Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL
ASAIS: INTENSIFIKASI PERTANIAN SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KEBERLANJUTAN
PERTANIANN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
NASIONAL

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN FUTURISTIK TERTULIS

Diusulkan oleh :

Geraldo Jeremy Pardamean 235010100111137 2023


Luthfi Naufal Handoko 235010100111155 2023
Abdullah Azzam 235010107111025 2023
Raisa Nada Subagdja 235010107111150 2023

UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2023

1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..................................................................................................................................................5
BAB II. GAGASAN..............................................................................................................................................5
2.1 Pemicu Gagasan.................................................................................................................................5
2.2 Tawaran Solusi yang Terkait dengan Permasalahan yang Diangkat.................................................7
2.3 Pihak Pihak Yang Diperitimbangkan Untuk Dilibatkan...................................................................8
2.4 Langkah-Langkah Strategis dan Timeline.........................................................................................9
BAB III. KESIMPULAN....................................................................................................................................10
3.1 Gagasan yang Diajukan……………………………………………………………………….10
3.2 Cara dan Durasi Waktu Untuk Merealisasikan Gagasan……………………………..10
3.3 Prediksi Dampak Gagasan Bagi Masyarakat atau Bangsa……………………………………11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................11
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................................................12

2
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan adalah salah satu kebutuhan esensial bagi manusia. Oleh karena itu, setiap
warga Indonesia berhak mendapatkan akses kepada makanan yang mencukupi, bergizi,
dan aman. Hal ini bertujuan untuk mendorong pengembangan sumber daya manusia
yang berkualitas, yang pada gilirannya akan mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional. Pertanian menjadi jawaban utama mengenai pemenuhan hak warga Indonesia
dalam sektor pangan karena pertanian memiliki peran yang sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan pangan nasional. Pertanian adalah sektor utama yang
menyediakan bahan pangan bagi masyarakat Indonesia. Ketersediaan dan kecukupan
pangan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang jumlahnya sangat
besar, dan juga Pengembangan sektor pertanian yang kuat dapat mencapai kedaulatan
pangan. Dengan mengurangi ketergantungan pada impor pangan, negara dapat menjadi
lebih mandiri secara pangan dan mengurangi kerentanan terhadap ketidakstabilan harga
internasional serta ketidakstabilan pasokan.

Pengertian ketahanan pangan juga disebut dalam UU No. 18/2012. Disebutkan dalam UU
tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan”. Ketahanan pangan meliputi tiga subsistem utama yaitu ketersediaan, akses, dan
penyerapan pangan, sedangkan status gizi merupakan outcome dari ketahanan pangan.
Ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan merupakan sub sistem yang harus dipenuhi secara
utuh, jika salah satu subsistem tersebut tidak dipenuhi maka suatu negara belum dapat dikatakan
mempunyai ketahanan pangan yang baik, walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan
regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi pangannya tidak merata, maka ketahanan
pangan masih dikatakan rapuh. Program ketahanan pangan dalam perkembangan pada dasarnya
terdapat empat pilar yaitu, aspek ketersediaan (food availibility), aspek stabilitas ketersediaan
atau pasokan (access of supplies), dan aspek keterjangkauan (access to utilization), keempat pilar
tersebut mengindikasikan bahwa pangan haus tesedia dalam jumlah yang cukup, baik di musim
panen maupun paceklik (Handewi,2010)

Selama periode 2009-2012 pengeluaran total rumah tangga secara nominal meningkat 50%,
sedangkan secara riil setara dengan kg beras rata-rata hanya meningkat 17%. Secara agregat
pangsa pengeluaran pangan cenderung menurun, namun masih tergolong cukup tinggi, (rataan
sebesar 60% total pengeluaran). Pangsa pengeluaran untuk tembakau juga meningkat. Sedangkan
pangsa pengeluaran non pangan terbesar untuk pendidikan dan nilainya cenderung meningkat.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), melalui pemberdayaan
kelompok petani melalui usaha industri, sehingga kebutuhan pangan secara nasional akan
terpenuhi dengan baik (Susilowati, dkk,. 2012)

Konsumsi protein per kapita sehari untuk daging pada tahun 2011 sebesar 2,75 gram, meningkat
sebesar 7,84% dibandingkan konsumsi tahun 2010 sebesar 2,55 gram. Konsumsi protein per
kapita sehari untuk telur dan susu sebesar 3,25 gram, atau menurun sebesar 0,61 persen
dibandingkan konsumsi tahun 2010 sebesar 3,27 gram. Konsumsi kalori dan protein per kapita
per hari dipengaruhi oleh pengeluaran per kapita, pengeluaran per kapita sebulan untuk konsumsi
3
pada ta-hun 2011 sebesar Rp 593.664, yang digunakan untuk konsumsi makanan sebesar Rp
293.556 (49,45%) dan konsumsi bukan makanan sebesar Rp 300.108 (50,55%). Dari pengeluaran
untuk makanan sebesar Rp 293.556 tersebut, pengeluaran untuk konsumsi daging sebesar Rp
10.972 (3,74%). Sementara pengeluaran untuk konsumsi telur dan susu sebesar Rp 17.106
(5,83%) (Statistik Pertanian, 2013).

