalah produksi seperti
gagal panen sehingga pemerintah harus menemukan jalan untuk permasalahan ini.

Konsumsi beras nasional di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, mencapai


29,13 juta ton di tahun 2017. Angka tersebut telah diperkirakan akan meningkat hingga
mencapai 31,7 juta ton pada tahun 2045 seiring dengan pertumbuhan populasi.
Berlawanan dengan peningkatan tersebut, produksi beras indonesia justru turun dalam
beberapa tahun terakhir. Perpaduan meningkatnya permintaan dan menurunnya produksi
berpotensi menyebabkan semakin besarnya ketidakseimbangan pasok beras dan
permintaan yang ada.

Dinas Ketahanan Pangan dalam menyalurkan cadangan pangan melakukan kegiatan


distribusi untuk menyediakan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana proses distribusi
pangan mengalami permasalahan yang dihadapi dalam penyaluran dan pemasaran,
permasalahannya seperti kebutuhan dengan pasokan pengan tidak sesuai menyebabkan
melonjaknya harga dan banyaknya beras yang ingin di distribusikan memiliki kualitas di
bawah standar sehingga mengakibatkan penyalurannya yang tidak optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan Konsep Ketahanan Pangan?
2. Bagaimana upaya dalam mewujudkan ketahanan Pangan?
3. Apa yang di maksud dengan Distribusi Beras?
4. Apa saja tugas dan peran dari Bulog?

2
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa konsep dari Ketahanan Pangan.


2. Untuk mengetahui upaya dalam mewujudkan ketahanan Pangan.
3. Untuk mengetahui apa definisi dari Distribusi Beras.
4. Untuk mengetahui apa saja tugas dan peran dari Bulog.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ketahanan Pangan

Konsep “ketahanan Pangan” pertama kali menarik perhatian pada tahun 1940-an
dan sekarang banyak digunakan dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
kebijakan dan program darurat dan pembangunan kemanusiaan. Saat ini definisi
universal “ketahanan pangan”, yang diterima oleh tata kelola ketahanan pangan global
tingkat tertinggi, Committe on World Food Security (CFS), menggambarkan sebagai
situasi dimana semua orang, setiap saat, memiliki fisik dan ekonomi akses ke
makanan yang cukup, aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan diet dan
preferensi makanan mereka untuk hidup sehat yang aktif.
Ketahanan pangan adalah kondisinya terpenuhinya pangan bagi semua orang dan
negara setiap saat tercermin dari makanan bergizi, aman, bermutu, beragam, bergizi,
terjangkau dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat.
Ketahanan pangan merupakan hal yang yang penting dan strategis karena berdasarkan
beberapa negara menujukkan bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat
melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum mampu mewujudkan ketahanan
pangan terlebih dahulu. Setiap negara membutuhkan pangan untuk masyarakatnya
agar bisa bertahan hidup.
Undang-Undang No.18 tahun 2012 tentang pangan pada pasal satu memberikan
definisi tentang ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah atau mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta ridak
bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup
sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Sedangkan Badan Pangan Dunia
(FAO) Memberikan definisi ketahanan pangan sebagai kondisi dimana tersediannya
pangan yang memenuhi kebutuhan setiap orang baik dari segi mutu pangan dan
jumlah pangan pada setiap saat untuk hidup sehat, aktif dan produktif.. Menurut
Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian tahun 2020 ada tiga aspek yang
mempengaruhi tingkat ketahanan pangan, yakni:
a. Ketersediaan pangan merupakan kondisi dimana tersedianya pangan dari hasil
produksi dalam negeri, cadangan pangan, serta pemasukan pangan jika kedua
sumber utama belum bisa memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan dapat

4
dihitung mulai tingkat nasional, regional dan kabupaten/kota hingga tingkat
masyarakat.
b. Akses pangan adalah kemampuan rumah tangga dalam memperoleh cukup
pangan yang bergizi. Melalui salah satu atau kombinasi dari beragam sumber
seperti produksi dan persediaan sendiri, barter, pembelian, pinjaman, hadiah dan
bantuan pangan. Ketersediaan pangan pada suatu daerah ada, akan tetapi tidak
bisa di akses oleh rumah tangga tertentu apabila mereka tidak mampu secara fisik
seperti infrastruktur, ekonomi, sosial, mengakses keragaman dan jumlah makanan
yang cukup.
c. Pemanfaatan pangan adalah pengunaan pangan oleh rumah tangga dan
kemampuan individu dalam memetabolisme dan menyerap zat gizi. Pemanfaatan
pangan sendiri meliputi cara pengolahan, penyimpanan dan peyiapan makanan,
keamanan air untuk memasak dan minum, kebiasaan pemberian makan, kondisi
kebersihan, distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai dengan kebutuhan dan
status kesehatan seluruh anggota rumah tangga.

Ketahanan Pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa


untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang
cukup, mutu yang layak, aman dan juga halal, yang didasarkan pada optimalisasi
pemanfaatan dan berbasis pada kegamanan sumber budaya domestik. Salah satu
indikator untuk mengukur ketahanan pangan adalah ketergantungan ketersediaaan
pangan nasional terhadap impor. Undang-undang nomor 18 tahun 2012 pasal 4
Penyelenggaraan Pangan bertujuan untuk:

1. meningkatkan kemampuan memproduksi Pangan secara mandiri;


2. menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan
keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat;
3. mewujudkan tingkat kecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok dengan harga
yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
4. mempermudah atau meningkatkan akses Pangan bagi masyarakat, terutama
masyarakat rawan Pangan dan Gizi;
5. meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar dalam
negeri dan luar negeri;
6. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Pangan yang
aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;

5
7. meningkatkan kesejahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan
Pelaku Usaha Pangan; dan melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber
daya Pangan nasional. (UU No 18 Tahun 2012)
2.2 Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan
Pangan merupakan kebutuhan mendasar. Pada praktiknya pemenuhan kebutuhan
pangan diserahkan kepada masyarakat. Peran pemerintah lebih banyak kepada
regulator sehingga tidak ada monopoli oleh pemerintahan. Masalah pemenenuhan
pangan bagi seluruh penduduk di suatu wilayah mestinya menjadi sasaran utama
kebijakan suatu negara. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi
tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.
Karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan
tingkat pertumbuhannya yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan ketahanan
pangan merupakan tantangan yang harus mendapatkan prioritas untuk kesejahteraan
bangsa. Karena harus ada lembaga yang mengatur ketersediaan, stabilitas dan pola
konsumsinya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memperhatikan pangan
dari masyarakatnya, melalui Perpres No 66 Tahun 2021 pemerintah membentuk
Badan Pangan Nasional. Dalam kita perlu mengetahui arti, aspek, tujuan dan faktor
yang mempengaruhi ketahanan pangan.
Beberapa upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, yakni:
1. Ketersediaan pangan bagi masyarakat (Food Availability)
Upaya membangun ketersediaan pangan bagi masyarakat dipandang perlu
menggalakan diversifikasi atau penganekaragaman pangan, melalui upaya
penyediaan pangan yang beragam untuk memenuhi permintaan. Juga mendorong
berkembangnya industri pangan berskala kecil, menengah dan besar di pedesaan
maupun di perkotaan. Diversifikasi pangan juga berorientasi sumber daya lokal
artinya memenuhi kebutuhan pangan beragam di utamakan dari produksi lokal
sekaligus dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang positif di
daerahnya.
2. Keterjangkauan pangan oleh seluruh masyarakat (Food Accessibility)
Sebagai kebutuhan dasar manusia maka pemenuhan pangan merupakan hak
asasi setiap rakyat indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman,
bermutu, bergizi dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Selain itu, perlu di tumbuh kembangkan sistem ketahanan pangan

6
yang berbasis pada keragaman baik sumber daya bahan pangan, kelembagaan
maupun daya lokal.
3. Kelayakan untuk di terima konsumen (Consumer Acceptibility)
Kegiatan atau proses produksi pangan untuk dapat diedarkan atau di
perdagangkan harus memenuhi ketentuan tentang sanitasi pangan, bahan
tambahan pangan, residu cemaran, dan kemasan pangan. Hal yang patut
diperhatikan oleh setiap orang yang memproduksi pangan. Pangan tertentu yang
diperdagangkan dapat diwajibkan untuk lebih dahulu diperiksa dilaboratorium
sebelum diedarkan. Dalam upaya meningkatkan kandungan gizi pangan olahan
tertentu.
4. Keamanan untuk di konsumsi (Food Safety)
Faktor yang tak kalah pentingnya ialah keamanan pangan. Yang dimaksud
keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
5. Kesejahteraan masyarakat, keluarga dan perorangan (People’s Welfare)
Ketahanan pangan yang dikembangkan dengan bertumpu pada keragaman
sumber daya bahan pangan merupakan faktor penting. Disamping itu didukung
oleh kelembagaan dan budaya lokal atau domestik, distribusi dan ketersediaan
pangan mencapai seluruh wilayah, serta peningkatan pendapatan masyarakat agar
mampu mengakses pangan secara berkelanjutan dengan memberdayakan
pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar lebih efisien, produktif dan berdaya
saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha
seluas-luasnya.
2.3 Pengertian Distribusi Beras
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran untuk memperlancar atau
mempermudah penyampaian barang dari produsen ke konsumen yang bertujuan
penggunaan produk akan sesuai yang diperlukan. Dalam aktivitas distribusi harus
terjadi keserasian antara jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat yang dibutuhkan.
Permasalahan rantai distribusi harus selalu di perhatikan khususnya pada komoditas
kebutuhan pokok seperti beras yang merupakan makanan pokok terpenting bagi
masyarakat Indonesia. Beras tidak hanya sebagai makanan pokok melainkan sebagai
sumber nutrisi penting dalam sturktur pangan.