Profesi petani makin ditinggalkan oleh generasi muda dikarenakan hasil yang didapatkan dari
bertani dianggap tidak lagi menguntungkan. Sebab, harga beras yang diberlakukan oleh
pemerintah melalui program harga pangan murah dirasakan merugikan para petani. Oleh karena
itu, sudah saatnya petani diperhatikan dengan memperhatikan harga pangan yang bisa
meningkatkan kesejahteraan petani serta diberikan akses pada petani untuk mengelola lahan yang
lebih luas. Agus Nurudin mengatakan penduduk Indonesia saat ini mencapai 260 juta sehingga
kebutuhanan pangan terus meningkat. Ia menyebutkan setiap tahun diperlukan minimal 33 juta
ton beras, 16 juta ton jagung, dan 2,2 juta ton kedelai dengan 75 persennya masih impor, 2,8 juta
ton gula dan 484 ribu ton daging sapi untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan sebanyak 275,77
juta jiwa pada 2022. Jumlah tersebut naik 1,13% dibandingkan pada tahun lalu yang sebanyak
272,68 juta jiwa. Namun, menurut BPS jumlah penduduk Indonesia pada tahun sebelumnya
merupakan Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
pangan yang selalu meningkat dan produktivitas pangan yang kurang, sehingga sangat
memungkinkan terjadi ketidak seimbangan antara produktivitas pangan dan kebutuhan pangan
nasional.

Tujuan dari program atau sistem yang kami rancang ialah sebagai solusi konkret permasalahan
pangan di Indonesia, berdasarkan data-data yang telah kami paparkan di atas Indonesia akan
mengalami masalah besar pada ketahan pangan, dimana pesatnya pertumbuhan nangka kelahiran
yang berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan yang pertanian yang semakin menipis,
ditambah lagi akan seringnya Indonesia terjadi gagal panen yang menyebabkan terkadang
Indonesia harus mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Program kami
dapat menjawab semua permasalahan tersebut di masa yang akan datang, kami memiliki tujuan
dan target agar hasil pertanian terutama pada bidang pertanian yang mengemban tugas ssebagai
penghasil pangan pokok dapat memberikan output yang optimal, berkualitas, dan juga tahan
terhadap ancaman alam maupun hama, lahan pertanian juga dapat menghasilkan hasil panen yang
efisien, serta tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas.. Pada akhirnya tujuan kami ini
mengarah kepada ketahanan pangan nasional yang sudah mulai terancam di masa yang akan
datang.

Program kami tentunya memiliki berbagai macam manfaat, manfaat untuk para masyarakat
Indonesia, petani, dan juga negara. Masyarakat tidak perlu lagi khawatir akan kelangkaan pangan,
masyarakat juga dapat menikmati hasil pangan yang berkualitas. Para petani juga tidak akan
kewalahan dalam bertani, pekerjaan petani juga pasti akan sangat lebih efisien dan tidak
memerlukan tenaga yang besar. Negara dapat menghemat anggaran yang semula digunakan untuk
mengimpor bahan pangan, dapat dialihkan pada aspek lain yang lebih membutuhkan urgensi dan
dana yang besar.

1.2 Rumusan Masalah


 Mengapa ketahanan pangan nasional berpengaruh besar pada keberlangsungan pangan di
Indonesia?
 Apa yang menyebabkan menurunnya angka jumlah petani di Indonesia?
 Apa penyebab keterbatasan lahan pertanian di Indonesia?
4
 Apa saja ancaman ketahanan pangan di Indonesia?
 Bagaimana ancaman iklim dan hama terhadap pertanian di Indonesia?

1.3 Tujuan
 Mengetahui mengapa ketahanan pangan nasional dapat berpengaruh besar terhadap
keberlangsungan pangan di Indonesia.
 Mengetahuiapa yang menjadi penyebab menurunnya angka jumlah petani di Indonesia.
 Mengetahui penyebab keterbatasan lahan pertanian di Indonesia.
 Mengetahui apa saja ancaman ketahanan pangan di Indonesia.
 Memahami bagaimana ancaman iklim dan hama terhadap pertanian di Indonesia.
1.4 Manfaat
Program kami tentunya memiliki berbagai macam manfaat, diantaranya manfaat untuk para
masyarakat Indonesia, petani, dan juga negara. Masyarakat tidak perlu lagi khawatir akan
kelangkaan pangan, dimana sistem kami setidaknya dapat mengatasi serta memastikan akan
ketahanan pangan di Indonesia pada masa depan. Para petani juga tidak akan kewalahan dalam
bertani, pekerjaan petani juga pasti akan sangat lebih efisien dan tidak memerlukan tenaga yang
besar. Negara juga dapat menghemat anggaran yang semula digunakan untuk mengimpor
kebutuhan pangan nasional, dapat dialihkan pada aspek lain yang lebih membutuhkan urgensi dan
dana yang besar.