7
Beras merupakan salah satu komoditas strategis yang berperan sangat penting
terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Beras mempunyai pola dan perkembangan
distribusi tersendiri yang memberikan nilai tambah bagi pelaku usahanya. Saat ini
perkembangan dan pola distribusi beras dinilai masih bermasalah dilihat dari adanya
disparitas harga yang tinggi antara harga di tingkat produsen dan harga di tingkat
konsumen.
Distribusi beras di Pulau Sumatera hampir sebagian merupakan hasil produksi
beras di wilayah sendiri sehingga proses jual beli beras bisa dalam provinsi atau antar
provinsi di dalam wilayah Pulau Sumatera. Berbeda dengan pendistribusian beras di
pulau jawa yang sebagian besar pendistribusiannya berasal dari pasar induk beras
cipinang DKI Jakarta. Padahal pulau jawa merupakan sentra produksi yang berperan
sebagai sentra perdagangan beras terbesar di Indonesia sedangkan di provinsi Banten,
beras banyak dipasok dari lampung dan daerah sekitar pulau jawa selanjutnya, beras
tersebut di perdagangkan untuk wilayah banten sendiri.
Pemasaran beras antar wilayah disebabkan oleh adanya perbedaan harga atau
insentif bagi pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan distribusi komoditas yang
diperdagangkan. Sedikitnya terdapat dua faktor penyebab perbedaan harga beras antar
wilayah yaitu perbedaan segmentasi pasar yang direfleksikan oleh perbedaan daya
beli dan preferensi konsumen terhadap beras berkualitas tinggi serta perbedaan neraca
ketersediaan dan konsumsi beras sehingga terjadi aliran komoditas dari daerah surplus
dengan tingkat harga rendah ke daerah defisit dengan tingkat harga yang lebih tinggi.
Dari perkembangan distribusi komoditas beras di Indonesia bisa diketahui bahwa
distribusi beras dari produsen ke konsumen akhir melibatkan beberapa pelaku usaha
perdagangan. Beberapa diantaranya yaitu importir, pedagang, pengepul, distributor,
sub distributor, agen, pedagang grosir, supermarket atau swalayan, dan pedangan
eceran. Dari beberapa pelaku dagang tersebut, beras-beras didistribusikan ke
konsumen akhir yang terdiri dari industri pengolahan, rumah tangga, pemerintah, dan
lembaga nirlaba. Selain itu beras di distribusikan untuk kegiatan usaha seperti hotel,
restoran, rumah sakit dan lain sebagainya.
2.4 Tugas dan Peran Bulog
Bulog adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik
pangan. Bulog adalah lembaga pemerintah yang dibentuk pada tahun 1967 yang
ditugaskan pemerintah untuk mengendalikan stabilitas harga dan penyediaan bahan
pokok, terutama pada tingkat konsumen. Peran Bulog tersebut dikembangkan lagi