BAB II. GAGASAN

2.1 Pemicu Gagasan

2.1.1 Berkurangnya Jumlah Petani di Indonesia

Jumlah petani di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Faktor-faktor yang berperan dalam penurunan ini mencakup perubahan struktur demografi, krisis
petani muda, dampak pandemi Covid-19, dan upaya peningkatan kesejahteraan petani. Perubahan
struktur demografi merupakan salah satu faktor utama. Terjadi penuaan petani di Indonesia,
dengan jumlah petani berusia tua (lebih dari 55 tahun) yang semakin meningkat. Di sisi lain,
tenaga kerja berusia muda semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat
pendidikan pemuda di pedesaan, yang membuat mereka lebih selektif dalam memilih pekerjaan.
Mereka enggan bekerja di sektor pertanian karena ketidakcocokan antara ketrampilan dan tingkat
pendidikan yang dimiliki dengan ketersediaan pekerjaan di perdesaan. Krisis petani muda juga
menjadi masalah serius yang perlu segera ditanggulangi. Untuk menjaga ketahanan pangan di
Indonesia, diperlukan kebijakan yang mendukung tenaga kerja muda untuk masuk ke sektor
pertanian. Secara keseluruhan, penurunan jumlah petani di Indonesia adalah masalah kompleks
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, sosial, dan demografi. Upaya perbaikan dan
kebijakan yang tepat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan ketahanan
pangan negara ini.

2.1.2 Keterbatasan Lahan Pertanian

5
Lahan pertanian di Indonesia, terutama di pulau Jawa, mengalami penurunan yang signifikan.
Setiap tahun, sekitar 80 ribu hektar lahan pertanian menghilang, dan pada tahun 2025
diperkirakan hanya akan tersisa dua juta hektar lahan pertanian di Indonesia. Penurunan lahan
pertanian ini disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, alih fungsi lahan menjadi salah
satu penyebab utama. Lahan pertanian dialihkan menjadi permukiman atau penggunaan lahan
terbangun lainnya karena meningkatnya jumlah penduduk dan permintaan lahan. Sebagai contoh,
di Kecamatan Bogor Utara, terjadi perubahan fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, yang
mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian dan peningkatan lahan permukiman. Kedua,
pengawasan terhadap konversi lahan pertanian belum optimal, sehingga alih fungsi lahan
pertanian tidak terkendali. Salah satu kendala dalam pengawasan ini adalah kurangnya data
mengenai lahan pertanian, terutama di daerah yang memiliki status kepemilikan yang tidak jelas.
Ketiga, keterbatasan lahan pertanian juga menjadi masalah. Pertumbuhan penduduk yang cepat
dan permintaan yang meningkat untuk lahan non-pertanian menyebabkan ketersediaan lahan
pertanian semakin terbatas. Sebagai contoh, Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki tingkat
alih fungsi lahan sawah tertinggi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya pengendalian
alih fungsi lahan pertanian dan perlindungan terhadap lahan pertanian yang produktif. Salah satu
solusi yang dapat diimplementasikan adalah pengembangan teknik budidaya vertikultur, yang
memungkinkan peningkatan produktivitas tanaman dalam lahan yang terbatas. Selain itu,
peraturan perundang-undangan yang mendukung pengendalian alih fungsi lahan pertanian juga
perlu diterapkan untuk menjaga keberlanjutan lahan pertanian di Indonesia.

2.1.3 Peningkatan Kebutuhan Pangan Masyarakat Indonesia

Kebutuhan pangan di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk dari tahun ke tahun. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab utama dari
peningkatan ini. Pertama, pertumbuhan penduduk yang konstan mengakibatkan peningkatan
permintaan makanan. Semakin banyak orang, semakin besar pula kebutuhan akan makanan untuk
memenuhi gizi mereka. Kedua, peningkatan pendapatan per kapita yang terjadi seiring dengan
perkembangan ekonomi mengubah pola konsumsi masyarakat. Hal ini mengakibatkan
masyarakat yang sebelumnya hanya dapat membeli makanan pokok kini mampu untuk
mengonsumsi makanan tambahan seperti daging, susu, dan produk olahan. Ketiga, kesadaran
akan pentingnya asupan gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan semakin meningkat di
kalangan masyarakat. Ini mengakibatkan peningkatan konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi
seperti buah-buahan, sayuran, dan protein hewani. Terakhir, pertumbuhan industri pakan ternak,
khususnya industri pakan ternak, juga turut berperan dalam meningkatkan kebutuhan pangan.
Industri ini memerlukan bahan baku seperti jagung dan kedelai, yang juga digunakan sebagai
bahan makanan manusia. Oleh karena itu, peningkatan produksi pakan ternak akan berdampak
pada peningkatan kebutuhan bahan baku pangan.

2.1.4 Ancaman Ketahanan Pangan di Indonesia

Ketahanan pangan juga merupakan masalah yg tidak boleh diabaikan, karena berbagai data dan
riset telah menunjukan bahwa besar kemungkinan terjadinya ancaman ketahanan pangan di
Indonesia. Dilansir dari https://www.bmkg.go.id/, Dwikorita mengatakan, bencana kelaparan
sebagaimana yang diprediksi organisasi pangan dunia FAO akan terjadi di tahun 2050 adalah
ancaman nyata. Situasi ini bukan hanya menjadi ancaman bagi Indonesia atau terbatas negara-
negara berkembang saja. Melainkan seluruh negara-negara dunia menghadapi ancaman yang
sama jika tidak ada langkah kongkrit untuk mengatasi krisis iklim. "Tahun 2050 mendatang
jumlah penduduk dunia diperkirakan menembus angka 10 miliar. Jika ketahanan pangan negara-
negara di dunia lemah, maka akan terjadi bencana kelaparan akibat jumlah produksi pangan yang
terus menurun sebagai dampak dari perubahan iklim," imbuhnya.
6
2.1.5 Ancaman Gangguan Iklim dan Hama Pada Pertanian

Poin terakhir ialah ancaman gangguan iklim dan hama pada pertanian, mengutip dari
http://pojokiklim.menlhk.go.id/, Terdapat salah satu tantangan di lapangan berkaitan dengan
dampak perubahan iklim adalah Produksi pangan lokal. Produksi pangan lokal dan perubahan
iklim sangat erat hubungannya. Beberapa tahun terakhir ini banyak kejadian alam yang dirasakan
masyarakat terkait perubahan cuaca yang tak menentu terutama bagi para petani, mereka
mengeluhkan datangnya musim hujan dan kemarau yang susah diprediksi sehingga menganggu
musim tanam dan hasil produksi. Selain itu, serangan hama seperti wareng juga menyerang di
berbagai tempat yang sangat merugikan banyak petani.
2.2 Tawaran Solusi yang Terkait dengan Permasalahan yang Diangkat

2.2.1 Inovasi Teknologi

Inovasi teknologi sangat terkait dengan generasi muda, yakni menggugah ketertarikan pemuda di
sektor pertanian. Karakteristik kaum muda adalah pada kekuatannya, rasa ingin tahunya,
kesediaan untuk mengambil risiko dan mencoba-coba peluang baru. Salah satu contoh untuk
meningkatkan citra pertanian di mata pemuda adalah melalui inovasi urban farming. Berdasarkan
karakteristik khas perkotaan yang memiliki luasan lahan yang sempit hingga sangat sempit, maka
pengembangan budi daya tanaman di perkotaan dapat dilakukan melalui inovasi budi daya model
taman dinding , budi daya dalam pot, budi daya sistem vertikal, hidroponik, dan aquaponik.
(Albayani dan Prabatmodjo 2015) Model-model budi daya urban farming tersebut memadukan
antara keterampilan dan seni yang umumnya digemari oleh anak muda. Demikian pula inovasi
informasi pada media sosial sangat akrab bagi anak muda. Model inovasi urban farming yang
disebabkan melalui media sosial memiliki efek viral yang luar biasa dalam menyebarkan inovasi
urban farming. Efek media sosial berhasi menerbitkan semangat pemuda untuk berpartisipasi
meskipun tidak memahami benar teknologi itu sendiri. Pemuda yang terlibat dapat menyebar
benih, menyiram, berpose di lahan yang sudah dibuat bertarik-tarik dan ditanami sebagian, atau di
depan wall garden. Aksi tersebut mampu menarik minat pemuda untuk bertani/berkebun di lahan-
lahan perkotaan.

2.2.2 Insentif

Intensif perlu diberikan khususnya kepada petani muda atau petani pemula yang berusaha untuk
menarik minat mereka berusaha di sektor pertanian. Berbagai program insentif di bidang fiskal
melalui kebijakan subsidi input dan subsidi suku bunga kredit selama ini memang telah diberikan
oleh Pemerintah Indonesia namun tidak secara khusus ditujukan untuk pemuda atau petani
pemula agar tertarik bekerja di sektor pertanian. Insentif di bidang moneter perlu diberikan
kepada petani muda dan pemula khususnya mempermudah persyaratan untuk akses ke sektor
perbankan untuk memperoleh kredit. Hal ini sangat perlu mengingat perbankan selalu
mensyaratkan agunan bagi idebitur untuk mengantisipasi risiko, sementara petani muda dan
pemula pada umumnya belum memiliki aset memadai sebagai agunan. Selain itu, insentif lain
yang diperlukan adalah di bidang perizinan, yaitu kemudahan dan penyederhanaan perizinan yang
diperlukan untuk mendorong petani muda dan pemula dalam berwiraswasta di sektor agroindustri
hulu maupun hir Jaminan harga pasar juga merupakan faktor penting untuk menarik mereka
masuk berbisnis di sektor pertanian. Kauffman (2013b) menyatakan bahwa petani muda dan
pemula di Amerika Serikat memiliki risiko tinggi sebagai debitur di bank untuk mengambil kredit
7
perbankan untuk membeli lahan usaha tani karena tidak memiliki agunan Hal ini merupakan
hambatan untuk mulai berusaha tani di lahan sendiri apalagi dengan semakin meningkatnya harga
lahan. Meskipun saat ini pemerintah Amerika Serikat menerapkan kebijakan fiskal melalui
pemberian subsidi suku bunga dan Federal Reserve memberikan perpanjangan waktu pelunasan
kepada petani muda dan petani pemula untuk membeli lahan pertanian, namun pemerintah perlu
mengambil alternatif kebijakan dengan memberikan insentif berbagai kemudahan yang diarahkan
bukan untuk pembelian lahan namun untuk menyewa lahan. Hal ini belajar dari kenyataan bahwa
sekitar 80% perusahaan-perusahhan di Amerika Serikat menggunakan perlengkapan kantor
dengan cara menyewa.(Susilowati, 2016)