8
dengan ditambah mengendalikan harga produsen melalui instrumen harga dasar untuk
melindungi petani padi. Dalam perkembangan selanjutnya, peran Bulog tidak hanya
terbatas pada beras saja tetapi juga pada pengendalian harga dan penyediaan
komoditas lain seperti gula pasir, tepung terigu, kedele dan pakan ternak, minyak
goreng, telur dan daging serta juga bumbu-bumbuan, yang dilakukan secara insidentil
terutama saat situasi harga meningkat.
Sebelum tahun 1998, tugas yang diberikan kepada Bulog ditujukan untuk
mengendalikan harga produsen dan menjaga stabilitas harga beras
konsumen,serta menyediakan stok beras antar waktu dan antar daerah untuk
keperluan penyaluran rutin dan cadangan pemerintah untuk keperluan
darurat atau keperluan lainnya. Bobot pengendalian harga produsen dan
harga konsumen seimbang. Mulai tahun 1998, Bulog kembali hanya
menangani beras. Tugas yang diberikan kepada Bulog juga mengalami
perubahan karena berubahnya kebijakan perberasan yang dilakukan
pemerintah. Perlindungan kepada petani melalui harga dasar tetap menjadi
prioritas utama. Sedangkan untuk stabilisasi harga konsumen mulai
berkurang sejalan dengan terus turtekannya harga beras domestik.
Sebaliknya peran Bulog untuk membantu kelompok miskin yang rawan
pangan semakin menonjol.
Tugas yang diberikan kepada Bulog merupakan implementasi kebijakan
harga seperti yang diusulkan Affif dan Mears tahun 1969 yang meliputi (1)
menyangga harga dasar yang cukup tinggi untuk merangsang produksi, (2)
perlindungan harga maksimum yang menjamin harga yang layak bagi
konsumen, (3) perbedaan harga yang layak antara harga dasar dengan harga
maksimum agar merangsang perdagangan, (4) hubungan harga yang wajar
antara harga domestik dengan harga internasional.
Secara tegas pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan pembelian
hasil panen petani. Namun pemerintah juga menyediakan outlet bagi hasil
pengadaan tersebut. Pembelian hasil panen dengan harga dasar yang lebih
tinggi dari harga pasar diimbangi dengan penyediaan dana murah kredit
likuiditas. Untuk mengendalikan harga beras saat paceklik yang lebih murah
dari harga pasar, pemerintah juga memberikan jaminan atas kerugian yang

9
timbul dari operasi tersebut. Demikian pula dengan upaya menjaga stabilitas
harga domestik, selain dengan operasi pasar juga disediakan instrumen
monopoli impor. Guna memeratakan stok antar daerah, Bulog juga
membangun jaringan pergudangan di daerah produsen dan konsumen yang
tersebar di sekitar 1.500 lokasi gudang dengan kapasitas sekitar 3,5 juta ton.
Sedangkan saat ini Bulog juga memiliki peran dalam menjaga stabilitas
dan pendistribusian komoditas lain. Hal ini menunjukkan bahwa Bulog
memiliki peran yang fleksibel sesuai dengan tugas yang diberikan oleh
pemerintah dengan melihat kondisi pangan nasional. Pengamat pertanian IPB
Hermanto Siregar mengatakan, peran Bulog sebagai buffer stock akan bisa
dilakukan jika Bulog di transformasi menjadi lembaga pemerintah
nonkementrian (LPNK) dan Bulog juga memegang peranan krusial untuk
menjaga stabilnya harga beras di tingkat eceran,

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketahanan pangan adalah kondisinya terpenuhinya pangan bagi semua orang dan
negara setiap saat tercermin dari makanan bergizi, aman, bermutu, beragam, bergizi,
terjangkau dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat.
Ketahanan pangan merupakan hal yang yang penting dan strategis karena berdasarkan
beberapa negara menujukkan bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat
melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum mampu mewujudkan ketahanan
pangan terlebih dahulu.
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran untuk memperlancar atau
mempermudah penyampaian barang dari produsen ke konsumen yang bertujuan
penggunaan produk akan sesuai yang diperlukan. Dalam aktivitas distribusi harus
terjadi keserasian antara jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat yang dibutuhkan.
Karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan
tingkat pertumbuhannya yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan ketahanan
pangan merupakan tantangan yang harus mendapatkan prioritas untuk kesejahteraan
bangsa. Karena harus ada lembaga yang mengatur ketersediaan, stabilitas dan pola
konsumsinya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memperhatikan pangan
dari masyarakatnya, melalui Perpres No 66 Tahun 2021 pemerintah membentuk
Badan Pangan Nasional. Dalam kita perlu mengetahui arti, aspek, tujuan dan faktor
yang mempengaruhi ketahanan pangan.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dari para
pembaca, dan dapat mengenal lebih dalam tentang Distribusi Pangan di Indonesia.
Tentunya kami sebagai penulis sudah menyadari masih ada kesalahan dan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna Tetapi semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
11
DAPUS

12

Anda mungkin juga menyukai