2.2.3 Pemberdayaan Petani Muda

Program pemberdayaan petani sudah banyak dilakukan baik oleh Kementerian dan lembaga-
lembaga swasta baik dalam negeri maupun internasional serta LSM. Salah satu contoh program
pemberdayaan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau yang lebih dikenal
dengan program PNPM Mandiri. PNPM Mandiri memiliki banyak program pendukung, di
antaranya adalah PNPM Mandiri Perdesaan, yang memfasilitasi pemberdayaan. masyarakat,
kelembagaan lokal, pendampingan masyarakat, pelatihan masyarakat, serta dana Bantuan
Langsung untuk Masyarakat (BLM). Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah
binaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kementerian Dalam
Negeri. Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), dana pinjaman/hibah luar negeri dari sejumlah lembaga pemberi bantuan di bawah
koordinasi Bank Dunia. Namun, seperti halnya program- program pemerintah di sektor pertanian,
PNPM Mandiri Perdesaan ini tidak secara khusus. menyasar generasi muda namun masyarakat
secara umum di perdesaan.
2.3 Pihak Pihak Yang Diperitimbangkan Untuk Dilibatkan

2.3.1 Asosiasi Petani

Asosiasi petani adalah perwakilan utama petani. Mereka dapat memberikan umpan balik tentang
kebutuhan petani, berbagi informasi, dan membantu dalam menguji dan menerapkan teknologi
baru.

2.3.2 Lembaga Penelitian Pertanian

Lembaga ini nantinya dapat melakukan penelitian megenai varietas padi yang tahan cuaca,
metode pengendalian hama yang ramah lingkungan, dan praktik pertanian berkelanjutan.

2.3.3 Pemerintah dan Badan Regulasi

Pemerintah memiliki peran dalam memberikan dukungan kebijakan dan anggaran untuk
penelitian pertanian dan pengembangan teknologi. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa
teknologi yang dikembangkan mematuhi regulasi dan standar keamanan pangan.

2.3.4 Industri Teknologi

Perusahaan teknologi pertanian, start-up, dan perusahaan perangkat keras dan lunak memiliki
potensi untuk mengembangkan solusi otomasi pertanian. Mereka dapat menghasilkan perangkat
keras dan perangkat lunak yang membantu petani dalam memantau dan mengelola pertanian
mereka.

8
2.3.5 Universitas dan Institusi Pendidikan

Universitas dan institusi pendidikan khususnya mahasiswa fakultas teknologi pertanian dan
program studi teknik mesin dapat menjadi pusat pengetahuan dan inovasi dalam pengembangan
teknologi pertanian. Mereka dapat melibatkan mahasiswa dalam penelitian pertanian dan
menghasilkan ide-ide baru.

2.3.6 Masyarakat dan Konsumen

Keterlibatan masyarakat dan konsumen penting dalam memahami preferensi konsumen,


permintaan pasar, dan memberikan umpan balik tentang kebutuhan mereka terkait pangan.

2.3.7 Investor dan Pendana

Pihak-pihak yang menyediakan pendanaan dan investasi untuk pengembangan sistem teknologi
pangan juga perlu dilibatkan untuk memastikan sumber daya yang cukup tersedia.

2.3.8 Ahli Teknologi

Ahli teknologi seperti insinyur perangkat lunak, pengembang aplikasi, dan pakar dalam bidang
teknologi informasi harus dilibatkan dalam pembuatan sistem teknologi pangan. Mereka
bertanggung jawab merancang, mengembangkan, dan memelihara sistem tersebut.

2.4 Langkah-Langkah Strategis dan Timeline

Untuk mengintensifikasi produktivitas pertanian diperlukan langkah langkah yang tepat sebagai
berikut :

2.4.1 Persiapan Awal (Tahun 1-2)


1. Identifikasi wilayah dengan potensi produktivitas pertanian yang tinggi.
2. Berikan pelatihan kepada petani tentang praktik modern seperti penggunaan teknologi modern
dalam pertanian.

2.4.2 Penerapan Intensifikasi (Tahun 3-5)


1. Dorong petani untuk menggunaan teknologi pertanian modern seperti penggunaan otomasi
pertanian yang berbasis sensor
2. Diversifikasi tanaman untuk mengurangi risiko kegagalan panen dan berikan insentif untuk
tanaman yang diperlukan.
3. Tingkatkan efisiensi penggunaan dan pengelolaan air untuk pertanian.

2.4.3 Kebijakan dan Kelembagaan (Tahun 6-8)


1. Tinjau kebijakan pertanian dan perbaiki regulasi yang menghambat pertumbuhan dan
intensifikasi sektor pertanian.
2. Perkuat lembaga-lembaga pertanian dan pasar pertanian yang mendukung distribusi dan
pemasaran hasil pertanian
2.4.4 Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan (Tahun 9-10)
1. Pantau dan evaluasi hasil program intensifikasi serta lakukan penyesuaian yang dibutuhkan.
2. Terus investasi dalam penelitian dan inovasi.

9
3. Dorong pertanian berkelanjutan dengan cara mengintegrasikan praktik-praktik pertanian yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan.
2.4.5 Secara Berkelanjutan (Tahun 11-seterusnya)
1. Bangun kemitraan dengan sektor swasta, LSM, dan lembaga internasional.
2. Perluas program intensifikasi ke seluruh wilayah di Indonesia dan tingkatkan kualitas
produksi.
3. Edukasi masyarakat mengenai pentingnya pertanian dalam menjaga ketahanan pangan
nasional.

BAB III. KESIMPULAN

3.1 Gagasan yang Diajukan

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan dari berbagai data yang telah kami
kumpulkan, kami membuat gagasaan yaitu Agriculture Semi-Automatic Intensification System
(ASAIS), ASAIS merupakan sebuah sistem intensifikasi lahan pertanian semi otomat, sistem ini
dirancang untuk mengintensifikasi lahan atau dalam kata lain meningkatkan produktivitas lahan
pertanian, namun tetap mempertahankan sisi efisiensi tenaga dan waktu. Secara garis besar ASAIS
digunakan untuk membantu petani dalam mengolah lahan pertanian dengan efektif serta efisien,
namun ASAIS tidak akan menghilangkan sumber daya manusia, karena ASAIS memiliki konsep semi
otomatis, dimana petani tetap melakukan intervensi terhadap system ini, namun tidak sebanyak ketika
menggunakan metode konvensional.

Sistem kami terbagi dalam beberapa komponen yang memiliki fungsi yang berbeda, subsistem
pertama ialah system watering sensors, subsistem ini berfungsi untuk mendeteksi serta mengawasin
kadar air yang terkandung di dalam lahan pertanian, apakah lahan tersebut terlalu basah atau terlalu
kering, watering sensors dapat mengurangi sertah menambahkan kadar air ke dalam lahan pertanian
sesuai kadar air yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan lahan pertanian. Subsistem kedua
ialah seeding sensor, subsistem ini berfungsi untuk membantu petani dalam proses pembibitan pada
lahan pertanian, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan tenaga yang besar untuk menabur bibit
atau benih pada lahan pertanian. Subsistem ketiga ialah anti-pest sensors, subsistem ini berfungsi
untuk mendeteksi serta menghalau datangnya hama maupun serangga yang akan mengancam
keberlangsungan pertanian, subsistem ini juga berfungsi agar hasil panen memiliki kualitas yang
mumpuni karena tidak terganggu oleh hama, subsistem ini nantinya dapat menyemprotkan pestisida
alami secara otomatis jika mendeteksi adanya hama.Subsistem keempat ialah fertilizer sensors,
system ini berfungsi untuk memberikan pupuk secara berkala sesuai dengan jadwal yang suda
diprogramkan oleh petani, dan subsistem yang terakhir ialah harvesting system, system ini berfungsi
untuk membantu petani dalam mengumpulkan hasil panen, system ini akan mengambil hasil panen
yang sudah siap panen lalu mengumpulkannya pada suatu tempat agar petani dapat langsung
memobilisasi hasil panen ke tempat selanjutnya dengan efisien.

3.2 Cara dan Durasi Waktu Untuk Merealisasikan Gagasan


Merealisasikan gagasan futuristik mengenai intensifikasi pertanian untuk menjaga ketahanan pangan
nasional membutuhkan perencanaan yang matang, kerjasama antara pemerintah, ilmuwan, petani,
dan sektor swasta, serta penerapan teknologi modern. Berikut adalah langkah-langkah dan
pertimbangan yang perlu dipertimbangkan. Investigasi Teknologi Baru, dukungan penuh terhadap
10
penelitian dalam bidang pertanian, termasuk pengembangan varietas tanaman unggul yang tahan
terhadap penyakit dan perubahan iklim. Teknologi Digital dan Kecerdasan Buatan, pemanfaatan
sensor, big data, kecerdasan buatan, dan teknologi IoT untuk memantau pertumbuhan tanaman,
pemupukan, dan pengairan secara otomatis. Sistem Hidroponik dan Vertikultur, mengoptimalkan
lahan yang terbatas dengan teknik pertanian tanpa tanah, yang memungkinkan produksi tanaman
dalam ruang terbatas. Peningkatan Infrastruktur, pengembangan sistem irigasi modern untuk
mengoptimalkan penggunaan air dan mencegah pemborosan. Akses ke Pasar, membangun
infrastruktur transportasi yang baik untuk memastikan hasil pertanian dapat cepat sampai ke pasar
dan konsumen. Pendidikan dan Pelatihan, memberikan pelatihan kepada petani tentang praktik
pertanian terkini dan penggunaan teknologi baru. Pendidikan Pertanian, meningkatkan pendidikan di
bidang pertanian untuk memastikan generasi mendatang memiliki pengetahuan yang cukup.
Pembiayaan dan Subsidi, memberikan subsidi untuk pupuk dan benih berkualitas untuk petani agar
mereka dapat memperoleh input pertanian dengan harga terjangkau. Pembiayaan Riset, pembiayaan
penelitian dan inovasi di bidang pertanian melalui dana pemerintah dan kemitraan publik-swasta.
Waktu yang diperlukan untuk merealisasikan gagasan futuristik ini dapat bervariasi tergantung pada
sejumlah faktor, termasuk tingkat dukungan pemerintah, tingkat investasi, dan tingkat adopsi
teknologi oleh masyarakat pertanian. Rencana jangka panjang yang terarah, yang melibatkan pihak-
pihak terkait dan memperhitungkan perubahan kondisi iklim serta teknologi, harus disusun.
Implementasi langkah-langkah ini bisa memakan waktu bertahun-tahun bahkan dekade, tetapi
manfaat jangka panjangnya sangat besar, yaitu ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan dan
aman.

3.3 Prediksi Dampak Gagasan Bagi Masyarakat atau Bangsa

3.3.1 Mencegah Stunting


Masalah stunting adalah salah satu masalah serius yang dihadapi Indonesia, penyebabnya bermacam-
macam. Sebab itu kami menawarkan solusi untuk mencegah stunting dengan menciptakan sistem
yang bisa menurunkan angka stunting di Indonesia.
Dengan terciptanya ketahanan pangan yang tercukupi, maka kebutuhan pangan anak-anak Indonesia
akan tercukupi salah satunya adalah mencegah stunting. stunting dapat menyebabkan terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya serta gangguan metabolisme
pada tubuh. Oleh karena itu, pencegahan terhadap stunting harus dilakukan untuk generasi penerus
kita.

3.3.2 Memaksimalkan Fungsi Petani


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per Agustus 2022. Per Agustus 2022 dari 135,3 juta penduduk
yang bekerja, 29,96% persennya bekerja di sektor pertanian. Berarti berdasarkan angka tersebut kita
bisa simpulkan bahwa jumlah petani negara kita mencapai 40,64 juta orang. Tapi angka ini menurun
setiap tahunnya. Dengan sistem yang kami tawarkan mungkin angkanya akan tetap menurun, akan
tetapi kami akan memaksimalkan Fungsi Petani yang melek dengan tekonologi, Agriculture Semi-
Automatic Intensification System (ASAIS), petani tidak hanya bekerja di ladang atau sawah dan
ketahana pangan nasional akan terjaga.

3.3.3 Meratanya Distribusi Pangan


Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau juga disebut National Food Agency (NFA) membeberkan
beberapa persoalan di Indonesia yang bisa memicu terjadinya krisis pangan. Salah satunya adalah
tidak meratanya distribusi bahan pangan di berbagai wilayah di Indonesia. Kami mendapati salah
satunya penyebabnya adalah Proses distribusi yang panjang merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan ketidakstabilan pangan. Penyebab hal ini pengawasan negara yang belum optimal.

11
DAFTAR PUSTAKA
Putratama, R. 2023. Bumi Semakin Panas, BMKG : Ancaman Krisis Pangan Bukan Isapan Jempol.
URL: https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=bumi-semakin-panas-bmkg-ancaman-krisis-pangan-
bukan-isapan-jempol&tag=press-release&lang=ID. Diakses tanggal 25 September 2023.

Agus Pransuamitra, P. 2023. Ketahanan Pangan RI di Bawah Rata-Rata Dunia, Begini Faktanya.
URL:
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230516074542-128-437635/ketahanan-pangan-ri-di-
bawah-rata-rata-dunia-begini-faktanya. Diakses tanggal 25 September 2023.

Fagi, A. 2013. Ketahanan Pangan Indonesia Dalam Ancaman. URL:


https://www.neliti.com/id/publications/57474/ketahanan-pangan-indonesia-dalam-ancaman. Diakses
tanggal 25 September 2023.

Rusdiana, S, Maesya, S. 2016. Journal Trunojoyo. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN


KEBUTUHAN PANGAN DI INDONESIA. 6(1).

Pardosi, I, Damayanti, E, Anggraini, D, Sumedi,P. 2020. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


BERKAITAN DENGAN PRODUKSI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL DAN PEREMPUAN.
URL: http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/dampak-perubahan-iklim-berkaitan-dengan-produksi-
pengolahan-pangan-lokal-dan-perempuan. Diakses tanggal 25 September 2023.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


A. Identitas Diri
1. Ketua
1 Nama Lengkap Luthfi Naufal Handoko
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 235010100111155
5 Tempat dan Tanggal Lahir Banyuwangi, 3 September 2003
6 Alamat Email luthfinaufal@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/Hp +62 812-3556-4096

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
12
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM-GFT.

Malang, 29 September 2023

Ketua

Luthfi Naufal Handoko

2. Anggota
1 Nama Lengkap Geraldo Jeremy Pardamean
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 235010100111137
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 30 Agustus 2005
6 Alamat Email geraldojeremy@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/Hp +62 812-7021-7907

3. Anggota
1 Nama Lengkap Abdullah Azzam
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 235010107111025
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 23 Mei 2005
6 Alamat Email aazzam2305@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/Hp +62 859-6417-8345

4. Anggota
1 Nama Lengkap Raisa Nada Subagdja
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 235010107111150
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung,19 April 2005
6 Alamat Email nadaraisa121@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/Hp +62 877-7328-8682

13
5. SPV 1
1 Nama Lengkap Aulian Martiza Avra
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 225010107111147
5 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 09 April 2003
6 Alamat Email aulianmartiza@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/Hp 081327798929

Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


Status dalam Waktu dan
No Jenis Kegiatan
Kegiatan Tempat
Forum Mahasiswa Hukum Peduli Keadilan Fakultas
1 Staff Advokasi 2023, FH UB
Hukum Universitas Brawijaya
Volunteer Semua Bisa Belajar dengan tema "Literasi 2023, DI
2 Tentor
Asik, Kreasi Menarik" Yogyakarta
Dewan Perwakilan Mahasiswa Republik Demokrasi Staff Ahli
3 2023, FH UB
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Komisi 2
Media Youth
4 Overseas Indonesian Student’ Association Alliance 2023, Indonesia
14
2023,
5 UNCTAD YSI Summer School 2023 Delegate
Switzerland

Penghargaan yang Pernah Diterima


No
Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
.
Udayana Education Festival 2023
1 1st Runner-Up Lomba Karya Tulis Ilmiah 2023
Universitas Udayana
Justicia Entrepreneur Project 2022
2 1st Runner-Up Lomba Business Plan 2022
Universitas Brawijaya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM-GFT.

Malang, 29 September 2023


SPV

(Aulian Martiza Avra)

6. SPV 2
1 Nama Lengkap Ivan Imam Efendi
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 225010100111083
14
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro, 26 Agustus 2002
6 Alamat E-mail ivanimam@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 08883573514

Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 PKM MABA FH UB Koordinator Supervisor 2023, FH UB
2 Constitutional Law Festival Staff Media & Informasi 2023, FH UB
3 FKPH Mengajar Tentor 2023, SMPN 1 Dau

Penghargaan yang Pernah Diterima


Pihak Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Juara Favorit PKM GFT LP2PKM Universitas Brawijaya 2023
2 Staff of The Month FKPH FH UB 2023
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM-GFT.

Malang, 29 September 2023


SPV

(Ivan Imam Efendi)

Lampiran 3. Kontribusi ketua, anggota, dan dosen pendamping

No Nama Posisi Penulis Bidang Ilmu Kontribusi


1 Luthfi Naufal Handoko Penulis Kedua Ilmu Hukum Mencari
gagasan,
merangkai bab
2 dan 3
2 Geraldo Jeremy Penulis Ilmu Hukum Mencari
Pardamean Pertama gagasan,
merangkai bab

15
1 dan 2,
menyusun
proposal
3 Abdullah Azzam Penulis Ketiga Ilmu Hukum Mencari
gagasan,
merangkai bab
2 dan 3
4 Raisa Nada Subagdja Penulis Ilmu Hukum Mencari
Keempat gagasan,
merangkai bab
1 dan 3,
menyusun
power point
5 AGIS ARDHIANSYAH, Penulis Ilmu Hukum Pengarah dan
S.H, LL.M. Terakhir desain kegiatan
NIP.19840313200912100 serta
1 penyelaras
akhir
manuskrip

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama Ketua Tim Lutfhi Naufal Handoko
Nomor Induk 235010100111155
Mahasiswa
Program Studi Ilmu Hukum
Nama Dosen AGIS ARDHIANSYAH, S.H, LL.M.
Pendamping
Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GFT saya dengan judul ASAIS:
INTENSIFIKASI PERTANIAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS DAN KEBERLANJUTAN PERTANIANN DALAM
MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2023 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya yang
sudah diterima ke kas negara.

16
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Malang, 29 September 2023

Ketua Tim Pelaksana

Luthfi Naufal Handoko

(235010100111155)

17

Anda mungkin juga menyukai